15. Rentenir cakep.

Kalo rentenirnya kayak gini, auto ngutang siap ngangkang no 80jt, ikhlas hayati bang.......

Sabar ini ujian. Levin emang sexeh, karisma manly nya membahana.

Dia juga punya otot gede, roti sobeknya juga banyak. Gak perlu takut laper, tinggal ngegrepe kenyang dah.

Dia juga pintar nyanyi, jadi otomatis dia romantis akut.

Oh levinnnnnnnnnnn, auto best pokoknya.

........

"Kok kesini? Emang kerjaan bisa ditinggal?"Tanyaku ke Levin, kok dateng kesini pakai nyariin ditempat tinggalku yang baru.

"Ish, udah dapat yang tajir sekarang ninggalin aku." Levin nyubit hidungku mesra, itu mertua auto nonjok upin ipin. Kesal beliau ngelihat mantunya mesra ma cowok lain. Sedangkan Pavel siap siap dengan senjatanya buat memberondong aku dengan pertanyaan pertanyaan yang aku sendiri males jawabnya.

" Udah Pavel aku setia kok, mantumu ini setia pah. Setiap tikungan ada, uwuuuuuuu." Gumanku dalam hati. Aku bikin keduanya mengepulkan asap.

"Ya enggaklah kamu tetap dihati." Aku cium pipi Levin. Kedua tanganku kini ada dikedua pundaknya, kita lagi berdansa ria. Mumpung ada penonton dinikmati aja moment ini.

Yowesgaeslah yang penting santuy.

"Kamu belum jawab pertanyaanku, tumben datang?"Aku bertanya lagi, Levin itu sibuk banget dengan kerjaannya. Gak mungkin datang hanya karna rindu, ini jamannya Dylan, rindu bisa ditebus dengan vidio call. Aye aye....

"Curiga aja, kenapa kartu kreditmu sebulan ini gak ngeluarin duit. Aku kesini buat priksa itu. Eh, nyatanya udah dapat daddy baru ya?"Mata Levin emang fokus ke papahnya Pavel. Papah Pavel yang lebih garang ngelihat Levin daripada Pavel. Auto cemburu.

Tapi rentenirnya emang uwu, dateng bukan buat nagih utang tapi malah nanya kenapa gak keluarin duitnya lagi.

Jaman sekarang semua mudah say.

"Ah, beliau yang tua itu mertuaku. Suamiku yang ada disampingnya. Mari kukenalin" Aku memperjelasnya dan kini menggandeng tangan Levin untuk kukenalkan pada dua pria dewasa yang menatap ANYEP.

Ex muka ANYEP.

.......

"Levin" Aku kenalin Levin, sumpah Levin cekikikan saat kukenalin sama mertua. Bukan gak sopan tapi kayak ketemu musuh bebuyutan gitu. Dan ngelihat ekspresi papah. Levin kayak menang lotre.

"Papah udah tahu siapa dia."Wah, kayaknya ada udang dibalik bakwan. Papah Pavel tiba tiba memperkenalkan diri sebagai papah mertua, padahal dari kemarin gak mau dipanggil papah.

"Jadi pria harus setia Dome!!"Papah Pavel melengos pergi dan langsung naik kekamarnya. Sedangkan aku cengo kuadrat saat mendengar kata kata itu. Maksudnya apa coba?

"SETIA"

Plin plan itu mertua. Kemarin usir usir eh sekarang setelah tahu Levin langsung berubah. Kayak Spiderman bae, dateng musuh langsung ganti konstum.

"Vin emang kenal sama papahku?"Tanyaku ke Levin.

"Ah ...."Levin hanya tesenyum tanpa menjawab. Mencurigakan!!!

"Pavel aku pergi dulu ya sama Levin. Cari hotel, makan, nonton." Kiss dulu Pavel biar diijinin pergi. Padahal aku tadi diajak nonton kagak mau.

"Emang dia bayi pake dianterin. Tadi bilang gak mau nonton!' Pavel cembokur.

Itu ekspresi Pavel.

.

.

"Udahlah, dia jauh jauh datang. Aku pergi ya?" Udah gak usah nunggu persetujuan kabur aja.

"Dome...."Pavel berusaha menahanku.

"Aku pergi......"Aku maksa pergi dan Pavel kini kaku ngelihat aku pergi dengan mengandeng Levin. Pavel bingung, apa ini akhirnya aku ninggalin dia seperti Art ninggalin Chen.

"...."Levin tersenyum sarkas kearah Pavel.

Seolah pandangannya pun mengejek Pavel "Ungguli aku dulu bila mau dapaten Dome. Dia udah terjerat olehku"
........

"Dome aku ingin tahu siapa dia. Arggggggg."Guman Pavel kesal. Pavel ingin nahan aku tapi aku keburu pergi.

Syahdu pokoknya moment ini.

Sayang, terima kasih tuk semua
Selama ini kau telah menyakitimu
Kuterima semua keputusan
Di dalam hidupku

Sayang, jaga jiwa dan ragamu
Walau dirimu tak lagi bersamaku
Cukup aku yang kamu sakiti
Di dalam hidupmu

Tak sadarkah dirimu sayang?
Kau telah melukai hatiku
Saat kulihat dengan mataku
Kau bercumbu mesra dengan nya

With dadali.

Abaikan Pavel yang galau, hahaha. Levin itu juga bagian dari hidupku.

......

"Pah..."Pavel datengin papahnya prustasi.

"Pavel, dimana Dome?" Tanya papah khawatir karena melihat Pavel prustasi dan gak terdengar aku berisik.

