28. Pattaya

Pattaya rame banget, gak pas kalo buat jalan jalan bumil kayak aku ini. Jalannya berdesakaan dan banyak lady boy cari pelanggan.

"Kak, mau cari cowok?"Tanyaku, aku merasa risih karena suasana udah kayak club malam ditambah tercium bau bau aneh.

"Kakak jomblo berkualitas."Levin masih kekeh dengan semboyan hidupnya.

"Eh, lantas dari sekian tempat nongkrong kenapa harus ke Pattaya."Aku malas. Levin tempat nongkrongnya suka aneh. Nyatanya jomblo itu bikin sesat. Jelas disini area cari pasangan atau enggak yang ada pasangan nongkrong disini. Tapi Levin gak kedua duanya.

Levin gandeng aku coba ngelindungin aku. Banyak orang yang berlalu lalang. Dan dari tadi aku kesenggol mulu dan hampir jatoh.

"Kak pulang!!! Kalo ada apa apa sama cucu mama dan papah kakak pasti auto delete dari kartu keluarga!!" Ancamku kesal, niat banget itu Levin bikin sengsara aku. Bumil itu jalan jalan ke taman gitu. Sepi nan syahdu menikmati angin malam. Hela ini? Mau ikutan dugem kan harus sadar diri perut udah kayak badut.

"Oke, cari Nai dulu!" Levin akhirnya mau balik. Tapi Nai pake acara ilang. Dia gak bisa bhs. Thailand. Kalo gak segera dicari dia bisa disandera cogan macho disini. Btw Pattaya gak hanya ada lady boynya. Banyak juga cogan macho yang cari uke. Hati hati Nai, nanti kesodok yang lain.

"Nai bisa pulang sendiri lah, ayo kak" Rengekku, biarlah Nai ilang. Aku udah hak peduli, dianya aja aneh tahu tempat rame dan dia buta arah apa lagi bhs Thailandnya acakadul pake acara ngilang.

"Iya iya." Levin iyain aku buat ninggalin Nai.

Bye Nai, semoga gak ketemu cowok berengsek bae.

......

Lama jalan capek say, gak mungkin membelah lautan manusia ini dengan mobil pribadi atau jet pribadi. Horang kaya gak ada yang hormat disini semua sama, dan budayakan antri saat berjalan.

"Duduk dulu."Pinta Levin tahu aku kelihatan lelah. Emang babynya siap lahir jadi aku udah mudah lelah banget. Aku lahi minum air mineral yang disodorin Levin.

"Jalan jalan itu ke taman kek, masak kesini. Aku bukan jomblo kaya kamu kak."Aku kesal. Aku terdampar diarea tempat ngejomblo ria jalan jalan. Aku kan bukan kaum jomblo, aku itu kaum istri bang Toyib.

Nunggu suami pulang, asal gak sampe 3x lebaran aja. Kelamaan!!!

"Seriusan"Levin mengerutkan dahinya, sepertinya dia bakal kasih kejutan ke aku terlihat dari ekspresi aneh itu. Dan dia kini mundur dua langkah dari tempat berdirinya semula.

"Kak..."Aku merengek. Kali aja aku gak dibawa balik malah disuruh tinggal dan dia ngedugem ria. Kan kampret!!!!

.....

Zzzzxzzt

Tiba tiba aku merasa ada yang datang dari belakangku. Baunya kembang mawar, aku jadi merinding seketika.

"Kak ada demit di Pattaya, bau kembangnya mencurigakan?"Aku ketakutan.

"Hahaha, ngaco!!"Levin tertawa dan sembari ngasih kode aku buat menoleh.

"Pavel....."Sontak mataku berkaca. Aku mendapati Pavel yang kurindukan datang. Dan kini Pavel mencium keningku.

Nyatanya aroma kembang tadi dari bucket bunga yang dibawa Pavel bukan horor. Abaikan!!

"Maaf aku datangnya lama"Pavel pun memelukku, walau itu rada susah tapi kita berdua tengah melepas kerinduan.

"....."Airmataku meleleh.

"Kak...."Aku hendak berterimakasih pada Levin.

"Udah gak usah ngedrama, biarkan cogan jomblo berkualitas ini menikmati malam."Levin nyengir kuda dan langsung pergi meningalkan kita berdua.

"Maaf datangnya lama."Pavel mengulang permintaan maafnya.

"Maafin kakak ya, bikin kamu susah"Aku tengah meminta maaf atas nama Levin. Kalo minta Levin agar minta maaf, nunggu sampe lebaran monyet Levin gak bakal mau.

"Bukan salah Levin kok, buktinya dia kini kasih ini aku buat ketemu kamu."Pavel mencium ku.

"Tapi Pavel...."

"Levin buat aku jadi mandiri dan tanggung jawab biar nanti kedepannya bisa jagain kamu."Nyatanya Pavel gak marah saat kita dipisahin, tapi dia malah jadi pribadi yang baru. Dan pastinya punya pekerjaan yang mapan.

