Part 13: Cerita Yang Hilang
Yuhuuuu! Mas Sapi update ^^
Yok, vote dulu terus komen sebanyak-banyaknya<3
•
•
Di depan televisi Glowena menonton drama Korea ditemani Ilzksarion dan Sable. Jika Ilzksarion sudah menikmati drama Korea, maka Sable masih terbingung-bingung. Bahkan sepanjang menonton tak berhenti menanyakan maksud dari setiap tindakan.
"Mas Sapi, ini Sambel nanya mulu kayak wartawan. Suruh dia diem, dan tonton dramanya. Nanti dia paham," decak Glowena mulai kesal. Terganggu karena Sable bertanya tanpa henti. Bisa dihitung setiap satu menit bertanya.
"Wartawan siapa, Pangeran?" tanya Sable polos. Belum dijawab, dia menambahkan, "Sambel itu saya?"
Ilzksarion memiringkan tubuhnya ke samping menghadap Glowena. "Kenapa kamu manggil dia begitu? Bukannya sambel buat makan?"
"Oh, Mas Sapi udah tau maksudnya sambel." Glowena menunjukkan cengiran kudanya. "Ya, nggak kenapa-kenapa sih. Soalnya nama dia susah. Lidah saya bukan lidah yang gampang nyebut nama serumit itu. Nama Mas Sapi aja susahnya kebangetan."
"Iya, saya tau. Makanya kamu panggil saya Sapi. Padahal sapi nama binatang."
Glowena nyengir. "Tapi Mas Sapi nggak marah kan dipanggil gitu?"
"Nggak. Khusus kamu dan Medina aja. Kalau yang lain, saya bunuh."
Glowena berdecak. "Ih... masih aja sekejam itu. Dosa tau, Mas."
"Tapi sama kamu kan nggak."
Glowena tertawa terbahak-bahak. "Haha... bisa banget nih. Kebanyakan nonton drama jadi begini. Jangan manis-manis dong, Mas. Bahaya. Kalau saya cinta gimana?"
Sable merasa menjadi pengganggu. Pelan-pelan Sable meninggalkan ruang tamu dan masuk ke dalam kamar karena tidak tahan melihat perubahan sikap Ilzksarion. Lebih tepatnya masih belum terbiasa dan merasa aneh.
Di ruang tamu, Glowena dan Ilzksarion masih menikmati drama Korea. Tiba-tiba Glowena menoleh ke samping. "Mas Sapi?"
"Ya?"
"Mas punya seseorang yang dicintai nggak?"
"Punya."
"Siapa?" tanya Glowena tambah penasaran.
"Seseorang."
Glowena memiringkan tubuhnya, menatap Ilzksarion penuh selidik. "Siapa, Mas? Masa nggak mau kasih tau saya?"
"Kenapa kamu manggil saya Mas Sapi terus?" tanya Ilzksarion, mengabaikan pertanyaan Glowena.
"Terus mau dipanggil apa? Iis? Sari?"
"Panggil Sayang."
Glowena menganga sebentar sebelum akhirnya membalas, "Mas, jangan kebanyakan nonton drama Korea. Mulai besok kita ganti tontonannya."
Ilzksarion menarik sudut bibirnya sampai menciptakan senyum tipis. Satu tangannya mengusap kepala Glowena. "Soal jawaban sebelumnya, mungkin kamu lebih tau dibandingkan saya."
"Hah?" Glowena memikirkan maksud ucapan Ilzksarion. Beberapa menit tidak menemukan jawaban, dia langsung bertanya lagi. "Maksudnya gimana, Mas?"
Ilzksarion tidak menjawab, tapi tangannya merangkul pundak Glowena sampai bersandar pada tubuhnya. "Nonton aja kalau nggak tau," jawabnya.
Glowena menoleh sedikit, memandangi Ilzksarion. Tak sedikitpun Ilzksarion terganggu. Laki-laki itu malah menariknya lebih dekat dan memeluknya seperti pasangan drama Korea yang sedang mereka tonton. Glowena menyesal sudah menyuguhkan drama Korea. Pangeran gila ini pasti akan mengikutinya tanpa dipikirkan dulu dampaknya. Iya, dampaknya bikin dia deg-deg-an!
👑👑👑
Kalimat Ilzksarion membuat Glowena tidak tenang. Di saat dirinya sedang mengoreksi naskah salah satu penulis, dia sampai salah menulis nama Randi menjadi Ilzksarion. Padahal jelas-jelas huruf I dan R sangatlah jauh. Dia tidak bisa dibuat penasaran begini. Dia ingin tahu siapa perempuan yang dicintai Ilzksarion. Karena penasaran, dia membaca beberapa chapter spesial yang menampilkan Pangeran Ilzksarion. Entah kenapa dia banyak melewatkan bagian-bagian Ilzksarion.
