🍀III🍀

"Ri-kun, sudah mulai malam. Kau katanya mau bertemu dengan seseorang." Riku melihat ke arah luar jendela dan ia baru mengingat sesuatu.

"Ah..., sepertinya terlalu seru mengobrol jadi lupa waktu. Ichi-san, biar aku yang bayar, kalian kalau masih mau di sini tidak apa." Riku berdiri, disusul Yuuki, dan mereka meninggalkan meja setelah mengucapkan "sampai jumpa".

"Nee..., Suzuka-san tahu apa yang Riku-nii alami selama 5 tahun ini? Hikari merasa Riku-nii sudah berubah banyak." Ichi yang awalnya menatap punggung Riku langsung menuangkan atensinya kepada Hikari.

"Kurasa bukan hanya kau yang penasaran soal perubahan Riku-kun. Tapi karena ini akan menjadi percakapan yang panjang, bagaimana kalau kita pindah ke apartemen ku saja? Lebih aman dan juga ada sesuatu yang ingin aku diskusikan dengan kalian." singkat cerita mereka berpindah tempat ke apartemen milik Ichi.

Riku dan Yuuki sendiri pergi ke sebuah kawasan hiburan yang lumayan terkenal di Tokyo dan berhenti disebuah gedung 20 lantai. Keduanya masuk dan langsung menyatakan niat mereka ke penjaga yang ada di pintu masuk.

"Kami ingin bertemu dengan Tuan Chiba atas nama Nanase Riku." penjaga itu langsung memberikan kartu akses khusus kepada Riku dan mereka diantar ke lantai teratas gedung tersebut.

"Kenapa dia ingin bertemu denganmu? Padahal bertemu anaknya sendiri baru dia lakukan 4 atau tidak 3 tahun yang lalu, itu pun anaknya sendiri yang meminta." komentar Yuuki ketika mereka sedang menunggu di lift.

Di mata Riku, Yuuki tampak seperti kelinci kecil ketika sedang mengomel atau marah. Dia nyaris saja tertawa melihat raut wajah kesal Yuuki, beruntung ada penjaga yang ada di belakang mereka dan tawa itu tidak berhasil lolos darinya.

"Sudah, simpan omelanmu ke orangnya langsung setelah urusanku dengannya selesai, oke? Tahan dulu wajah itu, kau mirip marmut daripada kelinci nanti." Yuuki hanya menggembungkan pipinya dan mengalihkan pandangan selain Riku.

Lift berhenti di lantai teratas dan keduanya keluar, tanpa penjaga, menuju ke ruangan terpojok di lantai itu. Mereka berjalan dengan ditemani suara gesekan antara sepatu dengan lantai, tanpa percakapan apapun.

"Saya Nanase Riku ingin bertemu dengan Tuan Chiba, saya diberikan kartu ini oleh penjaga depan." penjaga pintu langsung membukakan pintu tanpa berbicara sepatah kata.

"Maaf mengganggu waktu santai Anda, Erin-sama." pria dengan keriput yang menutupi wajahnya dan rambut hijau gelap berdiri dan menunduk kepada Riku dan Yuuki.

"Salam kepada Tuan Chiba, pedang organisasi. Saya Nanase Riku dan Nanase Yuuki izin menghadap." Riku menundukkan badannya dengan salah satu tangannya berada di depan dada.

"Angkat kepalamu, seorang raja tidak perlu tunduk kepada bawahan seperti saya. Anda juga Nona, sebagai ratu harusnya Anda tahu jika Anda tidak bisa sembarangan menundukkan kepala Anda." pria itu adalah Chiba Shizuo, mantan aktor dan ayah dari Nikaido Yamato.

Chiba Shizuo sendiri adalah salah satu dari 3 bawahan terpercaya dari pimpinan organisasi pemburu vampir. Di mana 2 diantaranya adalah orang terkuat di pemburu vampir setelah pemimpin tentunya.

"Di organisasi, saya hanyalah anggota dan saya harus menghormati para petinggi. Maaf tiba-tiba saja membuat janji temu secara mendadak." ketiganya duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut, dan pelayan langsung menyediakan teh hijau juga beberapa camilan.

