🍀II🍀

Keesokan harinya, Riku bersama Yuuki pergi ke kafe yang terletak di dekat Tokyo Tower pada jam yang sudah ditentukan. Mereka pergi menggunakan mobil dan ketika sampai, Riku melihat satu mobil familiar yang terparkir disebelah mobilnya.

"Doushita Ri-kun?" tanya Yuuki ketika Riku terdiam ketika melihat mobil yang tampak familiar.

"Iie, nandemonai. Ayo masuk, Yuu-chan." Riku menggandeng Yuuki kemudian masuk ke dalam kafe.

"Oh..., lihat siapa yang baru datang dengan membawa seseorang." mendengar suara familiar, membuat Riku langsung melihat ke arah meja yang dekat dengan kasir.

"Tou-san, Kaa-san, Hika-chan, Tenn-nii, Ichi-san, hisashiburi." sapa Riku ketika sudah berada di dekat meja.

Tiba-tiba saja sebuah pelukan menghampiri dirinya dan sempat membuatnya hampir hilang keseimbangan. "Dasar, kenapa kau sulit sekali dihubungi. Kaa-san rindu Ri-chan, sangat..., sangat merindukan Ri-chan." pelaku pelukan itu tidak lain adalah sang ibu, Nanase Mina.

"Gomen na Kaa-san, pekerjaan Riku di sana memang banyak dan masih harus mengurus perusahaan di Dunia Manusia jadi begitulah. Sudah Kaa-san, wajah cantik Kaa-san luntur nanti kalau terlalu sering menangis." kata Riku melepaskan pelukan sang ibu dan menghapus air mata ibunya.

"Riku-kun, kau tidak merindukan ayahmu ini?" Riku tersenyum lembut dan berjalan mendekati sang ayah, Nanase Kairo, kemudian memeluknya dalam diam.

"He..., kami pasti dilupakan. Seperti biasa." Riku melepaskan pelukan dengan sang ayah kemudian beralih ke dua saudaranya yang duduk di seberang Kairo.

"Ha'i ha'i, hisashiburi Tenn-nii, Hika-chan." ucap Riku memeluk keduanya dari belakang.

"Bagaimana kalau kita duduk dan pesan menu dahulu, kita bisa berbincang nanti setelah memesan." singkat cerita mereka duduk dan memesan sesuatu yang ada di menu.

"Yuu-chan, perkenalkan ini keluargaku. Dia ayahku, Nanase Kairo, dan ibuku, Nanase Mina. Ini kedua saudaraku, kakak kembarku, Nanase Tenn, dan ini adik perempuanku, Nanase Hikari. Minna, ini adalah istriku, Mizuni Yuuki atau sekarang adalah Nanase Yuuki." jelas Riku memperkenalkan sang istri kepada keluarganya.

"Ha-hajimemashite..., Mi-Mizuni Yuuki desu..." Yuuki sedikit gugup ketika berhadapan dengan keluarga Nanase, karena memang ia baru pertama kali bertemu dengan mereka secara langsung.

"Sejak kapan Riku-nii menikah?" tanya Nanase Hikari yang duduk di sebelah kiri Riku.

"2 tahun yang lalu. Banyak hal yang terjadi di Dunia Immortal dan maaf belum sempat memberitahukan." kata Riku tenang.

"Jujur Kaa-san terkejut, tapi juga bersyukur karena Ri-chan ternyata bisa serius dengan seorang wanita. Maaf jika Ri-chan merepotkanmu ya, Yuu-chan." sambung Mina menepuk pelan pundak Yuuki.

"Iie daijoubu, justru saya yang selalu merepotkan Ri-kun. Saya sangat beruntung dia mau menerima saya yang sederhana ini daripada memilih putri kerajaan lain." balas Yuuki merasa tidak enak.

"Kau tidak merepotkan, Yuu-chan. Berhenti merendahkan dirimu lagi diantara para putri kerajaan, kau memiliki status dan wewenang yang lebih tinggi dari mereka. Jadi kau harus bersikap selayaknya ratu, bagiku dan juga bagi rakyat." kata Riku tersenyum lembut kepada Yuuki.

"Ri-kun, arigatou." Riku mengelus kepala Yuuki pelan dan mengabaikan orang lain yang melihat kemesraan mereka.

