🍀V🍀
Riku dan Rei menyusuri jalanan yang menjadi jalur pelarian Moona dan keluarganya. Dengan menggunakan sihir pelacak Riku yang tingkatannya sudah cukup tinggi.
"Rei, apa kau merasakan Mana yang tidak asing?" tanya Riku ketika mereka sedang melacak jejak di kawasan perbatasan antara Kerajaan Sunshine dan Kerajaan Moonlight.
"Ya, kalau tidak salah ini adalah Mana milik Yuuki-sama." Riku berdiri dan tiba-tiba saja mereka sudah berada di depan sebuah villa besar di tengah-tengah hutan.
'Teleportasi tanpa rapalan dan jejak Mana? Hanya penyihir tingkat tinggi ke atas saja yang bisa melakukannya. Apakah Riku-sama sudah sampai di tingkatan itu?' pikir Rei setelah sadar jika mereka sudah berpindah tempat.
"Siapa Anda? Bagaimana Anda bisa tahu lokasi ini?" dua penjaga villa menghadang langkah Riku dan Rei yang ingin masuk ke dalam kawasan villa lebih jauh.
"Aku hanya ingin menjemput seseorang di sini." kata Riku dengan nada serius.
"Moona-sama tidak memperbolehkan sesiapa pun untuk masuk ke dalam villa selain keluarganya. Harap Anda berbalik Tuan, kami di sini hanya menjalankan tugas." Riku tidak mengatakan apapun lagi, tapi dia langsung memukul tengkuk kedua penjaga itu hingga pingsan sebelum meletakkan mereka di tempat yang aman.
"Kalian orang baik yang salah bekerja untuk siapa. Rei, kau bisa urus mereka setelah ini. Tapi pertama, kita selamatkan ratu kita terlebih dahulu." Riku dan Rei langsung merangasek ke dalam villa.
Para pelayan yang melihat Riku dan Rei masuk hanya bisa berteriak ketakutan, namun ternyata mereka mengabaikan para pelayan. Bahkan para penjaga yang bersiaga pun di abaikan ketika berusaha menghadang Riku dan Rei.
"Tujuan kami adalah tuan rumah kalian, bukan kalian. Jadi kalian sebisa mungkin sekarang menyelamatkan diri atau kalian akan bernasib sama dengan tuan kalian yang sebentar lagi menemui ajalnya." hanya dengan beberapa kata, Riku bisa mengubah villa yang awalnya ramai itu langsung menjadi sepi.
Para pelayan dan penjaga yang sebelumnya berjaga langsung keluar villa tanpa diperintah dua kali, hanya menyisakan orang-orang yang benar-benar setia di sisi Moona saja.
"Rei, lindungi punggungku." satu perintah mutlak yang membuat Rei akhirnya mencabut senjatanya dari tempatnya.
"Yes, My Lord." keduanya masuk ke dalam sebuah ruangan yang terletak di paling ujung villa dan nampak ada dua penjaga yang berjaga langsung menyerang mereka tanpa ampun.
Dua penjaga itu merapalkan sebuah mantra penyerang dan mengarahkannya tepat di depan Riku. Riku tanpa menghindari serangan langsung mencabut belati yang ada di balik bajunya, kemudian menebas sihir yang menargetkannya tanpa menggunakan sihir atau perlindungan apapun.
'Menangkis sihir tingkat tinggi? Sepertinya aku benar-benar melihat sisi Riku-sama yang baru hari ini.' pikir Rei ketika melihat sihir yang menyerang Riku ditebas hanya dengan menggunakan belati biasa.
"Aku sudah berbaik hati karena tidak ingin membunuh siapapun lagi. Tapi kalian tidak memiliki pilihan lain karena hanya orang-orang setia pada Moona saja yang bisa langsung menyerang dengan sihir yang sudah dirapal beberapa jam sebelumnya." Riku melesat ke arah dua penjaga dan menghabisinya dengan sangat mudah.
"Ayo masuk." Riku menyimpan belatinya dan membuka pintu besar yang ada di hadapannya. Rei mengikuti dari belakang dengan tingkat kewaspadaan tinggi.
"Lihatlah pangeran berkuda Anda datang, Mizuni Yuuki-san. Salam kepada Matahari Kerajaan Sunshine, Nanase Erin-sama." Riku mengeluarkan pedang yang sebelumnya ia ambil dari salah satu prajuritnya dan mengarahkan ujungnya kepada Moona.
"Lepaskan dia, Moona. Aku sudah bersabar dengan segala perilakumu yang benar-benar menguji kesabaran, tapi jika kau menjadikan orang-orang tersayangku menjadi sandera maka siap-siap saja untuk menemui ajalmu." Moona tidak menanggapi perkataan Riku dan malah semakin mendekat ke arah Yuuki, yang disandera di dekat Moona.
