4. Pavel nandai miliknya.
Masih di fakultas teknik.
Udah selesai makan niatannya aku nungguin Nai, kalo gak ditungguin itu anak orang bisa pulang besok. Nai tadi pun nebengnya ma aku.
"Nai kuy balik."Aku kirim pesan ke Nai. Tapi Nai gak respon, centang pun hanya satu. Aku mengerutkan dahi. Itu Nai suka kebiasaan, kalo sama Chen datanya paling dimatikan. Aku menghembuskan nafas kasar gak boleh sampe tahu itu Pavel kalo Nai ninggalin aku.
"Ada yang salah?"Tanya Pavel, tuch kan dia mah suka kepo. Aku males nanggepin dia dan kini aku ingin pulang bae. Biar Nai nanti pulang sendiri.
Tapi saat aku hendak pergi kerumunan anak anak teknik yang rusuh itu nongol dan nahan aku. Mereka memintaku duduk kembali dan menggodaku.
"Woa...anak kedokteran ada yang mampir, beri jamuan yang istimewa."Mereka senyum senyum, unfaedah banget pokoknya. Aku itu males ngadepin anak satu Pavel malah kini nambah. Mana badannya gede gede pula. Apa mungkin itu di fakultas teknik titisan hulk semua atau mungkin kerjaan mereka mukulin batu aspal. Heran aku.
Zzzt, ada yang mulai towal towel. Aku risih bro, emang aku apaan. Sabun colek bae harus bayar.
"Ish apaan, jauhin tanganmu!"Peringatku kesal dan kini aku berdiri dan memperjuangkan tubuhku ini. Enak aja main sentuh, kagak boleh. Ini pelecehan namanya.
"Woalah jangan marah gitu dong sayang, imutnya nanti ilang lho?"Mereka udah kekerasan mental, pelecehan verbal pula dan mereka matanya udah jereng kuadrat.
Coba perhatikan aku, aku itu badannya gede 11/12 ma Pavel. Aku malah kumisan dan bahkan mukaku gak ada manis manisnya cuman tetolong sama lesung pipi doank. Marah donk, dikatain gitu. Aing bukan princes tapi prince.
Mereka beneran kelewatan dan kini nepuk bokongku. Aku merasa terhina dan tenodai. Sungguh kau terlalu wahai teman teman Pavel.
"Yak......."Teriakku gak terima, si kunyuk Pavel juga pake diem bae. Nyusun rencana buat bela aku atau emang dia golongan mereka. Jadi aku harus pikir ulang buat jaga diriku sendiri dan membela sendiri diriku. Walau bagaimanapun kini aku berada di kadang buaya, gak boleh jengah atau lengah. Walau nanti tak keluar idup idup setidaknya aku gak suka meninggalkan sejarah kalau aku ini mudah dibully.
Plakkkkk,
Aku yang kesal pun sengaja menampar anak fakultas teknik yang sengaja megang bokongku dengan tangan kiriku. Pelecehan gays, aku kudu strong menghadapi mereka. Tapi temanya yang lain gak terima.
Dan aku emang salah sasaran, jelas itu anak fakultas teknik dan gerombolannya kesal dan marah. Aku bikin cap lima jari dipipinya dan itu anak udah siap ngehajar aku.
Gerakan slowmotion anak fakultas teknik hendak memukulku dan aku berusaha menghindarinya.
Ssssssst, tangan besar itu yang aku tahu kalo mendarat langsung diwajahku bakal bengkak berbulan bulan. Nyatanya ditahan Pavel. Euh, pangeran disore hari. Aye aye....
"Gak usah ikut campur!!'Anak itu marah dan menggebrak meja. Tapi nyatanya Pavel lebih galak.
"Kalau kamu berani nyentuh dia lagi, bolehkah tanganmu buat cemilan Larry?"Pavel mengancam dan pria itu langsung menundukkan wajahnya.
