MSB // 9
"Selamat pagi Bu, saya mau menyerahkan tugas saya" ucap Sandra pada Ibu Melda dosennya.
"Pagi? Ini sudah hampir pukul 12 siang kalau kamu tidak tahu" ucap Ibu Melda dengan suaranya yang cempreng.
"Telat sedikit kan nggak apa-apa Bu" ucap Sandra dengan wajah memelas, bperusaha mengambil hati Ibu Melda agar menerima tugasnya.
"Kenapa kamu terlambat menyerahkannya?" tanya Bu Melda.
"Maaf Bu, semalam saya tidak enak badan jadi, tadi pagi saya terlambat bangun. Ibu kan tahu kalau saya tinggal sendiri di sini. Jadi, kalau saya sakit tidak ada yang menjaga Bu. Ya, begini jadinya. Nggak ada yang bangunin kalau saya masih tidur karena pengaruh obat" ucap Sandra lagi sambil berdoa dalam hatinya.
"Makanya lain kali jaga kesehatan kalau tahu tinggal sendiri. Mana tugasmu?"
"Ini Bu" ucap Sandra sumringah sambil menyerahkan tugasnya.
"Lain kali jangan di ulangi" ucap Bu Melda.
"Baik Bu, terima kasih banyak. Saya permisi Bu" ucap Sandra pamit.
"Yes" ucap Sandra setelah keluar dari ruangan Bu Melda.
"Senang sekali" ucap James yang muncul dari arah belakang Sandra.
"Iya dong. Ibu Melda menerima tugas gue" ucap Sandra bangga.
"Sabrina mana?" tanya Sandra kemudian.
"Udah nunggu di mobil" ucap James.
Sandra berdecak. "Kalian nikah aja sekalian, kemana-mana nempel kayak cicak" ucap Sandra.
"Perangko kali" ucap James tertawa.
"Bodo. Bareng ke parkiran ya, gue mau ketemu Sabrina" ucap Sandra.
"Ngapain ketemu cewek gue?" ucap James.
"Gue mau coba nyadarin dia, biar dia terbebas dari guna-guna lo lepas buat dia." James kembali tertawa mendengar kata-kata Sandra.
"Nggak perlu gue guna-guna kali San, kasi ciuman maut gue aja dia sudah bertekuk lutut sama gue" ucap James sombong.
"Najis lo" seru Sandra memukul bahu Jason keras.
"Sakit tahu" ucap James.
"Bagus."
"Hai Sab," sapa Sandra begitu melihat Sabrina berdiri di samping mobil James.
"Hai, San. Dah kelar kuliahnya?" tanya Sabrina.
"Sudah" jawab sandra.
"Halo Sayang, sory lama. Kita langsung cabut aja" ucap James mengedipkan matanya pada Sabrina.
"Okey. Lo mau kemana setelah ini San?" tanya Sabrina pada Sandra.
"Gue mau ke tempatnya Sofia" ucap Sandra.
"Sampaikan salam gue sama Sofia. Kapan-kapan jalan bareng yuk. Bikin girl squad kayak artis-artis" ucap Sabrina semangat.
"Boleh juga. Okey gue pergi dulu ya. Sampai jumpa" ucap Sandra memeluk Sabrina.
"Nggak pamit sama gue?" ucap James.
"Males" ucap Sandra membuat James tertawa pelan sebelum masuk ke dalam mobilnya.
Sandra menjalankan mobilnya menuju Rose Cafe setelah sebelumnya menchat Sofia.
Sandra memutar musik dan mendengarkan lagu yang mengalun sambil sesekali mengikutinya dengan suara yang keras. Dia tidak peduli jika suaranya terdengar sampai di luar.
Semalam ia menangis dan sekarang saatnya meluapkan rasa sesak di dadanya.
Sandra memarkirkan mobilnya di depan Rose Cafe. Ia mematikan musiknya dan menghela napas pelan. Setidaknya ia merasa sedikit lebih baik.
"Mbk Ria, pesan nasi goreng seafood, kentang jumbo sama orange juice ya" ucap Sandra.
"Iya San, tunggu sebentar ya" ucap Ria. Mereka sudah saling mengenal jadi mereka tidak berbicara terlalu formal.
Sandra mengeluarkan ponselnya dan membuka beberapa chat dari teman-temannya.
Sandra memutar bola matanya malas saat melihat sebuah chat dari Alan. Alan memintanya agar memanggilnya dengan nama Alan saja bukan Nata seperti dulu.
Mungkin karena Sandra sudah terbiasa, jadi terdengar aneh untuk merubah panggilannya. Jadi, Sandra memutuskan untuk memanggilnya Kakak saja.
Sandra mengabaikan chat dari Alan. Kemudian membuka laman medsosnya yang lain.
"Ini makanan anda Nona."
Sandra mendongak kemudian mencebik saat melihat Sofia membawakan pesanannya. Sofia tertawa pelan. "Selamat menikmati" ucap Sofia.
"Resek lo" seru Sandra.
Sofia tersenyum, "Gue serius. Selamat menikmati. Tunggu satu jam lagi gue selesai" ucap Sofia kemudian kembali melayani pengunjung lainnya.
Sandra menikmati makanannya dengan nikmat. "Makanan di sini selalu enak" gumamnya.
Satu jam kemudian Sofia menghampiri Sandra. "Sory ya gue lama" ucap Sofia.
"Dion duluan ke sana katanya" ucap Sandra.
"Okey" ucap Sofia.
"Tugas lo yang kemarin bagaimana?" tanya Sofia.
"Sudah beres. Rayuan gue kan maut" ucap Sandra.
