Prolog
Aku selalu yakin pada semua yang kulakukan ataupun kurasakan. Seperti saat memutuskan untuk berhenti bekerja dan mengejar mimpiku sebagai penjual mimpi. Iya, aku seorang penulis.
5 tahun yang lalu aku memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanku sebagai seorang lawyer dan memilih jalan menjual mimpi lewat kata-kata. Bukan seperti John Grisham dengan novel penuh dengan intrik dan misteri, tulisanku penuh dengan gombalan bucin dan mimpi-mimpi yang disukai kaum hawa.
Aku yakin dengan keputusanku saat itu, karena setiap kali aku menuangkan ide kedalam tulisan membuatku merasa lebih hidup. Membuatku yakin melepas karir yang mulai stabil itu.
Seperti halnya saat aku memutuskan untuk tidak menikah sama sekali. Bukan karena tidak tertarik dengan kaum hawa ataupun trauma karena pernah mengalami pelecehan seksual. Juga bukan karena patah hati yang meluluh lantakkan hati dan membuatku mati rasa. Big NO.
Aku tidak berniat atau bahkan tidak ada keinginan untuk menikah, karena buatku menikah itu merupakan investasi beresiko tinggi. Jadi aku memutuskan untuk tidak terjun dan menyelami bentuk kerjasama seperti itu.
Bayangkan saja, kita mempertaruhkan segalanya dalam ikatan kerja sama yang berlangsung seumur hidup. Lebih panjang ketimbang cicilan KPR, kan!
Seumur hidup, man! Sepanjang kita masih bisa menikmati oksigen pemberian Tuhan, sepanjang itulah ikatan kerjasama itu berjalan.
Alasan itu sudah cukup bagiku untuk tidak mencoba-coba berinvestasi dalam pernikahan.
Tetapi semua itu berubah saat bertemu dengannya. Dia datang bagai badai topan kategori 5. Memporak porandakan semua isi kepala dan hati. Meninggalkan puing-puing yang harus disusun ulang.
Saat pertama bertemu, berbagai pertanyaan selalu saja dia lontarkan. Dia selalu bisa menemukan bahan pertanyaan dan dari semua pertanyaan itu aku bisa melihat bahwa si centil yang gaya berpakaiannya 11 12 dengan ibunya ini cerdas.
Gadis yang sempat membuatku jengah ini ternyata berhasil membuat isi kepalaku hancur berantakan. Otakku penuh dengan bayangan bibir ranumnya. Senyumnya yang menawan dan kerling jahil yang muncul setiap kali dia menanyakan sesuatu. Hebatnya gadis itu, setiap pertanyaan yang dilontarkan membuatku menjadi melihat sesuatu dari sisi yang berbeda.
"Sialan! Kenapa sekarang aku jadi membayangkan mencium bibir gadis itu! Double sialan!" Erangku.
Haaaaiii ... ada yang bisa nebak cerita siapa kali ini. 😁😁
Nggak bisa janji rajin update, tapi diusahakan rajin. Yang nunggu Mas Eky ... sabar ya ✌️✌️
Hope you all doing great.
Love ya
😘😘😘
Shofie
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top