Larry itu anjing penjaga di kampus fakultas teknik. Sejenis anjing pelacak gitu, buat jagain kalau ada tiba tiba terjadi kerusakan mesin dan mau meledak. Larry itu sengaja dilatih buat membantu pekerjaan bengkel. Yang pastinya Anjing itu galak.
"Kenapa kamu belain dia, bukannya fakultas teknik selalu mengimtimidasi fakultas kedokteran!"Ucap pria satunya menimpali, dia ingin membela diri. Takut akan Pavel yang marah.
"Eh, tapi tidak untuk dia. Jadi, bila ku dengar dia mengadu atau kulihat kalian nyentuh dia dan ganggu dia. Aku siapkan tangan kalian buat sarapan Larry!" Pavel nunjuk teman temannya pake satu jarinya. Ngeri oy, Pavel terlihat seperti psikopat gila.
"Apaan sich kamu Pavel, gak biasa biasanya belain anak orang sebegitunya.' Mereka masih ingin tahu alesan Pavel. Dan kini Pavel menatapku, roman romannya ini mencurigakan. Aku sengaja melotot kearah Pavel agar dia gak membocorkan rahasia itu.
"Dia kini istriku!"Pavel memelukku dari samping.
Omg, sumpah hari ini aku ingin sekali melompat dari atas pesawat dan terjun bebas dilangit yang tiada siapa siapa. Meluncur langsung ke dalam kawah gunung berapi. Lenyap.
........... "Pavel jangan bilang kamu juga bakal beberin kalau kita pernah ena ena"Gumanku prustasi.
"What!!!"Mereka kaget, syok dong. Pavel sebagai orang yang bikin iri semua pria karena dikejar kejar wanita nyatanya homones. Mayan ilang satu pria tamvan dan saingan mereka berkurang.
"Udah jangan lebay"Pavel kini menarik tangan kiriku buat mengikutinya. Aku boleh sedikit lega, Pavel hanya bilang aku istrinya yang secara tidak langsung dia bilang aku pacarnya. Tidak ngomongin soal yang aku binal diatas ranjang.
.......
"Terimakasih"Ucapku disela langkahku menuju parkiran.
"Buat?'Pavel bingung dan bertanya padaku.
"Karna kamu gak bilang kalau kita pernah tidur bareng dan aku pernah menari diatasmu."Sumpah nadaku bicara tiba tiba lemah, aku aja gak nyangka bakal selemah ini .
"Hmmmm, tapi kamu harusnya memberi hadiah padaku?"Pavel.
"Hadiah?" Tanyaku bingung.
"Kissss"Pavel sengaja memanyunkan bibirnya, Iuh banget pokonya.
Aku langsung ngehindar dan Pavel terus mengikutiku.
"Bukannya kamu selalu jahat padaku?"Tanyaku sambil mempercepat langkahku.
"Ya karna kamu manis kalo sedang marah. Dome, kalo senyum apa lagi"Kalimat godaan yang mengerikan.
Weh, Pavel bahaya nich. Kabuerrrrrrrr.
Aku langsung ngacir pergi keparkiran dan kini masuk kedalam mobilku. Pavel mengetuk pintu mobil dan memintaku membukanya.
"Apa?" Tanyaku dan hanya membuka kaca mobilnya.
"Hadiah...."Pavel nodong.
"Bayi mau?"Mulutku juga minta dirukiyah ini. Kalau ada malaikat lewat urusannya bisa beda ini.
"Apa, kamu seriusan degan ucapan itu?"Pavel malah asyik ngobrol trus aku pulangnya kapan. Kegirangan dia dapat bayi dari aku.
"Jelas itu boong, ngapain juga aku punya bayi darimu!"Aku menutup kaca mobilku dan hendak pergi.
"Dome....!"Pavel terlihat kesal dan kini terus menggedor pintu. Aku mulai panik karena ingin kabur tapi gak bisa gays, tangan kananku luka gimana mau nyetir?
Hadwehhhhhhhhj, pikun itu jangan dipelihara lama lama.
.....
Sstttttt aku cengar cengir buka kaca mobil dan disitu Pavel langsung natap aku.
