Chapter 1
~I'm not Juliet~1~
☆☆☆
Aku pasti gila.
Bagaimana mungkin aku bisa berada di sini, seharusnya sekarang aku sedang koma atau yang paling parah di alam baka.
Tapi lihatlah sekarang rambut coklat pekat yang agak bergelombang itu dan mata biru kehijauannya juga, wajah yang terkesan polos dan naif namun di sisi lain terlihat cantik.
Dimana rambut hitam lurus milikku yang baru kemarinku tata di salon, dan wajah ini, sama sekali bukan karakteristik wajahku. Sebagai wanita karir aku mempunyai garis wajah tegas nan elegan bukan POLOS DAN NAIF.
Dan tubuh ini, tubuh anak 13 tahun. Aku semakin tidak mengerti semua ini, aku adalah seorang wanita dewasa bukan anak remaja.
Atau mungkin ini mimpi.
Ya! Ini pasti mimpi mana mungkinkan seorang wanita dewasa berubah menjadi seorang anak remaja dalam satu malam.
Jika ini mimpi, aku bisa mencubit pipiku dengan keras agar aku bisa bangun dari mimpi yang sangat terlihat nyata ini.
"Ah, ini terasa sakit," Aku mengaduh pelan.
Gila, aku mencubitnya terlalu keras. Lihatlah sekarang pipi mulus ini memerah karenanya.
"Ini terasa sakit, apakah mungkin ini semua nyata." Gumamku.
Krieet
Sontak aku langsung menoleh saat mendengar pintu dibuka, terlihatlah seseorang yang berpakaian maid masuk ke kamar tempatku berada sekarang. Namun saat melihatku kening pelayan itu berkerut, keringat dingin membasahi dahiku. Apakah ia langsung tau kalau aku bukan tuannya yang asli.
Aku sangat gugup.
"Nona Juliet kenapa sebelah pipi anda memerah?" Tanya pelayan itu heran karena melihat pipiku yang masih memerah.
Tunggu dulu, apa katanya tadi, Juliet?
Apa-apaan ini, dari sekian banyak manusia di bumi ini kenapa harus tubuh Juliet. Bukankah kisah Romeo dan Juliet hanya sebuah kisah, lalu apa semua ini.
Jika aku sekarang adalah juliet, apa mungkin orang di depanku ini The Nurse, pelayan dari juliet.
Kalau kau ingin mengetahuinya kau harus bertanya bukan, jadi tanyakan saja apa benar dia The Nurse.
"Emm... apa kau Nurse?" Ucapku pelan.
"Iya ada apa nona Juliet menanyakan hal itu," jawabnya cepat.
Di benaran The Nurse.
Ya tuhan apa sebenarnya yang sedang kau rencanakan, kenapa kau mengirimku ke sini.
☆☆☆
Namaku Rhine, aku seorang putri sekaligus pewaris dari perusahaan Fantasia Group. Perusahaan milik keluargaku ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang seni peran, bisa dikatakan perusahaan kami adalah perusahaan hiburan, perusahaan kami juga banyak mengeluarkan aktor-aktor berbakat yang banyak mengisi panggung hiburan.
Berbicara tentang seni peran, aku jadi ingat syarat apa yang harus aku lakukan untuk menduduki kursi direktur.
"Sebelum kau dapat menggantikanku dari jabatanku sekarang, kau harus dapat memerankan salah satu drama yang akan segera di filmkan di perusahaan," Kata ayahku.
Kau tau, aku harus berakting!
Sedari kecil aku selalu didik untuk dapat menguasai segala bidang, baik itu dalam hal mengurus perusahaan maupun bidang seni yang menjadi ciri khusus perusahaan kami.
Tapi masalahnya, meskipun perusahaan kami adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang seni peran, aku sebagai pewaris Fantasia Group sama sekali tak bisa yang namanya akting.
Meskipun aku ini di kenal jenius yang dapat melakukan apa saja, tetap saja aku ini manusia biasa ada hal yang tidak dapat aku lakukan.
"Ayah tau sendiri aku buruk dalam berakting, bisakah syaratnya diganti?" Protesku.
"Tidak Rhine jika kau masih ingin menduduki jabatan Direktur maka beraktinglah, jika tidak sepupumu yang akan menggantikan ayah," ucap ayahku mutlak.
"Baiklah, jika itu kehendak ayah," jawabku lesu.
"Prans panggil nona ella untuk datang keruanganku," perintah ayahku pada bodyguard yang ada di belakangnnya.
"Baik tuan,"
Prans melenggang pergi dan menuju ke tempat biasa nona ella melakukan pekerjaannya, sekarang tinggallah kami berdua di dalam ruangan ini.
