#1

Author nulis ini cerita ini terinspirasi dari lagu di atas 😅. Kenapa lagunya korea? Karena author Kpopers.
Ok gk ush pake lama kita langsung aja ke ceritanya.

**************☆☆☆☆☆*************

'Bosan' satu kata yang terlintas di benakmu.

"Hari ini sangat membosankan." (y/n) dengan bosan melihat layar komputer nya dan sesekali mengetik sesuatu disana.

"Mungkin menonton anime bisa sedikit menghilangkan rasa kebosanan ini." (y/n) langsung membuka video anime SNK lalu mencari posisi nyaman namun dia teringat akan sesuatu.

"Eh sebelum itu, gk seru klo nonton nya gk pake minum cola sama makanan." langsung saja (y/n) segera pergi ke dapur untuk mengambil cola dan makanan ringan seperti keripik kentang dan kambali menghadap komputer nya itu dan mencari posisi nyaman.

"Sip, sekarang tinggal nonton anime nya." segera (y/n) memutar video anime itu dan menikmati setiap dari menit bahkan detik ketika menonton nya.

Saat (y/n) ingin meminum cola, tak sengaja cola nya terjatuh di atas keyboard dan mengakibatkan keyboard tersebut mengeluarkan asap. Begitu pula dengan komputernya nya.

(y/n) mundur kebelakang karena batuk menghirup asap hitam tersebut. Tak sengaja (y/n) terpeleset gara gara bungkus makanan keripik kentang yang dimakannya tadi.

Kepala (y/n) terbentur lantai karena terpeleset bungkus makanan tadi dan membuat (y/n) pingsan.

**************☆☆☆☆☆*************

"Hei! Ayo bangun!"

"Ayo bangun jika kau tidak ingin mati dimakan titan disini!" samar samar, (y/n) mendengar sebuah suara yang menurutnya mengganggu tidur nya.

Dengan terpaksa (y/n) membuka matanya perlahan dan langsung memegang kepala nya yang nyeri akibat terbentur lantai tadi.

"Apaan sih! Mana ada di dunia ini ada titan! Kalo bercanda jangan kaya ginian deh soalnya titan itu cuma ada di anime!" ucap (y/n) kesal namun tidak terlalu jelas melihat sekitar karena ruangan nya agak gelap.

"Apakah kepalamu masih sakit?"

"Iyalah, gara gara minum cola jadinya gini, padahal tadi seru bgt pas bagian Levi ngelawan titan nya." (y/n) mendengus tetap memegang kepalanya yang masih sakit. Seketika suara pintu terbuka dan menampilkan kira kira sekitar 4 orang yang masuk.

"Levi-heichou."

Setelah suara itu, seketika ruangan yang tadi gelap menjadi terang akibat lentera minyak.

Seketika (y/n) membulat kan matanya sempurna karena melihat orang yang didepan nya adalah Levi.

"Are you seriously? This is not dream right?!" pekik (y/n) sedikit keras tak percaya dengan yang dilihatnya dengan mata yang membulat.

"Hei bocah, apa yang kau katakan?" ucap Levi menatap (y/n) dengan bingung karena dia tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh gadis itu.

"T.. Tunggu, kok aneh ya? Apa jangan jangan aku mimpi lagi. Oh iya mungkin akibat kepeleset bungkus makanan mungkin alam bawah sadarku lagi mimpi masuk SNK. What the hell itu gk mungkin terjadi melihat keadaan kaya gini, kayanya aku memang masuk ke dalam dunia anime," gumam (y/n) sambil meletakkan jari jempol nya di bibir dan berpikir keras.

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan bocah tapi aku menemukan mu bersandar di sebuah pohon dan menemukan kepalamu yang sedikit berdarah," ucap Levi menunjuk kepala (y/n) yang terbalut dengan kain.

"Apa? Pohon?" ucap (y/n) bingung.

"Levi-heichou." suara yang begitu lembut namun juga serius memanggil seseorang yang ada di depan (y/n). Bisa dipastikan kalau ini adalah suara seorang perempuan.

"Ada apa?" tanya Levi melirik ke empat orang yang masuk tadi.

"Sepertinya kita agak terpojok sekarang. Bangunan ini tak lama lagi akan segera diserang para titan." jelas gadis tersebut berusaha agar tidak panik. Titan adalah raksasa pemakan manusia dan untuk itu, maka diperlukan seorang pahlawan yang bisa membebaskan mereka dari para raksasa itu.

"Tch. Sisa persediaan gas kita hanya setengah," decih Levi melihat ke arah tabung gas yang berada di tubuh nya.

"Ehmm." (y/n) berdeham memecah ketegangan diruangan itu, berharap agar suasana sekarang sedikit mencair.

"Ada apa?" tanya Levi tajam menatap gadis yang terbalut oleh kain di bagian kepalanya itu.

"Jika kalian mau, saya bisa membantu membuat strategi agar kabur dari sini," jawab (y/n) dengan smirk yang samar.

"Bagaimana caranya?" tanya gadis tadi mendekat pada mereka berdua.

(y/n) berdiri dan berjalan mendekat ke arah jendela, melihat langit malam yang sedikit berawan. Perkiraan (y/n) sekarang langit menunjukkan tengah malam lalu (y/n) melirik jam yang ada di tangan kiri miliknya.

"Sudah kuduga, waktu tetaplah waktu. Kurasa dunia ini dan duniaku memiliki waktu yang sama," ucap (y/n) tersenyum penuh arti yang masih menatap jam tangan nya itu.

"Apa maksudmu?" tanya gadis tadi lagi kebingungan karena tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh (y/n).