"Pertama saya ingin berterima kasih karena anda sudah mau menyempatkan waktu luang Anda untuk bertemu kami. Lalu yang kedua, saya sudah menerima laporan tentang Bencana yang diteliti oleh organisasi bersamaan dengan laporan dari bawahan saya. Saya ingin mendiskusikan langkah selanjutnya yang akan dilakukan agar kami, para raja, bisa membuat langkah yang tidak menganggu organisasi."

Riku menjelaskan dengan satu kali tarik nafas, Yuuki sendiri hanya bisa diam tercengang dengan apa yang suaminya lakukan. Jarang sekali bisa melihat Riku menjelaskan sesuatu dengan satu kali tarikan nafas.

"Begitu ya..., jujur pimpinan sendiri belum memberikan perintah bergerak dan hanya meneliti. Namun beliau sudah memberikan sebuah perintah, jika para raja ingin mengambil langkah terlebih dahulu, maka lakukan saja karena kami akan mendukung dari belakang. Lalu pimpinan memberikan sebuah surat khusus untuk Yang Mulia, surat itu dibawa oleh Alexander Yuuki."

Riku yang merasa tidak asing dengan nama pembawa surat, dan ia langsung berusaha mengingat wajah-wajah yang pernah ia temui. Satu persatu ia mengingat orang-orang yang pernah bertemu dengannya, baik secara resmi maupun kebetulan. Hingga dia mengingat satu orang yang sempat ia temui ketika ia sedang berada di sebuah hutan perbatasan.

"Alex..., Alexander Yuuki..., apakah dia punya luka dimata dan memiliki warna mata yang berbeda satu sama lain? Lalu kira-kira tingginya 185 cm, memiliki perawakan yang sama seperti anggota militer, lebih sering membawa senapan laras panjang, dan juga surai pirang?" Riku menyebutkan semua ciri-ciri orang yang ia rasa kenali, dan Shizuo hanya mengangguk pelan.

"Orang itu..., Alexander Yuuki yang terkenal peringkat ke-2 setelah pimpinan organisasi. Siapa sangka dia ternyata pemburu vampir, aku pernah sekali bertemu dengannya sekitar 3 tahun yang lalu di hutan perbatasan." hening melanda dan ponsel milik Shizuo berdering.

"Maaf, saya angkat panggilan dahulu. Silahkan nikmati suguhannya." Shizuo langsung pergi dari tempatnya dan mengangkat panggilan tersebut.

"Yuu-chan, kau masih ingat orang bermarga Yuuki bukan?" Yuuki yang sedang menguyah kue itu memiringkan kepalanya.

"Oh..., tahu. Mereka termasuk saudara jauh keluarga Mizuni, mungkin terlalu jauh ya sampai kami sudah seperti orang asing." Yuuki tahu marga yang dimaksud oleh Riku. Marga yang memiliki sedikit hubungan darah dengan keluarga Mizuni.

"Alexander yang aku maksud tadi, dia salah satu anak dari raja kerajaan barat. Tapi karena bukan anak sah, jadi dia dan ibunya hanya diberi kekayaan sebesar tingkat bangsawan baron. Lalu mereka lari ke Jepang dan ibunya menikah dengan salah satu anggota keluarga Yuuki." jelas Riku melihat ke gelas teh yang ada ditangannya.

"Aku baru ingat kalau Otou-san baru-baru ini pergi ke salah satu kerabat kami yang ada di Nagasaki dan dia bilang kalau kerabat yang Otou-san kunjungi itu punya anak yang kira-kira seumuran dengan Otou-san. Aku juga diberi foto keluarga mereka agar suatu saat jika mereka ingin berkunjung ke tempat kita, kita bisa mengenali mereka." Yuuki menunjukkan foto yang dikirimkan sang ayah dan memperlihatkannya kepada Riku.

"Mereka ini..." kalimatnya terjeda karena Shizuo masuk kembali ke ruangan dengan membawa 2 orang lainnya. Riku yang melihat orang-orang di belakangnya langsung berdiri dan memberikan hormat.

"Salam kepada pedang, peluru, dan tombak organisasi. Saya Nanase Riku izin menghadap kepada pilar." Yuuki yang melihat salah satu dari 2 orang yang baru datang itu langsung mendekatinya.

