🍀XIV🍀
5 tahun yang lalu ... Kerajaan Sunshine, Ibukota Kekaisaran Timur ...
Tiga kereta kuda dari 3 keluarga yang berbeda mulai memasuki gerbang istana Kerajaan Sunshine, Istana Eos. Tiga kereta kuda itu masing-masing milik keluarga yang mewakili setiap kekaisaran di Dunia Immortal.
Kereta kuda dengan warna kuning dan emas adalah perwakilan dari Kekaisaran Utara yang diwakilkan oleh keluarga Northmare dari Kerajaan Northmaria.
Lalu kereta kuda dengan warna merah dengan aksen hitam adalah perwakilan dari Kekaisaran Selatan yang diwakilkan oleh keluarga Putra, keluarga Kekaisaran Selatan dari Kerajaan Erebos.
Kemudian yang terakhir ada kereta kuda dengan warna putih dan ungu lilac adalah perwakilan dari Kekaisaran Barat yang diwakilkan oleh keluarga Osaka dari kerajaan bangsa Angel, Kerajaan Uranus.
Ketiga perwakilan turun dari kereta kuda dan mulai memasuki istana Eos, untuk menemui pemilik istana.
"Kami memberi salam kepada Pahlawan Dunia Immortal, Nanase Erin-sama." salam ketiga pemimpin keluarga perwakilan kepada pria yang duduk di singgasananya, Riku(20).
"Saya memberi salam kepada perwakilan matahari Kekaisaran Barat, Utara, dan Selatan. Mari kita pergi ke ruang rapat bersama." kata Riku yang juga memberi salam kepada tiga orang perwakilan tersebut.
"Saya sangat berterima kasih perwakilan kekaisaran sudah bersedia datang ke wilayah timur. Maaf jika selama perjalanan masih ada tempat-tempat yang berserakan dan belum mengalami pemulihan." sambung Riku sedikit berbasa-basi dengan tiga pemimpin lainnya sembari berjalan ke ruang rapat yang tak jauh dari tempat mereka sebelumnya.
"Tidak apa, Erin-Ou sama. Proses pemulihan pasca perang memang tidak bisa dilakukan secara instan. Saya berharap jika bantuan yang kami berikan bisa membantu proses pemulihan." jawab perwakilan Kekaisaran Utara, Raja Seth Ranvalt von Northmarea.
"Terima kasih atas pengertiannya dan bantuan yang diberikan, Seth-Ou sama." balas Riku rendah hati dan mereka akhirnya tiba di ruang rapat kemudian duduk di tempat masing-masing.
"Kami juga berterima kasih karena Erin-Ou sama sudah menghentikan rencana dari vampir Kujo sebelum merambat ke wilayah kekakisaran lainnya. Jasa Anda ini akan tetap dikenang hingga kapanpun." sambung perwakilan Kekaisaran Selatan, Pangeran Kedua Riko Farhan Putra.
"Anda terlalu berlebihan, Riko-sama. Ini berkat kerja sama antar kekaisaran dan juga berkat dari Kami-sama." balas Riku yang tetap tersenyum profesional.
"Lalu, bagaimana sisa-sisa dari vampir Kujo, Erin-Ou sama? Saya dengar jika masih ada beberapa vampir yang berkeliaran di dunia manusia." tanya perwakilan Kekaisaran Barat, Raja Vega/Osaka Soushi.
"Hal itu sudah bisa ditangani oleh organisasi pemburu vampir, Vega-sama. Fokus kita saat ini adalah pemulihan pasca perang, dan mungkin ada satu masalah lagi yang harus kita bicarakan dalam rapat ini." jawab Riku memberikan laporan tentang pembersihan sisa-sisa perang oleh organisasi pemburu vampir dan juga satu laporan yang tidak terduga.
"Apa itu?" tanya Seth dengan rasa penasarannya, ia tidak ingin membuka laporan yang diberikan oleh Riku sebelum diberitahukan secara langsung.
"Apakah kalian masih ingat dengan pesan yang aku kirimkan 5 tahun yang lalu?" bukannya menjawab, Riku balik bertanya dengan wajah yang sangat serius.
"Apakah ini soal tanda-tanda kemunculan Bencana?" tebak Soushi dengan wajah tidak percaya.
"Benar, dan saya baru saja menerima laporan dari tim yang saya bentuk untuk mengawasi dan meneliti Bencana, bahwa Bencana mulai menyerang beberapa wilayah terpencil dan mungkin dalam waktu dekat akan merambat ke pusat kekaisaran masing-masing daerah." jelas Riku membuka laporannya dan menunjukkan satu bagian kepada 3 orang lainnya.
"Secepat itu pertumbuhannya? Bukannya Bencana paling tidak membutuhkan waktu 20 tahun untuk benar-benar pulih dari segelnya?" heran Riko yang membaca laporan tersebut dengan hati-hati.