Pada saat membaca chapter tiga khusus Ilzksarion, dia mendapati sesuatu yang mengejutkan. "What?! Kok gue baru tau sih Mas Sapi punya cinta pertama?" pekiknya terkaget-kaget.
Dia membaca dengan saksama dan penuh ketelitian. Setelah membaca sampai habis, akhirnya dia tahu kalau Ilzksarion sempat menyukai seorang perempuan. Sayangnya perempuan itu dibunuh sebelum Ilzksarion sempat menyatakan perasaannya. Dia tidak menyangka Ilham akan menciptakan cerita tragis untuk Ilzksarion. Ibunya meninggal dibunuh, lalu perempuan yang dicintai juga mengalami hal yang sama.
"Mantan gue nggak beradab banget. Pilih kasih. Pangeran Dal hidupnya mulus aja kayak jalan tol. Hidupnya Mas Sapi menderita banget berasa nonton sinetron azab." Glowena bermonolog sendiri.
"Siapa yang menderita, Glow?" usik Indah. Kedua tangannya bersandar pada pembatas bilik mereka.
Glowena menggeleng. "Bukan siapa-siapa."
"Oh, gitu." Indah manggut-manggut. "Btw, lo masih utang cerita. Ceritain dong calon suami lo yang ganteng itu."
"Siapa yang ganteng nih?" Suara itu berasal dari samping mereka, membuat mereka berdua terlonjak kaget begitu mendapati sang empunya penerbitan muncul.
"Eh, Pak Yudo," sapa Indah. "Ini calon suaminya Glowena. Ganteng banget, Pak. Mirip karakter di komik-komik Jepang gitu."
"Kamu mau nikah, Glow?" tanya Yudo Wijaya—si pemilik penerbitan.
"Nggak, Pak. Indah yang mau nikah. Katanya dia udah hamil enam minggu," jawab Glowena santai.
"Heh! Amit-amit banget. Sembarangan nih, Glowing!" cetus Indah.
Yudo tergelak. "Ya udah, siapapun yang mau nikah jangan lupa undang saya."
"Ashiaaap, Pak!" seru Indah.
"Omong-omong, gimana naskahnya Gembara, Glow? Kira-kira bisa selesai minggu depan nggak?" tanya Yudo ingin tahu.
"Bisa kok, Pak. Saya akan segera selesaikan."
"Oke deh. Kalau gitu saya tinggal ya. Selamat bekerja lagi."
Glowena mendesah kasar setelah Yudo pergi berlalu. "Andai duit gue banyak, gue bisa leha-leha doang nih di rumah. Duh, mau hidup di dunia komik aja. Kayaknya sih lebih enak. Terus..." Dia berhenti bicara setelah menyadari ponselnya bergetar. Dia melihat layar ponsel dan mendapati Ilzksarion menghubunginya.
"Halo? Kenapa, Mas?"
"Kangen," jawab Ilzksarion di seberang sana.
Glowena memejamkan mata menahan kesal. "Mau saya tendang sampai balik ke dunia komik ya, Mas? Geli."
"Kalau gitu segera pulang. Saya kangen," rengek Ilzksarion.
"Iya, nanti jam lima baru balik."
"Lama. Saya datang ke kantor kamu aja sekarang."
"Hah? Jangan aneh-aneh, Mas! Diem di rumah lebih bagus daripada nyamper ke sini." Glowena memijat pelipisnya. Tiba-tiba mendadak sakit mendengar Ilzksarion ingin datang ke kantornya. Bisa-bisa semakin geger kantornya kedatangan laki-laki ganteng macam Ilzksarion.
"Ya udah. Saya tunggu," kata ilzksarion akhirnya.
"Saya matiin teleponnya. Jangan mentang-mentang udah bisa pakai handphone terus teleponin saya mulu. Saya sibuk. Jangan telepon kalau nggak penting. Bye!"
Sambungan diputus sepihak oleh Glowena. Sebelum melanjutkan naskah lain, dia membaca komik Pangeran Dal lebih dahulu. Dia membaca bagian-bagian penting yang terlewatkan. Usahanya membaca komik membuahkan hasil. Dia menemukan fakta lainnya yaitu, Ilzksarion sempat dituduh membunuh ibunya dan diasingkan ke penjara.
"Kok bisa-bisanya bapaknya Mas Sapi pilih kasih begini?" gerutunya sebal. "Eh, ini kan ceritanya Ilham. Gue harus protes sama manusia itu. Seenaknya aja bikin kisah Mas Sapi penuh kesedihan dan tragedi. Drama banget hidupnya."
Namun, tak ada penjelasan spesifik mengenai kebencian sang Raja terhadap Ilzksarion. Aneh. Ada cerita yang hilang, yang perlu Glowena tanyakan kepada sang pencipta komik. Dia harus tahu alasan Ilham membuat cerita seperti ini.
👑👑👑
Jangan lupa vote dan komen kalian😍😘🤗❤️
Follow IG & Twitter: anothermissjo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top