26. Surat perceraian
Sebelumnya..................
"Pavel papah mau transfer perusahaan atas namamu. Tolong tanda tangan dibawah."Pinta sang papah tanpa memberitahu Pavel yang sebenarnya. Dan begonya Pavel gak periksa isi dari berkas yang akan dia tandatangi.
"Pavel belum mampu jalanin perusahaan pah. Pavel juga baru ditahun terakhir."Pavel hendak menolak tapi papahnya kekeh memaksa.
"Bukannya tempat magangmu memintamu tinggal dan kamu bisa bekerja sambil kuliah. Kenapa kamu tidak percaya diri buat lanjutin perusahaan papah." Mertuaku emang nomor satu buat urusan kong kalikong.
"Pavel maunya kerja ditempat orang dulu pah, setidaknya dua atau tiga tahun lebih biar bisa mandiri dan punya pengalaman kerja. Kalo langsung pergi ke perusahaan papah jelas Pavel tinggal duduk dan ongkang ongkang kaki udah pada nurut sama Pavel."Pavel memberikan alasannya, dia gak mau tinggal terima beres saja.
"Okelah kalau maumu begitu, tapi kamu harus tandatangani transfer perusahaan ini, pengembangannya gak bisa ditunda dan papah terlanjur pakai namamu."Bohong sang papah. Karna Pavel belum paham betul akan tipu muslihat antar perusahaan dan tidak tahu kalau dirinya bakal teraniaya Pavelpun kini menandatangani surat itu tanpa memeriksanya. Dia terlalu percaya sama papahnya.
"Papah pergi ke Thailand mungkin akan lama papah balik. Jadi tolong kasih tahu adikmu jangan terlalu tergantung sama Art buat jagain anaknya. Sedangkan istrimu itu, ahhhhh."Mertuaku kehabisan kata kata dan malas membicarakanku padahal aku dijual gays. Kenapa hidupku tidak jauh jauh dengan perdagangan eoh.
"Iya iya" Pavel mengangguk mengerti.
.....
Sebulan pertama aman itu perusahaan mertua dan punya laba yang banyak bahkan bisa bayar hutang di bank.
Masuk dibulan kedua, penjualan makin menurun dengan pasar internasional yang memang dikendalikan Levin.
Dan dibulan ketiga, para investor pergi dan perusahaan dikatakan bangkrut.
Mertuaku lantas bergegas menghampiri Levin ditempat kerjanya.
Brak.....
Membuat langkah jelas dan nyelonong masuk diruangan Levin.
"Maaf pak. Saya tidak bisa menahannya"Sekretaris.
"Sudah tidak apa apa" Levin menyuruh sekretarisnya pergi.
Lantas Levin mendekat kearah mertuaku yang kesal tanpa dipersilahkan duduk mertuaku duduk dengan dasi yang acak acakan.
'Sudah puas?' Mertuaku kesal, ini terlalu mudah buat Levin menghancurkannya padahal mertuaku udah berambisi bakal ngalahin perusahaan Levin.
"Belum"Levin tersenyum.
"Apa maumu sebenarnya?"Tanya mertuaku, beliau mengenal Levin tapi beliau tak menyangka Levin bakal berbuat sejauh ini.
"Ingin buktikan bahwa kekuasaan bisa membeli apapun dan nyatanya harga diri itu juga ada harganya buatmu" Mata Levin mengintimidasi.
"Kembalikan surat cerai Pavel" Mertuaku sudah prustasi nyatanya kemarin hanya tipuan belaka dan beliau merasa bersalah karena sudah menukarku.
"Kenapa aku harus merugi dua kali, pertama perusahaanmu bangkrut dan kamu meminta surat perceraian itu. Ah, mimpi aja!!! itu lah harga mahal yang harus kamu bayar" Levin senyum devil dan membuat mertuaku sampai kehabisan nafas ngehadapi sikap jahat Levin yang tanpa basa basi itu.
"Kamu menjebakku"Mertuaku merasa terjebak akan tipu daya muslihat Levin.
"Sudah tahu dijebak kenapa mau masuk. Kena kan?" Levin tertawa, bisnis ya bisnis walau didepanmu orangtua.
"Gila kamu!!" Mertuaku berdiri gak kuasa bila berakhir secepat ini.
"Bukannya aku dijuluki The Devil" Levin mengingatkan bahwasanya tak mudah bagi orang untuk lepas bila Levin sudah mengincarnya.
