17. At moment


Tok

Tok

Hallo

Spada

Punten

Ada orang

......

Ceklek

Pintu dibuka

"Anyong."Chen nongol dengan ekspresi paling indah sedunia. Tapi sory, Nai udah gak level sama Chen. Nai udah gak respect, Nai udah engep lihat muka Chen, istilah kasarnya udah pingin muntah aja lihat Chen. Pokoknya Chen udah gak ada indah indahnya bagi Nai.

Bye.....

"Anyeong. Belajar bhs. Korea dimana?" Cibir Nai malas malasan. Hancur bin kuadrat itu Chen. Udahlah Chen nyerah aja, Nai aja udah nyerah akan perasaannya.

"Dome."Cengir Chen. Eh Buset itu Chen pake bawa bawa namaku. Sialan bin gurasep namanya. Aku gak ngajarin tapi dibawa bawa. Tahuku cuman Michin.

The power generasi anak anak sekarang. Rada sedeng gitu.

"Dome sesat, ngapain kesini ganggu orang santai bae'. Nai masih pasang ekspresi kesal. Anjir, kamu pake nistain aku bae Nai, awas aja gak kukasih pinjam mobil plus bensin gratis baru tahu rasa!. Aku gak pernah ajarin Chen, pake nistain aku. Aku udah lelah dinistain sama mertua kini ditambah temen sendiri. Apalah dayaku aku selalu teraniaya.

"Gak kasih masuk ini, kasih minum dulu kek. Hausssss" Chen watados sambil nunjukin akting tenggorokan kering. Ah, kenapa gak sekalian klebek klebek sekarat kayak ikan koi jatoh diaspal panas. Kan biar langsung digoreng entar kalo koid, kebetulan Nai laper gak ada duit buat cari makan. Abaikan!!!

"Gak ada minum, air galon belum diisi. Ada air kran mau?" Tawar Nai yang emang males terima tamu. Coba dulu dulu Chen datangnya, sudah dipastikan Nai bakal kasih air susu bukan air tuba. Tapi kini yang dilakukan Nai adalah semua yang ingin ia lakukan, no jaim no bikin dirinya dilihat oleh Chen. Ditambah itu emang kebiasaan Nai yang suka gitu, dia gak pernah mau keluar duit. Dia hemat bin pelit sekaligus cuprit. Karena udah dijelasin diawal Nai itu dari beasiswa penuh datangnya ke kampus. Dan untuk sehari hari Nai dibiayai kakaknya, karna itu dia mau hemat karena gak mau bikin kakaknya susah. Dan dia nempel aku biar semua akomondasi biaya hidupnya ikut aku. Makanya aku tiap bulan pengeluaran udah kayak sosialita tajir, padahal duit utang!!!

Yowesgaelah seng penting kan bahagia.

"Kamu minum air kran?"Tanya Chen sedih, Nai suka kebangetan. Kalau gak ada duit mbok ya call aku minta galon diisi. Tapi, kayaknya Nai emang gak mau terima tamu beneran.

"Iya" Nai buang muka, ups jangan jauh jauh nanti baliknya lama. Nai masang muka masam dan niat banget buat Chen sukarela balik.

"Ish...."Chen malah tersenyum dan menerobos masuk.

"Yakkkkkkkk!!"Teriak Nai gak suka. Nai ngejar Chen yang nyelonong masuk dan Nai sengaja narik tangan Chen. Tapi Chen bukan tandingan Nai, Nai juga gak kira kira mau narik tangan Chen yang jelas Chen tubuhnya lebih gede.

Stttttttt

Bruak.....

Saat Chen berbalik yang ada Nai tiba tiba nyusruk didada bidang Chen. Karena Chen buat mupeng Nai lama yang menimbulkan karatan, Nai kini terlihat makin marah.

"Pergi.....!!!"Usir Nai hampir menangis, dia kehabisan kata kata, acara move on nya bakal gagal total. Dia mulai panik Chen bikin hatinya dugun dugun lagi. Padahal niat Nai beneran mau move on dari Chen, baginya Chen itu pria brengsek yang suka PHP in anak orang dan hianatin kedua anaknya karena suka main main diluaran buat ngegoda cewek bahkan cowok unyu macam dia.

Brugghhhhhhh

Chen kini menarik tangan Nai dan memeluk Nai.

"Maafkan aku yang terlambat melihatmu, aku tahu kamu marah padaku plisss kasih kesempatan aku buat memulainya" Chen memeluk Nai dan kini mencium ujung rambut Nai. Nai ingin berontak tapi tetap saja Chen lebih kuat. Pasrah aja daripada luka, toh ini bagaikan mimpi yang nyata. Aye....

"Mulai apa?aku gak pernah ada niat untuk memulai apapun denganmu"Nai melepas pelukan itu dan melengos pergi.

"Mulai minum satu teguk, aku haus Nai. Jangan pelit atuh. Ada minum juga."Dan kini Chen nyerobot minuman milik Nai yang tinggal seuprit padahal Nai lagi mau hemat. Itu minum tinggal seteguk terakhir, Nai ingin hemat biar nanti malam gak perlu minum air kran.

Terkadang jadi pelit itu bisa membuat penyakit buat diri sendiri..

