Chapter [twenty]
Pukul 20.00
Ting
Ting
Ting
Suara notifikasi yang beberapa kali itu mengusik ketenangan Laura yang tengah mengerjakan tugas di meja belajarnya. Karena suara notif yang tidak berhenti berdering, membuatnya terpaksa menghentikan pekerjaannya.
"Siapa sih ngirim pesan sampe berapa kali gitu." Gerutunya lalu mengambil ponsel yang berada di atas kasur.
[Ara!!]
[Urgent ini, Ra.]
[Pliss lo bisa tolongin gue, gak??]
[Ra]
Kening Laura mengernyit heran ketika membaca deretan pesan dari Olivia. Ia bingung mengapa Oliv tiba-tiba meminta tolong padanya di jam segini? Hal apa yang membuat dia sampai se panik itu?
Laura pun membalas pesan tersebut dengan banyak pertanyaan.
[Lo kenapa, Liv?]
[Ada apa sih]
[Minta tolong apa? Lo gak apa-apa, kan?]
[Perlu gue kasih tau Shania juga?]
Tak perlu menunggu lama lagi, pesan Laura langsung di balas sama Oliv.
[Gakk! Shania lagi dinner sama keluarganya]
[Gue minta tolong sama lo, plis banget lo bisa pinjamin uang ke gue, gak?😭]
[Sorry, Ra tiba-tiba banget😭🙏 tapi sekarang gue lagi butuh:(...]
Laura cengo sesaat. Ia tidak mengerti maksud Olivia. Sebenarnya apa yang terjadi? yang ia tahu, Oliv itu dari keluarga yang berada. Dan Oliv juga anti ngutang, walau itu utang kantin sekalipun.
[Lo ngutang, Liv?]
Olivia:
[Iya Ra:( tadi suruhan dari musuh mantan gue dateng, dan mereka ngacak-ngacakin rumah gue. Sekarang gue cuma berdua dengan bi Sumi, Ra. Bokap nyokap belum balik. Mereka ngasih waktu 20 menit doang buat gue lunasi nya😭 gue bener-bener bingung]
You:
[Lo ngutang buat apaan sih? Setau gue lo anti ngutang deh, Liv. Sorry gue tanya dulu, soalnya gue masih bingung. Jadi, gue gak bisa main kasih-kasih aja. Ini udah malem Liv]
Olivia:
[Mantan bangsat gue yang punya hutang!! Tapi orang-orang itu malah datangin gue. Sebenarnya ini bukan pertama kali, cuma gue abaikan aja, toh bukan urusan gue. Tapi kali ini mereka udah kelewat Ra😭 gue takut banget tadi, mereka bawa senjata tajam, terus ngancem bakalan aduin ke ortu gue.]
[MEMANG ANJING MANTAN GUE TUH! EMANG UDAH BAGUS GUE PUTUSIN DIA, TAPI KAYAK BANGSAT GUE MASIH NANGGUNG BEBAN AKIBAT ULAHNYA]
Laura membaca segala umpatan dari pesan Oliv. Ia menghela nafas panjang, ternyata tanpa ia ketahui temannya ini memiliki masalah yang rumit dengan mantannya. Bahkan, ia baru tau kalau Oliv mempunyai mantan. Sebelumnya ia tidak pernah dengar tentang cewek itu sedang berpacaran atau tau siapa cowoknya. Laura menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin berfikir yang tidak-tidak soal temannya. Karena ia tidak tahu segalanya tentang cewek itu.
You:
[Astagaaa Oliv. Sebisa mungkin gue bakal bantu lo, sekarang katakan lo butuh berapa?]
Olivia:
[Makasihh Ra😭🙏 gue bener" gak lagi harus minta tolong siapa selain ke lo.]
You:
[Sans aja. Jadi, lo butuh berapa?]
Olivia:
[10jt, Ra...]
Laura melotot shock. Sebanyak itu hutangnya? Pantas saja Oliv begitu panik. Masalahnya uang sebanyak itu apakah ia punya? Laura memang dari keluarga terpandang dan kaya raya, bahkan ia dan almarhumah kembarannya di beri kartu kredit masing-masing. Namun, sejak kejadian itu Laura tidak pernah mengecek kartunya lagi, ia juga tidak tahu kini sisa berapa uang dalam kartu tersebut.
You:
[Gue mau narik duit dulu, Liv. Gue juga gak tau sisa berapa duitnya. Ya, semoga aja pas buat bayar hutangnya. Kalo orang itu datang lagi tapi gue belum nyampe, lo bisa kan suruh mereka buat nunggu?]
Ting.
Olivia:
[Sumpah lo emg terbaik, Ra. Gue janji bakal bayar lunas semuanya, tapi tunggu transfer dari ortu dulu. Thanks Ara🖤]
You:
[Ok. Sans aja, kalo gitu gue otw.]
