Bab 5
DOUBLE UPDATE! POKOKNYA RAMEIN KOLOM KOMENTAR YAK😝😝
••••
Daniel Espinosa. Pria berdarah Spanyol itu adalah tunangan Natalia. Dalam dua hari ini, Dante sudah berhasil mengantongi informasi mengenai Daniel. Mudah baginya bila ingin memperoleh informasi tentang seseorang. Negan yang merupakan asistennya sangat cekatan dalam hal itu. Ia tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan apa yang ia mau.
Tunangan Natalia hanya seorang celebrity chef dengan beberapa restoran sebagai usahanya. Tidak sebanding dengan Dante yang lebih unggul dari segi apa pun. Untuk itu, saat tahu siapa yang akan menjadi saingannya, ia hanya tersenyum mencemooh.
Seorang Daniel Espinosa tidak akan membuat kepercayaan dirinya merosot begitu saja. Ia malah semakin yakin jika Natalia pada akhirnya akan kembali padanya. Hanya tinggal menunggu sampai waktunya tiba.
Saat sedang meneliti lebih lanjut data-data tentang Daniel Espinosa, pintu ruangannya diketuk. Tampak kepala Negan menyembul setelahnya. Asistennya itu memang tidak memerlukan izinnya ketika hendak memasuki ruangannya. Negan hanya perlu mengetuk sekali. Dan hal itu tentu saja hanya berlaku untuk Negan seorang.
“Apa ada yang penting?” tanya Dante yang berpaling menatap Negan.
Dalam urusan bisnis, Dante bukan tipe orang yang terlalu kaku. Ia bahkan lebih sering tersenyum ketimbang menampilkan wajah datarnya untuk mengintimidasi lawan bicaranya. Walau senyum yang ditunjukkan cenderung senyum yang bermakna celaan. Tetapi hal itu sangat efektif untuk membuat lawan bicaranya merasa tertekan.
Negan berjalan menghampiri Dante, berdiri di depan meja pria itu sebelum menyampaikan maksud kedatangannya.
“Ada seseorang yang ingin menemui Anda. Ini berhubungan dengan Nona Dixon. Karena yang aku ingat, wanita itu adalah asisten pribadi Nona Dixon.”
Dante mengernyitkan keningnya, merasa terheran-heran kenapa asisten pribadi Natalia mendatanginya seperti ini. Namun, karena Dante menegaskan kepada asisten dan dua sekretarisnya untuk membiarkan siapa pun yang berhubungan dengan Natalia dibiarkan menemuinya tanpa perlu membuat janji lebih dulu, maka Dante langsung menyuruh Negan untuk membawa wanita itu kepadanya.
Hanya berselang sekitar satu menit setelah Negan izin keluar, seorang wanita yang pernah ditemuinya beberapa hari yang lalu masuk ke dalam ruangannya.
Pandangan Dante menelisik wanita itu dengan intens. Mengamati gerak-geriknya. Wanita itu berpakaian sangat minim, dengan rok yang hanya menutupi setengah pahanya saja. Belum lagi blouse-nya yang ketat dan menampakkan bongkahan dadanya yang seakan-akan ingin keluar dari tempatnya.
Melihat itu, kernyitan Dante kian dalam. Seingatnya, wanita berambut pirang itu tidak berpakaian seminim itu saat ia mendatangi kantor Natalia.
“Silakan duduk,” ucap Dante dengan suaranya yang terdengar datar. “Katakan apa yang kau inginkan. Langsung ke intinya karena aku tidak suka berbasa-basi.”
Wanita itu langsung menuruti ucapannya. Kali ini tampak sedikit gugup setelah mendengar ketegasan dalam suaranya. Dante memang tidak suka bertele-tele. Apalagi dengan orang asing seperti wanita yang kini duduk dengan canggung di hadapannya.
“Sebelumnya, perkenalkan namaku Janet. Aku—”
“Aku tidak peduli siapa dirimu. Katakan saja informasi yang ingin kau sampaikan yang berhubungan dengan Natalia,” potong Dante tanpa peduli sama sekali.
Dari pengamatannya, wanita bernama Janet itu bertambah gugup. Janet bahkan tidak berani menatap Dante secara langsung. Hanya melirik lewat bulu matanya saja.
“A-aku hanya ingin memberi tahu padamu agenda Nona Dixon selama satu minggu ini. Mu-mungkin dengan cara itu kau bisa sering menemuinya.”
Sebelah alis Dante terangkat, menatap Janet dengan wajah mencela sebelum dengkusan sinis keluar dari mulutnya.
“Hanya itu? Kau pikir aku tidak memiliki jadwal kegiatan Natalia? Hal itu bahkan sangat mudah untuk kudapatkan.”
Dante menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak mengerti dengan maksud kedatangan Janet. Sejak ayahnya tak lagi berusaha menutupi- nutupi soal Natalia, Dante memang gencar mengorek informasi apa pun tentang wanita itu. Termasuk agendanya sekalipun.
“Kalau hanya itu yang ingin kau sampaikan padaku, sebaiknya kau pergi sekarang juga. Aku tidak ingin menghabiskan waktuku untuk hal yang sia-sia,” kata Dante dengan nada pengusiran yang jelas.
Siapa pun itu, jika orang itu hanya datang kepadanya untuk hal yang tidak penting, maka Dante tak segan untuk mengusirnya. Kecuali orang-orang yang memang dekat dengannya.
“Tu-tunggu dulu.” Janet mencoba menahan Dante.
Hal itu tak pelak menimbulkan kejengkelan dalam diri Dante. Mau tak mau ia kembali memusatkan pandangannya pada Janet dan hendak menyuruhnya untuk segera keluar dari ruangannya, tetapi rupanya wanita itu sudah lebih dulu berbicara.
