🍀I🍀
Pagi hari yang cerah di Kerajaan Sunshine, lebih tepatnya di Istana Matahari, pemuda pemilik mata kuning keemasan dengan rambut semerah api baru saja membuka matanya dan melihat ke seseorang yang ada di kirinya.
Pemuda itu adalah Nanase Riku atau Raja Erin, dan seseorang di sampingnya adalah sang istri Mizuni Yuuki atau Ratu Yuuki. Keduanya menikah 2 tahun yang lalu ketika usia Riku menginjak 23 tahun.
"Yuu-chan, okitte." Riku mencium kening Yuuki pelan dan menepuk pelan pipi sang istri. Yuuki yang merasa tidurnya di ganggu pun membuka matanya dan melihat kedua manik mata cantik suaminya.
"Ri-kun ohayou~" Riku tersenyum kecil ketika melihat Yuuki bangun dengan rambut yang masih berantakan. Riku mencium pipi Yuuki dan beranjak bangun dari tempat tidur.
"Apa kau ada rapat hari ini?" Riku yang baru saja akan beranjak ke kamar mandi menatap Yuuki yang masih duduk di kasur.
"Ada pertemuan besar kerajaan antar belahan negara, sebagai perwakilan timur pastinya hadir. Kebetulan lokasi rapatnya bukan di Dunia Immortal tapi di Dunia Manusia, lebih tepatnya di Tokyo." jelas Riku mengingat informasi yang ia dapat dari tangan kanannya, Rei.
"Kudengar hari ini para idol akan konser besar-besaran di Zero Arena. Kau tidak ingin melihat mereka setelah 5 tahun?" Riku tidak menjawab dengan perkataan namun dengan dua tiket konser di tangannya.
"Kita akan pergi, Mentariku. Aku sudah pesankan kursi terbaik untuk menonton mereka, bahkan kita bisa ke belakang panggung untuk bertemu dengan mereka." Yuuki tersenyum lebar dan dia beranjak dari kasur.
Singkat cerita setelah bersiap dan sarapan, keduanya siap untuk pergi ke Tokyo menggunakan mobil Riku.
Pertama, mereka akan ke mansion Riku dahulu kemudian ke tempat pertemuan yang di adakan di sebuah hotel ternama di Tokyo. Riku memakai setelan jas dengan aksen merah khas Kerajaan Sunshine, bahkan di dadanya ada emblem Kerajaan Sunshine.
Yuuki sendiri memakai gaun dengan warna putih dengan gradasi merah api di ujung gaunnya, emblem kerajaan yang ada di dadanya, dan juga tiara kecil yang menambah kesan manis pada dirinya.
Lalu setelah pertemuan usai, mereka menyempatkan waktu untuk berjalan-jalan di sekitaran Tokyo sebelum menuju ke Zero Arena pada saat konser akan dimulai.
Tentunya sudah berganti pakaian ke pakaian kasual dengan Riku yang memakai celana panjang abu-abu gelap, sepatu sneakers putih, kaos oversize merah maroon, dan juga tas slempang hitam.
Yuuki dengan dress biru laut selutut, kaos kaki putih panjang, sepatu hak putih, dan tas slempang putih.
Pasangan itu mencuri banyak perhatian masyarakat yang ada di sekitar mereka karena keduanya benar-benar serasi. Riku yang tampan, tenang, dan keren sedang mengawasi Yuuki yang penuh energi, cantik, dan lucu.
Sesekali perilaku perhatian Riku kepada Yuuki mengundang perhatian orang lain atau bahkan pasangan lain untuk diperlakukan seperti itu.
Contoh ketika Yuuki terkilir karena hak tingginya, Riku langsung sigap menolongnya. Atau saat Yuuki akan tertabrak oleh seseorang, Riku langsung menariknya mendekat. Dan masih banyak hal-hal romantis yang Riku perbuat untuk istrinya.
Tak terasa malam tiba dan mereka sudah duduk di kursi penonton di Zero Arena. Yuuki yang siap dengan 4 lightstick terlihat antusias bahkan matanya terlihat berbinar terang. Riku yang memegang 1 lightstick saja hanya bisa menggeleng pelan melihat kelakukan sang istri yang seperti anak kecil.