Setelah mengirim pesan tersebut, Laura bergegas mengambil sling bag dan tidak lipa jaket levisnya. Sebelum ia keluar dari rumah, ia melirik jam di dinding.
"Oke, masih cukup kayaknya buat gue sampe ke rumah Oliv."
•••
Laura tersenyum lebar saat mengecek sisa uangnya di kartunya. Ternyata masih tersisa lumayan banyak, setidaknya itu cukup untuk membantu Oliv. Sebenarnya ia juga ada memegang kartu milik Ara, tapi ia tidak ingin menggunakannya.
[Oliv. Uangnya cukup, gue otw ke rumah lo.]
Beberapa detik kemudian Oliv membalasnya, dan setelah itu ia bergegas naik ke atas motornya.
TIN TIN TIN
Srek....
Laura melotot terkejut kala tasnya tiba-tiba di rebut seseorang. Ia menghentikan motornya dan menengok ke belakang. Mereka yang mengambil tasnya ada dua orang dengan satu motor.
"WOI BALIKINN TAS GUE!" tanpa ba-bi-bu lagi Laura langsung mengejar orang tersebut.
Ia mengejar terus menerus agar tidak kehilangan jejak, tetapi ia tidak sadar telah memasuki jalanan yang sepi. Dan tiba-tiba orang itu berhenti tepat di depan motornya. Laura turun dari motor dan siap mengambil tasnya, namun terhalang saat orang itu menodongkan sebuah pisau.
"Mending lo pergi dari sini dan jangan coba-coba lapor polisi, atau lo lebih milih mati disini?" ancam pencuri tersebut.
Jantung Laura sangat berdebar, tapi ia tidak ingin terlihat takut dan dianggap remeh oleh mereka. Laura memberanikan diri semakin mendekat dengan wajah merahnya menahan amarah.
"Kalian itu pengecut! Beraninya ngerampok tas wanita, dan apa ini? Lo ngancem dengan pisau itu? Lo pikir gue takut?"
Kedua lelaki itu tertawa meremehkan. Membuat Laura semakin emosi.
"Haha anjir, menarik juga nih cewek."
"Gak usah bacot! Balikin tas gue!" Bentak Laura.
"Tadi lo berani, kan? Coba sini ambil sendiri." Di balik topeng hitam itu, dia tersenyum mengejek.
"Gue bakal teriak kalo kalian gak balikin tasnya!"
Mereka semakin tertawa lebar. Seolah-olah apa yang di katakan Laura itu sebuah lelucon.
"Ngelawak dia Hahaha! Hei cewek bodoh, lo gak liat disini sepi? Lo mau teriak sampe pita suara putus pun gak akan ada yang nolongin!" Tawa lelaki itu.
"Cabut aja, bro." Mereka siap pergi dari tempat itu. Namun, dengan gerakan secepat kilat Laura berhasil mengambil tasnya lagi. Kedua orang itu sontak terkejut.
"Dasar jalang!" Lelaki yang di bonceng itu turun dari motornya dan siap memukul Laura.
Laura yang belum siap menghindar hanya bisa menghalanginya dengan kedua tangannya. Sampai ketika seseorang datang dan mencegat tangan si pencuri yang siap melayang tinju ke Laura.
BRUK!
"GAK USAH SENTUH DIA! PENGECUT LO!"
BUGH!
BUGH!
Lelaki yang terkena beberapa pukulan itu langsung tercengang melihat siapa orang yang menghajarnya.
"Sini lo brengsek! Hadapi gue kalo emang lo jantan!"
Suara yang tidak asing itu membuat Laura lantas membuka matanya dan melihat sosok cowok dengan hoodie hitam tengah berdiri membelakanginya.
"Woi! Gak udah diladeni, udah cabut aja!" Teriak salah seorang cowok yang siap menghidupkan motornya. Tanpa menunggu lama cowok yang tergeletak tadi langsung bangkit dan mereka pergi begitu saja.
"Bentar... Lo–Azriel?"
Cowok dengan hoodie hitam itu menoleh kebelakang dan melempar tatapan tajam dengan rahang yang tegas, pertanda kalau dia sedang marah. Laura sampai dibuat tertegun sesaat kala mata meraka saling bertatapan.
***
Huaaaa gak nyangka bakalan sampe chapter 20😭😀
Mau tau gak, aku suka update mepet bgt😭 because, aku udh gak ada tabungan bab lagi. Jadi, nulis langsung update hiksss. Mau revisi tapi entar deh tunggu tamat😿
•
•
Makasihh banyak udah singgah ke sini💖💖💖
•
•
29.05.2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top