Keadaan sangat hening tidak ada yang memulai pembicaraan, aku dan ayah memang sepasang ayah dan anak tapi kami sama sekali tidak akrab satu sama lain.
Sampai suara ketukan terdengar ran masuklah nona ella ke ruangan ayahku.
"Kau taukan apa alasan aku memanggilmu ke sini," kata ayah to the point. "Saya tau tuan," jawab nona ella.
"Ayo nona kita langsung ke ruang syuting," ucapnya lagi.
Apa dia gila, kenapa aku langsung ke ruang syuting padahal aku sama sekali tidak mempunyai persiapan sedikitpun. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah perintah jadi aku tidak bisa membantah.
Selama perjalanan ke ruang syuting banyak para karyawan yang menyapaku ramah, namun sepanjang jalan itu juga entah kenapa aku merasakan firasat kurang mengenakkan.
"Nah nona Rhine, kita akan memainkan drama Romeo dan Juliet dan anda akan menjadi pemeran utama wanita dengan kata lain anda akan memainkan peran juliet, ini naskahnya jika sudah ada masuk adegan juliet maka saya akan memanggil nona, apa nona mengerti?" Jelas ella padaku.
"Terima kasih ella saya sangat mengerti," ucapku tak bersemangat.
Ya bagaimana tak bersemangat kalau kau baru tau peranmu maka saat itu juga kau harus melakukannya, hal itu sangat menguras tenaga dan pikiran.
Skrip ini membuatku frustasi dari sekian banyak dialog tak satupun yang lengket di kepalaku.
"Nona waktunya adegan anda, bersiap-siaplah," teriak nona ella dari kejauhan.
Sekarang aku hanya bisa mengharapkan keajaiban terjadi, aku sama sekali tak mengerti semua dialog ini, biarlah kita ikuti saja apa yang akan terjadi.
Namun yang terjadi sekarang di luar dugaanku.
Kejadian naas terjadi padaku, saat aku baru saja menaiki panggung, lampu sorot yang ada di atasku meledak dan jatuh menimpa kepalaku membuat pandanganku menjadi gelap, rasanya aku sangat ingin tidur. Aku masih bisa mendengar para staf berteriak memanggil namaku namun rasa kantuk ini telah lebih dulu menguasaiku, jadi aku ingin tidur dulu.
Selamat tidur semua.
☆☆☆
"Apa yang terjadi pada putriku," yang bicara adalah seorang paruh baya yang ternyata ayah dari Juliet, siapa lagi kalau bukan James Capulet atau sering di panggil Lord Capulet.
"Saya tak melihat penyakit apapun pada nona juliet My Lord," jawab seorang tabib.
"Tapi bagaimana bisa? dia tak ingat sama sekali denganku dan juga yang lain, yang dia ingat hanyalah namanya dan nama pelayannya" ucap James kesal.
"Saya juga tidak tau My Lord, ini adalah kasus paling aneh yang pernah saya tangani," jawab sang tabib.
"Jadi apa yang harus kami lakukan jika seorang tabib sepertimu saja tidak tau apa yang sedang terjadi," ujarnya frustasi.
"Bisa di katakan nona Juliet sekarang hilang ingatan, tapi untuk penyebab hilangnya ingatan masih belum diketahui, dan untuk mengembalikan ingatan nona Juliet itu tergantung dari nona Juliet sendiri apakah ia ingin mengingat kembali ingatan yang ia lupakan atau tidak," sang tabib menjeda kalimatnya sebentar untuk menghela nafas. "Tapi jika dari pihak keluarga ada yang berharap nona juliet kembali mengingat apa yang ia lupakan, pihak keluarga bisa mengajak nona Juliet ke tempat yang terdapat kenangan yang mungkin nona juliet lupakan," tabib itu terdiam dan menatap Lord Capulet takut, ia merasa takut untuk melanjutkan kalimatnya, namun melihat James yang memberinya izin untuk terus bicara ia merasa sedikit lega.
"Menurut pendapat saya, nona juliet memang sengaja menghapus ingatan yang ia miliki," ucap sang tabib takut-takut meskipun ia sudah mendapat izin untuk mengatakan apa yang ia lihat tapi bisa saja Lord Capulet tersinggung dan menghukumnya.
"Apa maksudmu?" Tanya James sambil mengerutkan keningnya.
"Nona Juliet sengaja menghapus semua ingatan yang nona juliet miliki My Lord," jawab sang tabib.
"Untuk apa putriku menghapus ingatan miliknya, itu tidak masuk akal tabib," bantah James.
