Chapter [twenty two]
"Udah stop. Lo jangan bertindak bodoh, bos. Dia bisa mati beneran."
"Bener kata Farel, bos. Bisa berabe urusannya kalo dia beneran mati, tapi kalo lo emang mau matiin dia mending siksa aja sampe dia mati dengan sendirinya. Jadi, gak perlu ngotorin tangan lo. Cerdik kan gue?" Kekeh cowok itu yang tak lain adalah Deny.
"Bodoh." Cibir Farel.
"Pukulan dari gue dan lo kayaknya udah cukup buat dia, bos. Lepasin aja, udah gak guna." Senyum miring cowok itu. Sedangkan bos yang mereka maksud adalah Azriel tengah mengepal kuat sembari menghempaskan tubuh orang di bawahnya dengan kasar.
"Lo sama teman lo itu pergi sekarang juga. Jangan pernah muncul di depan gue lagi kalau lo masih mau hidup. Ngerti lo?!" Bentak Azriel.
"Ng-ngerti bos," tunduk orang itu. "Em, an-anu bos–"
"Apa lagi hah?!"
"I-itu... Ko-komisi kita gimana?" tanyanya takut-takut.
Bruak! Azriel langsung menendang sesuatu yang ada di dekat kakinya begitu keras. Kemudian dia bergerak cepat ke belakang cowok itu sambil memelintir kan tangan tersebut.
"Arkhh! Ss-sakit bos," rintihnya kesakitan.
"Lo masih berani minta komisi setelah tadi tangan ini hampir melukai perempuan yang paling gue cintai! Lo beneran mau mati, hah?!"
Cowok itu langsung menggeleng cepat, lalu Azriel melepaskannya dengan kasar.
"Pergi, gue jijik ngeliat wajah sampah disini!" Usir Azriel. Sedangkan Deny yang berada tidak jauh dari cowok yang kesakitan tadi tengah menendang-nendang bokong cowok itu sambil mengatakan 'buruan pergi tolol' dengan kurang ajarnya.
"Brengsek! Harusnya gue gak langsung percaya sama mereka. Untungnya Lau gak kenapa-napa." Desis Azriel.
"Memangnya apa yang terjadi sih?" tanya Farel.
"Iya bos, sebenarnya mereka ngapain sampe Lo nyuruh kita nyekap mereka disini?" kini giliran Deny yang bertanya.
"Asal lo berdua tau kalo si anjing tadi hampir ngelukai Lau dengan tangannya. Untungnya gue gercep ke sana, kalo enggak gue yakini tuh anjing beneran mampus malam ini."
Mendengar itu sontak membuat Farel san Deny terkejut. Ah, ralat sebenarnya mereka pura-pura terkejut dan sedetik kemudian mereka malah tertawa.
"Whuuu ngerii, bos jadi liar kalo soal pujaan hatinya."
"Demi ayang apapun bakal si bos terjang, Den."
Azriel melirik tajam kedua teman laknatnya. Dia meninju masing-masing perut temannya sampai mereka mengaduh kesakitan.
"Bacot." Umpatnya kemudian pergi dari tempat tersebut.
Setelah Azriel menghilang dari pintu tersebut, barulah Deny dan Farel kembali tertawa puas. Deny sampai terduduk di lantai saking recehnya selera humor dia.
"Anjirr, lo liat gak Rel tadi? Si Azriel mendadak kayak singa gak dapat jatah makan. Gue jadi penasaran si Laura pake pelet apasih sampe modelan Azriel demen sama dia."
"Gue malah lebih penasaran, sejak kapan seorang Azriel mendam perasaan ke cewek? Ironisnya dia malah suka sama pacar dari musuhnya sendiri." Ungkap Farel tertawa renyah.
"Kadang semesta memang sebercanda itu, Rel." Celetuk Deny yang langsung di geplak oleh Farel.
"Sok puitis lo!" Cibir Farel kemudian melenggang pergi meninggalkan Deny yang masih setia duduk di bawah.
"Kurang asem tuh anak."
•••
Keesokan harinya di sekolah saat jam pelajaran dimulai tiba-tiba saja banyak siswa-siswi yang berbondong-bondong keluar kelas demi melihat berita yang tertempel di mading. Sebagian dari mereka lebih dominan dari anak kelas 11 terutama dari jurusan IPS. Membuat beberapa guru yang siap memulai pelajaran jadi urung karena murid-murid pada pergi keluar. Bahkan ada guru yang ngamuk pada saat masuk ke kelas tidak ada satupun siswa yang berada di kelas itu.
Beralih ke bagian depan, dimana para siswa saling dorong-dorongan hanya untuk melihat isi dari mading tersebut.
