🍀XVII🍀

Di sebuah tempat yang gelap penuh dengan aura gelap, seseorang dengan tudung dan jubah merah berjalan dari sisi terang menuju ke pusat sisi gelap. Ia berjalan hingga tepat di hadapan sebuah bola sihir besar yang berisikan beberapa sihir terlarang, bahkan ada darah dari beberapa ras.

"Tinggal sedikit lagi ... tinggal sedikit lagi kau akan jadi milikku seutuhnya." orang itu mengelus bola yang ada dihadapannya dengan penuh kasih sayang, seolah itu adalah penantiannya setelah sekian lama.

"Kurang kekuatan dari Manusia Setengah Immortal, kemudian aku hanya perlu membuat Sang Raja menyalurkan kekuatannya ke dalam sini." orang itu tertawa licik sebelum pergi dari tempat gelap itu.

6 bulan kemudian, Riku kembali ke rutinitasnya. Pagi hari ia sempatkan diri untuk melihat latihan sang kakak dibarengi oleh latihan rutinnya. Usai sarapan pagi, ia pergi ke kantornya untuk memeriksa beberapa dokumen dan membawa dokumen yang harus ia selesaikan. Sorenya ia bermeditasi hingga menjelang tengah malam, kemudian tidur dan kegiatan itu berulang setiap hari.

Namun 3 bulan yang lalu, Riku yang mulai menunjukkan dirinya di akun Rabitube-nya—dengan membawakan salah satu lagu Idolish7—langsung kebanjiran pekerjaan dari berbagai perusahaan agensi dan penyiaran.

Sebagai seseorang yang tiba-tiba mundur dari dunia idol setelah hiatus kemudian beberapa tahun kemudian memunculkan dirinya lagi sebagai Rabituber terkenal, tentu saja ia akan langsung membanjiri berita satu negara.

Lalu 5 bulan yang lalu, Yuuki dinyatakan positif hamil dengan usia kehamilan 1 bulan. Riku begitu mendengarnya langsung menatap dokter yang memeriksa istrinya dengan tatapan tidak percaya, bahkan ia sempat terdiam jika tidak disadarkan Yuuki. Yuuki sendiri dia menangis haru begitu mendengar berita tersebut.

Hari-hari Yuuki sebagai wanita hamil ia lalui seperti wanita hamil pada umumnya, hanya saja ia tetap bersikap normal seperti bukan wanita hamil jika di depan umum.

Pagi ini, Yuuki bangun lebih pagi dari biasanya. Setelah mempersiapkan sarapan dan membersihkan diri, ia pun membangunkan Riku yang masih terlelap.

"Ri-kun, asa da yo. Katanya kau ada pekerjaan pagi." Riku hanya membuka matanya sejenak sebelum kembali memejamkannya.

"5 menit, Yuu-chan~" Riku membalikkan tubuhnya, membelakangi Yuuki.

"5 kali 12. Satu jam lagi kau baru bangun, Ri-kun." Yuuki mencoba membangunkan Riku dengan menggoyangkan tubuhnya.

"5 menit~ Aku masih lelah~" Riku menenggelamkan dirinya dengan selimut hingga membentuk mochi.

"Tidak ada 5 menit, cepat bangun!" Yuuki sudah mulai kesal langsung membuang selimut yang digunakan.

"Wakatta wakatta~ wanita hamil memang mengerikan." gumam Riku beranjak bangun dengan mata yang masih setengah terpejam.

"Apa kau bilang?!" Yuuki yang mendengar gumaman Riku yang membicarakan dirinya langsung menatap tajam pelaku, bahkan di belakangnya ada aura gelap—dia mulai kesal.

"Nandemonai! Aku siap-siap dulu!" Riku langsung melesat ke kamar mandi, mengindari amukan istrinya.