"Itu bisa saja My Lord, mungkin saja nona Juliet mengalami sebuah kejadian yang membuatnya trauma sampai nona Juliet depresi hingga ia ingin melupakan kejadian tersebut, namun bukannya melupakan peristiwa itu nona Juliet malah menghapus semua ingatannya," jelas sang tabib.
"Kau boleh pergi," ucap James pada sang tabib.
"Saya permisi My Lord."
Selepas tabib pergi Lord Capulet kembali duduk di meja kerjanya dengan keadaan yang tidak baik, putri semata wayangnya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
"Jika itu benar, apa yang sebenarnya terjadi hingga putriku menghapus semua ingatannya," guman James.
Tak di pungkiri ia saat ini sangat menghawatirkan keadaan putri semata wayangnya itu. James merasa sangat buruk sekarang, ia merasa telah gagal menjaga hartanya yang paling berharga.
"Apa yang harus aku lakukuan agar kau kembali mengingat semuanya putriku, Juliet Capulet."
☆☆☆
Apa-apaan ini, kenapa mereka.harus seheboh ini sih, orang yang hilang ingatan biasa aja kok, malah yang gak hilang ingatan malah panik.
Sebenarnya siapa sih yang hilang ingatan.
Salahku sih seharusnya aku pura-pura depresi saja saat melihat orang yang tidak aku kenal, bukannya malah santai melihat orang orang sekitar panik.
Mungkin ini bawaan sebelum aku pindah ke tubuh sekarang.
Ya yang namanya calon Direktur perusahaan besar aku harus tenang dalam keadaan apapun, sikapku yang terbiasa tenang dalam keadaan apapun itu terbawa sampai ke sini dan membuat orang disini kelimpungan.
Bagaimana kalau mereka tau jika orang yang mereka khawatirkan sekarang bukanlah orang yang sebenarnya.
Aku tak yakin akan selamat.
Pasti nyawaku akan terancam, dan di tuduh menggunakan sihir hitam untuk mengambil alih tubuh Juliet. Ya meskipun yang namanya sihir tidak ada di dunia ini. Tapi bisa saja aku malah di anggap orang yang menganut ajaran sesat, parah banget gak sih.
Rahasia ini hanya akan menjadi milikiku dan tuhan, hanya kami yang akan tau apa yang sebenarnya terjadi kepadaku.
Yosh, sekarang ayo kita ingat-ingat karakter dalam drama tragedi Romeo and Juliet.
Pertama protagonis Juliet Capulet.
Lord Capulet dan Lady Capulet adalah orang tua Juliet atau nama mereka, James Capulet dan Diana Capulet.
Tybalt, sepupu Juliet keponakan dari Lady Capulet yang akan di bunuh oleh Romeo.
Kasihan sekali dirimu wahai sepupu, sekarang dengan adanya aku di sini akan aku pastikan kalau kau akan tetap hidup.
Rosaline, juga sepupu Juliet di pihak ayah, artinya Rosaline adalah keponakan dari Lord Capulet. Yang tak kalah penting Rosaline ini adalah karakter yang di cintai oleh Romeo sebelum bertemu Juliet.
Oh Rosaline aku merasa bersalah karena merebut kekasihmu, maafkanlah orang yang penuh dengan dosa ini.
Pelayan Juliet, The Nurse.
Peter, samson, gregory adalah pelayan mansion Capulet.
Pelayan mansion Capulet di dalam hanya dalam drama hanya ada empat, jika ini adalah kehidupan nyata bisa jadi bukan nama para pelayan bertambah.
Dan ada juga Pangeran Escalus pangeran di Verona.
Count paris, orang yang masih mempunyai ikatan saudara dengan pangeran Verona dan orang yang ingin menikahi Juliet.
Mercutio, juga orang yang memiliki ikatan saudara dengan pangeran Verona, Mercutio juga orang yang menjadi teman dari Romeo.
Dan beralih ke Protagonis Pria, Romeo Montague.
Lord Montague dan Lady montague adalah orang tua Romeo, nama mereka Leones Montague dan Portia Montague.
Benvolio, sepupu Romeo yang juga merangkap menjadi sahabat.
Abram dan Balthasar pelayan mansion Montague, itu yang di drama bukan yang di mansion beneran.
Jika di mansion Montague hanya ada dua pelayan itu mungkin mereka tidak akan sanggup mengurus mansion yang besar hanya berdua.
Acara mengingat selesai sekarang tinggal alur ceritanya, kalau di pikir- pikir aku malas mengingat alur ceritanya. Semua orang tau ending dari Romeo dan juliet jadi tak usah pedulikan dan point utamanya jangan pernah berurusan dengan mereka.
Karena yang pasti aku akan hidup sesuai yang aku mau.
~I'm not juliet~1~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top