12. Mantu edan.

Kalo part sebelum nya absurd abaikan bae okeeee. Kalau mau, baca ulang biar gak sepaneng.

Siap laksanakan.

....

Aku otw kabur.

.....
"Papah kakak nakal.....huwaaaaaa"Rae nangis , dia baru dijahilin Rich. Biasa anak kalo beda satu tahun itu suka usil. Dan kini Rich baru aja ngerebut mainan adiknya. Padahal ini anak satu cewe satu cowo udah jelas mainannya beda tapi suka aja berebut.

"Rich balikin boneka adek, jangan gitu eoh."Chen kini ngejar Rich yang masih telanjang lari larian bawa boneka adiknya.

"Huwaaaaa"Rae makin kenceng nangisnya. Chen mulai prustasi, biasanya juga ribut itu anak berdua tapi kali ini Chen gengsi pada Nai buat marahin kedua anaknya karena Nai yang masih cengo ngelihat kerusuhan itu.

Biasa Chen itu gak mau karismanya ternodai hanya karna mau ngebentak anaknya.

"Pakai baju dulu Rich, sini!"Paksa Chen dengan nada nada ditekan agar tidak terlalu jelas kalau dia lagi marah. Sedangkan Nai yang ngelihatnya masih dengan ekspresi sama.

"Nai, bengong bikin rumahsakit kebakaran!!"Celetuk Chen sambil ngelempar baju Rae. Kasihan Rae masih nangis dan belum pake baju.

"Eh...."Nai kini malah mau pergi saja, biarlah itu Chen mengepulkan asapnya. Emang jagain anak itu mudah? Ditambah bengong gak bikin rumahsakit kebakaran tapi api atau konsleting listrik. Becandaan Chen garing.

"Selamat menikmati"Nai senyum sarkas sambil meletakkan baju Rae di meja.

"Nai....."Suara itu penuh dengan permintaaan tolong.

"Apa?"Nai udah gak ngefans lagi sama Chen, ya begitulah rasanya jadi hambar menurut Nai.

"Bantuin napa?"Chen memohon. Rae terus menangis dan Rich juga masih berlarian membawa boneka Rae.

"Ya seperti itulah repotnya jadi fans yang ngejar ngejar kamu Chen, sekarang tahu kan rasanya lelah!"Nai meledek Chen. Jadi fans yang gak dianggap itu sakit.

"Ayolah Nai kumohon, kali ini aja"Chen udah melas itu.

"Ogah"Nai masih tetap pada keputusannya.

"Bukannya kamu dulu selalu ada?"Chen mengingatkan dimana dulu Nai selalu ada di garda depan buat bilang "I love u Chen".

"Itu dulu sekarang gak!"Anyep rasanya, Nai lelah.

"Apa karna ada mereka perasaanmu berubah?"Chen masih berusaha dan kini dia meragukan Nai yang tulus.

Plakkkkkkkk
Tamparan dahsyat mendarat dipipi Chen. Nai benar benar kesal dibuatnya, Chen seakan meragukan kesetiaannya. Padahal Nai bukan marah atau kecewa karna ada dua anak itu?.

"Picik banget kamu Chen!"Bisik Nai dengan nada kesal. Dia marah bukan karena ada dua anak itu. Kalaupun Chen ada 10 anak Nai bakal tambahin satu buat tim jesebelasan tapi Nai punya alesan lain yang bikin dia tiba tiba gak suka Chen.

Dua anak itu kini langsung diam karna ada adegan drastis itu.

"Yakkkkk"Chen hendak marah tapi?

"Ada nyamuk gede dipipi papah jadi om tampol biar gak gigit kalian, ayo sekarang Rich balikin boneka Rae dan pakai baju, Rae juga gak boleh nangis terus kakak cuman pinjam. Rae dan Rich gak mau kan digigit nyamuk dan sakit?"Nai langsung membuat kedua anak itu diam dan nurut padanya. Chen yang mau misuh misuh langsung diam.

"Sory Chen, nyamuknya segede gaban jadi harus segera dibasmi"Celetuk Nai sembari gendong Rae dan menggandeng Rich untuk ikut dengannya.