"Ayahmu aneh, Sayang. Jangan terlalu meniru ayahmu, kecuali segi wajah itu tidak apa. Ayo siapkan bekal untuk ayahmu bekerja nanti." Yuuki pun merapikan kamar dan turun ke bawah untuk menyiapkan bekal makan siang.

Sementara itu di kamar mandi, Riku mulai membuka pakaiannya dan ia tidak sengaja melihat luka lamanya.

Jika dilihat dengan seksama, luka itu semakin membesar dari tahun ke tahun. Apalagi di tambah dengan tragedi beberapa bulan yang lalu, membuat luka lama itu semakin membesar dengan cepat.

Sebenarnya hanya bekas luka biasa jika dilihat dari sisi manapun. Namun bagi Riku, itu adalah sebuah kutukan yang mengingatkannya waktu yang ia miliki. "Luka ini ... Makin membesar saja. Seperti kutukan ..."

"Ri-kun, paling tidak bertahan hingga dia bisa mengenalimu."

Suara Yuuki yang diucapkan beberapa hari sebelumnya muncul di kepala Riku layaknya kaset video lama. Riku menyentuh cermin yang ada di depannya dan menghilangkan uap, sehingga menampilkan wajah rupawannya. Dengan rambut crimson dengan potongan wolf cut dan mata kuning keemasannya, ia pasti akan langsung memikat banyak penggemar ketika masih di Idolish7 dulu.

"Aku punya firasat tidak enak ... semoga bukan yang aku pikirkan." Riku mencuci wajahnya sebelum ia keluar untuk berpakaian dengan pakaian yang disiapkan oelh Yuuki.

Hari ini dirinya memiliki jadwal dengan mantan rekannya dan seniornya saat masih menjadi bagian dari Idolish7, sebuah pemotretan untuk sebuah produk dan menjadi bintang tamu di salah satu acara grup.

Yuuki sebagai manajer dan sang istri tentu saja tetap menemani dengan profesional, tidak mengeluh ataupun merengek. Bahkan tidak ada yang tahu jika Yuuki sedang hamil usia 6 bulan karena Riku sendiri memang tidak ada niatan memberitahukan sebelum anak itu lahir dengan sehat dan selamat, begitu pula istrinya yang tetap sehat dan selamat.

"Hora ... Kau ini mandi atau bermeditasi, Ri-kun? Ini sudah hampir jamnya berangkat, lho." Riku yang baru turun dari lantai atas hanya tertawa gemas ketika melihat penampilan Yuuki yang menurutnya imut.

Rambut panjangnya dicepol, sudah rapi dengan pakaian formalnya, masih memakai celemek dengan membawa sendok sayur, dan masih memakai sandal rumah. Riku berjalan mendekat dan mencium kening Yuuki sedikit lebih lama sebelum mencubit hidungnya.

"Kau sudah sarapan dulu, kan?" bukannya menjawab pertanyaan, justru ia menanyakan sesuatu.

"Aku sudah sarapan roti dengan susu hangat tadi. Sekarang kau sarapan dulu, aku masih membuat bekal untuk nanti." Yuuki berlari pelan ke dapur, dan hampir menabrak pintu dapur yang tertutup jika tidak dihentikan oleh Riku.

"Jangan buru-buru, aku dapat kabar kalau acara sedikit diundur karena fotografernya terjebak macet di luar kota. Sedikit lebih lama datangnya tidak masalah." kata Riku ketika ia membukakan pintu dapur.

"Tapi aku tidak enak dengan mereka, terutama Takanashi-chan. Tidak bisakah kita yang menunggu saja daripada mereka harus menunggu?" tatapan Yuuki berkaca-kaca, memohon.

"Wakatta, aku sarapan di jalan tidak apa." balas Riku mengelus kepala Yuuki pelan dan singkat cerita, mereka berangkat ke tempat pemotretan dan menunggu di ruang ganti. Setelah sekitar 1 jam menunggu, Idolish7 datang bersamaan dengan fotografernya.