"Bisa minta tolong setirin sampe asrama?"Tanyaku sambil cengengesan. Kayaknya aku kebiasaan malu malu in dech, bilang ogah nyatanya hooh. Buktinya sekarang Pavel senyum kearahku dan siap nyetirin aku buat balik.
Ngueng......
Mobil ku melaju. Pavel terus mandangin aku.
"Jangan terus natap aku. Fokus ke jalan!!'Perintahku aku merasa risih.
"Iuh manisnya kamu kalo lagi marah?"Pavel terus saja menggodaku.
"....." Aku males mau ngomong lagi karena bakal panjang urusannya milih buang muka dan lihat jalan aja.
Karena agak jauh dan perutku dalam keadaan kenyang aku mulai mengantuk. Tidur baelah, toh ada yang nyetirin gak mungkin juga Pavel sengaja entar nyemplungin diri bersama dijurang.
Yang ada jurang kerinduan, aye aye
..
......
Aku merasa aneh bin ajaib, sejak kapan kursi mobil jadi senyaman ini. Aku menggeser tubuhku dan seolah rasanya makin nyaman. Empuk dan....
.
"Udah bangun?"Nai natap aku sambil melipat tangannya.
"Eh, Nai aku kok disini?"Tanyaku balik, trus aku jalan gitu. Atau terbang pake karpet ajaib? Kok bisa sampe dikamar asrama yang ada dilantai lima, gak ada lift say.
"Tadi Pavel mengendongmu, kamu sengaja pura pura tidur buat digendong Pavel. Dasar binalnya"Nai menertawaiku yang ogah ogahan nyatanya Hooh hooh an. Ditambah ngolok binal segala. Aku gak sengaja pura pura tidur eoh, aku emang tidur dan gak sadar ada yang ngegendong aku sampai di kamar. Woa, nyatanya Pavel strong.
"Kalo sengaja tidur harusnya aku balik sendiri.' Aku mencoba membela diri. Gak maulah Pavel ngegendongku. Pasti banyak yang lihat dan besok namaku pasti tepampang di papan buletin kampus.
Owalah nasep nasep.
"Sejak kapan kamu sama Pavel?"Nai mengintoregasi. Nai tahu aku paling benci sama Pavel yang trus bully aku tapi ngelihat gelagat Pavel kali ini Nai curiga. Nai tahu tatapan Pavel itu tulus buat mendapatkan seseorang karena Nai sendiri udah lama ngejar ngejar Chen yang gak pernah ada respon untuknya.
"Sejak......."Aku bingung. Sejak kapan pemirsah aku terikat ma Pavel?
"Aku mau tidur lagi!"Aku menutup diriku dengan selimut malas jelasin ke Nai. Ujung ujungnya dia bakal koar koar kalau tahu rahasia itu. Mulut Nai setajam tetangga kalo lagi gosipin orang. Gak kenal teman atau lawan semua digosipin ma dia.
"Dome, apa hubunganmu dengan Pavel?"Nai terus bertanya dan itu berisik.
"Sejak hari ini!"Udah pasrah aja, biar Nai diem. Dan sekarang kulihat Nai sempoyongan hendak pingsan. Aku mendahuluinya dengan pacaran sama Pavel duluan.
"Hiks hiks"Kudengar suara tangisan. Nai kumat lebay.
"Aku yang ngejar ngejar Chen dari tahun pertama kuliah, kenapa kamu yang punya pacar duluan?" Nai galau, Nai merasa terdzolimi.
"Kamu pasti pernah tidur ma Pavel dan kini hamil anak Pavel, ayo ngaku?'Nai masih ingin jawaban lebih. Dan ucapan Nasi bagaikan doa.
"Eh kunyuk aku pernah tidur ma dia ya, tapi gak hamil juga kali."Aku keceplosan. Hoalah alamat palsu dah.
Itu Nai udah lari bawa gosipnya keluar kamar asrama kita. Marilah kita mengheningkan cipta.
"Menghentikan cipta dimulai"
.......
.......
Tbc
Abaikan typo.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top