'Dia berubah.' pikir mereka ketika melihat aura tenang yang selalu terpancar dalam diri Riku.

"Kau berubah ya, Ou-sama." kata pria asing yang sedari tadi diam memperhatikan interaksi keluarga Nanase.

Riku melihat ke arah seberang tempat ia duduk dan mendapati pria itu tersenyum tipis, "Beruntung saat itu aku masih bangun saat kau menelpon, Ichi-san. Kalau tidak kau akan menghadapi suasana hatiku buruk." kata Riku kepada pria tersebut.

Ya, pria itu adalah Suzuka Ichi. Pria yang menelepon Riku dan Kairo tadi malam adalah Ichi. Salah satu vampir darah murni yang memiliki hati nurani dan salah satu sekutu Riku.

"Aku selalu beruntung, Riku-kun. Lalu, aku seperti melihatmu kemarin bersama dengan Yuuki-san di sekitaran Zero Arena. Apakah benar kau ada di sana?" balas Ichi dengan santai.

"Benar, kami kemarin menonton konser. Bagaimana konser kemarin, Yuu-chan?" jawab Riku menoleh ke arah sang istri yang mengagumi desain interior kafe.

"Hm? Ah..., konser kemarin itu hebat sekali. Banyak sekali idol papan atas yang berkumpul dan kalian nyaris menyamai konser terakhir Zero dan konser “Be Your Stars” milik Ri-kun dulu." balas Yuuki dengan jujur.

"Ayolah, itu hanya konser kecil. Bahkan konser pertama Zero itu terhintung besar daripada konser “Be Your Stars” milikku." dan Riku langsung mendapatkan sebuah pukulan cinta dari adik perempuannya.

"Riku-nii, konser pertama Zero hanya menarik 5.000 penonton. Sedangkan konser “Be Your Stars” milikmu bisa mengisi 10.000 kursi yang ada, itu artinya 2 kali lipat daripada konser pertama Zero." Riku hanya tersenyum canggung karena memang seperti itulah keadaannya.

Konser “Be Your Stars” adalah konser kedua yang Riku adakan saat ia masih menjadi soloist. Konser pertama Riku diadakan 3 bulan setelah Riku resmi debut dan hanya menarik 2.500 orang saja, tapi Riku bisa meningkatkan jumlah penggemarnya dalam waktu 3 bulan menjadi 4 kali lipat dari konser pertama.

Riku tidak menggunakan koneksinya, hal itu murni dari kerja kerasnya sebagai idol soloist. Ia sering mengunggah video cover lagu atau video konser jalanannya di sosial media dan di RabbiTube, ia juga sering mengadakan siaran langsung. Parasnya yang tampan dan imut, ditambah suaranya yang seperti malaikat, membuatnya bisa meningkatkan penggemar dalam waktu sesingkat itu.

"Sudahlah, itu hanya masa lalu dan sekarang aku hanya ingin fokus dengan tugas raja dan pemimpin perusahaan. Sebenarnya aku sudah mulai ditagih memiliki ahli waris, tapi aku belum siap." jelas Riku tenang dan hening pun menghampiri.

"Ri-chan, kau benar-benar berbeda. Kau jadi lebih dewasa dan tenang, apakah terjadi sesuatu yang membuatmu berubah?" Riku menatap pantulan dirinya di gelas dan tersenyum tipis.

"Memang ada hal yang terjadi, tapi jika hal itu tidak terjadi..., pasti aku tidak akan bisa bertemu dengan kalian lagi." Yuuki mengelus pundak Riku untuk memberikan kekuatan. Riku hanya menundukkan kepalanya, mengingat kejadian lama.

"Apakah ini ada hubungannya dengan kemunculan Bencana?" Riku menatap tajam Ichi dan melihat ke sekelilingnya.

"Pelindung, Kedap Suara." sebuah kubah transparan menyelimuti meja mereka dan seketika mereka tidak mendengar apapun yang terjadi di luar kubah walau masih bisa melihat keluar.

"Apakah harus memakai pelindung?" Riku hanya mengangguk pelan sebelum ia berubah menjadi serius. Tatapan mata tajam dan juga aura pemimpin yang sangat mendominasi, bahkan orang-orang diluar kubah merasakan aura pemimpin milik Riku yang benar-benar kuat.

