Chapter 2

~I'm not Juliet~2~

★★★

Yang pasti aku akan hidup sesuai yang aku mau.

★★★

Tok tok tok

"Nona apakah nona sudah bangun?" Tanya The Nurse sambil membuka pintu kamar.

Namun orang yang di tanya malah masih asik bergelud dengan mimpinya dan tidak menghiraukan The Nurse yang sedang memanggilnya. "Nona ayo bangun, matahari sudah menampakan sinarnya dan anda masih di atas kasur cepatlah bangun, Lord Capulet dan Lady Capulet akan menunggu lama jika anda terus seperti ini," timpalnya.

"Eungh... Nurse kenapa kau membangunkanku pagi-pagi buta,"

Juliet bangun dari tidurnya walau dalam keadaan terpaksa bangun, ia masih sangat ingin tidur untuk saat ini, setelah berpikir keras kenapa ia bisa berada disini semalaman. "Memang ibu dan ayah kenapa sampai harus menungguku?" Tanyanya pada Nurse walaupun tidak dalam keadaan sadar sepenuhnya.

"Nona tidak akan sarapan pagi dan juga ini sudah siang bukan pagi," jawab Nurse.

"Tunggu ini sudah siang?" Tanya Juliet memastikan.

"Benar nona,"

"Kalau begitu siapkan air untukku mandi," perintah Juliet.

"Airnya sudah siap sedari tadi nona," jawab Nurse.

"Kalau begitu antarkan aku ke sana," ujar Juliet.

"Silahkan ikuti saya nona,"

★★★

Krieett

Pintu besar itu terbuka dan menampakkan seorang pria dan wanita paruh baya di dalamnya yang sedang menunggu.

"Apakah aku membuat mereka menunggu terlalu lama" pikir juliet.

"Selamat pagi ayah, selamat pagi ibu," sapa juliet kepada keduanya.

"Selamat pagi juga juliet," sahut James dan di iringi anggukan serta senyuman oleh Diana.

"Duduklah di sini nak," ujar Diana sambil menepuk kursi di sampingnya, Juliet hanya mengaganguk patuh dan duduk di sebelah Diana yang sekarang menjabat sebagai ibunya itu. "Bagaimana kabarmu hem?" Tanya Diana.

"Saya baik-baik saja ibu," jawab Juliet sambil tersenyum.

Senyum Juliet membuat James dan Diana juga ikut tersenyum mereka berdo'a semoga putri semata wayangnya itu selalu di berkati oleh yang maha kuasa.

"Ayo kita mulai sarapannya," ujar James.

Keadaan meja makan sangatlah hening, hanya dentingan antara sendok dan piring yang mengisi keheningan di sana.

Situasi ini, Juliet sudah terbiasa dengan ini apa lagi saat ia menjadi Rhine ia bahkan makan seorang diri tak ada waktu untuk berceloteh ria saat makan, poin tambahannya orang tua Rhine akan menganggapnya tidak di ajari etika dengan baik dan dianggap tidak sopan.

Namun tidak dengan orang tua Juliet mereka khawatir. Tidak biasanya putri mereka bisa makan dengan tenang.

Biasanya Juliet akan mengatakan sesuatu untuk memecah keheningan, mengatakan basa basi dan percakapan tak perlu.

Tapi yang sekarang bukanlah Juliet melainkan Rhine yang selalu bersikap tenang dan tenang, perbedaan mereka sangat terlihat jelas.

Bisakah ia menggunakan alasan hilang ingatan sama seperti yang di ucapkan tabib?

Bukankah tabib sudah menjelaskan pada mereka jika ia hilang ingatan? Setidaknya mereka tidak usah terlalu bersikap seperti itu, mereka harus tau disini ada orang yang tidak terlalu nyaman dengan perilaku mereka.

"Nak apakah makanannya enak?" Tanya James.

"Ini tidak terlalu buruk," jawab Juliet.

Keheningan sebelumnya pecah oleh pertanyaan acak James, namun itu tidak bertahan lama tidak ada percakapan lagi di antara mereka keadaan kembali seperti awal hanya dipenuhi keheningan.

Diana bergelud dengan pikirannya sendiri, putrinya terlihat sangat berbeda dari yang terakhir kali.

Ia sudah tau tentang Juliet yang tiba-tiba hilang ingatan, tapi apakah saat orang mengalami hilang ingatan apakah emosi mereka ikut berubah? Atau apakah yang bersama dengannya saat ini bukanlah Juliet melainkan orang lain, mereka jelas berbeda tapi tidak mungkin jelas-jelas yang di depannya sekarang adalah putrinya dia sangat mengenal putrinya dan ia tak mungkin salah.