"Pergi sama Levin" Jawab Pavel kini rebahan dikasur papahnya, Pavel mumet ngelihat postur Levin. Pavel mulai gak percaya diri.

"Kenapa kamu bolehin sich, aish...."Nah, mertuaku mulai marahin Pavel tuch. Kalau gak ketemu Levin dan kalau aku gak pergi sama Levin dan dengan cowok lain. Pasti itu mertua kasih surat cerai langsung dengan materi 6000an. Karena kini aku perginya sama Levin, Pavel kena marah tuch. Mertuaku gak mau kehilangan aku, aye aye aku ngerasa dibutuhin ini. Walau butuh buat bahan saingan. Tapi gpplah, yang penting mertuaku mulai welcome kayak keset.

"Emang kenapa pah?"Pavel mulai bingung, tadi dia udah mulai percaya aku kalau aku gak mungkin kabur karena aku masih sering kasih kabar aku dimana. Tapi ngelihat dan dengar papahnya marah Pavel jadi ikut uring uringan.

"Kalau ada yang terjerat sama Levin gak bakal bisa bebas."Nah, mertua ku tahu siapa Levin itu. Dan kini Pavel tambah panik. Lha tiba tiba ngelihat WA ku gak online lagi.

"Maksudnya" Pavel kepo dan kini mulai nelponin aku. Sorry batrei lowbat.

"Kalau papah tahu Dome berurusan dengan Levin. Papah gak akan bersikap seperti itu kemarin. Arggggh"Nyatanya mertuaku mulai menyesal. Mungkin sekarang mertuaku lagi mau bayarin utangku itu.

"Pah jelasin satu satu, Pavel gak ngerti" Pavel mumet kuadrat dia nyaris banting hapenya karena noku gak bisa dihub.

"Siapapun yang terjerat (hutang piutang) dengan Levin gak bisa bebas gitu aja, dan sekarang Dome aja pergi sama Levin. Auto pisah nanti kalau Levin sampai bilang kamu itu gak cocok dengan Dome." Mertuaku lagi ngitung asetnya itu, tapi tambah pusing karena jauh dari punya Levin. Niat mertuaku ingin bebasin aku dari Levin. Dich, baiknya itu mertua.

"Pah" Pavel kini minta penjelasan lebih lanjut. Lha Pavel juga kepoin Levin di sosmed. Dan yang ada hanya cerita bagus bagusnya doang. Tapi papahnya bilang minusnya mulu. Jadi kesimpulannya Levin memang berpengaruh.

"Levin itu pengusaha dari Thailand, dia itu yang bikin perusahaan papah yang ada di Thailand harus bagi hasil dengan dia (kekurangan modal pada jamannya tapi Levin membuat perusahaan papah Pavel kini jadi bawahannya)." Bisnis itu kadang bikin salah satunya terintimidasi.

"Bank" Pavel ingat kalau dulu perusahaan papahnya di Thailand kesulitan cari pinjaman Bank akhirnya jatoh dan kini bagi hasil.

"Iya, papahnya pemilik bank dan semua cabang disana yang membuat anak perusahaan papah harus rela dibagi. Papah gak habis pikir bisa bisanya Dome kenal sama Levin" Papah mertua kini lagi ngalkulasi semua yang dimilikinya. Bahkan bila dikurangi dengan hutangku yang kemarin tinggal sisa berapa.

"Trus Pavel harus gimana?"Pavel minta saran. Dia belum kerja dan bahkan masih kuliah dan kini aku sedang hamil pasti butuh biaya sampai lahiran nanti, itupun gak sedikit. Dan melihat Levin begitu unggul darinya Pavel ngerasa harus benar benar jaga aku agar gak direbut Levin.

"Selamat berjuang, walau Chen gak papa kasih bagiannya (warisan) dan papah kasihkan semuanya ke kamu, Levin masih tetap unggul (dari segi materi)." Papah mertua juga pasrah, beliau kini berdoa agar aku segera balik.

"Ah, papah.....trus kenapa papah kemarin bikin Dome gak nyaman.?" Pavel marah ke papahnya.

"Karna papah gak tahu kalau Dome itu berurusan dengan Levin" Papah mertua membela diri.

"Papah harus bayar hutangnya Dome, biar Dome bisa bebas dari cengkeraman Levin." Pavel kini hendak pergi, dia ada harapan saat WA ku kini online lagi.

"Trus kalo hutangnya bisa bebas, belum tentu Levin kasih Dome kembali. Sayang duit papah kalo lenyap cuman buat tebus Dome." Sang mertua masih nistain aku. Tapi  aku disini udah kayak barang eoh. Kalo gak lunas auto kembali ke majikan.

"Papah sebenarnya niat belain aku atau masih berusaha bikin Dome pergi sich?' Pavel mengacak rambutnya prustasi. Ponselku dijarah Levin aku lagi dikolam renang hotel.

Pas pose gini dikirim ke Pavel. Pavel udah uring uringan itu. Dia nyari GPS tempatku berada.

The Hotel Ryana.

"Hmmmmm"Pavel masih bingung itu papahnya labil banget.

"Pah...."Pavel minta kejelasan, sebenarnya mau mantu aku yang absurd ini atau enggak.

"Yang penting papah gak rugi." Kumat ini ilmu pelit bin cupritnya.

"Aish......papah keterlaluan, aku sususlin Dome!"Pavel kini bergegas ngambil kunci mobilnya.

Sorry Pavel, aing ngadem dulu sama Levin.

Tbc
Selamat menikmati.

......

Levin ganteng kan?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top