The diary

Ini bulan kedua pernikahan kami. Karina masih bersikap sama. Perhatian, lembut tapi tidak dapat kusentuh.

Dia masih kerja seperti sebelum menikah, karena dia berjanji pada Novendra atasannya itu yang sekaligus adik iparku untuk berhenti di bulan ke tiga setelah pernikahan. Aku tidak masalah.

Sementara dihadapan keluarga dan yang lain kami terlihat mesra tanpa cela. Dia tidak menolak untuk kuperlakukan seperti layaknya istri yang lainnya. Tapi dia tetap menolak disentuh. Dalam arti kata dia masih tidak mengijinkanku untuk menyentuhnya lebih dari menciumnya atau memelukknya.

Aku sendiri selalu mencari cara untuk meyakinkannya. Bahwa hanya dia yang kini mengisi hatiku. Untuk menunjukan keseriusanku. Aku memberikan mobil mini cooper kepada salah satu karyawanku yang berprestasi. Aku juga selalu berusaha tidak mengingat Virginia, agar ketika aku tertidur lelap tidak lagi menyebut namanya.

Satu lagi diary itu, aku lupa menyimpannya. Tapi aku berniat untuk membuangnya. Hari ini aku merapikan ruang kerjaku sambil mencari buku bersampul biru itu. Tapi tidak juga kutemukan.

" Bik Nina, apa bibi melihat buku bersampul biru diruanganku." Tanyaku kepada assisten rumah tanggaku yang sedang sibuk memasak.

" Tidak tuan, mungkin nyonya yang menyimpan." Jawabnya sopan. Aku meninggalkannya dan bermaksud kembali ke ruang kerjaku.

" Mencari ini mas."

Suara lembut itu mengagetkanku. Diambang pintu berdiri Karina dengan buku bersampul biru itu ditangannya. Aku mengangguk ragu. Dia mengangsurkan buku itu.

" Kamu membacanya." Tanyaku hati hati. Istri cantikku itu menggeleng.

" Aku tidak ingin menyakiti hatiku dengan membacanya. Pasti disana banyak tertulis kisah cinta yang manis." Ketus sekali suaranya. Aku hanya menatapnya.

" Lagi kangen ya." Lanjutnya pelan.

Aku tidak menanggapinya dan membiarkannya meninggalkanku. Aku segera duduk dikursi dekat jendela diruang kerjaku. Aku menatap buku itu. Aku akan membuangnya. Tapi rasa ingin tahu yang besar membuatku menahan rasa inginku melemparkan buku itu ke dalam tempat sampah yang ada disudut ruangan.

Aku mulai membuka buku itu. Dihalaman depan banyak ditempel foto foto kami. Foto foto dengan berbagai macam gaya yang pastinya akan membuat istriku sakit melihatnya.

Aku membuka halaman berikutnya. Ada tulisan tangan Virginia yang begitu rapi mengisahkan kedekatan kami dan disebelahnya ada foto foto kami lagi. Begitu lembar lembar berikutnya. Sampai aku pada lembar entah yang keberapa ada foto kami yang diambil Virginia sedang berpeluk mesra di tempat tidur. Tepatnya Virginia yang memelukku, sedangkan aku tertidur.

Malam ini aku sedikit jahat. Aku kesal dengan diamnya kamu. Tidak pernah mau mencium bibirku dan menyentuhku, padahal aku memimpikannya. Makanya aku buat kamu mabuk. Maaf ya ka ...tapi kamu tidak juga mau melakukannya. Kamu malahan tertidur pulas, sama sekali tidak mententuhku.

Aku tentu terkejut dengan tulisan itu. Jadi aku tidak melakukannya. Aku selama ini dibohongi oleh Virginia. Dengan rasa kesal dan marah aku membuka beberapa lembar berikutnya. Ada foto Virginia dengan Dave, sahabatnya disana.

Aku sudah mengatakan bahwa kamu sudah melakukannya, padahal sahabat baik ku ini yang menggantikannya. Aku jahat ya ka..maaf ya..I love you ka..

Tulisan dibawah foto itu membuat jantungku berdegup kencang. Ya Tuhan.. aku tidak menyangka yamg sudah Virginia lakukan. Amarah menguasaiku. Aku membuka lembar berikutnya dengan segera. Sebuah test pack terjatuh. Aku mengambilnya dan menatap nanar tulisan disana.

Kamu begitu polos ka, bagaimana bisa aku hamil jika kamu tidak pernah melakukannya. Tapi aku bahagia, kamu mau menikahiku. Terima kasih Dave...

Aku memukul keras meja kerjaku. Aku marah ..sangat marah. Aku begitu tolol selama ini. Virginia membohongiku dengan sempurna.

" Bangsaaat..." teriakku sambil melempar buku bersampul biru itu.

" Membusuk lo di neraka sana. Kurang ajar..."

Aku tidak dapat menahan amarahku. Bertahun tahun aku hidup dalam penyesalan, yang ternyata aku terjebak dalam permainan konyol. Aku merutuki kebodohanku.

Aku bergegas keluar dari ruang kerjaku dan segera mencari Karina. Dia harus tahu. Aku tidak lupa membawa buku bersampul biru yang tadi kulemparkan sembarang. Buku yang akhirnya mengungkap semuanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top