"Riku-san, Yuuki-san kalian sudah datang? Dari jam berapa?" tanya Tsumugi ketika mereka disambut oleh Riku dan Yuuki.

"Kami sesuai jadwal awal kok. Tidak perlu merasa bersalah, kami memang sengaja datang awal. Sou da ne, Ri-kun?" balas Yuuki dengan wajah ceria.

"Sou da. Saa ... Ikou ka? Tata riasnya sudah datang 20 menit yang lalu, kalian bersiaplah." kata Riku berbalik kemudian berjalan ruang ganti untuk melanjutkan riasan.

"Nee Riku, apa kau malam nanti ada waktu luang?" tanya Yamato ketika mereka semua masih di ruang ganti.

"Mungkin kosong, doushita Yamato-san?" jawab Riku yang sudah bersantai di salah satu sofa, sembari memainkan ponselnya.

"Kami mau mengundangmu ke dorm. Makan malam bersama dengan grup lainnya, bagaimana?" balas Yamato melihat Riku dari cermin rias.

"Dou, Yuu-chan? Kau mau?" Riku menawari Yuuki dan hanya dibalas anggukan pelan, sedang menahan mual karena bau semprotan rambut.

Riku yang peka langsung menuntun Yuuki keluar ruang ganti. "Kalau begitu kami ikut, setelah pekerjaanku selesai. Maaf tapi kami keluar dulu sebentar." Yuuki keluar lebih dahulu dan disusul Riku.

"Apa Yuuki-san baik-baik saja? Wajahnya terlihat pucat sejak tadi." kata Tsumugi dengan nada khawatir.

"Kalaupun ada sesuatu, ada suaminya, kan? Itulah indahnya rumah tangga." balas Yamato.

"Kau sebenarnya iri bukan, Ossan? Kau yang sudah hampir kepala tiga kalah dengan yang lebih muda, kan?" goda Mitsuki dengan senyuman remeh.

"Bukan hanya aku saja yang tua di sini, Mitsu. Kita hanya beda satu tahun kalau kau lupa." balas Yamato sedikit sarkas.

"Tapi masih tua dirimu, kan? Sudah mengaku saja." dan terjadilah pertengkaran kedua member tertua. Member yang lainnya sudah biasa dengan pemandangan itu, bahkan Tamaki yang selesai lebih dahulu saja sampai menonton dengan memakan camilan.

Sementara Riku, ia menemani Yuuki di toilet karena Yuuki menjadi lemas setelah keluar ruang ganti. "Daijoubu, Yuu-chan? Aku bawa ke ruang kesehatan saja, ya?" kata Riku dengan wajah khawatir.

"Iie daijoubu. Aku ingin ke rooftop saja, boleh tidak? Aku butuh udara segar." balas Yuuki yang mulai merasa baikan setelah mengeluarkan isi perutnya.

"Wakatta. Jika ada bahaya, langsung lari saja kepadaku. Kau harus tetap aman, aku tidak ingin kehilangan permaisuriku." jawab Riku mengelus kepala Yuuki pelan.

"Tenang saja, aku tidak akan seceroboh dulu. Aku akan ke sana bersama Aka saja bagaimana? Atau mungkin ditambah satu prajurit bayangan?" Yuuki tahu jika Riku makin khawatir begitu mendengar jika dirinya hamil, padahal sebelumnya rasa khawatir itu masih dalam batas normal.

"Baiklah, asalkan kau aman dan nyaman. Aka, jaga istriku. Jangan sampai lecet sedikitpun, atau awas saja." Aka yang baru saja muncul langsung terkejut dengan aura ancaman Riku dan hanya bisa menurut, ia tidak ingin menjadi abu lebih awal.

"Arigatou, Ri-kun. Semangat kerjanya, Sayangku!" Yuuki langsung kembali bersemangat dan keluar dari toilet dengan wajah gembira.