"Beberapa abad yang lalu, sesuatu yang dinamakan Bencana turun ke Dunia Manusia dan mengacaukan dunia itu. Saat itu leluhur penyihir generasi ke-dua bersama penyihir generasi pertama berusaha untuk menyingkirkannya, tapi yang dapat mereka lakukan hanyalah menyegelnya."

"Saat masa kepemimpinan Tuan Erin, Bencana nyaris sampai ke Dunia Manusia tetapi beruntung bisa dihentikan dan kali ini..., kita terlambat menghentikannya karena masalah vampir Kujo. Bencana itu sudah mulai menyebarkan pengaruhnya dan jika tidak dihentikan secepatnya, pasti kejadian masa lalu akan terulang lagi."

Mereka yang mendengarkan penjelasan Riku tentu saja terkejut karena ada hal yang lebih besar terjadi setelah masalah vampir beberapa tahun yang lalu. Masalah "Bencana" ini masih dalam penelitian dan penyelidikan, pihak pemimpin Dunia Immortal yang kemarin berkumpul sudah mulai melakukan penelitian dan penyelidikan.

Kemarin mereka membahas hasil terbaru dari penelitian dan penyelidikan, mereka juga sedang menunggu tim penyelidik membawakan hasilnya.

Riku mendapatkan panggilan dari seseorang dan ia izin mengangkat panggilan itu. Yuuki yang tahu bagaimana perkembangan penyelidikan hanya bisa berdoa agar masalah kali ini cepat selesai.

"Baik, saya akan menunggu di kafe dekat Tokyo Tower. Selamat siang." Riku mematikan panggilannya dan kembali ke tempat duduknya.

"Kenapa Ri-kun?" tanya Yuuki penasaran sekaligus khawatir. Riku hanya tersenyum tipis dan membelai lembut rambut Yuuki.

"Rekan pemburu vampirku akan kemari, maaf malah mengundang orang lain di pertemuan ini." balas Riku menundukkan kepalanya namun langsung ditahan oleh Mina.

"Jangan tundukkan kepalamu kepada kami, Ri-chan. Jangan selalu merasa tidak enak atau bersalaha kepada orang lain. Kau tetap putra kami di sini, bukan seorang peguasa." Riku tersenyum tipis dan mereka berbincang santai selama hampir 1 jam.

"Sepertinya kalian semakin akur setelah 5 tahun tidak bertemu." mendegar suara familiar membuat Tenn dan Riku tersenyum. Riku sendiri brediri dan menyambutnya dengan jabat tangan hangat.

"Senang bertemu kembali, Senpai tachi. Akan aku mintakan kursi tambahan kepada pelayan." Riku memanggil pelayan dan meminta 2 kursi tambahan.

"Sudah lama kami tidak melihat kalian bersama, kan Yuki?" ucap pria dengan rambut hitam dengan sedikit aksen putih, Sunohara Momose atau akrab disapa Momo.

"Kau benar, Momo. Aku merindukan mereka yang masih menjadi remaja polos, terutama Riku-kun yang sudah semakin dewasa." balas pria disebelahnya dengan rambut panjang berwarna abu-abu, Orikasa Yukito atau akrab disapa Yuki.

Ya, orang yang dimaksud Riku tadi adalah mereka, grup duo Re:vale. Momo dan Yuki adalah pemburu vampir handal dan sering menjadi rekan Riku ketika dulu masih ramai kasus pembunuhan yang melibatkan vampir liar.

"Padahal Tenn yang menjadi sulung tapi aura sulungnya tidak terlihat, melainkan aura dominan Riku yang terlihat. Kau benar-benar banyak berubah selama 5 tahun ini." sambung Momo yang seperti melihat aura yang ia maksudkan.

"Berubah apanya, Momo-san. Dia ini masih kekanakan dan keras kepala, jangan tertipu dangan aura dominan itu karena Ri-kun sebenarnya masih sama seperti 5 tahun yang lalu." bantah Yuuki yang sudah gatal ingin berkata demikian.

"Tidak, tidak, jelas-jelas dia berubah Yuuki-nee. Riku-nii yang Hikari kenal tidak akan duduk tenang dengan sikapnya seperti ini." Hikari tentu saja tdak terim kasrena ia tahu karakter asli kakaknya itu.

"Tapi percayalah dia itu masih sama seperti dulu." dan berakhir keduanya adu mulut tentang kepribadian Riku. Orang-orang yang meliaht mereka berdua hanya bisa diam dan membiarkan urusan keduanya.