Lampu perlahan mati dan lampu sorot panggung menyala bersamaan dengan dentuman musik yang memenuhi Zero Arena. Banyak idol yang tampil dalam konser kali ini termasuk 4 grup idol teratas Jepang, Re:vale, TRIGGER, Idolish7, dan ŹOOĻ.
Sepanjang konser, Yuuki tidak berhenti berteriak nama-nama anggota ke-empat grup tersebut terutama salah satu anggota dari ŹOOĻ, Isumi Haruka.
Riku tidak cemburu karena rasa kagum dan cinta itu berbeda, Riku sendiri hanya bisa tersenyum lembut ketika melihat mantan rekannya saat menjadi idol dulu masih bertahan bahkan tidak berubah jauh penampilannya.
Seusai konser, para penonton yang mendapatkan tiket ke belakang panggung langsung mengikuti staff yang mengarahkan mereka termasuk Riku dan Yuuki.
"Kira-kira bagaimana reaksi mereka ya, Ri-kun? Apakah mereka akan terkejut?" tanya Yuuki ketika mereka berjalan ke belakang panggung, mereka sengaja berjalan paling belakang karena ingin memberikan kejutan kepada para idol.
"Tentunya mereka akan terkejut, apalagi kabar kalau aku sudah menikah dan l belum ada yang tahu kecuali pihak kerajaan. Bahkan keluargaku sendiri belum tahu." jawab Riku ringan.
Pembawaan Riku semakin tenang dari tahun ke tahun, bahkan aura yang dikeluarkan pun semakin menunjukkan bahwa dia adalah seorang pemimpin yang tegas dan bijaksana.
"Parah, pantas saja tadi saat pertemuan semuanya terkejut. Kau parah, Ri-kun. Parah sekali." kata Yuuki menggelengkan kepalanya pelan.
"Ayolah, sedikit kejutan itu perlu. Oh lihat..., giliran kita." Riku dan Yuuki masuk ke area khusus untuk para penonton VVIP kemudian menyapa para idol.
"Minna, hisashiburi. Kalian tidak banyak berubah ya." sapaan Riku mengejutkan para idol dan mereka langsung menyerbu Riku dengan pelukan, dan yang pertama memeluknya adalah Nanase Tenn, sang kembaran.
"Riku!/-kun!/Nanase!/-san!"
"Hahaha..., kalian ini padahal baru 5 tahun tidak bertemu sudah seperti ini. Apa kabar nanti kalau aku kembali setelah 10 tahun coba." pelukan itu melonggar dan memberikan ruang kepada Yuuki yang sedikit tergeser ketika sesi berpelukan.
"Jangan katakan hal itu. Kau tahu bagaimana susahnya menghubungi dirimu? Bahkan Tou-san dan Kaa-san sampai bertanya nyaris setiap hari kepadaku ketika aku pulang." kata Tenn sedikit memukul punggung adik kembarnya.
"Gomen gomen, pekerjaanku menumpuk di sana. Ini saja aku datang karena ada hal di Tokyo, tapi yah..., senang melihat kalian baik-baik saja." kata Riku melihat mantan rekan idolnya dengan tatapan rindu.
"Kenalkan, ini istriku dan dia juga penggemar kalian lho." sambung Riku menarik Yuuki ke rangkulannya.
"Mi-Mizuni Yuuki desu. Ano..., aku sudah menjadi penggemar kalian sejak konser pertama kalian tersebar di internet. Kalian semakin keren dari tahun ke tahun, jadi semangat ya." kata Yuuki sedikit gugup namun berkat rangkulan Riku, ia bisa mengatakan hal yang sangat ia katakan sejak lama kepada idolanya.
Tentunya mereka terkejut karena berita jika Riku sudah beristri diusia 25 tahun sementara teman idolnya saja masih sibuk dengan pekerjaan.
"Kau banyak berubah ya, Riku. Bahkan Onii-san sedikit tidak bisa mengenalimu karena penampilanmu yang berbeda itu. Bahkan kau sudah menikah, kapan kalian menikah? Apa kau tahu Tenn?" kata Nikaido Yamato mewakili.
"Tidak, aku tidak berubah. Aku menikah 2 tahun yang lalu dan hanya merayakannya tanpa ada pesta besar dan hanya rakyat Sunshine saja yang tahu, bahkan Ojii-san dan Obaa-san tidak ku beritahu." jawab Riku dengan percaya diri dan alhasil mendapatkan pukulan kasih sayang dari sang kembaran.
