5. Minta jatah

Kemaren Pavel nganterin aku dan balik duluan dan kini diapun ngantetin aku balik lagi karena Nai kabur lagi buat ngejar Chen. Itu Nai belum kapok ditolak mulu ama Chen.

"Nai anterin sampai asrama napa?"Aku mengeluh karena Nai sengaja nelpon Pavel buat ngantar aku balik.

"Ada suamimu juga, kudu dimanfaatin."Cengir Nai. Elah, manfaatin apanya. Naik mobil juga mobilku yang keluar bensin juga aku. Sory sipelit lagi nongol.

"Ayolah Nai cuman 15menit doang ampe asrama."Aku merengek kayak bocah. Ini lengan pake cidera segala jadi ribet kan urusannya mau balik ke asrama aja repot.

"Chen ngajakin makan bareng aku gak boleh lewatin kesempatan itu."Cengir Nai. Dia udah sibuk lihat jam nya.

"Elah Nai, paling makannya juga sekampung bareng semua fans fans Chen. Pake sok makan berdua" Cibirku, biasanya emang gitu. Tapi apalah daya satu idola untuk satu kampung.

"Itu lebih dari cukup daripada kagak"Nai ngacir dan beneran dia ninggalin aku sama Pavel.

"Nai......"Aku gak rela diginiin.

"Jadi pulang kagak?"Tanya Pavel udah nenteng kunci mobil yang tadi diserahin Nai.

"Eh...."Aku kini milih masuk dalam mobil. Dan pavelpun mengikuti.

..........

Tapi sebelum sampe asrama Pavel ngajakin makan dulu.

"Kenapa mampir mampir?"Tanyaku malas. Inginku menjauh sejauh jauhnya dari Pavel.

"Makan dulu eoh, terakhir kudengar perutmu demo. Sebelum demo harus diisi dulu"Ucap Pavel dan kini kita berhenti didepan resto.

"Ayolah aku traktir"Pavel semangat.

"Itu emang tugasmu sebagai seme!"Ucapkan ketus.

"Akhirnya kamu ngaku juga kalo aku seme mu."Pavel kumat narsis. Ini mulut juga suka berkhianat.

"Bodo!!"Ucapku malas dan kini kita duduk ditempat makam.

Mayan, Pavel traktiran gak tanggung tanggung. Dia pesenin makanan banyak. Perbaikan gizi ya begini harus bersyukur dan gak boleh nolak rejeki. Betullllll, gengsi buang ke laut.

"Selamat makan."Ucapku semangat inginku cepat menghabiskan sekiranya dengan comot sendiri tapi nyatanya?

"Pavel"Aku natap Pavel ingin segera makan.

"Iya iya"Pavel senyum kearahku dan mulai menyuapiku.

"Jangan terus senyum bikin diabetes"Ucapku.

"Ish ish.... Ada yang mulai terpesona"Pavel

"Itu yang diabetes!"Tunjukku pada pelanggan lain dan juga pelayannya yang lagi jingkrak jingkrak ngelihat manisnya Pavel suapin aku.

"Tapi aku kok? Dome, jangan cemburu" Gumanku dalam hati.

"Tapi aku milikmu jadi gak usah hiraukan mereka."Pavel itu emang gantle tapi ya begini kadang cinta itu saingan ma gengsi.

"Eh, kapan aku bilang setuju?"Ucapku serius.

"Gak usah bilang setuju pun aku tetap akan mengikutimu" Pavel membersihkan makanan yang bekepotan dibibirku.

"......" Mending diem bae lah sambil menikmati makanannya Pavel anaknya gak suka dibantah sekali dibantah aku yang kalah.

Aku malu dengan badan gedeku nyatanya, hatiku hello kitty. Sedangkan Pavel, muka hello kitty tapi jiwanya dominan banget.

........

"Masih sakit?"Tanya Pavel tiba tiba disela perjalanan balik.

"Apanya?Tanganku jelas sakit mana Nai suka kaburan kalo disuruh diasrama"Aku jadi curhat. Kemarin saat aku butuh banget mandi Nai malah kabur numpang mandi di asramanya Chen alhasil aku gak mandi.

'Bukan itu tapi yang dibawah sana."Lirik Pavel. Aku jadi salah tingkah pake diingetin segala jadi berdenyut kan. Nyari cacing yang kemarin.

