Beautiful neighbour

Namanya Karina, tetangga baru disebelah rumahku. Dia pindah bersama adiknya. Sepertinya mereka yatim piatu dan hanya tinggal berdua. Aku perhatikan Karina seorang pegawai kantoran. Setiap pagi dia pergi dengan pakaian formal, terlihat sopan dan berkelas. Aku jadi senang memperhatikannya semenjak dia menyapaku pagi itu..

" Maaf dek...tahu rumahnya pa Rt tidak ya...saya belum lapor." Tanyanya waktu itu. Aku sebenarnya sedikit tersinggung dengan panggilannya

"dek". Kesannya aku begitu muda dibandingnya. Padahal klo aku liat dengan tubuh mungilnya itu, dia terlihat masih seperti anak SMA.

" Ayo aku antar kesana." Jawabku

" Ah..tidak usah diantar, diberitahukan saja dimana. Aku tidak mau merepotkan."

" Tidak apa apa KAKAK, aku tidak merasa direpotkan." Jawabku sedikit jengkel dan ada penekanan pada kata " kakak". Dia tampak sedikit tertunduk merasa tidak enak hati sepertinya. Lalu dengan sedikit ragu dia mengikutiku.

Semenjak itu aku jadi akrab dengan Karina. Dia gadis yang ramah dan cantik pastinya. Kecantikan yang begitu natural dan berbeda dengan wanita wanita yang ada di kantorku. Walaupun tetap menyebalkan dengan tetap memanggilku "dek". Padahal ternyata beda usia kami hanya dua tahun.

Setelah hampir lima bulan berkenalan aku memberanikan diri mengutarakan rasa cintaku yang memang sudah aku rasakan dari awal bertemu. Kejujuranku dianggapnya main main. Dia tertawa seolah mengejekku.

" Aku serius." Ucapku meyakinkannya. Dia masih tertawa. Tawa yang membuatku begitu terpana. Begitu renyah dan merdu.

" Dek..kamu tuh ada ada aja. Kamu nembak si jessie aja tuh, anak abg nya pa Rt." Jawabnya masih dengan nada bercanda.

" Aku ga bercanda Karina." Ucapku lagi.

Dia terdiam. Dia sangat terkejut. Mungkin baru sadar aku serius ketika aku menyebut namanya tanpa embel embel kakak seperti biasanya. Dia menatapku tajam. Terlihat tidak suka.

" Aku serius Karina, aku jatuh cinta padamu saat pertama kali bertemu." Ucapku meyakinkannya.

Aku menggenggam tangannya lembut. Dia menarik napasnya dan perlahan menarik tangannya. Dia menggeleng gelengkan kepala.

" Jangan...jangan dek..ini salah." Ucapnya bergetar. " kamu tidak tahu siapa aku." Lanjutnya. Ada air mata yang tiba tiba menetes dari sudut matanya.

" Dengar Karin, aku tidak peduli kalau ini salah. Aku juga tidak peduli siapa kamu, yang aku tahu dan aku rasakan aku mencintaimu dan aku ingin memilikimu." Ucapku mantap.

Dia menatapku, air mata masih terus mengalir dari matanya. Dia menggigit bibir bawahnya. Tampak kesedihan tergambar di matanya. Wajahnya terlihat memucat.

" Pulanglah dek, dan tolong lupakan aku. Aku tidak pantas untukmu." Ucapnya sambil beranjak meninggalkanku.

Aku memandangi kepergiannya. Ada rasa sakit yang kurasakan. Lama aku terdiam sambil terus memandangi Karina yang berjalan menjauh. Aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku akan memperjuangkannya dan aku akan mencari tahu lebih banyak lagi tentangnya. Aku akan terus mendekatinya. Salah jika aku akan menyerah dan menjauhinya karena penolakannya itu. Aku tidak akan begitu saja membuang rasa ini. Rasa yang sudah lama mati terkubur bersama jasad Virginia. Rasa yang sudah lama tidak kurasakan sejak Virginia menghembuskan napas terakhirnya. Lalu rasa itu muncul lagi, getaran itu terasa ketika pertama kali aku menatap wajahnya. Melihat senyum lembutnya dan tatapan mata bening tapi menyimpan berjuta misteri disana. Aku seolah ingin menyelami mata bening itu dan mencari tahu kegundahan didalamnya yang begitu rapi ditutup oleh pemiliknya.

" Aku akan memilikimu, Karin, dan kamu tidak bisa lagi menolaknya." Ucapku dengan senyum. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top