23. Balik dari RSU

I'am back.

Mertuaku lagi pasang muka kecut tuch di ruangtamu. Gak tahu aku apa yang dipikirkan beliau. Mungkin doa yang gak terkabul karna bayinya selamat, ataukah karena aku adalah turunan tajir. Abaikan!!

"Aku pulang om."Aku hormat ala prajurit, bersikap seolah gak ada apa apa itu penting.

"Dome...."Mertuaku lagi mau bicara serius jadi aku kini duduk didepan beliau.

"Iya "Aku duduk dengan perlahan karena memang lukaku belum pulih sempurna.

"Apakah sakit? Maafkan papah tidak bisa menjenguk"Mertuaku lagi meminta maaf, aku malah mengerutkan dahi. Heran aja, ini ada udang dibalik bakwan atau tulus. Suudzon disaat seperti ini sah sah aja.

"Udah baikan kok" Aku tersenyum dan sembari menunjuk bekas luka itu yang mulai mengering.

"Mulai sekarang panggil papah eoh, Syukurlah cucu papah juga selamat."Mertuaku lagi ngedrama. Sumpah ini bulu kudukku sampe merinding. Ini lebih mengerikan dari ngelihat demit lewat.

Maafkeun menantumu yang nista ini mertua.

"......"Aku diam, bingung aja. Kesambet setan mana itu mertuaku. Apa jangan jangan Nyai Nopi ngerasukinya.

Ampun Nyai......

"Dome maafin papah."Mertuaku kini memegang kedua tanganku. Aku canggung say, ini udah kayak acara lamaran atau acara todong warisan.

"Papah gak baru kesambet jin iprit kan?"Cibirku gak percaya, mertuaku yang songong kayak kemarin tiba tiba ngedrama. Mana aktingnya cakep beut.

"Eh...."Pavel bernafas lelah dan milih kabur. Dia tahu pasti ada adegan ternista sepanjang masa setelah ini.

"Kamu gak percaya papah tulus."Mertuaku menatapku dengan tatapan syahdu. Jelas aku gak percaya, pasti ada yang lain bikin mertuaku berubah tiba tiba. Mencurigakan kalo tiba tiba baik gini.

"Jelas gak percayalah pah, lha papah bawa surat persetujuan pendirian bangunan baru "Lirikku ke meja, mataku setajam silet buat nangkap apa yang akan dibicarakan mertuaku itu. Dimeja ada berkas penting dan rasa rasanya beliau bakal minta aku buat Levin tanda tabganin. Sumpah ini mertua ajaib beut perlu dilestarikan dah.

Kukira papah bakal nyembunyiin berkas itu karna malu atau sungkan ketahuan.

Eh,

"Dome kamu kan sekarang udah jadi keluarga, bantu dikitlah biar perusahaan papah agak gedean di Thailand."Mertuaku terus terang no basa basi. Karna yang basi itu gak enak.

"Hhhhhh"Sabar Dome, punya mertua yang hampir punah itu harus dijaga dengan baik.

"Nanti tolong minta tanda tangan kakakmu eoh."Mertuaku langsung pasang ekspresi memaksa. Beliaupun pergi ninggalin aku.

Eh, buset sumpah ini berkas perlu diapain yak.

"Pah, Dome baru balik dari rumahsakit. Cucu papah juga lagi laper kasih makan kek, ini ditodong pekerjaan."Gerutuku kesal. Emang Levin itu pengusaha di Thai, kalo gak dapat ijinnya jangan harap bisa bikin perusahaan gede. Alamat palsu dah kalo usaha di Thailand tanpa ijin Levin. Tapi kan gak gini juga mintanya, mertuaku eman....... Deuh dikasih roti seribuan rasa durian buat bujuk aku juga bakal luluh. Hela ini?

"Minum susunya"Pavel memberikanku susu hangat kepadaku buat aku lebih tenang.

"Terimakasih."Aku pun mengambilnya dan langsung meminumnya.

"Pavel"Panggilku.

"Iya...."Jawab Pavel.

"Kamu gak lagi dipihak papah kan?"Tanyaku serius.

"Aku padamu pokoknya."Cengir Pavel.

"Trus kenapa susu berasa tepung, emang hidung sama lidahmu mati rasa."Celetukku kesal dan meletakkan gelas itu di meja. Aku merasa ada yang berkhianat ini.

"Masak sich?'Pavel buru buru nyicipinya. Ketahuan dia tadi gak nyicipin itu susu yang baru dibikinnya.

"Ishhhhh"Gerutu Pavel, nyatanya emang tepung.

"Kalo papah gak dapat tanda tangan Levin, papah gak ganti tepungnya dengan susu asli."Teriak papah dari lantai atas.

Boleh gak aku racunin itu mertua, biar sekalian syuting sinetron azab menantu menganiaya mertua.

"......"Sabar Dome, gitu gitu bapak dari suamimu yang juga kakek dari bayimu.

