♤ILU♤ : 1
Format order
Nama :
Judul:
Jumlah:
No HP:
Alamat lengkap:
WA 0812-8119-4744 (Aimee)
0877-3283-3332 (Tian)
Shopee @ aimee_alvaro412, windiariani, ayuniassa
https://shopee.co.id/aimee_alvaro412?smtt=0.0.9
Pagi yang indah mengiringi hari si cantik Elena Wijaya, yang tengah berdiri di dekat mobilnya. Hari ini adalah, hari pertama putri semata wayangnya masuk sekolah, Elena menunggu si putri kecilnya dengan ekstra sabar.
Karena ...
Hampir setiap mata ibu-ibu menatap dirinya tidak suka.
Kok bisa?
Wajah cantik orientalnya sangat mencolok di antara wali murid lainnya. Di tambah penampilannya yang modis dengan segala macam brand ternama menempel di sekujur tubuhnya, plus kendaraannya yang mentereng.
"Apa gue salah masuk sekolahan? Kok Eumak-eumak natap kayak ngajak perang gitu!" Elena mengusap tengkuknya yang merinding, karena terus menerus di tatap sinis ibu-ibu. "Kudu ngomong sama Papa nih, supaya si Aline pindah sekolah." Gumamnya sedikit frustasi.
'Teng teng teng'
Suara bell sekolah berbunyi nyaring, Elena tampak sumringah karena Aline akan segera keluar, pikirnya.
Setelah menunggu hampir 10 menit Aline tak kunjung keluar, bahkan lehernya sampai kaku karena terus menerus melongok ke arah gerbang sekolahan yang bertulisakan Sekolah Dasar Negeri 1. Di sekolah itu bukan hanya Sekolah Dasar, namun ada juga sekolah SMP dan SMA.
"Napa tuh Bocah sebiji kagak keluar juga, gak tahu ape kalau Eumak nya udah mirip lampu stopan. Berdiri setengah harian di mari." Gerutunya, bibirnya masih terus komat kamit melafadzkan omelan tidak jelasnya.
"Tadi bell apaan yang bunyi? kok anak gue kagak nongol juga!" Elena masih ngedumel sendirian. "Si Zahra sama si Elise saja sekolah dasarnya gak sampai setengah hari waktu kelas 1, kenapa si Aline sampai siang begini sih." Elena memijit betisnya yang nyut nyutan karena kelamaan berdiri, di tambah memakai heel.
Pukul 1:00 WIB.
Aline akhirnya terlihat keluar dari gerbang sekolah.
"Mamih!" teriakan cempreng Aline terdengar nyaring dan memekakan telinga.
"Anak Mami, kenapa lama sekali?" Elena tersenyum manis menyambut putrinya yang berlari menghampiri.
"Aku tadi main dulu sama temen-temen Mih, seru deh ... main perosotan!" Ujar Aline tanpa dosa.
Elena hanya bisa menarik nafas dan mengucapkan kata sabaaarrrrr dalam hatinya.
"Ayo kita pulang, ada tante Zahra di rumah Omah."
Aline berjingkrak kegirangan. Untuk anak seusia Aline, kehadiran tantenya bak malaikat. Karena maminya yang sangat cuek. Sedangkan tantenya sangat perhatian dan tentu saja penyayang.
"Ck, giliran dengar nama Tantemu langsung jingkrak, Mami yang siang malam sama kamu kayak gak di anggep!" Gerutu Elena, bukan dia marah atau cemburu karena putrinya bersikap seperti itu.
"Tante sama Mamih kan beda," ucap Aline dengan wajah serius.
"Iyalah, serah kamu."
"Mih lapar, kenapa kita masih diam di sini?"
Elena memutar bola mata jengah. "Giliran lapar saja Aline minta pulang cepat, teruuss ... dari tadi ke mana ajah?"
Aline nyengir mendengar ocehan maminya. Elena dan Aline memasuki mobil sport yang sedari tadi terparkir cantik.
"Mih, besok-besok bawa mobil yang biasa saja, 'kan malu di liatin orang terus, Aline gak mau ya kalau sampai kena bully gara-gara Mamih." Aline membuang muka ke arah samping, wajah imutnya terlihat merengut kesal.
"Uluh-uluh anak Mamih ngambek sampai segitunya,"
"Habisnya Mamih nganter sekolah masa pake mobil begini, Tante aj...
"Gak usah banding-bandingin sama Tante kamu deh." Sergah Elena, dia mulai sebal kalau putrinya mulai membandingkan dirinya dan adik-adiknya.
Aline tertawa melihat sang mami kesal.
"Mih, Aline kok gak pernah ketemu Papih lagi ya? Kan udah lama banget, Papih juga gak pernah telepon,"
Elena melirik putrinya, suaranya dan juga ekspresi wajahnya, terlihat kekecawaan di sana.
"Mungkin Papi Aline sibuk, Nak!" Ucapnya lembut, tangannya meraih tangan mungil Aline dan menggenggamnya erat. "Aline jangan dewasa dulu ya, Mami tuh sukaa ... kalau Aline imut-imut dan lucu seperti ini,"
Mendengar ucapan maminya wajah Aline langsung memerah, dia tersenyum dan berbalik.
"Iya dong, Aline gitu loh!" Ucapnya dengan wajah yang di buat seimut mungkin.
Elena tertawa walaupun dalam hatinya menangis pilu.
Putri kecilnya yang malang, bahkan tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayah kandungnya sendiri.
Mobil sport yang di kendarai Elena memasuki halaman sebuah rumah yang cukup megah dengan halaman luas.
"Line, Aline, kamu tidur ya? Jangan tidur dong, Mami mana kuat gendong kamu!"
Aline menggeliat dan membuka matanya.
"Iya Mih ini udah bangun."
Elena menatap putrinya yang keluar terlebih dahulu.
Ibu mana yang tidak merasakan sakit di saat anaknya dewasa sebelum waktunya, begitu juga dengan Elena.
Aline putri kecilnya, bahkan pikirannya bisa lebih dewasa dari dirinya. Terakadang bertingkah dengan menasehatinya.
Ada rasa bangga sekaligus terluka, putrinya yang malang, yang seharusnya masih mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya harus hidup seperti ini.
Beruntunglah keluarganya sangat memperhatikan dirinya. Menyayangi serta membantu menjaga putrinya.
Akan tetapi, semua itu tidaklah cukup, Aline tetap saja membutuhkan sosok seorang ayah.
Apakah Elena egois, karena sudah memisahkan Aline dari ayahnya?.
Tapi, siapa yang tahan, jika kehidupan yang di impikan berbanding terbalik dengan kenyataan?
"Mamiih!"
Lamunan Elena langsung buyar begitu mendengar teriakan sang putri.
"Iya, ayo kita masuk."
Elena menggandeng tangan Aline, dan membawanya msuk kedalam rumah. Aline sangat gembira, karena akan segera bertemu dengan tante cantiknya.
Di tambah, tantenya selalu membawakan mereka makanan enak untuk mereka semua
Masih santai 😊
Belum ada yang baku hantam 😅
Semoga ada yang suka dan berkenan membacanya 😁
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top