7. TACO
Muter muter sampe lumutan kita gak nemu restoran Meksiko. Paling banter Italy_Pasta, Jepang_Sushi, Padang_Dendeng, Lamongan_Soto, Ponorogo_Sate, Tulungagung_Sompil or Cimplungan. Ah sudahlah nasibku eman apes always.
"Makan yang lain aja ya"Tawar Pavel diapun sudah merasa lelah. Tapi aku pinginnya gak sekedar pingin, tapi dari lubuk hati yang paling dalam dan iler pun ini sampe gak bisa dibendung.
"Aku ingin Taco."Aku terus mengeluh ingin Taco. Merengek dan Pavel seakan malas dan jengah dengar itu semua. Dia iyain aja, dan kita muter muter sampai abis bensin beberapa liter.
Tampilin senyum paling manis ah, biar Pavel klepek klepek dan nurut sampai ketemu itu restoran Meksiko buat beli Taco.
"Taco......"Aku masih merengek.
"Makan yang yang lain aja ya? Es krim mau?"Pavel masih membujukku. Pake acara diganti es krim pula. Aku pinginnya Taco bukan eskrim.
"Aku ingin taco, taco......"Maafkan aku yang manja ini. Anggap aja ini ke khilapan yang hakiki.
"Es krim dikedai depan itu lezat lho."Pavel kini sengaja melewati kedai eskrim yang full buah itu. Bahkan ada pula yang campuran biscuit dan snack nya.
Lezatttttttt tapi sayangnya aku gak tertarik sama sekali.
Ini juga, aku sungguh tak tergoda. Lewat kayak iklan di tipi. Gak ngaruh aku di iming imingi es krim.
"Sebegitu ingin ya makan Taco?'Tanya Pavel, dia kini ngusap ujung kepalaku gemas.
"Iya...."Aku menatap Pavel dan kini Pavel mencubit pipiku.
"Baiklah kita cari sampai dapat."Pavel memutuskan untuk cari itu Taco sampai dapat.
Karena terus muter muter aku jadi ngantuk, tidur dech. Hahaha, gak tanggung jawab kan aku itu orangnya. Merengek, memaksa dan malah tidur. Untung Pavel tipe orang yang gak suka dendam, kalo beneran suka dendam mungkin besok aku ngambang dikali. Mana kaos ku yang kupake kuning pula.
Ini selpi pas kegiatan baktisosial tadi. Bagiin makanan sehat.
Kaos seragam kegiatan tadi. Bayangin aja kalo aku ngambang. Hahaha.....
....
Kebawa mimpi sampai aku gak sadar udah kebangun, tapi aku tiba tiba mencium bau masakan hangat semerbak.
Hmmmm, aku mendengus kayak kucing. Aku bangun dan natap jam rupanya udah pagi. Apa? Gila ini aku rupanya, sampai pagi aku klayapan sama Pavel. Aku mengacak rambutku prustasi, ini bukan kekhilapan yang hakiki lagi tapi udah ketahuan bego yang kelewat batas.
Ups, aku clingukan gak jelas lihat situasi terkini diriku. Cek sempak, masih ada ditempatnya gak kebalik. Cek leher gak ada cupang berarti aku semalam gak eror. Cek keliling, ingat aku ini adalah kamar Pavel dimana aku pernah ehem ehem disini. Karena kemarin belum sempat kepo, aku kini kepoin kamar Pavel.
Hahhaha, tapi kekepoan ini kalah akan bau semerbak dari lantai satu. Hidungku terus mendengus mencari bau makanan yang lezat itu. Aku sampe bergidik begitu menginginkannya akan makanan itu.
Taco begitu namanya terus terngiang dikepalaku. Ya kalo itu beneran Taco kalau enggak?
Aku turun perlahan dari lantai dua menuju lantai satu dan mengarah ke dapur.
"Dome, udah bangun?"Pavel nyatanya ada didapur dan lagi masak. Bau itu memang bukan mimpi. Pavel masak, omg nilai plus lagi buatnya. Aku boro boro masak, pergi ke dapur aja ogah.
"Iya, kamu bikin apa?'Tanyaku mendekat kearah Pavel. Settingnya aku ma Pavel kayak main rumah rumahan. Hahaha.
"Bukannya kamu ingin taco, aku buatin sendiri aja. Muter muter gak ada restoran Meksiko."Pavel masih sibuk akan mesakannya dan aku terkagum melihatnya. Omg, eror ini otakku.
"Hmmmm"
.........
Woa, nyaris sama kayak aslinya. Pasti lezat. Pavel jago juga masak. Hegehe
"Seriusan kamu yang masak?"Tanyaku memastikan, kali aja dia nipu tadi bawa koki kerumah.
"Iya, coba icip!"Pavel nyodorin satu taco kearahku. Tapi aku harus pastikan ini bukan jebakan untukku. Ya mungkin aja dan bahkan mungkin bisa itu Pavel kesal gegara semalam dan kini sengaja ngerjain aku.
"Gak kamu kasih sianida kan?"Aku curiga dan takut mulai icipnya. Mati konyol disini gak lucu.
"Emang aku Mirna, udah mau apa enggak. Kalo gak mau aku buang!!"Ancam Pavel dan kini ngelepas celemeknya kasar.
"Ya kali aja kamu kesurupan setan Mirna, makasih Pavel. Aigoooo baiknya"Aku sengaja elus itu pipinya. Tapi muka Pavel yang unyu nan ganteng itu tiba tiba datar dan kaku.
