2 | terwijl ik avocado toast maakte, hielp hope me niet eens!
2 | terwijl ik avocado toast maakte, hielp hope me niet eens!
"What's so distracting?" Hope mencegat Aaliyah di pinggir jalan dengan senyum yang terasa janggal. Kemudian ganti menyipitkan mata ke belakang sahabatnya, ke arah rumah yang sejenak tadi menyita perhatian. "Do we have hot Dutch neighbors?"
'We' lebih tepatnya adalah 'Aaliyah', karena hanya Aaliyah yang tinggal di sini. Hanya Aaliyah yang masuk ke UvA. Sedangkan Hope memilih Utrecht, dan sudah mendapat tempat tinggal di dekat kampusnya.
Tapi jelas, mantan roommate Aaliyah saat boarding school itu akan sering kemari—setidaknya hingga kuliah masuk bulan September nanti—karena belum punya teman akrab yang lain.
Selain itu, hanya Hope yang punya mobil di antara mereka berdua, sehingga mau tak mau cewek itu harus menjemput kemari jika ingin merealisasi rencana mereka untuk sering-sering berkeliling Belanda, mengikuti ke manapun Jong Utrecht pergi bertandang.
"Don't worry, it's not Tatum Hayes hot, so you won't have a headache choosing." Aaliyah memberitahu, lantas memarkir sepedanya.
Hope terkekeh mendengar Tatum disebut-sebut. "I mean ... not for me, but for another girl who is single and miserable."
Cewek itu gerak cepat membantu mengeluarkan tas belanjaan dari keranjang.
Aaliyah mengabaikan ucapan tidak penting temannya tadi, memastikan gembok sepeda terpasang dengan benar, lalu mengambil alih satu tas di tangan Hope dan mengajaknya menaiki undak-undakan untuk segera masuk ke dalam.
"We'll have dinner at home before heading out, okay?" Aaliyah berkata sambil berjalan. Memastikan Hope tidak lupa jika mereka bertekad untuk sesering mungkin mengonsumsi makanan rumahan, membuktikan ke keluarga masing-masing kalau mereka akan tetap disiplin menjaga kesehatan meski tanpa dietitian.
Hope membuat tanda 'oke' dengan tangan, mengikuti langkah Aaliyah masuk elevator menuju ke lantai dua. Kemudian masuk ke unit dan menuju dapur.
Meletakkan tas di tangannya ke kitchen island, Hope lalu mencari CCTV di sudut dapur, mengulas senyum lebar dan melambaikan tangan ke sana—tahu betul keluarga Aaliyah gemar memantau pergerakan anak dan cucu kesayangan mereka. "Eyang, are you watching? We'll cook the healthiest meal possible, then go for a walk and be back home before midnight. I'll take care of this little girl, so don't worry about her, alright?"
"They're not watching. It's 23.00 in Jakarta." Aaliyah mendesah pelan, menghentikan temannya sebelum reportase singkat tadi berkembang menjadi satu episode.
***
Pagi-pagi Aaliyah mematung di depan wastafel kamar mandi cukup lama.
What's on the agenda today—again?
Ah, ya. Hope ingin berkendara sedikit lebih jauh lagi, melanjutkan yang tadi malam.
Cewek itu memang punya ambisi untuk melakukan road trip keliling negara-negara Schengen. Tapi untuk sementara, cukup Belanda dulu.
Hari ini rencananya mereka akan ke Rotterdam, lanjut bermalam di Eindhoven.
Sebelum berangkat, tentu dia dan Hope perlu mengganjal perut dulu.
Tidak mau diteriaki karena terlalu lama di kamar mandi, Aaliyah segera menggosok gigi dan cuci muka, dalam hati menimbang-nimbang menu apa yang bisa dibuat dengan cepat dan mudah.
Saat dia keluar kamar beberapa menit kemudian, anehnya Hope tidak terlihat di manapun.
"I'll make scrambled eggs on toast. Can you make some orange juice for us?" Aaliyah berseru agak keras, siapa tau Hope ketiduran lagi, entah di sudut mana.
Aaliyah mengambil beberapa tangkup roti dan memasukkannya ke toaster. Kemudian meraih pan dan mengambil beberapa butir telur.
Baru juga dia menyalakan kompor, Hope muncul dari pintu balkon. Ternyata sudah mandi dan berpakaian rapi.
"What? Come quickly and help me." Aaliyah melotot saat melihat temannya malah bengong.
"What's wrong with you? We've eaten a lot." Sebaliknya, Hope membalas dengan tampang disgusted. "You're kidding, right? C'mon, gurl. I've done getting ready, and you haven't even showered yet?"
Ucapan Hope membuat Aaliyah mematung sekian detik, dengan ragu mencoba merasa-rasakan apakah dia betulan merasa lapar atau tidak. Kemudian, dia refleks meraba-raba kantong kemeja piyama dan celananya, mencari-cari keberadaan ponsel di sana.
Agak linglung, dia mematikan kompor dan begitu saja meninggalkan barang-barang yang sudah dia keluarkan di kitchen island, kembali berjalan menuju kamar.
Tapi ponselnya tidak terlihat di mana pun.
Agak berkeringat, Aaliyah menoleh ke Hope yang mengikuti gerak-geriknya dengan kening mengernyit.
"Did you happen to see my phone?" tanya Aaliyah dengan mulut kelu.
Hope menghela napas panjang. "Didn't I tell you that your battery was low and you wanted me to charge it?"
Sebelum diminta, Hope keluar dari kamar Aaliyah, mengambilkan benda itu dari ruang tamu.
Aaliyah menerimanya, langsung membuka jurnal hari ini. Dan seketika perutnya bergejolak tatkala menemukan '09.00-Terwijl ik snel avocado toast voor ontbijt maakte, heeft Hope me niet eens geholpen!'—'09.00-Making quick avocado toast for breakfast, Hope didn't even help me!'—sudah tercantum di baris teratas.
#bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top