Abaikan chen yang lagi ngerasa pipinya panas. Itu tangan Nai auto sakit nampol Chen.

Lihatlah tanda merah dipipi
Bekas gambar tanganmu......

Sering kau lakukan
Bila kau marah....menutupi salahmu.

"Gak usah ngedrama Chen gak mempan!!"

Zzzztttt,

Chen langsung bergegas bikinin makan siang utuk kedua anaknya. Dia gak ngelanjutin ngedrama sedih itu. Toh kenyataannya Nai gak terharu.

.....

Rae udah bobok, papahnya juga ikutan bobok lelah dia, prustasi dia. Padahal baru beberapa hari jagain itu kedua anaknya. Rich juga sama, ketiganya udah otewe ke Dubai.

"Mimpi indah ya Rich......Rae"


Baby Rae suka difoto.

"Ish ish"Nai ngeliat tingkah chen yang tidur pulas disamping Rae dan Rich jadi ikutan gemas. Mau mukul karena merasa terkhianati tapi gak jadi setelah ngelihat betapa polosnya Rae dan Rich yang lucu tidur disamping papahnya.

.......

Aku tadi milih anterin Pavel ke kampus saja pake mobilku sekalian isi bensin. Nai suka aneh, dia pinjam mobil mulu tapi gak pernah mau isi bensin. Acara tidur nyantai gagal total. Takut ada perang drama dirumah jadi mending menyelamatkan diri.

"Pergi ke hotel aja buat istirahat nanti kalau udah kelar kelasnya aku susulin"Pavel maunya aku diberhentiin dihotel buat istirahat dan dia yang bawa mobilnya. Ogah lah, aku mending bawa mobilnya, nanti kalau perlu apa apa repot.

"Aku bawa mobilnya aja ke asrama."Aku mau istirahat diasrama aja, ingin lihat itu Nai saat aku pindah  bikin kamar rusuh atau malah lebih kinclong. Setelah ditinggal Chen kemarin Nai terkadang sibuk ngegalau.

"Seriusan" Pavel khawatir aku lelah karena naik tangga lantai lima.

"Aku gpp Pavel, udah jangan khawatir gitu eoh" Aku ngecup pipinya dan bergegas masuk mobil.

"Hati hati" Pavel pasrah aja daripada aku marah. Ya gitu lho Pavel, aku demen suami yang nurut.

Pavel udah masuk kedalam kampus dan kini aku bergegas pergi ke asrama. Sesampai diasrama, untunglah Nai gak bikin rusuh kamar karena galau akan Chen yang cuti. Jadi aku bisa langsung tidur .

.......

Krucuk,
Cacingnya lagi demo dan sekarang malah disponsori sama babynya jadi ini perut udah kayak konser MIUS.

"Cari makan dulu lah. "Aku kini milih bangun dari rebahanku dan mengunci lagi pintu kamar asrama. Bergegas turun dan kini mulai mengemudikan mobilku.

Aku menuju rumah makan didepan asrama, disana ada menu yang paling aku sukai. Yakni Sabu.....

"Sarapan bubur say." Maklum sarapan kedua menuju makan siang jadi aku pesen dua mangkuk bubur ayamnya ditambah nasi pecelnya satu. Abaikan di cap maruk bin kalap makan segitu banyak. Yang penting kenyang aja abaikan yang lain.

Setelah selesai makan aku kirim pesan ke Pavel.

"Pulang jam berapa?"Aku tanya ke Pavel.

"Ini udah keluar aku mau susulin kamu aja di asrama". Pavel malah nelpon.

"Gak perlu aku udah dijalan kita ketemu di depan gerbang aja" Aku mengambil keputusan toh aku udah ditengah perjalan daripada balik lagi.

"Ish, hati hati" Pesan Pavel yang khawatir kuadrat.

"Siap bosss...." Aku dengan hati hati mengemudikan mobilku.

Tapi saat dibelokan ada kecelakaan, ada orang sengaja bikin kecelakaan karena mabok. Auto ketularan sial akunya.

"Yakkk"Aku prustasi mana orang malah ngerumuni area kecelakaan bikin ngep. Belum ada yang panggil ambulance juga. Malah pada selpi, edan ini orang pada.