"Mungkin saja Bencana itu semakin kuat dari tahun ke tahun, kita tidak bisa mengabaikan fakta kalau Bencana adalah kumpulan dari energi negatif di seluruh dunia." sambung Seth yang akhirnya membuka laporan yang diberikan.
"Seth-Ou sama benar. Lalu dari yang saya ketahui, Bencana hanya menargetkan ras yang kemungkinan memiliki energi negatif terbanyak." Soushi.
"Berarti ras vampir akan menjadi target utama Bencana?" Seth
"Kemungkinan itu yang akan tejadi, namun saya masih belum bisa memastikan secara pasti karena beberapa kali target Bencana selalu berubah." Riko
"Baik, kita akan membuat kerja sama lagi dan kali ini, kita akan hadapinya bersama-sama. Bencana bukanlah sesuatu yang bisa kita anggap remeh karena dia adalah malapetaka dari Zaman Penyihir Kuno." Riku
"Baik." rapat tersebut masih berlanjut hingga 3 jam. Setelah para peserta rapat keluar, Riku akhirnya melemaskan dirinya dan bersandar lemas di kursinya.
"Hah ... melelahkan. Rapat yang tadi benar-benar serius, aku tidak menyangka akan menjadi pembahasan yang sangat serius." gumam Riku menutup pandangannya dengan salah satu tangannya.
'Kukira masalah itu sudah selesai dengan Ojii-san dan Obaa-san yang mengatasinya. Ternyata tidak, malah menjadi semakin kuat.' pikir Riku ketika ia memejamkan matanya.
Rei yang baru saja selesai mengantarkan tamu langsung masuk ke dalam ruang rapat kembali dan memberitahukan sesuatu kepada Riku yang masih terduduk lemas, "Riku-sama, Yuuki-sama datang berkunjung dan beliau menunggu di taman belakang istana." kata Rei menunduk hormat.
Riku yang awalnya terduduk lemas langsung bangkit dan keluar dengan aura bunga-bunga yang mengelilinginya, "Hontou? Jaa aku pamit dulu, Rei." ia langsung saja berlari ke tempat Yuuki berada dan meninggalkan Rei sendirian di ruang rapat.
"Semoga Kami-sama memberkati hubungan kalian, Riku-sama." kata Rei sebelum membereskan ruang rapat dan kembali ke ruang kerjanya.
Sementara di sisi Riku, ia baru saja tiba di taman belakang istana dan ia melihat wanita yang ia cari sedang bermain dengan hewan yang ada di taman itu.
"Yuuki." panggil Riku berjalan ke arah wanita yang ia cari yang tak lain adalah Yuuki, kekasihnya. Yuuki yang awalnya sedang asik dengan burung di tangannya langsung mengalihkan pandangannya ke asal suara.
"Riku." keduanya pun saling berpelukan melepaskan rindu setelah 4 bulan tidak bertemu karena kesibukan masing-masing.
Setelah kepulangan Riku ke Dunia Immortal 6 bulan yang lalu dan pertemuan perdana antara Riku dan Yuuki. Mereka selama 2 bulan saling mengenal satu sama lain dan akhirnya memilih untuk menjalin hubungan kekasih yang masih rahasia dari publik mulai 4 bulan yang lalu, tepat sebelum mereka melakukan hubungan jarak jauh karena pekerjaan keduanya.
"Bagaimana kabarmu? Kau makan dengan teratur dan istirahat bukan? Aku tahu kau terkadang suka memaksakan diri bekerja agar cepat selesai dan bisa bersantai." kata Yuuki ketika mereka sudah melepaskan pelukan dan duduk dipinggir air mancur.
"Tentu saja aku makan dan tidur teratur seperti yang selalu aku kirim lewat surat." balas Riku sedikit cemberut.
"Oke, aku percaya. Senang bisa melihatmu lagi." kata Yuuki mencubit pelan pipi kekasihnya.
"Aku juga, Yuuki." balas Riku memegang tangan Yuuki yang ada di pipinya kemudian mencium punggung tangan itu.
Sesaat Yuuki merasa jika wajahnya memerah tapi langsung berubah normal, "Tokorode, kenapa kau punya kantung mata?" tanya Yuuki untuk mengalihkan topik.
"Selama satu minggu ini aku jarang bisa tidur nyenyak sebenarnya, bukan karena pekerjaan tetapi karena mimpi buruk." balas Riku yang kemudian merebahkan dirinya dengan bantalan dipaha Yuuki.
"Sampai satu minggu? Memang mimpi apa sampai satu minggu lamanya? Kau sudah minta tabib untuk memeriksa, kan?" heran Yuuki dengan wajah khawatir.