"Menjauh darinya, Moona. Ini peringatan terakhir." Moona semakin mendekat bahkan kini ia sudah ada di belakang Yuuki.
"Riku-kun, jangan pedulikan aku. Lakukan apapun yang harus kamu lakukan kepadanya." kata Yuuki ketika Moona mulai menggodanya.
Riku hanya terdiam dengan posisi yang sama sebelum mereka menyadari jika Moona mulai kejang-kejang. Ikatan Yuuki perlahan mengendur dan ia langsung di gendong ala bridal style oleh Riku untuk menjauhi Moona.
"A-apa yang terjadi?" tanya Yuuki kebingungan. Riku hanya diam sembari menatap Moona yang sudah tergeletak dengan busa keluar dari mulutnya.
"Racun. Raja Moona terkena racun." ucap Rei menjawab rasa penasaran Yuuki. Yuuki langsung menatap Riku yang masih menggendongnya dengan tatapan tidak percaya.
"Sihir penyebaran wabah. Bagaimana kau tahu teknik rahasia keluargaku?" tanya Yuuki dengan wajah tidak percaya.
"Sejak lama, sihir ini awalnya hanya ingin aku gunakan saat akan menangkap Kujo Takamasa dulu. Tapi ternyata Kujo Takamasa kebal dengan racun, tidak ku sangka akan aku gunakan unutuk menyingkirkan Raja Moona." balas Riku dengan wajah datar.
"Aku sudah lama ingin menghancurkan keluarga Kerajaan Moonlight, terutama dia. Selain alasan menculikmu, dia dan keluarganya pernah menghianati keluarga Nanase. Menyebabkan keluargaku jatuh dan bertahan dengan membangun usaha karaoke." jelas Riku menatap jasad Moona dengan pandangan datar tidak berperasaan.
"Jadi itulah yang menyebabkan keluargamu pernah di titik terendah. Padahal kalian termasuk jajaran keluarga terkaya di Jepang jika melihat total kekayaan kalian. Kenapa dia tega melakukan hal itu?" komentar Yuuki yang masih nyaman digendongan Riku.
"Dulunya keluarga mereka adalah bawahan keluarga Nanase. Mereka loyal dan setia dengan kami sejak keluarga kami memulai semuanya dari nol. Tapi ketika kami akhirnya sampai di masa kejayaan, ayah dari dia menusuk kami dari belakang dan membuat kami jatuh."
"Ojii-san dan Tou-san mungkin tidak mempermasalahkan hal itu karena selama keluarga mereka tetap bisa menikmati hidup seadanya, mereka tidak akan mempermasalahkannya. Tapi aku beda dengan mereka."
"Aku adalah Nanase, dan siapapun yang berani mencari masalah dengan Nanase maka akan menghadapi kekuatan Nanase." kata Riku dengan seluruh tekad yang ia miliki.
Yuuki yang melihatnya tersenyum bangga menepuk pelan dada bidang Riku. "Kalau itu Riku yang aku kenal, pasti bisa. Tasukete arigatou, Riku-kun*." kata Yuuki lembut.
"Sudah tugas dan kewajibanku untuk melindungimu. Jaa kaerimashou, minna ga matteru da**." singkat cerita mereka kembali ke kerajaan dengan membawa kemenangan. Sejak hari itu juga, Riku yang biasanya polos, terlihat naif, dan juga brocon itu berubah.
// *Tasukete arigatou : terima kasih telah menyelamatkanku.
**Jaa kaerimashou, minna ga matteru da : ayo pulang, semuanya sudah menunggu. //
Perang itu di peringati sebagai Perang Perubahan karena selain merubah kepribadian sang Raja, Kerajaan Sunshine juga mulai berubah. Beberapa peraturan tidak masuk akal dihapus dan diganti dengan peraturan baru yang lebih manusiawi, bahkan tatanan mentri di dalam istana sebagai inti pemerintahan juga diubah total.
Sejak hari itu, Kerajaan Sunshine menjadi salah satu kerajaan terkuat baik dalam sihir maupun politik. Kerajaan Sunshine juga mulai membuat aliansi dengan kerajaan lain terutama diluar wilayah timur.
Kembali ke masa sekarang, keluarga Nanase yang mendengar cerita dari Ichi hanya bisa diam tidak percaya. Anak laki-laki mereka yang terlihat polos dan naif itu bisa berubah hanya dengan sebuah perjanjian.
"Erin-sama, iie, Riku-sama sekarang lebih berwibawa dan juga ternyata beliau ini lebih jenius dari yang kita duga. Memang sebelumnya ia bisa menyelesaikan pendidikan formalnya dengan nilai sempurna, tapi saya tidak menyangka kalau Riku-sama bisa memprediksi sesuatu dengan beberapa petunjuk kecil." Ichi memang mengidolakan Riku sejak mereka pertama kali bertemu.