"Panggil ambulance!!"Teriakku pada salah seorang yang lagi sibuk selpi. Aku yang calon dokter sukses langsung terketuk hati buat menolong. Kelamaan kalo nunggu ambulance buat pasien yang mulai gagal jantung.

"Aku akan melakukan CPR."Aku langsung membelah kerumunan itu untuk membuat ruang dan kini membantu bapak paruh baya itu untuk mendapat pertolongan pertama.

Satu

Dua

Satu

Dua

Satu

Dua

Syukurlah bapaknya kini bisa bernafas normal. Dan sekarang tinggal nunggu ambulance dan polisi datang. Kronologi kecelakaan sudah dipastikan mobil pertama mabok dan masih melaju walau tahu itu bahaya. Dan mobil kedua ya bapak tadi dan akhirnya tabrakan. Dikira ini syuting fast to farius yang bisa ngehindar dari mobil lainnya. Ngaco itu orang pada, nyawa buat uji nyali.

"Dome kamu dimana?"Pavel udah nanyain karena aku lagi di rumahsakit juga. Nganterin bapaknya buat cek dulu jantungnya. Sampe lupa kalau aku tadi mau jemput Pavel.

"Dirumahsakit!"Jawabku belum selesai Pavel udah nutup teleponnya. Sudah kupastikan dia langsung ngacir buat datang.

Aku nyantai aja diruang tunggu, lelah ini aku say, abis cpr dalam kondisi ini perut baru makan kenyang. Jadi seolah terbakar langsung itu protein lemak dsb bikin keringat ini mengucur deras.

.....

Beberapa saat kemudian Pavel datang.

"Dome, gak ada yang luka kan? Udah kubilang jangan mengemudi' Pavel datang meluk aku dan periksa kondisiku.

"Aku gpp cuman tadi ada bapak bapak butuh wali untuk cek jatungnya." Alesanku.

"Seriusan"Pavel sedikit lega.

Dan kini aku melepas pelukan Pavel saat lihat bapak bapak tadi yang kutolong keluar dari ruang perawatan dengan keadaan selamat walafiat tanpa perlu opname.

"Terimakasih ya?" Bapak itu mendekat.

"Iya" Aku tersenyum kearahnya. Tapi setelahnya ada drama horor saling melotot antar keduanya.

"Papah" Pavel

"........"

.......


Itu papah Pavel.


Krik

Krik

Jangkrik pada demo, suasana dalam mobil udah jadi horor beneran. Itu papah Pavel yang baru aja dirawat gegara jantung nya, lagi gak sayang sama jantungnya malah sekarang lagi marah marah.

"Pah, ini dome isteri Pavel" Aku dikenalin ama mertua.

"Udah ke catatan sipil?"Tanya papah Pavel, sepertinya beliau ingin memastikan sesuatu. Soalnya kalau udah kecataan sipil susah pisahnya apalagi ada anak trus harta gono gini ribet di negara ini.

"Belum, nanti aja nunggu sekalian babynya lahir ngurus akta lahir sekaligus" Pavel emang rencana gitu, nanti bisa langsung keasuransi.

"Pavel"Panggil papahnya dengan rasa marah.

"Apa sich pah, papah pasti udah tahu kan jadi Pavel gak perlu bahas lagi di sini!"Pavel tahu papahnya bakal pisahin aku dan Pavel jadi Pavel lagi berusaha mempertahanin aku.

"Dome dimana papah dan mamahmu?"Eh buset, mertua ku udah mulai selidiki bibit, bebet, dan bobotku. Jelas aku gak masuk kriteria.

"Gak punya, mereka punya jurus ngilang saat Dome berumur 10 tahun. Dicari kemana mana gak ketemu. Dan aku gak tahu mereka sekarang ada dimana?" Aku lagi curhat ini, aku gak sedih kok jadi simpan airmata kalian buat galauin aku.

"Trus selama ini?"Papah Pavel memastikan apakah aku ditinggali warisan. Padahal kagak sama sekali, lha wong mereka aja kabur warisan model gimana yang mau ditinggal?

"Tinggal sendiri."Bapak jujur apa adanya.

