18. At moment part2
Pengumuman resmi dari Chen.
Foto terbaru di iG.
"Apa ini perlu?"Tanya Nai kebingungan. Dia aja lum nerima cinta Chen tapi Chen udah koar koar kalau Nai pacar barunya.
"Ak serius Nai, aku pertama kali ngelihat reaksimu terhadap anak anak kemaren membuatku berfikir kamu itu memang baik dan terlebih anak anak sayang padamu" Ucap Chen tulus.
"Aku emang baik"Nai kumat narsis. Dia cengar cengir menampilkan gigi depannya dan mata sipitnya.
"Selain baik aku juga imut". Nai kini lagi pose cerry bell. Sabar ya Chen, Nai lagi halu. Chen tepok jidat sama nahan nafas biar Nai seneng akan fantasinya itu.
"Iya iya, kamu ish..."Chen senyumin Nai, dan kini Chen menyentuh ujung kepala Nai dan turun ke pipi itu. Gemas eoh ngelihat kelakuan Nai yang 11/12 sama seperti Rich dan Rae kalo mau minta sesuatu.
"Trus gimana dengan fasnsmu yang ngatain aku bahkan mau bunuh aku. Kesenengan di kamu ngenes di aku" Nai kini nahan aktifitas tangan Chen yang terus menyentuh area wajahnya. Dan melemparnya kedepan dada Chen.
"Lambat laun mereka juga bakal menyukainya walau butuh waktu, jadi apakah kamu mau menerima cintaku bahkan Rich dan Rae" Chen menyentuh dagu Nai dan nafas mereka berderu satu sama lain.
Nai lagi salah tingkah, jarak mereka sangat dekat dan hidung Chen kini menyentuh hidung Nai.
"Aku mau lulus kuliah dulu dapat kerja dan bantu klinik kakak, jadi mungkin aku gak......." Nai belum sempat melanjutkan alasan dia belum bisa menerima cinta Chen.
Cup
Eummp
"Aku akan menunggu, walau menunggu itu kayak orang lagi nahan kentut jadi aku akan berusaha kentut tanpa menimbulkan bunyi." Chen gak syahdu eoh, suara romantis jadi aneh gegara kentut. Kenapa juga harus bahas kentut.
"Kamu samain aku sama kentut?'Tanya Nai sambil manyun manyun.
Cup
Eumphhh
Seneng itu si Nai dapat dua ciuman.
"Enggaklah kamu yang paling manis, kentut cuman perumpamaan" Chen nyubit hidung Nai.
"Ish, aku nyium bau aneh Chen" Nai mendengus mencari bau aneh itu.
"Aku baru kentut"Cengir Chen watados.
"Yakkkkkkk"Lantas Nai menendang itu Chen. Kebangetan pokoknya itu Chen. Pintar bikin suasana rusak.
......
Bip
Bip
Suara ponsel Nai bunyi.
Nai langsung mengamvil ponselnya dan menerima telpon itu dan berbicara dibalkon kamar asramanya meninggalkan Chen dan meminta Chen tidak mendekat.
.....
"Nai, seriusan kamu punya pacar?"Tanya sang kakak serius, itu sangat membuat sang kakak terkejut karena selama ini Nai itu memang hambar. Hidupnya cuman untuk ngefans sama Chen yang auto playboy itu.
"Enggak kok kak, Nai bakal konsisten mau punya pacar kalau udah lulus jadi kakak gak perlu khawatir" Itu janji Nai dari dulu. Nai gak mau ngecewain kakaknya yang usaha keras merintis kariernya bahkan menjaganya.
"Tapi Nai, di Ig?" Nyatanya berita itu cepat menyebar. Jari nganggur jadi dalangnya.
"Gak papa kak, itu adik dari suami Dome biar gak dikejar kejar fansnya. Nai hanya membantu" Bohong Nai, tapi sang kakak tak mudah dibohongingi gitu aja. Dari sorot mata foto bersama itu mereka terlihat saling mencintai.
"Nai?"Sang kakak ingin jawaban yang sebenarnya.
"Kakak harus percaya pada Nai" Nai kekeh gak mau bilang. Benar mereka tidak pacaran tapi Chen siap menunggunya dan mereka bahkan sudah saling berciuman.
"Tapi kakak tahu Nai lagi bohong. Buat apa bohong sama kakak." Sang kakak ingin Nai jujur itu saja.
"Kak, Nai gak pacaran kok?" Nai masih memberi alasan yang sama.