"....."Nai menatap Chen benar benar dengan mata sedih. Dia kehilangan satu teguk air minun itu. Gak seenak lagu bang roma pokonya. Nai lagi menderita hanya karena kehilangan seteguk air itu.

"Nanti aku ganti"Ucapkan Chen tulus dan dia kini milih rebahan diatas kasur Nai, pake milih itu Chen. Tahu aja kalo itu milik Nai.

"Bodo!!! Udah gak haus lagi kan? Sekarang pergilah kamu ganggu!!"Nai tetap pada pendiriannya buat usir Chen.

"Kenapa sich Nai kamu sekarang membenciku."Chen menatap mata Nai dalam. Posisi mereka kini juga lagi pas pasnya buat momentum romantis romantisan. Chen yang duduk dan menatap mata Nai sambil memegang tangannya sedangkan Nai tengah berdiri dan berusaha buang mukak.

Kiss dong plissss,

Sumpah kalo gak bisa bayangin adegan itu. Skip aja, toh aku gak nyuruh kalian terbawa suasana.

'Pliss jangan libatkan anak anak kalau aku pernah buat salah salah padamu. Aku minta maaf" Chen tulus, dia pahamnya Nai kesal karena dia udah punya anak.

'Kenapa minta maaf padaku" Nai.

"Karna kamu telah membuat kedua anakku merasa nyaman denganmu, kumohon bila aku ada salah maafkan aku dan cerialah lagi dan selalu tersenyum buatku' Chen memegang kedua tangan Nai. Nai kini mulai ragu lagi. Emang Sich Nai suka plin plan.

"Eh" Batin Nai berbicara " Emang situ siapa? Iya dulu pernah kukejar tapi sekarang? ogah" Nai kini memanyunkan bibirnya malas dengar kata kata yang penuh tipu muslihat itu.

"Nai maafkan aku" Chen penuh keromantisan dan mencium punggung tangan itu. Udah Nai, terima ajalah gak usah gengsi.

Gengsi itu sesat.

"Gak perlu minta maaf Chen. Kamu harusnya kini minta maaf keanak anak karena telah mengecewakan mereka dengan bermain diluar. Aku kira kamu bakal jadi ayah yang bijaksana, tapi nyatanya?" Nai nyindir Chen yang raja PHP itu.

"Punya karisma kalo gak dipakai kan sayang Nai." Chen mulai narsis alis genitnya mulai naik turun dan kini Nai mulai berakting muntah. Drama macam ini wahai thor, gak indah pokonya. Pada lebay semua, padahal jurusan mereka gak ada yang akting.

"Lebay" Nai malas debat dan kini milih pergi meninggalkan Chen dan milih buat mandi saja.

....

Tapi Chen punya kebiasaan live IG dan kini posisinya lagi diasrama dan Nai baru balik dari mandi.

"Kamu ngapain?"Tahya Nai yang belum ngeh kalau Chen live ig , dikiranya Chen lagi mau bikin vlog dan mau diedit entaran jadi Nai bisa minta hapus.

"Live ig, bilang hallo donk."Pinta Chen yang gak tahu resiko yang baru dia katakan.

"...."Nai cengo. Mau kabur? Sudah terlambat.

"Hey, aku lagu diasrama nya Nai nich, anak kedokteran yang manis bin unyu itu. Mulai merasa nyaman disini. Mungkin aku akan pindah."Chen masih asyik dengan dunianya dan gak fokus ngelihat komentar yang ada.

😵 Nai anak kedokteran!!! Wah perlu diberi pelajaran antar fans ini. Gak ada yang boleh ambil Chenku........

😻 Wwwww sweetnya, jadi ingin bakar Nai hidup hidup dah berani berani nya mau tinggal bareng.  Gak boleh.....

🔥 Bakar bakarrrrrrrrrrrr

"Gila kamu!!!!"Nai langsung ambil ponsel Chen dan mematikan ponsel itu. Ingin sekali itu Nai buang ponsel itu biar terbang bebas dari lantai lima.

Tapi Nai urungkan melihat ponsel itu harga nya banyak angka. Jelas Nai gak mau disuruh tanggung jawab, dia aja ponselnya bekas punyaku. Padahal kakaknya juga gak pelit dan punya pekerjaan bagus sebagai dokter. Tapi emang penyakit pelit itu gak ada obatnya.

Merk Yin dan Yang itu mahal say. Ada yang bisa nebak?

"Apa sich Nai, katanya mau aku konsisten gak PHP in anak orang lagi. Aku lagi konferensi pers kalau kini aku niat banget buat ngejar kamu"Chen emang somplak dia lupa udah bikin baperr berapa ribu anak orang dan kini tiba tiba ngatain cinta ke Nai. Jelas Nai takut dibakar hidup hidup soalnya dia juga sering sumpah serapah pada orang yang kencan dengan Chen.

"Eh"Nai malas.

"Sudah senang kan, Ayolah tersenyum untukku"Chen masih gak sadar apa yang baru ia lakukan.

"Senang apanya, lihat ke bawah bentar lagi gedung ini bakal roboh!!"Perintah Nai agar Chen lihat kerumunan massa dilantai bawah meminta Nai buat sukarela untuk dicincang habis.

Terkadang, mencintai orang yang banyak yang mencintai itu bikin mumet.

Tbc

Abaikan mumet.










Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top