"Apaan sich, kalo masih sakit aku gak bakal pergi ke kampus"Balasku

"Jadi, biarkan aku datangi lagi ya?"Pavel memohon, aku otomatis ogah.

"Maumu, aku mah ogah"Ucapku lagi dan nyatanya perjalanan itu jadi cukup singkat karena kita asyik ngobrol.

......

"Makasih, pulang naik taxi aja eoh. Dompetku ada disaku"Aku nawarin Pavel buat ngambil duit didompetku. Aku harus tanggung jawab buat Pavel balik dengan selamat. Tadi kan aku dianter sampai asrama.

"....."Pavel diam tapi dia seolah kayak aku kasih kesempatan buat ngegrepe. Pavel mendejatkan dada bidangngnya kedadaku kedua tangannya sengaja menempel dibokongku, dia sengaja menepuk pelan dan meremasnya. Itu tangan udah sampai dobokong trus apa kabar cacing dibawah sana? Mereka bergesekan, jadi terasa gatal pingin anu. Apalagi Pavel sengaja menggegerakkannya.

"Yak.....mesum!"Aku mencoba melepaskan diri tapi Pavel gak bakal ngelapasin aku gitu aja.

"Kemarin aku udah bikin pengakuan diterima kan?"Bisik Pavel ditelingaku bahkan dia sengaja menjilatnya. Kutu kupret satu ini emang mesum kuadrat.

"Ogah"Balasku masih kekeh dan kini mataku lagi berusaha mencari disekeliling, berdoa gak ada yang ngintip bahkan bikin status dimedia sosial tentang Pavel yang ngegrepe grepe didepan umum.

'Dome, sebenarnya apa maumu eoh. Coba katakan dan terima cintaku, aku gak mau menganggap kejadian kemarin sebagai cinta semalam doang' Pavel serius ngucapinnya, seperti aku serius buat ngelupainnya. Sumpah aku merasa takut bila kita memulai sebuah hubungan pasti pisah nantinya. Seperti mama dan papa. Jadi pikirku mending gak usah ngejalin hubungan saja.

"Tutup mulutmu."Aku segera mungkin menutup mulut Pavel dengan tangan kiriku, bila kedengeran yang lain berabe.

"Udah kayak ngak pernah tidur ma orang lain aja, Pavel ini abad setelah doraemon pensiun jadi gak usah lebay"Balasku pergi. Sex udah kayak konsumsi anak muda saat ini. Slogan no free sex udah gak mempan. Yang ada pakai kondom buat free sex. Kan lucu!!!

"Dome"Pavel mengejarku.

"Apa sich"Aku berbalik.

Greepppppp

Cupppppppppppppp

Eumppppp

Pavel tiba tiba menciumku didepan asramaku. Omg bawalah aku terjun nyemplung dira rawa buar hayati gak sendirian.

Tadi kulihat senyap tapi sekarang seolah seisi asrama tengah mengintipku dan kini semua pada keluar dan bersorak.

"Cieeeeeer"

"Minggir!!"Perintahku pada Pavel dan aku pergi bergegas ke kamar asramaku.

......

Saat aku balik dan ternyata Nai udah tiduran kaget bukan kepalang yang kurasakan.

"Nai kamu udah balik?"Tanyaku heran Nai nyatanya udah rebahan nyante dikamar. Biasanya dia gak pulang kalau udah urusan Chen.

"Banyak yang antri makan bareng Chen, aku gak kebagian duduk jadi aku milih balik" Nai curhat kesedihanya. Udah dibilang juga masih ngeyel ya gitu.

"Katamu Chen yang ngajakin seharusnya dia cariin tempat duduk buat kamu kan?"Tanyaku mengingatkan apa yang tadi dikatakan Nai.

"Sebenernya aku bohong Dome. Hehehe"Cengir Nai dan kini masih menikmati waktu luangnya.

"Nai" Panggilku.

"Iya...." Jawab Nai.

"Bantu aku keramas dong, dari kemarin aku belum mandi."Pintaku.

"Kuylsh"Nai emang baik. Namun saat aku usah siap dengan handukku kudapati Nai gak ada dikamar. Cepet banget itu anak ngilangnya. Ponselnya juga tengah tertinggal.

"Kepo ah"Aku kini membuka ponsel Nai nyatanya Chen baru kirim status disosmednya.