"Sayangku ... ya ... Tahu saja jika aku sedang ingin disemangati." gumam Riku ketika mengawasi langkah istrinya dari belakang.

'Setidaknya aku fokus dengan urusanku di sini sementara Yuu-chan pergi ke atap dengan Aka.' pikir Riku ketika sudah tidak melihat punggung Yuuki yang menghilang di tikungan lorong.

Riku tetap melakukan pemotretan terlebih dahulu dan setelah selesai, ia tidak langsung pergi ke atap untuk menjemput Yuuki. Tapi ia pergi ke lantai 4 dan bertemu dengan seseorang di sebuah ruangan yang terletak paling pojok.

"Kenapa kau lebih lama dari biasanya?"

"Pemotretannya mundur dari jadwal awal. Jadi, bagaimana?"

"Aku mendapatkannya, mau kau apakan dua benda ini?"

"Kau akan tahu nanti. Aku akan membawanya, sampai bertemu lagi."

Riku pergi keluar ruangan dan berjalan menuju rooftop. "Yuu-chan, ayo ke tempat Re:vale." ajak Riku ketika ia sudah berada di rooftop. Yuuki yang sedang termenung melihat langit langsung tersadarkan oleh suara Riku.

"Sudah selesai? Kalau begitu ayo. Tapi apakah kita bisa makan siang dulu di taman dekat tempat Re:vale?" Riku mengiyakan permintaan Yuuki, dan singkat cerita keduanya makan siang di taman kemudian kembali bekerja.

Malam harinya, Riku, Yuuki, dan Nagi—yang kebetulan sedang menganggur—pergi ke dorm Idolish7 bersama. Kedatangan Nagi tentunya membuat mereka terkejut karena Nagi langsung menghilang bagai ditelan bumi setelah memutuskan untuk keluar.

"Kalian terkejut, kan? Padahal dia sudah ada di Jepang sejak tahun lalu. Hampir setahun kalau tidak salah." balas Riku dengan senyuman tanpa rasa bersalah.

"Ou~Riku, kau membocorkannya." keluh Nagi yang sudah ditatap tajam oleh mantan membernya.

"Ganbarou na, Nagi-san." Yuuki tidak membantu, dan memilih tetap menempel dengan Riku.

"Hidoi~" Nagi pun berakhir menerima seribu satu petuah dari para member tertua Idolish7. Trigger, Re:vale, dan Zool hanya bisa menatap dalam diam kejadian yang ada di depan mereka.

Makan malam itu berjalan seperti biasanya dan dilanjutkan pesta kecil yang tidak direncakan, merayakan kembalinya Riku ke dunia idol. Tsumugi, Yuuki, Tsurugi, Rinto, dan Kaoru berbicara di salah satu sudut yang tidak di penuhi oleh keributan para idol.

Sementara disisi para idol, entah sejak kapan, beberapa dari mereka mengadakan lomba minum dan peserta yang bertahan hanyalah Riku seorang. Padahal jika dilihat dari segi manapun, Riku bukan orang yang tahan dengan minuman beralkohol. Tapi yang mereka lihat justru dialah yang paling banyak minum tanpa mabuk.

"Bagaimana kau bisa ... hiks ... tahan?" heran Yamato dengan sisa kesadarannya.

"Entahlah, mungkin karena aku sering diajak ke bar oleh ayah mertuaku. Beliau benar-benar kuat dalam hal alkohol." Riku memilih menghentikan aksinya karena ia mulai pusing.

"Ri-kun, kau diajak minum Tou-san?" Yuuki tidak sengaja mendengar pernyataan Riku, langsung meminta klarifikasi.

"Tidak percaya? Tanyakan saja ke pemilik bar yang ada di ibukota, mereka pasti mengatakannya." Riku mulai kehilangan keseimbangannya jika tidak di tahan Yuuki dan Tenn yang tidak ikut minum.

"Kau minum terlalu banyak, Riku. Sebaiknya kalian pulang, mau aku antar?" kata Tenn menggendong Riku yang lemas.

