Bab 6

= = SELAMAT MEMBACA = =

••••

Suara piano yang ditekan asal-asalan menjadi teman Natalia yang tengah fokus menuntaskan pekerjaannya. Sesekali matanya berpaling ke arah piano, mengawasi seseorang yang tampak girang memainkan pianonya walau tidak tahu sama sekali soal notasi. Tetapi, apa yang orang itu lakukan selalu berhasil mengundang senyum Natalia.

Telinganya kemudian mendengar suara bel apartemennya yang dibunyikan. Ia memang meminta Janet untuk datang ke apartemennya malam ini. Ada yang perlu ia bahas dengan asistennya tersebut. Mungkin saja Janet yang barusan menekan bel apartemennya.

Natalia sempat meregangkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum berjalan menuju pintu utama. Entah sudah berapa lama ia duduk di depan laptop. Badannya terasa sedikit pegal.

Namun, saat melihat sosok yang sedang berdiri di hadapannya, itu bukanlah Janet, melainkan Jacob Thompson. Seketika Natalia menyesal tidak mengecek tamunya lewat door viewer terlebih dahulu. Kalau tahu Jacob yang datang, tentu saja ia tidak akan membukakan pintu apartemennya. Pria tua itu sangat berisik dan menyebalkan.

“Ada apa?” tanya Natalia dengan malas sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Jacob Thompson menunjukkan senyum yang begitu lebar, yang sialnya selalu terlihat menjengkelkan di mata Natalia. “Tentu saja aku ingin melihat cucuku.”

Setelah mengutarakan maksud kedatangannya, Jacob langsung menerobos masuk tanpa repot-repot meminta izin Natalia. Pria tua itu sudah biasa menyerobot apartemen Natalia selama bertahun-tahun lamanya. Jadi, Natalia pun sebenarnya sudah biasa dengan hal itu. Hanya saja, ia tetap tidak bisa menampik rasa dongkolnya.

“Cali! Di mana kau, Sayang?”

Natalia mendengkus kesal mendengar teriakan Jacob begitu pria itu berada di dalam. Dengan bahu yang meluruh lemah dan ekspresi yang ditekuk cemberut, Natalia menutup pintu apartemennya lantas segera menyusul Jacob.

Grandpa!”

Teriakan Jacob dibalas oleh teriakan lainnya, membuat apartemen Natalia seketika menjadi ramai. Lalu, disusul oleh suara tawa anak kecil yang terdengar sangat gembira.

Tak ayal, pemandangan yang terpampang di depan matanya membuat ekspresi Natalia berganti dengan cepat. Kedua matanya tampak berseri-seri dengan bibir yang menampilkan senyum sumringah.

Ya, yang tengah berbincang riang dengan Jacob saat ini adalah anaknya. Gadis kecil itu ia beri nama California, atau biasa dipanggil Cali. Jacob juga sudah mengenal Cali sejak gadis kecil itu lahir ke dunia. Tak mengherankan jika mereka sangat akrab. Apalagi Jacob terlalu sering memanjakan Cali. Membelikan apa pun yang gadis kecil itu inginkan.

“Bagaimana dengan pianonya? Kau suka, bukan?” tanya Jacob yang tengah memangku Cali.

Cali mengangguk senang sambil menarik-narik kumis tipis Jacob.

Beberapa hari yang lalu, Jacob tiba-tiba datang dengan membawa grand piano hanya karena sering melihat Cali memainkan piano mainan miliknya. Pria tua itu memang sedikit tidak waras.

“Seharusnya kau tidak perlu membelikan Cali piano, Jacob. Di sini juga tidak ada yang bisa memainkannya,” timpal Natalia yang kemudian bergegas ke dapur untuk membuatkan Jacob minuman.

Kendati Natalia selalu merasa jengkel tiap kali bertemu Jacob, nyatanya ia juga senang dengan kehadirannya. Jacob seolah menjadi pembawa angin segar dalam kehidupannya. Cali pun selalu menanti-nanti kehadirannya. Maka dari itu, ia tidak mungkin menyingkirkan pria tua itu dari hidupnya. Jacob sudah begitu berjasa baginya.

Natalia menghidangkan minuman hangat untuk Jacob. Pria itu tampaknya masih sibuk bermain bersama Cali. Bertepatan dengan itu pula bel apartemennya kembali berbunyi. Mungkin kali ini benar-benar Janet.

Sialnya, tebakannya kembali meleset. Sosok yang kini berada dalam penglihatannya adalah Dante. Kehadiran pria itu membuat Natalia mendadak membeku di tempatnya.

Pasalnya, sejak kejadian di studio Thomps Media sekitar tiga hari yang lalu, Natalia tak lagi menemukan Dante berada di dekatnya. Pria itu sempat menghilang. Lalu, tiba-tiba Dante muncul kembali saat ini, dengan tampilan yang terlihat berantakan dan kacau. Tetapi kenapa?

