Chapter 35: Makan bareng Dara

"Eh?"

Clara memutar matanya, berusaha mencari sesuatu untuk dijadikan alasan.

"Ya, karena gue belum makan sih."

Ia tersenyum lebar.

Dara memandanginya, berkedip sesekali hingga akhirnya ber-oh panjang.

"Lo yakin minta temenin sama gue?" Dara melirik Garry. "Terus pacar lo gimana?"

Nah, loh. Mampus gue, mampus!

"Ah, kalo soal itu, katanya dia mau-"

"Temenin aja, gue mau ke lantas atas, ada sesuatu yang mau gue beli," potong Garry cepat, cuek.

Ia pergi begitu saja, entah kenapa saat ada Dara, cowok itu bersikap cuek dan dingin. Ia bahkan tak ingin menaikkan sudut bibirnya. Sorot matanya juga datar. Clara malah kepikiran jika ada sesuatu di antara mereka.

Nggak Clara, lo nggak boleh seuzon.

"Yuk, Ra, ke restoran di lantai bawah, makanannya enak-enak loh."

"Eh? Oh iya-iya."

Dara menuntunnya ke tempat tersebut, karena adegan tak terduga itu, pikiran Clara malah tak terkontrol, seperti mesin rusak yang sudah tak diperbaiki.

Clara menampar pelan bibirnya, ia mengguncang wajahnya sebentar kemudian tersenyum lebar. Sip, sudah jauh lebih baik dan terkontrol.

Mereka menuruni elevator, Clara tiba-tiba berkata, "Tumben nggak bareng Salwa?"

Dara mendongak ke Clara. "Ehm, katanya tadi ada urusan sih."

"Oh gitu, btw, udah berapa lama sih, kalian temenan? Kayak deket banget gitu." Clara bertanya.

"Kok nanyanya gitu, Ra?" balas Dara yang mencurigai teman kecilnya itu.

Clara membalas cepat. "Oh, bukan apa-apa, kok. Cuma sekedar iseng aja sih, soalnya lo lebih banyak waktu sama dia di sekolah."

Dara diam sesaat. "Ya, ya gitu deh, Ra. Soalnya Salwa sering ngajakin main, jadi gue nggak enakan buat nolak."

Ia tersenyum tipis.

"Oh gitu. Eh, lo pasti ikut kelas Ekstrakurikuler, 'kan?" tebaknya, yakin.

"Kok tau, Ra?"

Bukannya menjawab, Clara malah berjalan mendahuluinya, melewati ujung elevator dan berbalik badan.

"Pokoknya, gue selalu ingin yang terbaik buat lo, Dara," kata Clara tiba-tiba.

Dara keluar dari elevator, ia sedikit bingung dengan situasinya sekarang, kenapa temannya itu malah mengatakan hal yang aneh?

"Maksudnya?"

Clara menggeleng, ia malah menggenggam tangan Dara. "Dimana restorannya?"

Dara mengamati wajah Clara, ada apa dengannya sekarang? Tapi ya sudahlah, ia tak ingin berburuk sangka pada temannya sendiri.

"Di sana," tunjuk Dara.

Clara pun memimpin jalan sambil berpegangan tangan. Dara, gue nggak tau Salwa ngemanfaatin apa dari lo, tapi yang pasti, lo harus lepas dari genggaman gadis itu.

"Paket A, dua ya," tunjuk Dara ke banner menu, petugas yang melayani mereka mengiyakan dan memproses makanan mereka melalui komputer.

Mereka menunggu di meja makan terdekat. Clara duduk dan memainkan gawainya selagi menunggu pesanan mereka tiba.

Ada beberapa notifikasi pesan masuk, salah satunya dari akun IG Garry_Alexandre.

Clara memeriksa profilnya lebih dekat, bahkan di zoom. Itu benar-benar Garry. Ia bingung, haruskah ia turuti? Tapi ya sudahlah, itu hanya sekedar sosial media, tidak akan berpengaruh apapun, bukan.

"Kenapa, Ra?" tanya Dara yang melihat Clara kebingungan.

Ia mengalihkan pandangannya ke Dara mencoba tersenyum. "Ah, nggak, bukan apa-apa."

"Ohh."

Tak lama, pesanan mereka sampai, dua mangkuk ramen dengan ice Thai Tea original. Pelayan itu pergi setelah menghantarkan makanannya. Dara mengambil sumpit kayu, Memisahkannya menjadi dua dan menyeruput ramennya.

Clara justru mengambil sendok bebek, kemudian mencoba menyeruput kuah dari ramennya. Rasanya biasa aja di mulut Clara, enak dari mananya?