"Lain kali bilang dulu. Jangan asal kasih kejutan, bisa-bisa hubungan kalian tidak sah kalau keluarga tidak mengetahuinya, baka." kata Tenn setelah memberikan adiknya pukulan kasih sayang.
"Ha'i, sumimasen. Sebenarnya aku ingin berbincang lagi dengan kalian tapi sayang waktunya habis ya? Bagaimana kalau kalian datang ke mansionku lusa? Aku mengundang kalian ke pesta perayaan ulang tahun perusahaan baruku." kata Riku mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya ke masing-masing leader.
"Jaa ne minna." Riku dan Yuuki keluar dari belakang panggung, menyisakan para idol yang masih tercengang dengan kehadiran mantan center Idolish7, bersama dengan istrinya.
"Tadi itu benar-benar mengejutkan. Aku tidak menyangka jika mantan center kalian bisa seperti tadi, berbeda jauh dari yang kalian ceritakan atau dari internet." komentar leader ŹOOĻ, Inumaru Touma.
"Aku pernah mendengar jika dia itu raja di salah satu kerajaan immortal terkuat ya? Dan juga anggota pemburu vampir terkuat." tambah salah satu anggota ŹOOĻ, Natsume Minami.
"Kurasa dia juga pendiri perusahaan dagang terbesar di Jepang. Beberapa kali aku mendengar namanya dan perusahaannya disebutkan." Mido Torao, salah satu anggota ŹOOĻ lainnya juga menambahkan pernyataan lain.
"Lalu istrinya tadi siapa? Mizuni Yuuki ya? Kalau tidak salah dia salah satu dosen terkenal di Universitas Tokyo." pernyataan terakhir dari Isumi Haruka membuat mereka sejenak terdiam karena memang beberapa fakta yang disebutkan mereka adalah hal baru.
"Lusa kita akan bertemu dengan Riku-kun lagi, bukan? Kenapa kita tidak tanyakan saat kita bertemu lagi saja?" saran dari Orikasa Yukito/Yuki diterima dan singkat cerita mereka bersiap untuk kembali ke kediaman mereka masing-masing dan beristirahat setelah konser berjam-jam.
Sementara itu, Riku baru saja sampai di mansionnya setelah mengajak Yuuki makan malam di salah satu restoran di dekat Zero Arena. Saat sampai, Riku baru menyadari jika Yuuki tertidur dan dia memilih langsung memindahkannya tanpa membangunkannya.
"Okaerinasai Riku-sama, Yuuki-sama, apa ada yang bisa saya bantu?" sapa kepala pelayan mansion, Ryo, dengan nada ramah. Riku hanya menggelengkan kepalanya dan langsung berjalan ke arah kamarnya dan Yuuki di lantai 2.
"Oyasuminasai Riku-sama, Yuuki-sama." ucap Ryo ketika Riku menaiki tangga. Setelah berada di kamar, Riku langsung meletakkan Yuuki ke kasur dan melepas aksesoris yang ada di badan sang istri kemudian baru ia pergi membersihkan diri sebelum tidur.
Seusai membersihkan diri, dirinya tidak langsung menuju ke tempat tidur melainkan menuju ke balkon kamarnya dan menatap bulan purnama yang terlihat jelas pada malam itu.
Terlihat telinga serigalanya muncul dan matanya berubah menjadi crimson. Mode serigala Riku ketika bulan purnama memang sedikit berbeda dengan kebanyakan ras serigala lainnya dan, menurut Yuuki, hal itu terlihat imut karena hanya memunculkan telinganya saja.
"Bulan yang indah bukan, Riku?" Riku menatap ke arah bola api yang tiba-tiba muncul di sebelahnya dan muncul lah Aka, Phoenix kesayangannya.
"Itu bukan kiasan seperti yang dikatakan Yuu-chan bukan? Karena aku tidak menerima pernyataan cinta dari orang lain." kata Riku berbasa-basi.
"Gila jika aku mengatakan yang kiasan. Aku mengatakan maksud yang sebenarnya." Riku tertawa pelan dan menghela nafas pelan sebelum menjawab.
"Ya, bulannya indah. Rasanya aku ingin mengitari hutan menggunakan wujud serigalaku." kata Riku bersandar di batas balkon.
"Aku punya berita untukmu." kata Aka yang menatap bulan dengan perasaan sendu.