••••

Hati Dante benar-benar remuk saat menerima informasi bahwa Natalia telah memiliki anak, tetapi lebih hancur lagi ketika mengetahui bahwa anak itu kemungkinan besar merupakan darah dagingnya.

Hanya butuh waktu dua hari bagi Dante untuk mendapatkan data-data tentang anak Natalia, yang ia ketahui bernama California. Umurnya saat ini sudah menginjak lima tahun. Dan bila ditelisik lebih lanjut, Natalia kemungkinan hamil saat mereka masih bersama. Jadi, tak salah bukan bila Dante menebak jika Calfornia adalah anaknya?

Apalagi setelah mengamati foto-fotonya yang berhasil ditemukan oleh Negan, Dante seperti melihat dirinya di dalam gadis kecil itu. Warna mata mereka bahkan memiliki kesamaan.

Seharusnya Dante sudah bisa menemui Natalia sejak kemarin dan meminta penjelasan wanita itu secepatnya, tetapi setelah menemukan fakta tentang California, ia seperti kehilangan semangat hidupnya. Perasaannya menjadi kacau, tercerai-berai tak berarah.

Kalau California benar anaknya, Dante tak tahu harus dengan cara apa ia meminta maaf kepada Natalia. Benaknya membayangkan betapa susahnya Natalia selama mengandung California tanpa kehadirannya sama sekali.

Namun, yang ia sayangkan, jika benar California adalah anaknya, kenapa Natalia tak pernah memberi tahu tentang hal itu padanya? Padahal, mereka sudah bertemu sejak satu minggu belakangan. Hal itu benar-benar membuat hatinya hancur.

Dan di sinilah Dante sekarang, di depan apartemen Natalia dengan kondisi yang begitu kacau. Dante bahkan membolos ke kantor dan menghabiskan harinya hanya dengan alkohol. Semata-mata untuk menjernihkan pikirannya yang campur aduk.

“Dia ... dia anakku, kan?”

Basa-basi bukanlah gayanya. Oleh sebab itu, begitu Natalia membukakan pintu untuknya, pertanyaan itu langsung terlontar dari mulutnya.

Dante bisa melihat raut keterkejutan di wajah Natalia, tetapi lagi-lagi wanita itu berusaha untuk menyembunyikannya.

“Apa yang kau bicarakan?” hardik Natalia.

Dante tersenyum kecut. “Sampai kapan kau akan menyembunyikannya dariku, Nat? Aku tahu California adalah anakku.”

Kedua mata Natalia membulat, sepertinya kaget karena Dante mengetahui nama anaknya.

“Apa kau tega membiarkan California hidup tanpa tahu siapa Ayahnya?” Dante kembali bertanya, tak memberi cela pada Natalia untuk buka suara.

“Dia bukan anakmu!” teriak Natalia dengan emosi yang menguasai dirinya. Kedua matanya bahkan sudah memerah menahan tangis.

“Dia anakmu, Dante.”

Suara itu milik Jacob Thompson. Pria itu tiba-tiba saja hadir di antara mereka, dengan Cali yang menggandeng tangannya dan menatap Dante takut-takut. Gadis kecil itu bahkan bersembunyi di balik tubuh Jacob.

“Jacob, please, jangan ikut campur.” Suara Natalia bergetar. Air matanya sudah jatuh bercucuran.

Sementara Dante langsung memfokuskan pandangannya pada Cali, menatap gadis kecil itu dengan haru. Dilihat langsung seperti ini, Cali memang sangat mirip dengannya saat masih kecil dulu. Apalagi hatinya terasa sejuk ketika bertemu dengannya. Dante semakin yakin jika Cali memang anaknya.

“Jangan egois, Nat. Kau tidak bisa membiarkan Cali tidak mengetahui siapa Ayahnya,” ucap Jacob dengan nada bijaknya. Ia lalu menunduk menatap Cali, mengelus rambut cucunya dengan perhatian. “Sayang, Grandpa sudah berjanji untuk mempertemukanmu dengan Ayahmu, bukan? Dan pria yang ada di sana, dia adalah Ayahmu.” Jacob menunjuk Dante dan membuat pandangan Cali otomatis berputar ke arah Dante.

Daddy?” Cali memiringkan kepalanya saat menatap Dante. Wajahnya begitu polos, tak memahami situasi yang sedang terjadi saat ini.

“Hey.” Dante bergerak mendekati Cali. Kedua matanya tampak berkaca-kaca saat ia berjongkok di hadapan Cali, merangkum wajah gadis kecil itu dengan tangannya yang gemetar. “Ini Daddy,” lirihnya kemudian dan langsung memeluk Cali seraya menumpahkan tangisnya di sana.

Sementara Natalia tampak menutup mulutnya, menahan isakan yang keluar sambil membuang mukanya, menghindari menatap Dante yang tengah memeluk Cali.

••••

Kalo aku double update lagi, kalian nggak bakal mabok kan ya? Wkwk

20 Juni, 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top