16. Nginep di hotel.
Nb. Bila merasa aneh akan cerita ini. Monggo ditinggalkan saja. Karena saya berusaha konsisten buat bikin tamat ini cerita dengan konflik yang lain dari cerita yang pernah kutulis. Bagiku? Cerita tanpa konflik mending tidur bae.
Bentar lagi menuju TAMAT.
Aku lelah habis berenang dan kini milih rebahan dikasur hotel yang dipesan Levin tadi. Aku gak respon ponsel ku sama sekali. Dan Levin masih saja menjarah itu ponselku. Levin sengaja kasih alat pelacak disana. Biar mudah cek lokasi posisiku. Karna sekarang Levin udah gak bisa cek lewat ATM itu. Levin itu lebih dari seorang kakak. Dia menyayangiku bahkan melindungiku selama ini. Saudara mah wajib gitu.
Sedangkan kini Pavel sudah sampai di hotel, setelah perjalan cukup panjang.
Sebelum berenang.
Saat berenang.
......
Tok
Tok
Tok
Pavel udah sampai dan Levin bukain pintu. Sedangkan aku?
Aku tidur, biarlah dua pria gede itu memperjelas status mereka.
Hahahaha, biasa aku sok ganteng sejagat raya ini.
......
"Dome lagi tidur gak usah bikin rusuh."Levin baru mandi belum pakai baju dan cuman handuk yang dililitkan dipinggulnya saat buka pintu hotel kamarnya. Pavel ngelihatnya gak mupeng tapi dia lebih ke kesal kuadrat. Bawa isteri orang dan kini terlihat keduanya seperti baru dugem semalam, bahkan aku gak tahu kalau Pavel datang. Kan untung yang gedor Pavel kalo pansos?. Udah piral dah aku yang ketahuan selingkuh.
Judul "Memergoki isteri selingkuh dengan pria yang lebih tajir dan ganteng dari aku, kurang apa aku wahai isteriku?"
"Kamu yang bikin rusuh, aku mau bawa pulang Dome!"Pavel melotot kearah Levin saat Pavel hendak mendekat kearahku tapi Levin menahannya.
"Sini aku mau ngomong dulu sama kamu."Levin pakai kaosnya dan kini meminta Pavel mengikutinya buat duduk di sofa hotel yang agak jauhan dari kasurku tidur. Vvip gaes jadi ruangannya besar. Lha tadi kolam renangnya aja pribadi gak umum yang semua orang bisa nyemplung.
"Apa?"Balas Pavel malas, dia udah kemakan cemburu. Tapi dia masih berusaha bersikap anteng agar aku gak kebangun.
"Temperamentmu buruk, aku jadi gak rela biarin kamu jagain Dome!""Levin senyum sarkas. Levin sengaja meninggikan nadanya di beberapa kata untuk membuat Pavel tahu kalau Levin sayang padaku. Lebih tepatnya biar orang yang sekarang bersamaku menjagaku dengan betul betul.
"Apa maksudmu, didalam perut Dome ada bayiku!!" Pavel meminta Levin untuk tidak mengambil Dome darinya dengan menggunakan bayi kita sebagai senjatanya. Dasar Pavel, hadehhhhhh.
"Aku tahu, dan jangan jadikan bayi itu untuk mengikat Dome. Cintamu yang tulus untuk Dome akan selalu aku awasi."Levin kini hendak merokok tapi dia urungkan, mengingat aku lagi hamil jadi Levin memilih membuka jendela kamar dan kini menghirup udara malam. Aku tidurnya ada disudut ruangan jadi anginnya gak sampai masuk ditempatku.
"Apa maksudmu, kamu sendiri mengikat Dome dengan hutang hutangnya. Aku akan melunasinya kirim saja no rekeningmu!!" Pavel kini duduk di sofa dan menatap punggung besar Levin.
"Jadi itu yang dikatakan Dome."Levin terkekeh, nyatanya aku hanya bohong belaka akan hutang rentenir itu. Biasa sok hidup teraniaya biar yang benar tulus mendekat. Bukan karena aku yang tajir.
" Dome itu adikku, jadi gak ada ceritanya hutang piutang."Levin kini berbalik dan menatap Pavel yang lagi cengo.
"...."Pavel mengerutkan dahinya.
"Jadi awas saja bikin Dome terluka, aku bakal habisin kamu bahkan semuanya yang terlibat denganmu!!"Ancam Levin benar benar serius.
"Bagaimana dengan rentenir itu? Aku bahkan menanggapinya dengan serius. Dome menulis setiap detail uang yang dia keluarkan."Jelas Pavel yang masih tak mengerti akan yang kulakukan. Jelas aku punya kakak yang tajir melintir, ibuku dokter bahkan ayahku pemilik bank penguasa. Jadi? Pavel menanyakan kenapa aku terus bilang aku ditinggalin orangtuaku bahkan punya hutang yang banyak.
"Dome melakukannya karena dia sedikit melupakan memorinya. Bahkan dia lupa aku kakaknya orangtuanya juga dia lupakan. Didalam hatinya ada beban yang berat."Levin menceritakannya karena tahu Pavel suamiku dan mencintaiku tulus.
"Dome selalu menganggap aku adalah penolongnya yang sedia memberinya uang yang jelas dia akan ganti"Yach aku menganggap Levin sepert itu. Ibuku dan ayahku yang membantu merawatku bahkan mengadopsiku.
"Pasti ada akar masalahnya?"Pavel menanyakan, kalau Levin kakak kandungku kenapa aku harus menganggap dia orang lain?