"Aku ganti."Pavel buru buru pergi ke dapur buat ganti itu tepung campur air dengan susu asli.

"Periksa dulu Pavel, kali aja papahmu kasih racun di susu aslinya."Celetukku kesal, niat banget itu mertua dzolimi aku dengan ganti isi dalam kaleng susu dengan tepung.

"Iya iya sayabg, kamu istirahat dulu gih. Nantin aku abtar susunya ke kamar."Bujuk Pavel agar aku lebih tenang. Dan mengabaikan mertuaku yang absurd itu.

......

Aku lagi sibuk beberes dikamar karena mau magang dirumasakit besok. Kebetulan aku magang di kliniknya Benjamin kakaknya Nai jadi aku sedikit punya waktu fleksibel dan sedikit dapat keringanan kerja disana. Soal nilai, Benjamin pastinya adil cumab aku gak ambil sif malam karena kondisi ku saat ini.

"Seriusan masih mau pergi magang?"Tanya Pavel sambil memberikan segelas susunya.

"Iya lah biar nanti setelah lahiran aku tinggal bikin skripsi doang."Alasanku dan sambil nunjuk itu susu apakah sudah diperiksa apa belum.

Punya musuh didalam rumah itu harus waspada mulai sekarang.

"Udah kuperiksa ini susu asli tanpa sianida."Pavel bersumpah itu beneran susu asli. Kuylah aku mau minum susu sebelum bobok ganteng.

"Terimakasih Pavel "Akupun menikmati susu hangat itu dan kini Pavel juga lagi nyiapin buat besok dia juga berangkat magang. Karena jurusan kita beda sudah jelas dipastikan tempat magang kita juga beda.

.......

Aku kini lagi rebahan diatas kasur sambil baca buku biar kepintaranku gak luntur.

"Pavel "Panggilku.

"Iya...."Pavelpun mendekat setelah selesai rapihin bajuku dan bajunya buat magang besok.

"Dimukaku bekas sayatannya kelihat enggak?."Aku nunjukin area bekas sayatan kemarin pada Pavel. Sumpah karya abstrak itu menyusahkanku dan kini bikin kegantenganku berkurang.

"Udah gak kelihatan, tambah cakep malahan"Pavel senyumin aku, gombalan itu unfaedah beut.Jelaslah muka permakan jadi maki ganteng.

"Bekasnya kelihatan gak?"Aku merengek agar Pavel seriusan.

"Coba lihat!"Pavel kasih tunjuk cermin kearahku.

"Masih ada garis tipisnya Pavel"Aku manyun. Ada bekas goresan tipis. Operasi pertama cukup memuaskan.

"Kan masih ada jadwal operasi lanjutan. Tapi harus nunggu babynya lahir. Yang sabar besok tinggal kasih bedak udah gak kelihatan."Pavel kini ciumin bekas luka itu.

"Ishhhh"Usirku, Pavel mah mau maunya itu nyiumin terus.

"Kenapa sich isteri sendiri juga."Pavel malah gelitikin aku.

"Aduh....geli Pavel."Aku tertawa geli dan saat kita lagi mau mesra mesraan biang rusuh kedua setelah Nai dateng.

.....

"Ini rumah bukan pasar, jangan berisik!"Mertua ku nongol tanpa ketuk pintu.

"Pah...."Pavel kesal.

"Besok Dome kasih berkasnya ke Levin."Ucapku sambil natap mata mertuaku. Mau dibilang kesal sich kesal. Mending Rae dan Rich kalau minta terus dibilang nanti atau besok masih nurut, hela ini?

"Nah gitu donk baru cakep, Selamat tidur. Berisik lagi juga gpp, kamar papah kedap suara."Ucap mertuaku watados.

Trus?

Tadi bilang berisik?

Aku natap Pavel, tapi Pavel langsung pura pura pingsan.

Hadehhh

......

Dan saat malam, aku lagi bermimpi.

Pavel kecil lahir.


"Sayang, kenapa kamu mirip papah sich?"

"Padahal papih yang bawa kamu kemana mana selama sembilan bulan, papi yang mual dan papi juga yang bengkak karena kamu suka makan saat ada didalam perut papi"

"Kalau mirip tetangga papah juga bakal auto demo pi"

"Betul juga sich"

.....

"Pavel...."Aku bangunin Pavel.

"Mau minum?"Tanya Pavel dikira aku bangun karena haus.

"Aku mimpi bayiku mirip kamu."Aku kesal donk, masak gak ada mirip miripnya denganku.

"Lho itu bagus kan?" Pavel sok ganteng.

"Apanya yang bagus, body seme muka hello kitty." Ucapku malas dan aku mau tidur lagi.

"Yakkkkkkk"Teriak pavel kesal. Rasa rasanya aku gak bisa bangun besok pagi.

Pavel lagi pamerin sempak mahalnya lagi. Auto ngangkang sampe pagi ini.

Terimakasih sudah mampir.

Tbc....

Maafkeun aku yang labil ini eoh.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top