"Anjirr ini kanapa jadi kayak pasar numpuk disini semua?!" Dumel cowok yang baru datang dengan tas sekolahnya.
"Woii woi ini ada apaan sih!"
"Gue jadi penasaran. Yuk, Rel, kita juga maju buat liat ada apaan di depan."
"Skip. Bentar lagi mereka pasti di marahin massal sama bu Lusi."
"Sotoy lo!"
"Lo yang sotoy nyet! Noh liat bu Lusi otw kemari sambil bawa senjata andalannya." Tunjuk Farel dengan menggunakan dagunya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Deny melihat ke belakangnya dan benar saja, bu Lusi dan ada juga satu guru BK yang sedang berjalan kemari. Apalagi bu Lusi terlihat marah besar dengan penggaris panjang yang terbuat dari kayu yang biasanya untuk menggaris di papan tulis.
"Bodo ah, ayok buruan kabur ngab!" Deny langsung saja menarik kerah baju Farel yang tidak di kancing cowok itu sepenuhnya.
"Wehh wehh kecekek anjer!" Protes Farel sambil memukul-mukul tangan Deny.
•••
!!!HOT NEWS!!!
SEORANG KAPTEN VOLI YANG DIJULUKI SEBAGAI SINGANYA SADEWA KINI DI KABARKAN TENGAH MENJALIN KASIH DENGAN LAURA SALENDRA MAHESWARA YANG SAAT INI MASIH BERPACARAN DENGAN SALAH SATU ANAK IPA YANG SELALU MENGHARUMKAN NAMA SEKOLAH DENGAN PRESTASINYA.
TERLIHAT DARI BEBERAPA FOTO YANG TERTERA BAHWA LAURA DIAM-DIAM PERGI BERSAMA KAPTEN VOLI DI MALAM HARI DAN SALAH SATU DARI FOTO TERSEBUT MEREKA HAMPIS EKHEM* KISS (?)
FOTO TERSEBUT MURNI. NO EDIT EDIT!! JIKA KALIAN GAK PERCAYA LANGSUNG SAJA TANYA KE ORANGNYA LANGSUNG. APAKAH LAURA SELINGKUH DARI COWOKNYA DAN BERALIH KE MUSUH COWOKNYA SENDIRI? SUNGGUH TIDAK TAHU DIRI!!
_________________
BRAK!
"KURANG AJAR! INI SIAPA BANGSAT YANG NYEBAR BERITA HOAX!" Teriak Shania tidak terima sembari mengebrak mejanya. Cewek itu dibuat emosi setelah membaca berita di mading baru saja di copot oleh Gavin dan di tunjukkan kepada teman-temannya.
"Gue rasa ini orang yang gak suka sama Ara, njir. Lo pada liat nih, disini cuma nama Laura doang yang di sebutkan, sedangkan si Azriel sama Juan cuma pake embel-embel doang! Kesel gak tuh!" Geram Gavin menunjuk-nunjuk kertas tersebut.
"Lah iya anjir!! Mana ini print dengan tulis yang besar-besar! Sengaja kali bikik heboh satu sekolah."
"Kalian curiga ke siapa? Kalo menurut gue yang pasti orang ini satu sekolah sama kita." Ucap Gavin.
"Lah emang iya goblok! Tapi gue kok curiga salah satu penghuni kelas ini ya." Ucap Shania sambil memperhatikan seisi kelasnya.
"Berarti diantara kita yang ada di kelas ini pelakunya?" tanya Gavin dan di angguki cepat oleh Shania.
"Hm, bisa jadi sih." Gumam Oliv sambil kembali membaca kertas yang sudah ronyok itu.
"Kalo sampe ketauan pelakunya dari kelas ini, kena mereka gue hajar abis-abisan." Lanjut Oliv dengan tatapan sangarnya.
"Sumpah ya gue kesel banget!!!!"
"Gara-gara orang tolol yang nyebar rumor palsu itu si Ara jadi di panggil ke BK! Astagaa gue takut guru malah nyuruh dia manggil ortunya." Kesal Shania.
"Kalo emang begitu, berarti emang si pelaku ini mau ngejatuhi si Ara, gak sih? Dari isi kertanya aja cuma nama Laura yang di sebut. Kalopun si Azriel di panggil tuh anak pasti bodoamat, soalnya dia kan lebih banyak kuasanya, tapi kalo disuruh milih pasti dia maunya di skors. Lain cerita sama si Ara lah! Kalo sampe bokapnya tau waduh bisa abis tuh anak." Jelas Gavin dengan raut wajah khawatir.
"Gue juga mikir yang sama kayak lo."
"Berdoa aja semoga itu gak bener."
***
Makasihh udah baca yaa💖💖💖
Besok lanjut lagiii
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top