"Yuu-chan, mendekatlah kemari. Jangan menghalangi mereka." tapi kalimat itu dihentikan oleh orang berambut pirang yang didekati oleh Yuuki.

"Tidak apa, Erin-sama. Kami memberikan hormat kepada matahari dan bulan Kerajaan Sunshine." pria dengan tinggi 185 cm dengan perawakan seperti anggota militer, surai pirang, dengan luka di salah satu matanya dan warna kedua matanya berbeda.

"Perkenalkan saya Yuuki Alexander, atau mungkin kalian mengenal saya Alex. Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Erin-sama." Alexander Yuuki, atau Yuuki Alexander (dalam penulisan nama di Jepang, marga berada di depan sebelum nama). Seorang pemburu vampir terkuat dan salah satu dari 3 bawahan pimpinan organisasi bersama Shizuo.

"Hisashiburi desu ne, Alex. Padahal kita bertemu pertama kali kau menyembunyikan identitas aslimu sebagai pemburu vampir, aku senang kau baik-baik saja setelah hari itu." balas Riku yang mulai santai dengan lawan bicaranya.

'Dia mulai santai.' hanya beberapa orang saja yang bisa diajak bicara santai oleh Riku ketika dia dalam situasi atau pembicaraan serius, maknanya orang itu sudah dianggap rekan oleh Riku. Yuuki kembali mendekati Riku dan membisikkan sesuatu.

"Sepertinya ada hama di luar, apakah boleh?" Riku mengangguk pelan dan memberikan kartu ATM-nya kepada Yuuki. Yuuki menerima pemberian Riku dan pamit keluar dengan penghuni ruangan.

"Mau kemana dia?" tanya pria lainnya yang nampak seumuran dengan Riku. Aldi Surya Saputra, salah satu dari 3 bawahan pimpinan dan yang paling muda di antara ketiganya, salah satu dari yang terkuat bersama pimpinan.

"Belanja, kami hanya menetap di sini selama 3 hari. Besok kami ada banyak kegiatan jadi dia meminta untuk pergi membeli oleh-oleh sebelum pergi." balas Riku menatap ke arah jendela.

"Maaf saya terlambat memperkenalkan diri, saya Aldi Surya Saputra. Mungkin sedikit aneh bagi orang Jepang mendengar nama saya tapi saya bukan orang Jepang melainkan Indonesia. Saya masih satu darah dengan keluarga kekaisaran immortal selatan." Riku memperhatikan setiap garis wajah orang bernama Aldi itu dengan teliti dan dia mengangguk pelan.

"Kau ini sepupu jauhnya Ima-san bukan?" tanya Riku kepada Aldi.

"Benar, saya juga salah satu bawahannya di organisasi mafia keluarga. Saya merasa sangat terhormat Anda mengenali saya, Erin-sama. Raja Kerajaan Sunshine dan pahlawan dunia immortal." Riku tertawa geli ketika mendengar julukannya dan mengisyaratkan mereka untuk duduk.

Tapi belum juga menempel dengan sofa, ponsel Riku berdering dan nada deringnya berbeda dengan nada dering normalnya. Riku pamit untuk mengangkat panggilan dari istrinya dan langsung menjauh dari 3 orang lainnya.

"Aku pernah mendengar rumor kalau Nanase-san itu bucin akut dengan istrinya. Tapi itu bukan rumor belaka sepertinya." gumam Alexander dan disetujui oleh Shizuo juga Aldi.

"Ri-kun, maaf kalau tiba-tiba. Hama semuanya berhasil lolos dan sandera ternyata menelan racun. Kita hanya mendapatkan sedikit informasi."
"Kau baik-baik saja kan? Sudah menelepon Ryo atau tidak Rei?"
"Watashi wa daijoubu desu, shinpai shinaide. Aku tadi sudah memanggil Ryo dan dia sekarang sedang di sebelahku, berusaha mencari setiap informasi yang mungkin saja masih tertinggal."
"Baiklah, segera kembali kemari. Jangan lupa bawa setidaknya beberapa tas belanja, aku memberikan alasan kau berbelanja."
"Ha'i, kebetulan ada yang mau aku beli untuk Otou-san. Lalu aku menyuruh Ryo membawa sandera ke rumah untuk di otopsi."
"Sasuga Mentariku... , tetap hati-hati dan aku menunggumu di depan gedung."
"Baik Bulanku~"

Riku tersenyum singkat seusai menerima telepati dari sang istri. "Maaf terjeda beberapa saat. Kenapa 3 pilar sampai ingin bertemu dengan saya?"

