The secret

Setelah hari itu aku jarang bertemu Karina, dia selalu menghindariku. Raditya, adiknya yang selalu menyambutku dan menemani ngobrol jika aku bertamu ke rumahnya. Karina selalu berhasil membuat alasan yang yang membuatnya tidak bertemu denganku.

Sore ini aku kembali berkunjung ke rumah sebelah. Hanya dengan bercelana pendek dan berkaos aku melangkah pasti memasuki halaman rumahnya. Sepertinya ada tamu. Karena ada sebuah mobil mewah di depan rumah dan terdengar orang berbincang didalam.

" Maaf..aku minta waktu lagi."

Suara Karina terdengar disela isakan. Aku mengurungkan niatku untuk masuk ke dalam. Aku duduk di bangku teras dan berusaha mencuri dengar percakapan mereka.

" Aku sudah cukup memberimu waktu selama ini, aku juga tidak suka kau pindah tanpa memberitahuku." Ada suara seorang lelaki penanggapi ucapan Karina.

" Tuan, tolong berikan kakakku waktu. Ayahku memang salah telah memakai uang perusahan, tapi itu untuk pengobatan ibu." Suara Raditya ikut terdengar dengan nada memohon.

" Aku tidak peduli untuk apa, yang pasti ayah kalian memakai uang perusahaanku. Lalu ayahmu sekarang sudah mati dan kaulah, Karina, yang harus membayarnya."

" Kau yang membunuh ayahku." Jerit Karina dengan tangis.

" Hahaha..membunuhnya, tidak Karina sayang. Dia mati karena ketakutan. Sudah, aku lelah denganmu yang selalu mengulur waktu. Sudah kukatakan dari awal bukan. Menikahlah denganku, maka kau bebas dari hutang itu."

Aku menegang mendengar perkataan lelaki tadi. Dia akan menikah dengan Karina. Mengambil Karinanya..oh no way. Langkahi dulu mayatku. Aku kesal dan marah. Tanpa menunggu lebih lama aku masuk ke dalam rumah. Mereka tampak terkejut dengan kehadiranku. Aku segera duduk disebelah Karina dan merangkul bahunya. Karina dan Raditya terkejut menatapku. Sementara lelaki yang tadi ku dengar suaranya, ternyata lelaki tua, jelek dan tidak tau diri. Dia menatapku tajam.

" Maaf aku ikut campur, tapi urusan Karina akan jadi urusanku." Kupandangi tua bangka jelek itu.

" Aku calon suaminya dan aku yang akan membayar hutangnya."

Raditya dan Karina kembali menatapku tajam. Karina terlihat akan membuka mulut untuk memprotes. Segera aku mencium lembut bibirnya. Dia tampak kesal dan melotot menatapku. Aku tersenyum menanggapinya. Raditya menundukkan wajahnya. Si tua bangka menatapku tajam.

" Kau serius akan membayar hutangnya." Tanyanya tak percaya.

" Ya..tentu. Datang saja besok ke Bimantara Corp. Aku akan ada disana setelah makan siang. Kita selesaikan disana besok." Jawabku mantap. Lelaki itu sedikit terkejut.

" Aku Krisna Bimantara." Lanjutku. Lelaki itu semakin pucat ketika aku mengatakan siapa diriku.

" Ya..ya...baiklah aku besok akan ke sana, setelah makan siang." Ucapnya sedikit tergagap. Dia kemudian berdiri dan berjalan pelan.

" Tolong sekalian bawa Amanda, Tuan Cakrawinata. Lunasi juga hutangnya kepada Sharina adikku, pemilik Sharin's Boutique. " ucapku dengan suara keras sebelum langkahnya mencapai pintu.

Dia berbalik dan mengangguk. Tampak sekali wajahnya merah padam. Mungkin dia marah atau juga malu. Aku tidak peduli.

Aku beralih memandangi kedua kakak beradik yang tampak masih bingung dengan keadaan saat ini. Aku menarik tangan Karina lalu menggenggamnya. Dia menatapku begitu lekat.

" Menikahlah denganku. Bukan karena aku akan membayarkan hutangmu tapi karena aku mencintaimu."

Karina menatapku dengan mata berkaca kaca. Isakan terdengar lirih ditahan. Aku tidak tega mendengarnya. Aku segera membawanya ke dalam pelukan. Raditya tampak meninggalkan kami. Sepertinya dia mengerti akan keadaan kami. Aku merenggangkan pelukan dan menatap wajah cantik didepanku.

" Menikahlah denganku." Pintaku lagi.

Dia mengangguk ragu ragu. Aku mencium lembut bibirnya yang bergetar.

" Katakan kamu mau menikah denganku cantik."

Kutangkup pipi mulus yang merona merah didepanku. Senyuman tersungging dibibir tipisnya.

" Aku mau menikah denganmu." Ucapnya lirih tapi mampu membuat hatiku bersorak kegirangan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top