Meskipun begitu di luar pengetahuannya yang bersama dengannya saat ini bukanlah Juliet melainkan orang lain itu adalah rahasia yang tak seorang pun tau.

Juliet POV

Apa-apaan ini.

Apakah hanya itu pertanyaanmu?

Hei keluarkan aku dari situasi seperti sekarang, ini terasa sangat tidak nyaman.

Dan kenapa juga rasanya waktu berjalan dengan sangat lambat, aku sangat ingin menyudahi sarapan pagi yang membosankan ini.

Dan juga apa yang di pikirkan Nyonya Capulet, dia terlihat sedang berpikir sangat keras sampai keningnnya ikut berkerut, tapi apa peduliku tidak ada urusannya denganku juga.

Dan untuk kata Nyonya sepertinya aku harus terbiasa memanggilnya ibu mulai sekarang, bagaimanapun juga ia akan menjadi ibuku mulai sekarang.

"Juliet," panggil Diana.

"A-ah ya," jawabnya.

Kenapa tiba-tiba sih, aku jadi sedikit kaget mendengarnya.

"Bagaimana kabarmu,"

"Aku baik-baik saja sekarang,"

"Kedua sepupumu Tybalt dan Rosaline akan datang menjengukmu sebaiknya setelah ini kau bersiap-siap,"

Tunggu dulu siapa tadi?

Tybalt?

Rosaline?

Wah sepertinya ini akan menjadi pertemuan perdanaku dengan mereka.

Tapi kenapa aku harus mengganti pakaianku lagi, apakah pakaianku sekarang kurang bagus? Kau harus tau kalau mengganti pakaian perempuan itu memakan waktu yang lama.

Sebagai sesama perempuan kenapa kau tidak bisa mengerti ini.

"Apa kau mendengarkan Juliet?"

"Ah iya, aku mendengarkanmu,"

Fyuh- kenapa juga aku tadi melamun seperti orang yang tidak memiliki pekerjaan saja. "Aku hanya memikirkan nanti akan memakai apa," timpalku.

"Jadi begitu,"

"Iya,"

"Kalau begitu ibu akan membantumu memakai pakaianmu,"

"E-eh tidak usah aku bisa sendiri kok,"

Kenapa tiba-tiba begini.

Apa maunya.

"Tak apa ibu hanya merindukanmu jadi ibu ingin memakaikanmu gaun,"

"Begitu ya,"

Haduh orang ini kenapa ketemu tiap hari masih saja rindu, aku todak tau jalan pikirannya.

"Kalau begitu setelah sarapan kita akan langsung ke kamarmu,"

"Baik,"

★★★

"Bagaimana yang ini?" Tanya Diana sambil menunjukan gaun berwarna biru.

"Itu bagus,"

Ini yang ke sepuluh oke bisakah kita langsung memakainya saja aku sudah sangat lama menunggu kau memilih gaun?! Sebenarnya yang akan memakainya kau apa aku kenapa kau yang sibuk.

"Ah tidak-tidak gunakan saja yang kuning itu membuatmu terlihat lebih ceria,"

Persetan dengan itu, kau memilih gaun yang pertama jadi untuk apa kau mengeluarkan semua gaun yang ada di lemari dan memilihnya hingga berjam-jam hanya untuk aepotong gaun untuk dipakai, aku hanya ingin bertemu dengan Tybalt dan Rosaline bukan ingin menikah.

Dan juga gaun itu terlihat sangat berat, dan korset itu ukh belum memakainya saja sudah membuatku sesak.

Kenapa orang-orang sangat suka memakai korset?!

Apa kalian tau banyak kasus seorang perempuan meninggal karena korset pada abad pertengahan.

Kalian gila, padahal sudah ada kasus seperti itu tapi kalian menutup mata soal itu.

Tapi untuk sekarang aku harus memakainya, ya mau bagaimana lagi aku harus menjadi anak yang penurut.

Aku rindu kaosku di tempatku yang lama, tak peelu memakai gaun setiap hari, tidak perlu selalu bersikap terlalu formal, entah kenapa aku rindu dengan dokumen-dokumen yang menumpuk di mejaku.

"Kemari ibu akan membantumu memakainya,"

"Baik,"

Nasibku sedang sial sepertinya:(

~I'm not Juliet~2~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top