"Bukan itu. Yang kakak lihat Nai emang sayang sama dia. Kenapa Nai harus menutupinya?"Tanya sang kakak lagi.
"Kalau Nai emang beneran sayang dia, kakak restuin. Tapi.....?" Sang kakak mengurungkan niat untuk memberitahu Nai kalau mereka saling kenal dan sang kakak tahu kalau Chen sudah punya dua orang anak.
"Kenapa?"Tanya Nai.
"....."Sang kakak diam.
"Chen punya dua anak, apa Nai tahu?"Sang kakak takut adiknya bakal terluka. Tapi moment itu sudah berlalu.
"....."Nai berfikir, kok kakaknya tahu?
"Dia punya anak Nai, apa Nai tahu?"Tanya sang kakak lagi karena Nai hanya diam.
".......Nai tahu, Rich dan Rae"Jelas Nai. Dan sang kakak lega. Jadi hubungan keduanya tak ada kebohongan. Tapi kenyataan lain bakal menunggu Nai, sang kakakpun takut Nai akan terluka.
"Hmmmm"Sang kakak berfikir Chen memang gak bohong soal masalalunya. Jadi dia sedikit lega.
"Kakak keberatan?"Tanya Nai, Nai takut kakaknya gak suka.
"Selagi Nai nyaman kakak gak keberatan" Balas Sang kakak membuat hati adiknya lebih tenang.
"Tenang kak, Nai bakal fokus dan jadi dokter keren kayak kakak jadi kakak gak perlu khawatir aku sama Chen memang belum resmi pacaran. " Ucap Nai semangat. Dia memang gak mau mengecewakan kakaknya.
"Begitukah?"Sang kakak mengerutkan dahinya. Sang kakak tak yakin akan itu.
"Iya, sudah dulu ya. Nai harus belajar" Nai mengakhiri percakapan ditelpon.
"Baiklah" Sang kakakpun menutup telponnya.
.....
"Siapa?"Chen bertanya karena tadi Nai buru buru keluar buat angkat telpon bahkan bicara lama. Ekspresi Nai juga sering berubah. Senang, takut bahkan semangat.
"Kakak, dia khawatir karna foto yang ada di IG"Jelas Nai dan kini duduk disamping Chen.
"Trus dia bilang apa?"Tanya Chen.
"Dia Setuju asal aku nyaman"Balas Nai.
"Wah, itu kakakmu udah setuju kenapa aku perlu menunggu sampai kamu lulus"Chen bernafas lelah karena harus menunggu lama.
"Karna itu janjiku pada kakak, kalau kamu gak mau ya udah pergi aja" Nai kini merebahkan kepalanya pada sandaran sofa itu dan menatap langit langit kamarnya.
"Ya gak bisa gitu donk....." Chen kesal Nai nyantai mulu hidupnya. Tapi belum selesai debat kusir Chen mendapat kabar kalau Rae masuk RSU karena jatoh didorong Rich.
Chen dan Nai kini buru buru pergi kerumahsakit. Memang keduanya sering bertengkar tapi kalau Rae sampai dirawat berarti itu agak parahh Chen khawatir dan mulai panik. Nai yang gak tega kini milih setirin mobil Chen daripada nanti Chen gak fokus dan malah menimbulkan kecelakaan.
...
Di mobil
"Rae itu kuat, dia pasti baik baik saja" Nai mencoba menguatkan Chen agar tidak terlalu khawatir.
"Rich dan Rae memang suka bertengkar tapi kali ini. Aishhhh" Chen merasa bersalah.
"Rae pasti baik baik saja" Nai memegang tangan Chen.
"Terimakasih Nai". Chen merasa lebih tenang.
....
Karena panik Chen berlari kerumah sakit dan mencari ruang rawat Rae. Tapi Nai yang mengikutinya dari belakang kini berjalan berat untuk mendatangi area ruang rawat anak. Nai takut berpapasan dengan sang kakak. Rumahsakitnya adalah rumahsakit tempat sang kakak ipar bekerja. Nai berharap tak bertemu dengannya karena dia gak mau menjelaskan lebih panjang lagi. Tadi sudah ditelpon kakaknya dia merasa pusing apalagi ditanyai kakak iparnya.
Tapi....
Saat mengetahui kamar dimana Rae dirawat.
"Kakak........"Nai kaku saat melihat Art ada didepannya dan duduk disamping Rae sambil memegang tangan kecil itu dengan perasaan khawatir.
Tbc
Abaikan mumet.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top