"Jadi, mari kita mulai serius saja karena setelah ini aku ternyata ada janji dengan seseorang." aura dominan Riku kembali keluar dan menghentikan pertengkaran kedua wanita di dekatnya.

"Perasaan kau tidak ada janji dengan siapapun hari ini, dengan siapa?" Yuuki tahu hampir semua jadwal kagiatan Riku. Riku hanya menaruh jari telunjuknya dibibir, mengisyaratkan untuk diam sesaat.

"Para pemburu vampir pastinya sudah melakukan penyelidikan dan pasti kalian tidak akan terkejut jika aku mengatakan bahwa Bencana akan tiba di kedua dunia." Momo dan Yuki mengangguk karena mereka juga mengambil peran dalam penelitian yang di maksudkan.

"Aku hanya ingin tahu kapan mereka diperkirakan muncul di Dunia Manusia. Setidaknya kita bisa mencegahnya merusak tatanan yang sudah ratusan tahun terbentuk."  mereka berbincang sangat lama hingga tidak terasa jika matahari mulai condong ke barat.

"Kami sarankan untuk kalian berhati-hati karena Bencana lebih menargetkan pengguna sihir murni dan pengguna sihir kuno. Kami pamit terlebih dahulu karena ada pemotretan 1 jam lagi, terima kasih informasi yang berharga itu, Riku-kun." Riku menyambut jabat tangan Yuki dan pelukan dari Momo.

Keduanya pergi dan meninggalkan keluarga Nanase bersama Ichi. "Tak kusangka jika masalah ini masih berlanjut." Riku menatap pantulan dirinya di gelas teh dan mnghabiskan isinya.

"Bukankah seharusnya sudah selesai? Bagaimana bisa?" Tenn yang tidak sengaja terlibat karena potensi tersembunyi dirinya tentunya juga heran.

"Sihir murni dan sihir kuno, ya.... Jujur aku sudah lama tidak mendengar kedua hal itu, kukira hanya dongeng yang paling disukai Obaa-san tapi ternyata memang ada." hening menghampiri tanpa ada niatan membuka topik baru. Pelindung pun sudah hilang dan keheningan berlanjut hingga iklan dari sebuah perusahaan yang tidak asing.

"Crimson Company? Sepertinya tidak asing, apakah itu milikmu?" tanya Tenn penasaran.

"Ya, seharusnya Tenn-nii sudah tahu dari Tou-san. Kenapa masih bertanya." Kairo hanya diam dan menghabiskan miumannya dengan tenang.

Kairo tentu saja tahu dengan Crimson Company yang sudah mendunia walau masih 4 tahun berdiri, sebuah perusahaan dagang yang manungi beberapa perusahaan terkenal dalam waktu singkat.

Pemilik dari perusahaan dagang itu memang tidak menyebutkan nama aslinya tapi menggunakan samaran Erin. Tentu saja hanya beberapa orang yang tahu jika Riku lah yang menjadi pemilik dan pemimpin perusahaan besar itu.

"Biarkan dia tahu sendiri, dia juga suatu saat akan mewarisi perusahaan keluarga jadi ia Tenn-kun harus inisatif mencari informasi sendiri." balas Kairo tanpa rasa bersalah telah membebani anak sulungnya.

"Kukira itu Hika-chan." heran Riku dan Hikari langsung membantahnya.

"Aku akan tetap jadi penulis lagu dan VTuber!". Mereka kembali bercanda ria hingga tak sadar matahari telah berganti dengan bulan.

✤✤✤
𝙽𝚎𝚡𝚝...
Senin, 09 Oktober 2023

Note:

Hai hai readers kesayangan Amy~ gimana kabarnya? Sehat ya...

Oke pertama Amy mau minta maaf karena book sequel sebelah ternyata belum bisa dipublish barengan... Jadi maaf membuat kalian nunggu...

Lalu, untuk adaptasi atau novel dari series book "I Can Do It" yang berjudul "Rhodochrosite" mungkin akan Amy taruh di KaryaKarsa atau ga mungkin bakal Amy kirim ke penerbit.

Jadi tunggu aja infonya di ig Amy ya...

Akunnya @Hammy.m.1997

Mata ne kesayangan Amy~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top