"Argggggggh"Mertuaku marah, untung jantunggnya gak kumat.
Lantas Levin melempar sebuah tiket serta uang liburan.
"Apa ini?"Mertuaku bingung.
"Bukannya peternakanmu di Amerika perli tuannya kembali" Gila eman itu Levin tahu aja. Dan sudah mengantisipasinya.
"Kamu mengasingkanku"Mertuaku gak terima.
"Tidak, aku hanya membuat mu kembali ketempat asalmu. Merenunglah!!!"Levin memberikan kesempatan buat mertuaku berfikir ulang apa saja kesalahannya.
"Kamu......!!!"Murka tapi tak berdaya.
"Iya, aku membantumu untuk pergi dari masalah ini apa perlu penjelasan lain?'Levin masih mengintimidasi.
"Pavel dan Chen?"Mertuaku berfikir beliau bisa saja pergi, tapi bagaimana Pavel dan Chen.
"Mereka perlu menangani kekacauan yang sudah kamu buat jadi.....?"Levin belum selesai.
"Jangan buat mereka menderita!!"Potong mertuaku dan mengambil tiket dan akomondasi itu.
"Aha, itu rencananya. Terimakasih idenya " Levin makin menjadi.
"........."Mertuaku sampai kehilangan kata kata.
Lantas Levin memanggil sekretarisnya.
"Tamunya mau pulang"Levin
"Levin"Mertuaku menatap mata Levin.
"Selamat menikmati liburannya"Cengir Levin dan meninggalkan mertuaku dan pergi kearah jendela kaca untuk melihat pemandangan kota Bangkok.
Sekretaris Levin lantas menggiring mertuaku untuk pergi. Aku gak nyangka Levin setega ini.
.......
Diasrana Nai, Levin juga datang dengan surat negosiasinya.
"Pagi...."Senyum Levin merengkah saat Nai membuka pintu. Memang Levin itu punya senyum malaikat jadi banyak yang ketipu padahal senyuman itu tanda akan ada yang sedih.
"Pagi Lev, tumben datang."Sapa Nai.
"Chen ada?"Tanya Levin tanpa basa basi.
"Ada, masuklah."Ajak Nai sopan.
Levin mengekori Nai yang berjalan masuk.
"Nai bisakah kita ngobrol berdua?"Pinta Levin dan meminta Nai untuk pergi.
"Tentu" Nai yang tidak tahu akhirnya memilih untuk meninggalkan Chen dan Levin untuk ngobrol berdua.
.....
Chen keluar dari kamar mandi.
"Tumben datang Lev, ada perlu apa sampai Nai harus keluar." Sepenting apakah obrolan itu sehingga Nai tak boleh dengar.
"Ini buatmu."Levin memberikan satu berkas yang bikin matanya Chen melotot. Itu ekspresi yang sama seperti saat mertuaku diberikan dua berkas kemarin. Namun Chen hanya mendapat satu.
"Ada Rich dan Rae serta sekarang? Hmmmm Nai juga!"Senyum Levin dan dia sibuk menggaruk ujung dagunya.
"Apa yang harus aku lakukan?"Chen nyatanya lebih cepat tanggap. Mungkin karna dia seorang papah dari dua anak dan sekarang pacaran dengan Nai.
"Cukup tanda tangan berkas itu dan pergi ke Thailand!" Perintah Levin dan Chen hanya bisa mengiyakan.
"Baiklah" Chen.
"Ups, tidak ada perpisahan yang layak."Levin menggerkkan jari telunjuknya tanda tidak boleh ada salam perpisahan dan Chen harus berangkat detik ini juga.
Sadisssss eman itu si Levin.
.....
Nai pun kembali saat merasa itu percakapan sudah lama berselang. Namun saat masuk dalam kamar asramanya dia tak mendapati Chen ada. Bahkan baju dan perlengkapan Chen juga tidak ada dan kamar sedikit berantakan karna itu.
"Chen..."
"Chen kamu dimana?"
"Chen...."
Nai pun berinisiatip menelpon Chen.
Tut.....
Tut.....
Tut.....
No yang anda hubungi sedang tidak aktif coba beberapa saat lagi.
Tut....
Tut....
Tut....
No yang anda hubungi sedang dialihkan coba beberapa saat lagi.
Tut....
Tut....
Tut....
Maaf no yang anda hubungi sudah tidak terpakai coba anda hubungi call center untuk informasi lebih lanjut .
"Chen.... Kamu dimana, hiks....."