"Katakan." Aka mendekatkan paruhnya ke telinga Riku dan membisikkan berita yang ia maksud.
"Bencana akan datang." Riku menatap Aka tidak percaya dan meminta penjelasan lanjut.
"Maaf hanya ini yang aku tahu. Cari tahu di kuil yang biasa kau gunakan untuk berdoa, Riku. Kau akan tahu detailnya di sana, aku pergi patroli dahulu seperti biasa." Riku menatap kepergian Aka dan kembali menatap bulan purnama yang perlahan tertutup oleh awan.
"Bencana..., dia datang lagi setelah berabad-abad lamanya." gumam Riku dan perlahan telinga serigalanya menghilangkan dan berganti dengan telinga harimau, atau berganti dari ras werewolf ke ras bestia harimau putih.
Sementara itu di sebuah apartemen yang tak jauh dari Zero Arena, terdapat seorang pria yang tampak seperti usia 30 tahunan sedang menatap jendela apartemennya yang langsung menghadap ke Zero Arena yang sudah mulai sepi daripada beberapa jam yang lalu.
Pria itu tersenyum singkat sebelum mengambil ponselnya yang tak jauh dari jangkauannya.
"Moshi moshi, dengan Nanase Kairo."
"Yo Kai-kun, hisashiburi. Bagaimana kabarmu dengan istri dan ketiga anakmu? Kudengar anak-anakmu sukses semua ya?"
"Kau..., masih hidup ternyata."
"Kau kira aku sudah bertemu dengan shinigami dan meminjam ponselnya untuk menelponmu, begitu? Pakai tanya segala kau."
"Hanya basa-basi, lagipula sudah berapa tahun sejak kau pergi."
"Ya ya ya, aku ingin bertemu dengan keluargamu. Bisa kan?"
"Harus lengkap?"
"Harus karena aku ingin melihat bagaimana keluargamu setelah lama tidak berjumpa, kenapa?"
"Hanya saja salah satu dari kami sangat sibuk dan sulit untuk menghubunginya."
"Coba hubungi dia sekarang. Siapa tahu dia menjawabnya. Kalau begitu sampai ketemu besok di kafe biasa, jam 10 pagi. Mata ashita, Kai-kun."
Pria itu mematikan panggilan tanpa menunggu jawaban. Dia mengetikkan sesuatu di ponselnya dan menelpon seseorang lainnya, walau harus menunggu beberapa saat karena sedang berada di panggilan lain.
"Moshi moshi, dengan Nanase Riku."
"Sama seperti ayahmu ya, shounen."
"Kenapa?"
"Besok luang?"
"Luang, tadi Tou-san menelpon jika kau mengajak kami ke kafe biasa."
"Baguslah, kukira dia tidak bisa menghubungimu karena kesibukanmu."
"Aku luang besok, tidak ada pertemuan atau pekerjaan apapun. Setidaknya aku ingin meluangkan waktu dengan seseorang."
"Apa kau sudah punya pacar?"
"Kalau itu~rahasia~Besok kalian akan tahu. Sudah ya, mata ashita."
Giliran lawan bicara pria itu yang mematikan panggilan tanpa menunggu balasan pria itu. Dia menatap langit malam yang nampak cerah dan ia merasakan angin malam yang membelai kulitnya.
"Ketenangan..., akan kah bertahan?" pria itu masuk ke dalam kamar apartemen dan terlelap ke dunia mimpi.
Di sisi Riku, setelah mendapatkan panggilan dari pria tersebut, ia menatap langit dengan tatapan sendu.
"Hah..., kurasa aku sulit mendapatkan ketenangan." Riku masuk ke dalam kamar dan menyusul Yuuki ke alam mimpi.
"Oyasumi, Yuu-chan." bisik Riku sebelum terlelap.
"Hmm~Jangan memaksakan diri lagi, Ri-kun. Kau ada aku yang bisa menjadi pendukungmu~" walaupun Yuuki mengigau, tapi kata-kata itu cukup membuat Riku tersadar akan satu hal yang sejenak ia lupakan.
"Benar, aku tidak sendirian lagi sekarang. Aku punya kalian sebagai pendukungku." Riku akhirnya menyusul ke alam mimpi dan berharap jika besok akan menjadi hari yang tenang.
✤✤✤
𝙽𝚎𝚡𝚝...
Senin, 09 Oktober 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top