Kemudian (y/n) melirik wajah ke 4 wajah yang masuk tadi. "Nona Petra, perkiraanmu ada sekitar berapa jumlah titan yang akan menyerang tempat ini?"

"E.. Eh? Kau tau namaku?" tanya Petra balik sedikit menutup mulut nya dengan tangan nya karena terkejut.

(y/n) hanya tersenyum melihat mereka semua dengan muka penuh kebingungan.

"Tidak usah pikirkan itu, jawab saja pertanyaan saya tadi." (y/n) mengibaskan tangan nya, menandakan kalau itu tidak penting.

"Mm... Perkiraan ada sekitar 5 hingga 10 titan," jawab Petra dan hanya di angguki oleh (y/n).

"Baiklah, lalu dimana kita sekarang?" tanya (y/n) lagi menatap Petra. Mereka sekarang seperti melakukan kontak mata.

"Kita berada di Benteng Selatan dinding Maria," jawab Petra yakin dengan yang dicuapkan nya.

(y/n) kembali melihat jam tangan nya dan memikirkan sesuatu lalu (y/n) menatap mereka semua serius. "Sekitar 5 menit dari sekarang, para titan itu akan datang."

"Tahu darimana kau?" tanya Levi tajam melihat (y/n).

"Insting." kali ini, (y/n) menampilkan smirk nya dengan sangat jelas.

"Baiklah, dari yang kulihat disini, yang paling banyak tersisa gas nya adalah Anda." (y/n) menunjuk Levi. Diam diam, sebenarnya gadis itu sedang berteriak kegirangan karena bisa melihat seseorang yang dikagumi nya.

"Tahu darimana kau bocah?" tanya Levi lagi. Tentu saja dia kebingungan karena dia tidak pernah mengenal dan tidak pernah bertemu dengan gadis itu.

"Sudah saya katakan, Insting." (y/n) kembali mengulangi perkataan nya dan memutar bola mata nya.

"Tuan Levi, menyerang lah dari arah Selatan, tuan Gunther karena gas yang Anda gunakan sedikit boros, saya ingin Anda menyerang dari arah timur karena disana hanya ada titan dengan tinggi sekitar 3 sampai 5 meter." (y/n) memulai menjelaskan rencana yang terpikirkan di otak nya. Untuk mendapatkan rencan itu dia harus memastikan arah angin terlebih dahulu.

"Lalu untuk Nona Petra dan tuan Eld saya ingin kalian menyerang dari arah barat karena disana hanya ada titan dengan tinggi 5 sampai 8 meter."

"Apa? Apa maksudmu?" tanya Levi tajam seperti tidak mengerti apa yang
(y/n) ucapkan.

"Rencana itulah yang paling tepat untuk saat ini tuan Levi." (y/n) menatap Levi dengan tatapan sangat menyakinkan.

"Lalu bagaimana dengan Oluo?" tanya Eld menatap Oluo yang terlihat sedikit berkeringat dingin.

"Saya tidak ingin mengambil resiko, apa Anda tidak melihat jika tangan tuan Oluo terluka?" tanya (y/n) sambil menunjuk tangan kanan Oluo yang tertutup oleh jubah yang dikenakan nya.

"Eh? Apakah itu benar Oluo?" tanya Gunther langsung menatap Oluo, diikuti oleh yang lainnya.

"Hey, buka jubahmu sekarang." tentu saja Levi harus memastikan dengan apa yang dikatakan oleh gadis itu benar atau salah. Walaupun terlihat seperti masalah ringan, tapi itu sebenarnya salah, itu karena ini menyangkut dengan hidup dan mati.

"Baiklah," ucap Oluo pasrah lalu dia membuka jubahnya, mereka melihat tangan Oluo terluka. Sepertinya Oluo tidak berhati hati ketika melawan titan tadi.

"Tidak penting dengan lukaku sekarang. Aku akan tetap ikut bertarung." Oluo mengucapkan nya seperti tak memperdulikan luka ditangan nya dan hanya menganggap itu seperti masalah kecil.

"Saya tidak yakin dengan hal itu" ucap (y/n) meragukan dengan apa yang diucapkan oleh Oluo.

"Tuan Oluo, bisakah Anda mengambilkan saya selimut itu?" pinta (y/n) menujuk selimut yang tak jauh dari Oluo dengan sedikit senyuman menghiasi wajahnya.

"Apa kau tidak punya kaki untuk mengambil selimut itu?" tanya Oluo kasar. (y/n) hanya mengedikkan bahu dan tersenyum.

Oluo berjalan mengambil selimut tersebut dan saat itu juga (y/n) berlari ke arah Oluo tanpa suara langkah kaki sedikit pun dan secepat kilat (y/n) sampai di tempat Oluo berdiri. Disaat itu pula, (y/n) langsung memukul tengkuk Oluo dan membuat Oluo pingsan.

"A.. Apa?" Petra tak percaya melihat (y/n) sudah tidak ada ditempat melainkan didepan Oluo.

"Hei apa yang kau lakukan?!" bentak Levi marah karena tiba tiba saja dia membuat salah satu pasukannya pingsan.

"Maafkan saya, tuan Oluo sangat keras kepala, bukan kah sudah saya bilang? Saya tidak ingin mengambil resiko," jelas (y/n) sambil merebahkan Oluo di dekat dinding dan menyelimuti nya.

"Tuan, tidak ada banyak waktu lagi. Para titan itu menuju kesini," ucap (y/n) memperingati pada mereka semua.



TBC



Revisi : Kamis, 18 Juli 2019.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top