Prolog

Dalam suasana gelap dan pengap, di sebuah gedung kosong yang sebagian dindingnya sudah retak dan beberapa kacanya juga pecah. Di dalamnya sosok pria tinggi berjalan perlahan-lahan menuju sebuah ruangan di sana. Tidak ada satupun cahaya yang menyinari selain remang-remang dari lampu jalan di depan.

Meski tidak lama pria itu menyalakan sebuah senter dan menyorot ke sebuah ruangan, langsung ke arah sosok gadis muda yang sedang terduduk menangis di atas lantai, dan semakin histeris saat cahaya menyilaukan langsung menusuk matanya.

Pria itu menyuruhnya diam, menaruh jari telunjuk di tengah bibirnya sembari memasang senyum dan mata menyipit. Kemudian menurunkan tubuhnya menyamakan gadis tadi.

"Shhhh ... bukannya kau ingin bebas?" tanya dia. Gadis itu tidak menjawab apapun, hanya menjadi sesenggukan saat air matanya masih terus keluar.

Faktanya dia sama sekali tidak bisa bicara karena mulutnya tertutup dengan lakban hitam, dan juga baik tangan maupun kakinya terikat tali yang erat.

"Kau akan bebas, manisku. Atau lebih tepatnya, kau akan mendapatkan Tuan yang baru. Jadi berharaplah agar kau bisa dimanjakan dengan baik olehnya." Seolah memberinya ketenangan, dia mengusap air mata gadis itu. Namun, dalam arti yang sebenarnya dia tengah membuat ketakutan dan mimpi buruk yang tak akan pernah dilupakan.

Ponsel di sakunya kemudian berdering, dia berdiri dan langsung mengangkat panggilan yang masuk.

"Keshi di sini."

"Aku sudah ada di depan," balas suara pemanggil.

"Anggap saja rumah sendiri."

Panggilannya selesai. Pria yang menyebut dirinya sebagai Keshi itu berbalik sejenak, menatap sekali lagi gadis yang dia sekap dengan mata lebih mengerikan.

Hingga sebuah langkah kaki masuk ke telinganya, dan seorang pria lainnya masuk, dengan masker dan jaket berwarna hitam yang membuat dia sulit untuk dilihat sebelum cahaya senter mengarah padanya.

"Aku tidak akan menganggap gedung jelek ini sebagai rumahku sendiri," ucap Pria itu sarkas.

"Sama-sama, tapi ini hunian gratis terbaik yang tersedia di sepanjang Radcliff, apa yang kau harapkan?" balas Keshi mengangkat tangan.

"Bisa kulihat pesananku?" tanya langsung pria itu. Keshi berpindah sedikit ke samping, memberikan arah pandang ke gadis terikat tadi.

"Bisa kulihat hargaku?" tanya balik Keshi. Pria itu mengeluarkan sebuah amplop coklat dari balik jaketnya, dan memberikannya pada Keshi sebelum lanjut berjalan masuk melihat gadis itu.

Dia masih berusaha menahan tangisnya. Bisa dirasakan sebuah tubuh yang dingin dan bergetar. Tak lama sendunya menjadi pelan dan hampir berhenti saat ikatannya mulai dibuka.

"Uangmu kurang." Keshi memanggil pria tadi, dalam nada yang berbeda. Lebih datar dan dingin. Perlahan dia berdiri dan membalas tatapannya.

"Ah, maafkan aku. Kurasa itu amplop yang salah." Pria itu kembali kembali mengambil sesuatu di balik jaketnya. Keshi mengangkat bahu dan kembali memasang wajah yang menyenangkan. Sampai tidak lama dia menurunkan senyumnya menjadi ekspresi seperti panik saat mendengar kokangan senjata api di belakangnya.

"Ini uangnya ...," dan pria itu menarik sebuah hand gun di balik jaketnya. Mengarahkan langsung ke arah Keshi. Tak lama lebih banyak orang masuk ke dalam. Pria itu membuka maskernya untuk memperlihatkan wajahnya yang lebih dingin, dan perlahan Keshi mengangkat tangan sebagai tanda menyerah.

"Seharusnya aku mendengar hatiku saat dia mengatakan 'pria itu nampak mencurigakan'."

Tanpa ingin lagi membalas, pria lainnya maju dan memasang borgol di kedua tangan Keshi. Satu pria lain membuka ikatan gadis itu yang kemudian membuat dia menangis lebih histeris karena bahagia, dan kembali ke pria tadi yang maju perlahan-lahan ke arah Keshi.

"Radliff Police Department. Keshi Parker, kami menangkapmu atas penculikan dan penjualan manusia," sambungnya dengan ada yang lebih dingin. "Aku akan membuat kau merasakan penyesalan terbesar saat kita sudah ada di penjara."

~~~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top