"Eh"Gitu doang pula jawabnya. Itu udah bisa buktiin kalo Pavel udah malas sama aku.
"Selamat menikmati...."Aku semangat buat sarapan sama taco. Satu gigit dan aku mulai mengunyahnya.
Saat aku hendak melihatnya tiba tiba ada udara didalam perutku naik, aku ingin sekali memuntahkannya. Aku berlari cari kamar mandi dan muntah lagi say. Ini sungguh menyiksaku. Pavel kini membantuku lagi dengan menepuk pelan punggungku.
"Kita kedokter ya, semalam kamu belum makan. Da pagi ini kamu juga memuntahkannya" Pavel khawatir.
"Aku gpp Pavel, gak usah lebay oh."Aku gak mau pergi kerumahku, cuman muntah doang.
"Gimana gak khawatir kamu muntah terus"Pavel mulai memaksa tapi aku ogah ogahan. Kalo didiagnosis bunting kan repot urusannya. Eh, mikirku udah kesonoh aje.
"Aku cuman gak suka rasanya, jadi muntah"Alesanku. Tapi emang begitu adanya selain emang aku ingin muntah.
"Maksudnya?"Pavel ambigu.
"Hehehe, ini pertamakali aku makan taco nyatanya rasanya gak sesuai ekspetasi. Makanya aku muntah"Cengirku eatados.
"Jadi?"Pavel masih sepaneng.
"Jadi lidahku emang gak cocok"Aku beralasan.
"Bukan itu"Pavel masih merangkai jawaban.
"Apanya?"Tanyaku balik.
"Jadi kamu belum pernah makan taco dan kali ini yang pertama?"Pavel tanya balik dan memastikan bahwasanya aku perlu ditabok. Soalnya aku merengek semalam kayak udah tau taco dan hobi makan taco.
"....."Aku mengangguk.
Plakkkkkkkkk
Suara tamparan menggegelar. Untung cuman lamunanku aja, kalo beneran ini muka perlu oplas. Pavel marah oy.....
Langsung dah kukejar dan kini aku meluk dia dari belakang. Sumpah ini bukan aku banget, kayak ada yang narik aku gitu. Reflek gak sengaja, apa mungkin sisa sisa kesurupan kemarin sehingga aku ngelakuin adegan konyol ini?
Pavel senyum tuch, dia kegirangan. Ngerasa aku meluk dia dari belakang dan dia kayak kejatuhab duit satu gepok.
"Aku bikinin yang lain."Eh, buat aku seorang Pavel langsung gantiin menu sarapannya, padahal aku tahu pasti dia marah. Tapi setelah aku peluk tadi tiba tiba aura Pavel berubah jadi ngemong. Aduch manisnya orang satu ini.
.......
Beberapa saat kenudian Pavel masakin yang lainnya. Menu yang gak pernah salah dan selalu benar ada didepanku. Mau diapain aja tetap bisa dimakan.
Ayam goreng.
"Hanya ini yang tersisa dari kulkas, jadi kamu harus makan."Pavel memastikan aku untuk makan.
"Terimakasih ya" Aku mulai sarapan.
"Iya" Balas Pavel sambil senyumin aku.
Aku mengunyah itu ayam dengan semangat, untung aja gak muntah lagi. Lihat senyum Pavel mualku sedikit berkurang. Jadi sebenarnya ini penyakit apa eoh, aku jadi curiga.
Pertama, tadi saat lihat punggung Pavel ingin meluk. Dan rasanya hangat gak ingin ngelepasnya.
Kedua, aku ngerasa baikan saat ngelihat Pavel. Mualku ilang seketika dan aku baik-baik saja.
Wah, ada yang eror ini sama aku. Saran aja, jangan sok sumpahin orang gak suka. Kalo ujung ujungnya gini gimana coba?
"Pavel"Aku memaggil Pavel pingin konfirmasi sesuatu.
"Iya"
"Dia siapa?"Tunjukku pada foto diatas.
"Bukannya itu kamu, aish"Pavel menertawakiu. Nyatanya foto yang kutunjukkan salah. Narsis banget ya aku. Wkwkek
"Oh, salah jadi abaikan"Cengirku dan aku cari foto yang kulihat kemarin.
"Dia yang kumaksud."Tunjukku lagi pada foto diatas, masih ingin tahu siapa gerangan. Urusan kenapa Pavel suka nongki sama Chen tanya entaran aja.
"Oh, hanya mantan pacar. Dia Austin." Ish pake dikenalin namanya pula. Gak penting aku gak mau tahu.
"Kalian balikan, kok barengan di insta story terbaru?"Aku kepo, kepoku bercampur rasa nano nano. Seharusnya aku seneng Pavel kemungkinan balikan ama acaranya. Nyatanya aku berharap lain.
"Kenapa, cemburu?"Tanya Pavel, langsung gengsiku muncul.
"Kagak, aku balik kalo gitu."Omg, gelagatku udah mencerminkan aku cemburu. Sumpah ini diriku kayaknya masih kesurupan dah. Perlu dibalikin ke desa kemarin biar nyawaku balik seutuhnya.
Stttttttt
Grrrrrttrrp
Pavel menarikku dan memelukku.
"Bisakah lebih lama."Pintaku saat Pavel ingin melepasnya dan memberi alasan padaku. Aku ngerasa nyaman, gak karna aku mupeng atau yang lainnya. Tapi ini benar benar seperti naluri.
....
Tbc
Hoam, gak usah nyari typo.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top