"Tidak apa, kami bisa pulang sendiri. Yuu-chan, kau yang menyetir." balas Riku tanpa membuka matanya, ia sudah terlalu pusing.

"Bawa dia ke mobil, Tenn-san. Aku bisa menyetir mobil jadi jangan khawatir. Kalian juga sebaiknya menghentikan acara minumnya atau kalian bisa tidak fokus saat bekerja besok. Kami pamit." Tenn membantu Riku berjalan ke mobil, dengan menggendongnya, dan Yuuki berjalan di depan Tenn.

"Hati-hati saat menyetir. Jangan mengebut, oke?" pesan Tenn ketika ia sudah meletakkan Riku yang tiba-tiba terlelap begitu diletakkan di kursi belakang.

"Wakarimashita, mata ashita, Tenn-san. Jangan lupakan latihanmu besok." mobil Riku melaju, meninggalkan kawasan dorm. Tenn masih termenung untuk beberapa saat sebelum ia masuk lagi ke dalam dorm untuk membantu Kaoru yang kesulitan mengangkat Gaku dan Ryu.

Yuuki dan Riku sampai di mansion tidak lama kemudian dan langsung disambut oleh Ryo yang bersiaga di depan pintu garasi.

"Ryo-san, tolong bantu angkat Ri-kun ke kamar, ya? Aku tidak mungkin mengangkatnya seorang diri." Ryo langsung menggendong Riku dan membawakannya ke kamar. Yuuki sendiri ia memilih ke dapur terlebih dahulu untuk membuat minuman yang bisa meredakan efek minuman beralkohol.

Yuuki membawakannya ke kamar dan ia menemui jika Riku sudah sadar, bahkan pakaiannya sudah digantikan. "Masih pusing?" tanya Yuuki dengan lembut.

"Sedikit, bukan kau yang mengangkatku ke kamar, kan?" balas Riku tersenyum lemas.

"Badanku lebih kecil darimu, Ri-kun. Tentu saja aku meminta Ryo-san yang mengangkatmu. Ini minum dulu, habiskan." Riku menerima gelas yang diberikan Yuuki dan menghabiskannya dalam diam, sembari melihat Yuuki yang mondar-mandir untuk membersihkan diri.

"Ri-kun, bagaimana progres rencanamu?" tanya Yuuki tiba-tiba ketika ia keluar dari kamar mandi dengan piyama.

"Baru sekitar 10% dari keseluruhan. Tidak mudah memancingnya keluar, padahal umpannya sangat menggoda." balas Riku menyenderkan diri ke senderan kasur.

Yuuki naik ke kasur dan bersender pada Riku, "Shinpai shinaide, aku yakin ini akan berhasil. Aku percaya dengan kemampuanmu, kemampuan seorang Nanase Riku." Yuuki memeluk perut Riku dan menenggelamkan wajahnya di sana.

"Arigatou, Yuu-chan. Ayo tidur, besok masih ada rapat dengan petinggi perusahaan." Riku dan Yuuki mengambil posisi yang nyaman kemudian tak lama keduanya terlelap dengan damai.

✤✤✤
𝙽𝚎𝚡𝚝...
Minggu, 21 Januari 2024

☆☆☆
Hehe... Maaf baru update... Hehe...

Karena Amy udah kelas tiga jadi sibuk sama kegiatan anak kelas tiga. Uprak lah, ulhar lah, latihan lah, beuh... Yah begitulah hari-hari Amy sebagai anak kelas tiga yang mau lulus...

Kalian yang anak kelas 3 SMA semangat juga ya. Pertarungan kita belum berakhir🔥kalian juga yang mau kuliah jangan sampai salah pilih oke(。•̀ᴗ-)

Kedepannya mungkin Amy jarang update karena alasan diatas. Jadi, tolong sabar menunggu, ya.

Jaa ne minna(´∩ω∩`)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top