"Halah, lo aja punya tampang menyedihkan kayak gitu. Jadi, dosen lo simpati sama lo alias kasihan" ledek Sofia.
"Whateverlah ya, yang penting tugas gue di.te.ri.ma. Thats the point" ucap Sandra membuat Sofia tertawa.
Setelah di dalam mobil Sofia memutar musik dan melonjak kaget saat lagu berputar dengan volume maksimal, membuat telinganya sakit.
"Apa-apaan sih lo. Nggak budek apa?" seru Sofia.
Hahahaha
Sandra menertawakan Sofia yang tengah mengelus dadanya. Membuat ia merasa sedikit bersalah. Sebenarnya Sandra juga sedikit kaget. Ia lupa menurunkan volumenya tadi.
Sofia menurunkan volume musiknya dan mulai memutar lagu.
"Lo ada masalah?" tanya Sofia.
Sandra menghela napas panjang kemudian membawa mobilnya memecah jalanan kota.
"Sedikit" ucap Sandra.
"Tentang pangeran lo itu?" ucap Sofia.
"Iya Fi. Dia itu ya selalu bikin gue kesel dan bikin gue jantungan sama sikapnya" cerita Sandra.
"Kenapa?" ucap Sofia.
"Masak iya. Gue di minta nemenin dia ketemuan sama cewek yang dia suka. Memang sih, gue juga kenal sama tu cewek."
"Jadi obat nyamuk dong lo?" ucap Sofia.
"Nggak juga sih. Sejarah ya, tu cewek datang sama calon suaminya. Hahahaa" Sandra tertawa mengingat kejadian kemarin.
"Wah. Kok bisa?" ucap Sofia ikut tertawa.
"Bisalah pokoknya. Tapi," Wajah Sandra berubah murung mengingat ucapan Alan di mobil waktu itu.
"Tapi," ucap Sofia penasaran dengan perubahan raut wajah Sandra.
"Dia kesal karena gue menertawakannya terus. Dia bilang begini, "Gimana kalau aku sama kamu aja" ucap Sandra mengulang kata-kata Alan.
"Terus," ucap Sofia merasa tertarik dengan cerita Sandra selanjutnya.
"Gue kaget dong, gue nggak tahu mau bilang apa di gituin. Sampai akhirnya dia nertawain gue" ucap Sandra kesal.
"Sudah. Lo yang sabar ya, lo pasti bisa bikin dia jatuh cinta sama lo" kata Sofia meyakinkan Sandra.
"Gue nggak yakin" ucap Sandra sangat pelan.
"Jangan pesimis gitu dong. Ayo semangat" ucap Sofia. Sandra tertawa.
Kenapa ia jadi melow begini ya batinnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Alan baru saja selesai memimpin rapat di kantornya. Adrian juga ikut rapat, tapi ia hanya mendengarkan dan memberi sedikit tambahan.
"Apa agenda kita setelah ini?" tanya Adrian.
"Lo bisa cek email yang masuk. Barangkali ada info meeting atau tender lainnya yang bisa kita ikuti" ucap Alan.
Adrian menaikkan alisnya sebelah dan menatap Alan, "Gue," ucap Adrian. Alan mengangguk.
"Memangnya agenda lo sama agenda gue beda?" ucap Adrian.
"Tepat" ucap Alan sambil melonggarkan ikatan dasinya.
"Agenda lo yang berbeda sama gue itu apa?" ucap Adrian yang sudah menyalakan laptop di mejanya.
"Gue cuma mau keluar sebentar" ucap Alan santai.
"Jalan?" ucap Adrian.
"Iya memangnya kenapa?"
"Jalan itu bahasa anak sekolahan, lo biasanya pake bahasa clubbing" ucap Adrian menyelidik.
"Itu hanya masalah bahasa, tidak ada masalah" ucap Alan santai.
Adrian menyeringai dan menatap Alan dengan pandangan mengejek. "Apa?" ucap Alan.
"Lo lagi dekat sama cabe-cabean?" ucap Adrian.
Alan tertawa mendengar tuduhan yang diberikan Adrian padanya. "Darimana lo bisa berpikiran seperti itu?" ucap Alan.
"Tidak ada. Hanya menebak dari raut wajah lo yang akhir-akhir ini terlihat lebih gembira" ucap Adrian.
"Perasaan lo aja" ucap Alan.
Adrian kembali fokus pada layar laptopnya.
Alan menulis pesan pada Sandra.
To : Sandra
Chuby lo lagi ngapain?
.............
To : Sandra
Ping
..............
To : Sandra
Ping
...............
To : Sandra
Chuby 😑
"Lo kenapa?" ucap Adrian melihat Alan yang bergerak gelisah di atas sofa.
"Nggak ada" jawab Alan singkat.
Adrian menatap Alan dengan tatapan menyelidik, namun melihat Alan yang sedang sibuk dengan ponselnya, Adrian kembali fokus pada pekerjaannya.
"Aaahhh kemana saja sih. Selalu saja tidak membalas pesanku" teriak Alan frustasi membuat Adrian kembali menatapnya tajam.
"Apa?" seru Alan gusar.
"Nggak ada apa-apa" ucap Adrian tersenyum sambil menyandarkan punggungnya ke belakang kursinya.
"Singkirkan senyuman itu dari wajah lo" seru Alan.
Hahahahahaha.
"Gue bilang singkirkan senyuman itu bukan berarti lo bisa tertawa seenaknya" seru Alan.
🐄🐄🐄
Okey fix...
Ne buat kalian yang udah ngasi aku vote n comment sama saran-sarannya, jangan nimpuk bang Alan ya kasian dia lagi frustasi wkwkwk
😘😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top