“Nona Dixon sudah memiliki seorang anak,” kata Janet.
Pernyataan itu membungkam mulut Dante. Yang tadinya ia ingin melakukan pengusiran secara paksa, kini tertahan di tenggorokannya. Informasi itu membuat dirinya kaget bukan main.
Negan belum memberikan informasi lengkap mengenai Natalia. Wajar bila ada beberapa hal yang tertinggal. Namun, fakta bahwa Natalia sudah memiliki anak, apa itu benar?
••••
Kabar mengejutkan yang Janet sampaikan berhasil memengaruhi Dante sedemikian besarnya. Segera ia menyuruh Negan untuk lebih fokus menyelidiki kejadian beberapa tahun yang lalu yang dialami Natalia. Ia ingin mencari tahu bagaimana rupa anak itu dan berapa umurnya saat ini.
Dante pun dengan cepat ingin segera bertemu Natalia, meminta penjelasan langsung pada wanita itu walaupun ia tahu hal itu akan sangat sulit untuk didapatkannya.
Sejak pertemuan mereka beberapa hari yang lalu, Dante tak pernah beristirahat sedikit pun untuk mengejar Natalia. Ia kerap menemui Natalia di mana pun wanita itu berada. Dari apa yang sudah ia lakukan, Natalia nyatanya masih menjaga jarak darinya. Menghindari dirinya sebisa mungkin.
Untuk kali ini, Dante tak perlu memerintah Negan untuk melacak di mana keberadaan Natalia. Sebab, wanita itu sedang berada di kantornya saat ini untuk melakukan wawancara yang sempat tertunda.
Natalia sendiri yang menawarkan untuk melangsungkan wawancara di kantor pusat Thomps Media. Mungkin karena sedang berada di sini, Janet jadi bisa menemuinya di jam bekerja seperti ini.
Kendati cukup kesal dengan Janet, Dante sepertinya perlu berterima kasih kepada wanita berambut pirang itu karena sudah memberikan informasi penting yang belum sempat ia telusuri.
Langkah Dante kelihatan terburu-buru, berjalan melewati jembatan penghubung yang akan membawanya menuju kantor pusat Thomps Media yang berada di gedung sebelah.
Setelah melihat studio yang dijadikan sebagai tempat untuk mewawancarai Natalia, ia masuk begitu saja ke dalam. Untunglah wawancara sudah selesai dilakukan. Kamera sudah mati dan Natalia tengah berbincang santai dengan para kru.
“Aku ingin berbicara berdua dengan Nona Dixon. Jadi, kalian bisa keluar sekarang juga,” perintah Dante dengan suaranya yang cukup keras.
Semua orang yang sebelumnya tak menyadari kehadirannya langsung menoleh ke arahnya, menyapa Dante dengan sopan dan langsung mengikuti perintahnya dengan cepat. Hingga pada akhirnya Dante hanya berdua bersama Natalia dalam studio yang cukup luas ini.
“Apa lagi, Dante?” tanya Natalia dengan lelah setelah melihat semua kru menghilang dari pandangannya. “Dan kenapa kau masih suka berbuat sesuka hatimu? Kau benar-benar egois.”
Dante tidak menanggapi protes Natalia walau ia dapat melihat secara gamblang jika Natalia mulai muak dengan kegigihannya beberapa hari ini. Ia lantas berjalan menghampiri wanita itu dan langsung memegang kedua pundaknya begitu mereka sudah saling berhadapan.
“Apa benar kau sudah memiliki seorang anak?” Dante langsung menanyakan poinnya, tak berniat untuk basa-basi sebab ia sudah tidak sabar ingin mengetahui jawaban dari pertanyaannya.
Setelah pertanyaan itu tercerna oleh otaknya, kedua matanya yang membulat lebar adalah respons pertama Natalia. Ia tak bisa menutupi keterkejutannya. Segera ia menepis tangan Dante agar menyingkir dari bahunya.
“Bukan urusanmu,” jawabnya dengan ketus sembari bergegas meninggalkan Dante.
Sayangnya, Dante lebih cepat menangkap lengan Natalia sehingga wanita itu harus kembali berhadapan dengannya.
“Jawab aku dengan benar, Nat.” Dante terdengar memaksa. Ia meruntuhkan segala ekspresi dalam wajahnya hingga menampilkan raut datar.
Natalia menelan ludahnya susah payah. Dilihatnya mata Dante dalam-dalam sambil mencoba untuk menarik lengannya dari genggaman kuat pria itu.
“Kalaupun aku memiliki seorang anak, itu tidak ada urusannya denganmu.”
“Jadi, benar kau sudah memiliki anak?” Suara Dante sedikit melunak. Pun dengan cekalannya di tangan Natalia yang mulai mengendur.
“Ya!” Natalia akhirnya mengakuinya dengan nada suara yang tinggi, terlihat begitu emosi dengan paksaan Dante. “Dan aku harap, kau tidak lagi masuk ke dalam hidupku. Dan jangan coba-coba untuk mencari tahu tentang anakku.”
Bersamaan dengan itu, Natalia behasil menarik dirinya dari Dante. Cepat-cepat ia melangkah menjauhi pria itu, meninggalkan Dante dengan hatinya yang terasa hancur.
Tidak masalah jika Dante harus menyingkirkan Daniel Espinosa dari hidup Natalia, tetapi lain halnya bila ada sosok lain yang akan menjadi penghalangnya. Sosok yang tak akan mungkin bisa ia singkirkan sampai kapan pun.
••••
Aku update-nya dikit-dikit aja gapapa ya? Biar bisa konsisten nulis setiap hari😉
Btw, itu anaknya siapa coba?
19 Juni, 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top