"Gimana Ra? Enak nggak?" tanya Dara setelah beberapa saat.

"Lumayan, Ra." Gadis itu beralih ke minumannya, ia tancapkan sedotannya ke plastik minuman dan menyeduhnya.

Ia lumayan suka dengan rasanya, jauh lebih berasa ketimbang kuah dari ramennya tadi.

"Oh iya, Garry kok belum balik-balik?" tanyanya. "Apa jangan-jangan, tuh orang nggak mau nganterin lo pulang?"

Clara sebenernya juga berpikir demikian, tapi untuk tidak membuat temannya ini khawatir, ia menepis pikirannya dari kemungkinan itu.

"Garry suka gitu ya?"

"Dari yang gue dengar sih, dia suka ninggalin cewek yang nggak sesuai ekspektasi dia. Bahkan Salwa aja sering ditinggal."

Clara ber-oh panjang, tak dia sangka Dara akan membicarakan Salwa dengan sendirinya.

"Minta IG nya, Garry dong."

"Oh, bentar."

Dara meletakkan sumpitnya, beralih mengambil gawainya dan menunjuk IG pemuda tersebut.

Poto profilnya sama persis dengan yang barusan chat Clara. Tak perlu diragukan lagi, itu benar dia.

"Oke, makasih ya."

"Kalian pacaran nggak saling follow IG?" tanya Dara tak lama setelah menunjukkan gawainya.

"Ah itu, gue baru ganti IG sih, hehe. Yang lama lupa password."

Clara berbohong, ia masih memakai IG lamanya, hanya saja, semua postingan masa SMP dia sembunyikan.

"Oh gitu." Dara dengan gampangnya percaya akan hal itu.

Sebuah notif muncul di gawai Clara. Ia mengeceknya.

Ia menghela napas panjang, rasa malasnya tiba-tiba muncul. Ingin dia abaikan saja pesan itu, tetapi jarinya berkata lain. Bergegas membuka G-maps dan menyalin link lokasi dan mengirimkannya ke Garry.

Clara melanjutkan makannya, sesekali menyeruput thai tea. Tak butuh waktu lama untuk Garry tiba di restoran itu. Semua mata remaja tertuju pada cowok itu yang berjalan lurus ke tempat Clara dan Dara.

Bahkan tak sedikit yang memotret Garry secara diam-diam.

"Wah, si Artist udah sampe tujuan nih."

Garry menatapnya ramah, dengan senyuman yang sedikit dipaksakan.

"Yuk, pulang." Ia menyodorkan tangannya.

"Nantilah, makanan gue belum habis."

Garry menarik tangannya kemudian melirik ke Dara, gadis itu hanya tersenyum canggung melihat penolakan halus dari Clara. Ra, bisa-bisanya sih lo nolak Garry yang berkarisma gitu.

"Nama lo Dara, 'kan?" tebak Garry. "Mau taruhan sama gue?"

"Ap, apa?" Dara terlihat malu-malu.

"Kalo dia bisa menghabiskan ramen itu dalam satu menit, gue bakal kasih tanda tangan gue dan foto lo gue pajang di IG. Gimana? Penawaran yang menarik, bukan?"

Mata Dara langsung membulat, penawaran eklusif seperti ini hanya datang sekali seumur hidup. Meski nanti, jika dia tak berpacaran dengan Garry sekalipun, paling tidaknya banyak kenang-kenangan Garry di hidup Dara.

"Se, setuju! Ra, ayo dong, cepet habisin!" perintah Dara seketika, ia loncat-loncat kecil, heboh sendiri.

"Ih, apaan sih lo, Dar, gue tuh mau makan tenang."

Dara melihat isi ramen itu, masih ada beberapa iris daging, telur rebus setengah, dan mie yang tenggelam dalam kuah kaldu.

"Bisa habis itu, Ra, dalam satu menit. Eh, ayo dong, demi gue."

"Waktunya dimulai sekarang!" Garry melihat jam tangannya, sementara Clara mendongak ke cowok itu dengan wajah tak senang.

Garry tersenyum sinis sambil mengetuk-ngetuk pelipisnya. Lo nggak bakal bisa ngelawan gue, Clara Amelia.

***

Tbc....

Guys, menurut kalian tuh Clara sanggup nggak ngehabisin Ramen dalam waktu 1 menit doang?

Kalo aku pribadi sih pasti sanggup yak. Kalo kalian gimana?😂
Coba komen deh.

Btw, jangan lupa Vote guys, biar aku makin semangat lanjutin ceritanya, biar cepat tamat, haha.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top