"Sudah, dan tabib hanya mengatakan jika aku hanya kelelahan. Mimpinya masih sama seperti yang pernah aku ceritakan dulu, mimpiku 5 tahun yang lalu." kata Riku memejamkan matanya sejenak.
'Aku penasaran dengan Sang Raja yang selalu disebut. Sekarang aku tahu siapa Manusia setengah immortal itu. Hah ... Kenapa masalah selalu berdatangan kepadaku?' pikir Riku ketika ia memejamkan matanya.
"Aneh sekali, jarang sekali ada kasus seperti ini. Coba kau periksa ke menara sihir, mungkin saja itu akan membantu." usul Yuuki dengan memasang wajah berpikir.
"Wakatta, besok aku akan membuat janji. Bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan ke Dunia Manusia? Sudah lama aku tidak menghirup udara segar." kata Riku bangkit dari posisinya.
"Kau ingin kesana bukan karena ada pekerjaan bukan?" kata Yuuki dengan tatapan penuh selidik.
"Tentu saja bukan, Yuuki. Aku benar-benar ingin menghirup udara segar. Bagaimana kalau kita ke Kyoto, atau mungkin kau mau ke taman hiburan?" kata Riku meyakinkan kekasihnya.
"Baiklah, ayo ke Kyoto." singkatnya mereka diam-diam pergi ke Kyoto tanpa ada yang tahu. Saat tiba di sanapun mereka mengubah penampilan mereka agar bisa berbaur dan tidak diketahui siapapun yang mungkin mengenal keduanya.
Mereka menikmati sisa hari di Kyoto dengan berkeliling ke berbagai tempat dan baru kembali lagi ke istana ketiga senja akan meninggalkan tempatnya. Keduanya benar-benar menikmati waktu layaknya sepsang kekasih pada umumnya, bahkan beberapa orang mengira jika mereka adalah suami-istri karena kecocokan keduanya.
"Hari yang menyenangkan, terima kasih sudah membawaku ke Kyoto, Riku." kata Yuuki ketika mereka sudah kembali ke taman belakang istana.
"Aku senang kalau kau menikmatinya, Yuuki. Bagaimana kalau kita makan malam? Kudengar dari Rei, koki istana akan memasak makanan khas Kekaisaran Selatan malam ini." kata Riku menawarkan.
"Apakah boleh?" ragu Yuuki, ia belum terlalu dekat dengan Riku dan ia sadar diri jika posisinya jauh dibawah Riku. Yuuki hanyalah putri satu-satunya seorang Baron yang kebetulan saja mendapatkan posisi di kemiliteran kerajaan.
"Kau masih memikirkan tentang statusmu? Kurasa aku harus memberikan gelar Duke ke keluargamu, kebetulan ayahmu berjasa besar dalam suatu masalah dan aku belum memberikan hadiah." kata Riku yang setengah bergumam sehingga masih terdengar oleh Yuuki.
"Bukannya itu berlebihan? Itu hanya masalah kecil yang bahkan bisa dilakukan oleh komandan utama pasukan." kata Yuuki mencegah pemikiran Riku.
"Jika memang dia bisa melakukannya, kenapa dia memberikannya kepada bawahannya? Padahal aku berjanji akan memberikan hadiah yang pantas untuk siapa saja yang berhasil menyelesaikannya, dan ayahmu bisa menyelesaikannya dengan sempurna." jelas Riku dengan tegas.
"Tapi tetap saja, gelar Duke itu tidak ada apa-apanya dengan jasa yang ayahku berikan kepada kerajaan." kata Yuuki murung.
"Salah satu jasa besar ayahmu adalah membesarkan putri yang akan menjadi ratuku. Keluargamu sangat menyayangimu dan kau tumbuh dengan baik, menjadi wanita yang ternyata selama ini aku cari." ucap Riku dengan wajah yang serius.
"Kau pasti hanya ingin menghiburku sekarang ini." gumam Yuuki memalingkan wajahnya.
"Tidak juga, tapi kurasa bukan gelar Duke yang harus aku hadiahkan kepada ayahmu." kata Riku memasang wajah berpikir.
"Kan ... aku sudah bilang itu terlalu berlebihan." kata Yuuki dengan mata berbinar.
'Aku sudah tidak ingin menjadi perbincangan diantara wanita pergaulan kelas atas. Hubungan rahasiaku saja sudah merepotkan, apalagi kalau ditambah perubahan gelarku yang sangat-sangat mendadak.' pikir Yuuki mengingat saat ia sedang berada di salah satu pergaulan kelas atas dan banyak sekali wanita yang menyindirnya dengan rumor jika dia menggunkan sihir hitam untuk mengambil hati raja.
Hal itu bukan sekali ataupun dua kali ia alami, tapi nyaris puluhan kali. Bahkan pernah ia sengaja diundang untuk dipermalukan di depan orang-orang yang memiliki status tinggi di kerajaan.