"Iya."Levin kini bernafas lelah untuk memulai menceritakan hal yang mengerikan yang pernah menimpaku.
"Waktu itu?"Levin mulai cerita.
.....
Waktu aku berumur sepuluh tahun dan aku kehilangan memori itu. Saat itu aku sudah ada dirumahsakit dan ibu Levin yang merawatku.
Saat itu aku penuh luka dan hampir tewas. Aku ditinggal sendiri didalam rumah yang hampir terbakar, aku ditemukan oleh tetanggaku yang kebetulan memanggil pemadam kebakaran.
Aku punya banyak luka saat itu, tapi berkat ibu Levin aku berhasil menjalani beberapa operasi dan karena ayah Levin waktu itu berpengaruh jadi aku dapat bedah plastik tanpa ada media yang tahu dan akupun masuk dalam daftar anggota keluarga mereka dengan marga baru. Singkat cerita aku diadopsi.
Polisi belum menemukan kedua orangtuaku yang sengaja memukuliku bahkan nyaris membakarku hidup hidup.
Mereka hilang, dan akupun lupa akan memori itu. Aku cuman ingat mereka meninggalkan ku karena mulai tak mencintaiku. Tentang kekerasan itu aku sungguh tak ingat.
......
Mata Pavel mulai berkaca saat mendengar kisahku dari Levin. Dan Levin meminta Pavel dengan sangat agar benar benar menjagaku, karna sekarang kiya tinggal beda negara Levin tidak bisa sepenuhnya mengawasiku.
"Itu adalah kisah yang dikarang Dome."Levin menjelaskan.
"Maksudnya?"Pavel terlanjur percaya akan cerita sedih itu. Aku kan emang raja drama.
"Ya seperti pencapaian memory yang dia inginkan. Dome melupakan hal yang mengerikan yang menimpanya"Jelas Levin dan kini Pavel benar benar ingin tahu kisah aslinya.
"Levin....."Pavel ingin segera tahu kisah yang aku tutupi.
"Dome sakit....."Levin mengacak rambutnya, mengingat apa yang pernah terjadi padaku waktu itu.
"....."Pavel hanya diam untuk mendengarkan cerita lebih rinci.
..........
Saat Dome usia tujuh tahun kita liburan ke taman ria atas permintaan Dome. Tapi kita kehilangannya, dia dibawa seseorang dan menyekapnya. Total selama tiga tahun Dome bersama para penjahat itu. Kami tak tahu hal mengerikan apa yang pernah Dome lalui disana.Terakhir saat Dome ditemukan dia sudah penuh luka.
Dome tidak mengenali kami lagi. Yang dia tahu penjahat itu adalah ayah dan ibunya yang meninggalkannya. Kami sudah bawa Dome kedokter bahkan ke ahli terapi. Namun hasilnya tetap nihil selama Dome masih mengunci memori itu.
Akhirnya kamipun berganti peran, yakni orangtuaku adalah orang yang mengadopsinya dan aku ini adalah orang yang selalu membantunya. Yach, sebagai rentenir yang diceritakan Dome.
Ah, para penjahat itu belum ditemukan jadi aku masih terus mengawasi Dome. Aku takut hal yang buruk akan menimpa dirinya lagi. Sebab, polisi bilang Dome adalah saksi atas kejadian pembakaran rumah itu. Dan hanya Dome yang tahu wajah penjahat itu.
..........
Itu cerita versi Levin, dan itu yang sebenarnya. Aku memang melupakannya.
"Aku minta jaga Dome, dia sangat rapuh dibalik sikapnya yang selalu tegar." Levin kini mempercayakan aku pada Pavel.
"Aku janji akan menjaga Dome."Pavel meyakinkan Levin bahwasanya dia bisa diandalkan.
"Aku memasang GPS didalam ponsel Dome, jadi kamu bisa langsung menemukannya bila Dome pergi tak ada kabar."Levin juga membagi kode akses itu.
"......"Pavel diam. Memang tak ada yang perlu dia tanyakan lagi. Yang dia pikirkan adalah menjauhkanku dari hal hal yang buruk.
"Aku akan kembali, pesawatku akan berangkat beberapa jam lagi. Jadi menginaplah dan jangan bangunkan Dome"Pesan Levin yang kini sudah menenteng kopernya. Dia siap meninggalkan hotel.
"Kenapa?"Pavel bingung, di mau mulai dari mana untuk menanyakan sesuatu.
"Aku pergi!!"Levin hendak pergi. Dia tak mau mendengarkan pertanyaan Pavel.
"Tunggu!!"Pavel menahan Levin. Udah kayak adegan roman picisan dimana tidak mau kehilangan pasangannya dan menahannya.
"Apa lagi sich? Kan udah ku jelasin kalau itu bukan hutang piutang, dan Dome itu adikku." Levin kesal. Dia merasa Pavel lama ngertinya akan penjelasan tadi. Pikirnya, gak ada rumus akar kuadrat kali panjang kali sisi kubus tapi Pavel kelamaan pahamnya.
"Hmmmm, anu...."Pavel masih mau menahan Levin.
"Apa?"Levin terus mengomel.
"Kamu seriusan ke bandara dengan handuk itu?"Tunjuk Pavel sambil ngegaruk tengkuk lehernya nahan tawa. Dia gak mau bikin Levin emosi dan bikin malu.
"Ups."Levin ngacir cari celana.
....
Tbc
Jangan ketawa, ini lagi part sedih.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top