Belief

Setelah anak anak tidur, jadinya aku dan Karina pergi mengunjungi rumah makan cepat saji yang buka 24 jam itu. Dengan merajuk minta dibelikan minuman lagi, istri cantikku berhasil membujukku yang sebenarnya sudah merasa ngantuk untuk memenuhi kemauannya. Aku mengalah dan menurutinya dari pada nanti muka cantik itu cemberut judes.

" Ga bisa tidur ya kalau lagi cemburu gini.?"

Aku meledeknya. Dia menekuk mukanya. Aku jadi gemes dibuatnya. Aku mencium bibir yang mengerucut manja itu.

" Udah ah, jangan uring uringan gitu, cantikku. Ini kan kita mau pergi."

Aku merayunya. Dia mendelik. Aku terkekeh.

" Istriku cemburu. Begini nih kalau lagi cemburu. Uring uringan, cemberut, ga jawab kalau suaminya ngomong..."

" Jelek ya...."

" Oh...ga...tetep cantik...cuma..."

Aku sengaja menggantung ucapanku. Dia menoleh dan menatapku galak.

" Cuma apa..."

" Cuma gemes jadi pengen cium..."

Aku melumat bibirnya. Dia tertawa lalu tangannya memukul mukul lenganku. Aku tertawa melihat tingkahnya.

" Sendirinya..kalau cemburu lebih parah." Katanya dengan nada kesal. Aku terkekeh.

" Ayo turun, sudah sampai cantik."

Aku mengajaknya untuk turun.
Beriringan kami memasuki rumah makan yang masih ramai oleh pengunjung. Aku duduk terlebih dulu di dekat kaca sebelah pintu masuk. Karina masih berdiri. Dia menatapku.

" Ayo sana pesan. Aku tunggu disini."

Dia masih menatapku. Aku mengerti maksudnya. Segera aku berdiri dan menghampirinya. Lalu memeluk pinggangnya dan menuju antrian. Dia tersenyum samar. Aku mencubit pipinya pelan.

" Manja banget sih.." Ucapku pelan. Dia melirikku.

" Biarin..ga boleh emang manja sama suaminya." Jawabnya sewot.

Aku terkekeh. Kuusap kepalanya dengan penuh rasa sayang.

" Bolehlah...emang mau manja sama siapa lagi coba.." Dia menatapku lalu bibirnya mencebik.

" Kalau boleh sih..mau manja sama..."

Dia tidak melanjutkan ucapan, karena tiba giliran kami untuk memesan. Karina memesan minuman lalu membayarnya. Aku membawakan pesanan kami. Dia melenggang disebelahku. Kemudian kami duduk berhadapan. Aku menatapnya yang masih mengulas senyum.

"  Oh iya tadi mau manja sama siapa hayo.." Tanyaku penasaran. Dia mengerutkan keningnya.

" Siapa ya.."

Dia malah balik bertanya. Aku sedikit kesal. Dia mau manja sama siapa coba, batinku. Aku menatapnya tajam. Dia menyadarinya lalu tergelak.

" Tuh kan belum apa apa aja udah gitu. Cemburu deh.."

Dia terus tertawa pelan. Aku menggaruk kepalaku.

" Kesal ya mas. Aku mau manja sama ayahnya Quinsha, ayahnya Syden dan ayahnya Bexley.."

Dia tertawa. Aku mendengus. Lalu ikut tertawa.

" Mana ada yang mau manjain aku selain dia, pria tampan punya aku. Mas Krisna Bimantara yang aku cinta."

" Gombal.." Ketusku.

" Sekali kali gombalin suami, siapa tahu dapat pahala."

Aku menatap sayang wanita yang telah menemaniku dengan setia dan penuh cinta kasih.

" I love you, bun."

Aku mengusap sayang pipi wanita cantik di depanku. Dia tersenyum begitu manis dan tulus.

" Permisi mba, mas. Maaf mengganggu, boleh minta datanya untuk promosi kartu membernya."

Seorang wanita dengan suara sopan mengusik kami. Karina menoleh menatap wanita itu. Dia tersenyum ramah.

" Mohon maaf lain kali saja ya mba."

" Baik..Terima kasih."

Wanita itu meninggalkan kami. Aku menatap Karina yang juga menatapku.

" See...masih cemburu?"

" Tadi dia juga yang...."

" Ya...menawarkan promo."

Aku memotong ucapannya. Karina tersenyum. Aku tahu dia mempercayaiku dan aku tidak pernah ingin menghianati kepercayaannya.

Aku tidak menyalahkan rasa cemburunya. Aku pun suka seperti itu. Tapi ketika kita saling terbuka dan menjelaskan dengan jujur maka semua itu akan terselesaikan dengan baik.

" Pulang yu..aku ko jadi kangen ya.." Aku menarik lembut tangannya.

" Kangen siapa..?"

" Kangen kamu.."

" Kan aku ada disini." Aku terkekeh, kurangkul pundaknya.

" Masih suka ga ngerti aja."

" Kenapa kangen.."

" Bun..."

" Kangen kenapa.." 

Aku melumat bibirnya, setelah kami masuk ke dalam mobil. Dia memukul lenganku sambil berteriak tertahan.

" Kebiasaan..nanti diliat orang tahu..malu.." Aku tergelak.

" Kita pulang sekarang. Istriku yang cantik dan seksi sudah ga marah lagi. Ga usah cemburu lagi ya bun, percaya sama aku. Ayah cuma cinta bunda ko." Karina menatapku dengan senyum.

" Terima kasih ayah. Bunda juga cinta ayah. Mas Krisna cuma punya Karina."

" Dapat imbalan ya..kan udah nganter beli matcha latte.."

Aku mencubit pipinya. Dia mendelik galak.

" Aku suamimu cantik..."

" Ya..Mas suamiku. Dengan senang hati aku akan memberikan imbalannya." 

Dia menyandarkan kepalanya di pundakku. Manja sekali. Aku tergelak senang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top