Sosok Riku yang pantang menyerah, baik hati, dan juga rela berkorban membuat hati es Ichi mulai meleleh. Kehangatan hati Riku lah yang membuat Ichi lebih manusiawi daripada dirinya yang lama.
"Memprediksi? Contohnya?" tanya Hikari dengan ekspresi kebingungan.
"Contoh? Bukankah kita tadi sudah melihatnya? Tentang Bencana, sebenarnya Riku-sama sudah memprediksikan hal ini beberapa hari yang lalu ketika salah satu bawahannya dalam organisasi pemburu vampir melampirkan kejanggalan di Dunia Manusia."
"Beliau mengadakan rapat kemarin dengan para raja dari berbagai wilayah itu berdasarkan laporan bawahannya. Riku-sama menyusun hipotesis dan dia memprediksi hal itu dengan sangat tepat. Apalagi setelah dia menerima laporan dari Aka, familiar kesayangannya, jika Bencana sudah sampai di Dunia Manusia." jelas Ichi panjang lebar.
"Tunggu, Suzuka-san. Aku jujur masih penasaran apa yang kalian maksud dengan Bencana? Memang kami sudah mendengar sebagian dari Re:vale senpai tapi kami masih belum mengerti juga." potong Tenn dengan tatapan serius.
"Baiklah akan aku jelaskan. Walaupun kalian tidak memiliki sihir, kalian bisa saja menjadi salah satu targetnya karena darah kalian mengalir beberapa sihir murni dan sihir kuno terutama Tenn-sama yang memiliki sedikit sihir kuno." suasana di ruangan apartemen itu semakin berat.
Di malam itu, Ichi menceritakan segala hal tentang Bencana kepada keluarga Nanase. Mulai dari kemunculannya, target, tujuan, dan masih banyak lagi yang Ichi ceritakan.***
//*** Akan Amy buatkan satu chapter khusus untuk membahas soal Bencana. Kenapa harus di buat satu chapter khusus? Karena selain akan kepanjangan, akan ada banyak informasi yang berkaitan di plot cerita ini. //
"Aku tidak menyangka akan ada hal-hal seperti itu di dunia ini." komentar Kairo. Dia sebenarnya pernah diceritakan oleh Sakura tentang Bencana saat masih kecil, hanya saja Sakura menceritakannya dengan metode dongeng dan terkesan tidak serius.
"Saya sudah hidup lama dan sudah dua kali saya melihat Bencana datang. Saya kurang tahu bagaimana cara mengalahkannya karena saat dulu Bencana datang, saya masih usia 5 tahun dan ingatan saya samar-samar sat itu." balas Ichi berjalan ke arah balkon dan membuka pintu balkon, menampakkan langit malam yang diterangi sinar bulan.
"Saat ini kita hanya bisa berharap kepada orang-orang yang memiliki sihir kuno dan sihir murni, serta orang-orang ras Bestia untuk mengalahkan Bencana. Kami ras lainnya tidak bisa berbuat apapun karena kekuatan kami akan menghambat efek serangan mereka." hening menghampiri mereka sebelum suara notifikasi pesan masuk memecahkan keheningan itu.
"Dari..., pemimpin Crimson Company. Undangan pesta perayaan ulang tahun Crimson company yang ke-4. Alamat ini sepertinya dekat dengan rumah kita, apakah ada yang tahu di mana ini?" kata Kairo melihat pesan masuk di ponselnya.
Satu persatu anggota keluarga penasaran dengan apa yang ditunjukkan oleh Kairo. Dua diantara mereka memang tidak tahu, kecuali satu orang.
"Alamat mansion utama Riku-nii. Hikari tahu alamat ini, dulu Hikari pernah diajak kemari dengan Riku-nii dan bertemu dengan Ojii-san untuk pertama kalinya." balas Hikari yang menyadari di mana alamat lokasi pesta perayaan.
"Jadi selama ini kau sudah tahu semuanya?" tanya Tenn dengan tatapan sedikit menusuk, tapi tidak berpengaruh kepada Hikari karena ada tatapan yang lebih menusuk lagi daripada Tenn.
"Mochiron, Riku-nii tidak ingin kalian tahu karena saat itu kita tidak tahu soal sihir dan Dunia Immortal. Jadi Riku-nii sebisa mungkin menjauhkan kalian dari urusan hal-hal itu, tapi memang karena takdir jadi mau bagaimana lagi." jawab Hikari tersenyum sendu.