"Tidak apa, kami tahu Anda pasti sibuk. Seharusnya kami lah yang meminta maaf, Erin-sama." balas Alexander menunduk hormat, diikuti oleh Shizuo dan Aldi.

"Panggil saja Riku, aku tidak suka formal jika dengan rekan atau temanku di sini." hening melanda dan mereka mulai membuka pembicaraan.

"Kami mendapatkan laporan terbaru soal Bencana. Riku-san tahu siapa yang menjadi targetnya bukan?" Riku mengangguk, dirinya baru saja membahas hal itu dengan Yuki dan Momo tadi siang.

"Ya, aku baru saja menerima informasi itu tadi siang. Apa berita terbarunya?" ruangan kembali hening, sebelum Aldi membuka suara.

"Seperti yang Riku-san tahu kalau yang diserang oleh Bencana kali ini hanyalah pengguna sihir murni dan pengguna sihir kuno saja. Tapi setelah kami melakukan penelitian lagi, ternyata Bencana kali ini memiliki hubungan dengan para vampir dan ras bestia." Riku terkejut dengan apa yang Aldi ucapkan.

"Ras bestia katamu..." gumam Riku dengan wajah tidak percaya.

"Ya, vampir dan bestia adalah musuh bebuyutan sejak lama bahkan hingga sekarang. Tapi dahulu kala, saat Bencana muncul untuk kedua kalinya, Bencana itu menyerang seseorang dengan darah campuran antara Vampir dengan Bestia."

"Mungkin saja dia pengguna sihir kuno atau sihir murni, bukan?" Riku sengaja memotong pembicaraan Aldi, namun jawaban yang ia harapkan ternyata tidak muncul.

"Sayang sekali, orang itu tidak memiliki sihir di dalam dirinya. Tapi setelah kami melakukan penelitian lebih lanjut, kami menemukan sebuah fakta menarik." Shizuo memberikan sebuah map yang berisikan dokumen-dokumen penting tentang penelitian yng sedang dijalankan para pemburu vampir.

"ini adalah salinan semua informasi yang kami dapatkan selama penelitian. Pimpinan ingin Anda untuk menyimpan informasi ini dan jmenggunakannya jika Bencana sudah dalam tahap yang tidak bisa ditahan oleh kita." Riku menatap map yang berada di hadapannya untuk sejenak  sebelum mengambilnya.

"Lalu ini ada surat dari pimpinan, kemungkinan sesuatu yang penting karena pimpinan sendiri yang menuliskannya." Riku mengambul surat tersebut dan setelah satu dua kalimat, ia pamit dengan membawa dokumen dan surat ditangannya.

Hening menghampiri ruangan itu setelah Riku meninggalkan ruangan selama beberapa menit. "Erin-sama sepertinya sudah mulai menentukan langkah, aku benar bukan?" suara familiar memasuki indra pendengaran mereka dan sontak ketiganya berlutut kepada seseorang yang berdiri di dekat jendela.

"Salam kepada pelindung organisasi." orang dengan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya itu mengangkat salah satu tangannya, menyuruh mereka berdiri.

"Kerja bagus karena kalian sudah memberikannya kepada Erin-sama. Besok, kalian pasti diundang ke pesta dari Crimson Company. Kalian amati saja apa yang akan terjadi besok, jika memang sudah darurat maka kalian baru bergerak." orang misterius itu tiba-tiba menghilang dari hadapan ketiganya.

"Pimpinan sepertinya berharap besar kepada Nanase-sama." kata Aldi dan disetujui oleh Alexander juga Shizuo.

"Sama seperti perang dengan vampir Kujo 6 tahun yang lalu, pimpinan justru menyuruh kita untuk mengatasi sisa-sianya saja." ketiganya larut dengan pemikiran masing-masing. Tanpa tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

✤✤✤
𝙽𝚎𝚡𝚝...
Selasa, 10 Oktober 2023

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top