"Pavel" Panggilku, aku merasa cukup mendengar alasan kenapa kita dipisahin tapi aku punya pertanyaan lain.

"Iya...."Balas Pavel.

"Kenapa kencan kita gak pernah romantis sich?"Yach ini emang aneh, masak mau ketemuan dan kasuh kejutan di Pattaya?.

"...hahahaha, adanya juga gini disyukuri aja" Lah, Pavel malah ketawa girang.

"Trus kenapa milih tempat kayak gini, cari gebetan baru?"Aku curiga. Kenapa Pavel berjekiaran ditempat ginian.

"Enggak, satu aja aku kangennya bisa setebgah mati. Dome....aku buka usaha sambilan disini buat tambahin tabungan. Lumayan karna omsetnya diluar jangkauanku."Senyum pavel merengkah, nyatanya ada rejeki lain di Pattaya.

Pavel lagi part time di Pattaya, karna itu dia sibuk banget. Karna dia belum ada karyawan.

"Udah gak usah mikir yang aneh aneh, kita istirahat ditempat usahaku."Pavel kini mengandengku untuk pergi ketempat usahanya.

Tak perlu berjalan lama kita pun sampe.

"Pavel, dari sekian usaha kenapa malah milih usaha itu?"Tanyaku kepo.

"Rejekinya disitu" Pavel masih bersikap legowo. Pasrah aja dengan apa yang ada didepannya.

"Ah....."Aku mengangguk. Gak usah debat yang penting kita udah ketemu dan Levin gak bakal ada niat lagi buat pisahin kita lagi. Karna Pavel udah mandiri sekarang.

"Cilok Edan"

Pavel jualan cilok di Pattaya pusat orang muda berkumpul. Hadehhhhh, dari sekian usaha. Nyatanya Pavel mendulang banyak uang di usaha itu. Padahal mayoritas banyak yang menjual alkohol.

.......

Ditempat lain.

Nai gak lagi biasanya tapi malah cenderung aneh karena dia gak pelit untuk kali ini, dia kepo sama lady boy yang super duper cantik dengan gaun vulgar itu.

Nai, ilernya dikondisikan eoh.

Nai terkesima dengan aksi para lady boy yang menari eksotix untuk mendapatkan uang. Nai yang kesurupan tiba tiba gak pelit kasih satu kresek uang rupiahnya. Nai masih saja kebiasaan, gak pernah tukar uangnya sebelum liburan.

"Cantik...?"Chen bertanya tapi Nai belum sadar kalau dibelakangnya Chen.

"Iya..."Nai mengangguk dan masih fokus akan kemilekan ladyboy didepannya itu.

"Suka.....?"Tanya Chen lagi.

"Hooh"Nai semangat jawabnya.

Greppppp, Chen langsung menangkap tubuh mungil itu dalam gendongannya. Seketika Nai yang kaget spontan berteriak.

"Yak.........."

"Udah diem atau ku suruh para ladyboy itu memakanmu!!'Ancam Chen kesal.

"Chen....turunin aku"

Lantas Cheb nurunin Nai dan natap mata Nai.

"Nai aku rindu....."Chen hendak memeluk Nai, tapi Nai nolak.

"Sory, aku gak rindu. Permisi aku mau lihat yang tadi lagi. Lebih bening dan sedap dipandang mata."Nai sombong dan ningalin Chen gitu aja.

"Nai kamu marah?"Chen ngejar Nai dan kini menarik tangan Nai.

"Aku gak marah tapi kesel aja. Kenapa gak kabarin aku selama ini?" Nai sempat prustasi kemarin, dia hampir gila karena Chen ngilang gitu aja.

"Aku lagi nabung buat kita" Chen beralasan. Tapi kan bisa lah kirim pesan kasih kabar. Itu maunya Nai, tapi maunya Levin Chen gak boleh kabarin dan Chen harus nurut.

"Kita?"Nai malas.

"Iya kita, aku dan kamu" Chen mendekati wajahnya pada wajah Nai.

Tapi Nai udah gak mau baper lagi, dia melengos pergi.

"Nai...... Khun ca taengngan kab chan him?"

"Aku gak ngerti bahasa Thailand"Nai melepas genggaman tangan Chen tapi Chen yang lebih kuat kini masih enggan melepas Nai. Lantas Chen menyelipkan cincin dijari Nai.

"Maukah kamu menikah denganku?"

Sontak Nai jadi kaku, petasan dimalam Pattaya dinyalakan tanda puncak jam malam sudah tiba. Semua orang yang ada dikeramaian bersorak gembira.

"Iya......aku mau....."Nai memeluk Chen dengan semangatnya. Nyatanya penantiannya selama ini gak sia sia.

Tbc.
Abaikan typo.
Xl lagi eror jdi maaf lama upnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top