Hal ini tidak ada yang mengetahuinya, bahkan kedua orang tua Yuuki sendiri tidak tahu apa yang terjadi dalam pergaulan kelas atas yang didatangi oleh putri mereka. Jika orang tuanya tidak tahu, apalagi Riku yang seorang raja dan jarang sekali hadir ke acara pergaulan kelas atas jika memang bukan acara yang sangat penting untuk dihadiri.
"Yosh ... Besok kau harus memakai gaun yang cantik dan aku akan menjemputmu, oke?" kata Riku tiba-tiba dengan nada ceria.
"Hah? Untuk apa Riku?" tanya Yuuki dengan wajah kebingungan.
"Sudah turuti saja apa kataku, atau mungkin aku harus mengirimkan beberapa gaun ya?" kata Riku dengan berbisik di akhir.
"Hah? Apa yang kau katakan?" kata Yuuki dengan wajah kebingungan sekaligus penasaran.
"Iie, nandemonai. Ayo masuk ke dalam, sudah jamnya makan malam." akhirnya Yuuki engikuti langkah Riku dengan perasaan ragu dan mereka makan malam dengan tenang, bahkan Riku meyempatkan diri untuk mengantar Yuuki pulang.
"Sampai ketemu besok, Yuuki. Jangan lupa berdandanlah yang cantik, oke? Jaa na." Riku kembali naik ke kudanya dan melaju kencang menuju ke istana.
"Ada apa sih dengan anak itu?" heran Yuuki sebelum masuk ke dalam rumah.
Sementara itu di istana, karena perintah mendadak dari Riku, istana malam itu sangatlah ramai dan sangat sibuk.
"Riku-sama, apakah benar-benar harus besok?Saya tahu jika Anda akan mengadakan pesta atas keberhasilan Baron Mizuni dalam tugasnya, tapi apakah harus besok?" tanya Rei yang sedang mendampingi Riku di ruang kerjanya.
"Para tamu yang aku undang ternyata sudah ada di ibukota, jadi mudah untuk mengundang mereka secara mendadak. Terima kasih atas kerja keras kalian." walaupun Rei sudah bertahun-tahun mendampingi Riku, ia masih saja tidak paham dengan jalan berpikir Riku yang terkadang unik.
Keesokan harinya, banyak sekali kereta kuda bangsawan yang datang ke istana. Yuuki dan keluarganya juga turut menjadi salah satu tamu, tetapi yng berbeda adalah kereta kuda yang mereka gunakan adalah kereta kuda pribadi milik Riku.
Hal itu membuat mereka menjadi perbincangan para bangsawan yang hadir. 'Kenapa Riku mengirimkan kereta kuda pribadinya!?' teriak Yuuki dalam hatinya.
Keluarga Baron Mizuni pun memasuki aula tempat dilaksanakannya pesta dan di sana mereka memberikan hormat kepada Riku yang sudah rapi dengan setelannya didampingi oleh Tsuki dan Sakura serta Rei di sebelahnya.
"Terima kasih atas kedatangan kalian semua ke pesta yang mendadak kali ini. Seperti yang saya katakan dalam surat, pesta ini merupakan pesta pertama setelah kekacauan perang dan salah satu sosok besar yang bisa membuat masalah pasca perang selesai adalah Tuan Baron Mizuni Heiwa."
"Demi menghormati jasanya dan juga sebagai hadiah atas kerja kerasnya selama masa pasca perang, saya Raja Nanase Erin II akan memberikan gelar kehormatan Archduke kepada keluarga Anda dan juga posisi penasihat militer Anda." kata Riku dengan lantang dan tegas.
Yuuki dan keluarganya tentu saja terkejut bukan main jika mereka adalah tokoh utama dari pesta kali ini. Lalu satu hal lain yang membuat mereka terkejut, adalah pemberian gelar Archduke kepada mereka.
'Kukira Riku akan memberikan gelar lebih rendah, ternyata lebih tinggi.' pikir Yuuki dengan wajah yang tertekan walau tertutupi oleh senyuman.
Acara pesta berjalan lancar sebagaimana yang direncanakan. Tetapi malamnya seusai pesta benar-benar selesai dan seluruh penghuninya sudah kembali ke tempat tidur masing-masing, ada sebuah kabut hitam aneh yang menyelimuti seluruh kerajaan dan menghilang saat fajar akan tiba.
Riku awalnya merasa jika suasana sekitarnya menjadi sedikit berbeda saat terbangun, tetapi karena hari itu berjalan sebagaimana mestinya membuat dia menurunkan kewaspadaannya untuk sesaat.
"Akan aku bawa Manusia setengah immortal itu kemari dan kuumpankan kepada Sang Raja~"
✤✤✤
𝙽𝚎𝚡𝚝...
Rabu, 20 Desember 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top