"Siapa yang biayain, masih ada kakek nenek?"Papah Pavel masih kepo.

"Enggk om, Dome pinjam uang dari rentenir. Mobil ini juga duitnya juga dari rentenir. Nanti kalau Dome lulus dan mulai kerja Dome harus ganti. Kerja bagai kuda buat lunasin utang."Curhatku, papah Pavel langsung prustasi.

"Apa?"Tuch beliau lagi mau guling guling diaspal dapat mantu kere. Ditambah utangnya banyak.

"Kalian belum ke catatan sipil kan? Jadi gak perlu urus biar om yang jagain anakmu dan kalian pisah aja!" Langsung pada intinya itu si om.

"Pah aku bukan Chen, yang nurut aja papah suruh suruh." Pavel berontak. Jadi aku sedikit paham mungkin Chen dulu dan papih anak anak juga diginiin dan mereka akhirnya pisah.

"Eh, dia aja hidupnya udah minjem uang rentenir mau jadi apa kamu entar. Diporotin mau?"Ilmu pelit bin cuprit mertua gak mau hartanya berkurang. Hadehhhhhhhhh, sabar om. Kalau om gak mau bayar aku masih bisa bayar.

"Pah"Pavel merengek.

"Papah tahu ini pasti skenario dia buat dapetin duit."Pitnah keji dari papahnya Pavel.

"Iya om ini emang jalan pintas buat hidup enak. Kali aja om mau bayarin itu hutang jadi aku gak perlu kerja bagai kuda seumur hidup. Totalnya?" Diitung dulu eoh, dan dengar dengan tenang.

"Biaya makan selama ini dll total 10 juta /bulan, mobil 750juta, asrama satu tahun 5juta. Bpjs 1jt per bulan." Aku mah utang rentenir gak kira kira. Intinya aku gak mau hidup susah.

" Kamu?" Papah Pavel syok.

"Kenyataan ini kok, lihat aja ini notanya. No tipu, jadi om mau bayarin kan?"Aku kedipin papah Pavel yang otomatis romantis langsung bangkrut gegara aku.

"Ish nyusahin. Om ambil bayinya dan kamu lanjutin aja hidupmu, jangan ganggu Pavel dan bayar sendiri utangmu!!!" Mertua pelit ya gini.

"Duch om, aku itu gak nyusahin, Pavel aja mau disusahin. Aku mah masih bisa hidup tanpa harus kasih bayinya ke om. " Balasku, enak aja kasih bayi dan aku sendirian. Ogahhhhhhhh.

"Hidupmu aja susah mau jagain cucu om"Kita lagi debat kusir didalam mobil buat otewe pulang.

"Om nistain aku banget, buktinya aku masih bisa hidup damai sekarang, makan enak, mobil bagus hidup dengan nyaman." Pamerku.

"Hutang rentenir kok dibanggain" Itu om suka bener. Tapi kalo mertua pelit itu juga gak bagus.

"Wajib om, masak aku harus mati saat ditinggal kedua orang tua ku yang jelas ninggalin. Jelas ogah, aku juga punya cita cita" Cengirku.

"Ah sudahlah pokoknya kalian harus pisah, om bakal pastiin itu." Ancam papah Pavel.

"Serah om lah." Pasrah.

"Gitu donk, lihat Pavel dia sama kan dengan Art (papi Rich dan Rae) ."Papah Pavel mulai mengkorek luka lama.

"Ish om jangan kasih kesimpulan kayak gitu donk? Siapa juga yang mau kasih bayinya" Belaku. Aku gak bakal ninggalin bayiku.

"Lantas?"Mertua ku eman ajaib.

"Kenapa juga aku tolongin, biar aja THe end ditempat tadi. " Penyesalan yang hakiki.

"Dasar mantu durhaka!!!"Eh papah Pavel dengar rupanya.

"Jadi diakuin Iyee jadi mantu."Crngirkh lagi, Pavel cengo lihat kami ribut absurd.

"Ora sudi"Papah Pavel begot or mutung.

Nb. Bahas indo begot or mutung aing gak tahu. Tolong bantu prok prok.

Tbc
Hahahaha.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top