......
Dalam waktu sehari Levin berhasil mematahkan beberapa hati orang dan kini giliran Pavel.
"Serius kamu bertahan dengan adikku?" Levin mendatangi Pavel ditempat kerjanya.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"Pavel bingung akan pertanyaan itu.
"Cukup mampukah kamu membiayai semua kebutuhan Dome?"Tanya Levin, yach aku terlanjur hidup mewah selama ini. Jadi Levin mempertanyakan bagaima kebutuhanku tercukupi saat kondisi keuangan Pavel memburuk.
"Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan?"Pavel jadi kesal.
"Papahmu sudah menyerah akan perusahaan lantas kamu menyerahlah tentang ingin bersama Dome" Levin tahu Pavel juga baru semester tarakhir. Buat bangkit juga akan lama membangun perusahaan baru dan tanpa modal. Sedangkan kerja ditempat orang pun kebutuhan rumah yang besar itu tak akan tercukupi bahkan biaya kuliah.
"Maaf aku tak bisa!!!"Pavel gak mau ninggalin aku dan dia akan berusaha membahagiakanku serta bayinya. Walau dia harus rela berhenti kuliah.
"Mau kamu kasih makan apa Dome dengan keadaanmu yang sekarang!!!" Teriak Levin kesal dengan sikap percaya dirinya Pavel.
"Nasi, Dome suka nasi dengan daging yang berbumbu."Pavel memberikan alasan bahwa aku tetap bisa tinggal dengannya
"Eh buset, gak usah ngelawak."Levin emosi jiwa. Nyatanya Pavel punya jiwa baja gak semudah Chen dan mertuaku.
"Itu kenyataannya. Jadi jangan harap bisa pisahin aku dengan Dome."Pavel meminta Levin untuk tidak khawatir akan adiknya walau keadaan keuangan tidak stabil.
"Mau bikin Dome banyak pikiran karna keadaamu yang sekarang?"Levin tertawa.
"Enggak, aku akan rahasiakan hal ini buat dia. Mungkin kalau dia tahu itu pasti dari kamu. Pergilah!!!"Usir Pavel.
"Sungguh?"Levin sadar akan kegigihan Pavel dan dia akan berusaha keras agar Pavel menyerah.
"Iya!!"Pavel pun hendak meninggalkan Levin. Dia jengah akan kedatangan Levin yang memprofokasinya.
"Kau begitu, bila Dome tahu dan syok akan keadaanmu yang gak stabil ini aku akan bawa Dome langsung pergi!"Levin bernegosiasi tak mengindahkan Pavel yang gak setuju.
(Saat aku tahu semua tagihan itu, jelas itu ulah Levin tapi dia main halus jadi gak terkesan dia kasih tahu aku.)
"...."Pavel pun pergi.
(Moment ini Levin tidak membahas kalau Pavel sudah menceraikan aku tapi saat aku pingsan berkas perceraian itu akhirnya dipegang Pavel)
....
Saat aku dibawa paksa pergi.
"Aku akan mengganti semua kerugian yang papah buat jadi, kumohon jangan pisahin aku dengan Dome"Pavel berlutut memohon dikaki Levin.
"Kalau begitu bekerjalah sampai mati, lalu lunasi semua kerugian yang papahmu perbuat!!'Levin berteriak dan kini menutup pintu mobilnya dia meninggalkan Pavel yang berusaha menggedor pintu. Namun Levin abaikan, dan saat itu aku dalam kondisi lemah dan masih tak sadarkan diri.
.....
"Gila aja, keluarga macam apa yang menjual menantunya hanya demi uang. Pavel pasti tidak lebih baik dari itu. Jadi aku gak rela adikku bersamamu (Pavel)!"Gumab Levin. Lantas Levin kini menuju bandara. Dia tak habis pikir dengan keluarga Pavel. Papahnya menjual menantunya demi perusahaan. Pavel yang belum bisa mandiri dan juga Chen yang jelas punya dua orang anak. Itu yang mendasarievin untuk bikin keduanya mandiri dengan sikap tegasnya cenderung mirip devil.
Levin sengaja kasih tantangan buat Pavel dan Chen agar bikin perusahaan yabg bangkrut itu pulih kembali tanpa dukungannya dan keluarganya. Dan tanpa bisa bertemu dengan orang orang yang disayang.
Tbc
Bila mumet minum obat.
Jangan maki aku, cukup koment aja.
Abaikan typo.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top