😎Ban pake bocor segala. Padahal kurang dikit lagi sampe rumah.

Dasar Nai jablay, lihat status gitu doank langsung pergi buat nyerahin dirinya. Aku yakin itu Nai langsung terbang dimana Chen berada. Semoga aja gak keduluan yang lain. Apes banget nasibmu Nai.

.......

"Yach gak nandi lagi"Aku milih rebahan dan nyalain kipas maklum asrama gak ada AC nya.

Tapi saat aku hendak menutup mata buat tidur sore ada yang ngetik pintu.

"Siapa?"Aku buka pintu dan saat kudapati siapa yang ada didepan ku ingin sekali itu pintu kuganti dengan pintu baja. Pavel maksa masuk dan sat aku hendak ngunci Pavel lebih kuat buat menbukanya.

"Waktunya ganti perban apa kamu lupa?"Pavel mengingatkan. Bener juga ya saatnya ganti perban.

"Aku belum mandi dari kemarin gak enak kalo datang kedokter dalam keadaan belum mandi."Aku mengeluh sedikit curhat.

"Aku bantu" Pavel menawarkan.

"Ogah, nunggu Nai aja, kamu balik gih. "Aku nunjukin pintu kamar asrama agar Pavel segera pulang.

"Kamu itu bandel banget sich jadi anak orang.' Pavel jitak dahiku dengan jarinya.

"Namanya juga anak orang kalo anak ayam bakal nurut ma kamu!"Balasku masih tak suka akan perlakuan baik Pavel.

"Jadi anak ayam aja dan nurut ma aku"Pavek kini memaksa aku mengikutinya ke kamar mandi.

"Aku gak mau!"Aku ogah ogahan, kalo dibantu Nai mungkin aku gak seheboh ini. Tapi saat dibantu Pavel rasanya aku jadi malu.

"Kenapa eoh, aku juga pernah lihat tubuh itu, menari di....." Pavel mengintimidasiku. Aku langsung iyain aja daripada dia jelasin satu persatu detailnya kayak rekam jejak kasus.

'Justru itu?"Pavel.

"Justru apanya, udah cepetan. Perbannya harus segera diganti!" Dan kini Pavel melepas bajuku dan membantuku mandi. Segarnya terasa sampai didalam lubuk hati yang paling terdalam. Aku udah gak mandi dari sejak aku dapat luka ini. Cuman cuci muka doang dan gosok gigi. Jadi saat rambut ini terkrna air, seraya segarnya gak terkira.

Aku menikmati rambutku dipijat Pavel untuk dicuci terasa nyaman sekarang.

......

Tak hanya itu kini Pavel membantu mengeringkan rambutku, membantuku memakai baju dan kini hendak mengantarkanku ke rumahsakit.

Saat di mobil.

"Pavel kamu berlebihan. " Ucapku pada Pavel. Dia terlalu memperhatikan aku.

"Apanya yang berlebihan. Besok aku yang antar dan jemput kamu dikampus" Pavel semangat.

"Gak usah, apa kata teman yang lain?'Aku gak mau masuk dalam lubang gosip yang menyesatkan.

"Udah kesebar juga."Cengir Pavel.

"Kesebar? Kesebar apanya, kamu pasti yang ngegosip. Dasar !!"Aku kesal kemarin dia udah koar koar difakultasnya pasti dia biangnya.

"Coba lihat aja di sosmednya Nai" Nai ngasih lihat status Nai dari ponselnya.

"Selamat ya Dome udah ada papah baru Pavel fakultas teknik ketua senat yang pake motor sport badan gede ada tatto dilehernya dan dua tahi lalat dimukanya, semoga aku juga cepet nyusul."

#Nai_mencintai_Chen

"Nai........"Aku kesal dan ingin sekali mengacak rambut Nai. Gila aja pake segamblang dan sejelas itu bilang kalo papah barunya Pavel anak fakultas teknik ketua senat dsb. Kenapa gak sekalian taroh alamat rumahnya.

"...."Pavel merasa lucu ngelihat aku yang uring uringan. Dan kini Pavel siap mengemudikan mobilku.

........

Pavel kamu gak punya mobil apa? Pake mobilku mulu, bensinnya itu lho. Wkwkwk

Tbc
Ra sah koreksi typo.   Wkwkwk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top