Ichi yang melihat interaksi keluarga Nanase yang harmonis dan hangat itu tersenyum sendu. 'Aku lupa kapan terakhir kalinya aku memiliki sebuah keluarga. Papa dan Mama, saudaraku, mereka...' Ichi melihat ke arah bulan dan tanpa sadar, kristal cair menetes dari ujung matanya.
'Mereka sudah bahagia di alam sana. Curang sekali, hanya aku yang bisa bertahan...' Ichi dengan cepat menghapus air matanya sebelum ketahuan oleh keluarga Nanase.
"Ano..., Suzuka-san—"
"Panggil saja Ichi, Kairo-sama. Riku-sama sudah saya anggap sebagai saudara, teman, dan atasan yang hebat. Jadi tolong bersikap biasa kepada saya." potong Ichi dan singkat cerita, keluarga Nanase pamit dan meninggalkan Ichi sendirian di apartemennya.
"Yosh..., saatnya bekerja. Aku tidak boleh mengecewakan Riku-sama atas penelitanku tentang Bencana." Ichi mengambil jas dan tas yang tergantung di dekat pintu sebelum ia keluar dari apartemennya menuju ke sebuah tempat di pinggiran kota.
Sementara itu di sisi Riku, ia masih terjaga dan memilih menyendiri di balkon kamar. Tentu ia tidak sendiri melainkan ditemani oleh Aka. Mereka larut dalam keheningan, menikmati langit malam yang indah.
"Riku, apakah Kristal Kehidupan benar-benar ada di tubuhmu? Bukan bermaksud apa tapi aku tidak pernah mendengar ada yang menggunakan tubuh mereka sebagai wadah karena kekuatannya yang terlalu besar." Riku tertawa pelan dan mengelus bulu Aka yang bertengger di pembatas balkon.
"Aku sendiri merasa kesakitan ketika kekuatan Kristal Kehidupan mulai meledak-ledak. Tentu saja ini sedikit memberatkan tubuhku, tapi berkat ini juga aku mencapai tingkatan tertinggi dalam sihir." ucap Riku menyentuh dadanya.
"Segel ini akan semakin melemah seiringnya aku bertambah usia. Tapi aku tidak akan membiarkan Kristal Kehidupan jatuh ke tangan yang salah sebelum aku memutuskan siapa penjaga setelah diriku." Aka menatap Riku disebelahnya dan tersenyum tipis.
"Berarti kau harus memiliki anak secepatnya, Riku." Riku langsung cemberut ketika Aka mengatakan hal itu.
"Hei..., aku masih 25 dan aku juga tidak ingin merepotkan Yuu-chan terlebih dahulu. Kau kira mudah mengurus anak?" protes Riku menarik salah satu bulu Aka.
"Mana aku tahu, Phoenix kalau ingin menambah populasi tinggal memecahkan diri. Walau ada yang melalui proses kawin tapi sebagian juga kami menambah populasi dengan membelah diri." Riku hanya ber-he saja tanpa menambah komentar lainnya.
"Riku, Bencana kali ini sepertinya lebih besar daripada kemunculan sebelumnya. Kau sudah siap? Hal ini tidak hanya melibatkan Dunia Immortal tapi juga Dunia Manusia." Riku terdiam menunduk, sebelum ia menatap bulan di hadapannya dengan tatapan yakin.
"Sebagai salah satu pahlawan, aku harus bisa menyegel Bencana itu selama mungkin. Memang aku tidak tahu cara agar Bencana itu hilang tapi setidaknya aku bisa menyegelnya selama mungkin. Jika bisa hingga 10 generasi**** lebih segel itu bisa bertahan." jawab Riku dengan segala keyakinannya.
//**** Generasi di sini Amy buat dengan artian 100 tahun. Jadi satu generasi itu sama dengan 1 abad atau 100 tahun. //
"Tapi segel terlama yang pernah dibuat hanya bertahan selama 5 generasi, kau yakin ada segel yang bertahan hingga 10 generasi atau lebih?" Riku tidak menjawab dengan kata-kata melainkan dengan menunjukkan sebuah lingkaran sihir segel di tangannya.
"Ini hanya segel penyegelan terlemah, Riku. Maksimal hanya menahan selama 3 jam." komentar Aka namun seketika wajah khawatir Aka berubah menjadi wajah terkejut.
"Aku adalah seorang peneliti sihir dan tugasku adalah meneliti serta mengembangkan sihir yang ada." Aka tersenyum dan ia berjalan untuk bertengger di pundak Riku.
"Dasar kau ini, suka sekali membuat kami khawatir." Riku hanya tersenyum tipis dan mereka akhirnya masuk ke dalam mansion untuk istirahat karena besok akan menjadi hari yang sibuk.
✤✤✤
𝙽𝚎𝚡𝚝...
Minggu, 15 Oktober 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top