MSB // 5

"Ah sial.sial." Untuk kesekian kalinya Sandra menggerutu kesal saat essaynya di tolak oleh dosennta karena terlambat menyerahkannya.

"Gue cuma terlambat setengah jam doang juga, belum lewat satu hari kan?" ucapnya pada dirinya sendiri.

Sandra berulang kali membolak-balik kertas essaynya yang dibuatnya dengan susah payah.

Hatinya bertambah kesal karena Kak Natanya yang tidak lain adalah Alan Winata ternyata merupakan sahabat Adrian, kekasihnya Sofia.

Selain itu juga, Sandra sangat kesal karena Kak Nata sudah bertemu dengan Kirani. Gadis kecentilan yang selalu menempel pada Kak Nata saat mereka masih di Jogya.

Meski Kirani datang bersama kekasihnya tapi tatapan matanya masih kegatelan untuk menggoda Kak Nata.

Flashback on

Sandra dan Alan sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan. Setelah makan malam mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sekalian menurunkan isi perut karena mereka makan terlalu banyak.

"Eh, maaf" ucap seorang gadis yang menabrak Sandra tiba-tiba.

"Sandra" seru gadis yang menabrak Sandra begitu melihat wajah Sandra.

"Kak Nata" serunya lagi.

Alan terlihat terkejut melihat gadis itu.

"Kirani" ucap Alan pelan takut salah mengenali orang.

"Iya kak, ini Rani" ucapnya yang langsung menghambur memeluk Alan.

Sandra terlihat kesal melihat tingkah Kirani. Murahan batinnya.

"Kalian sedang jalan-jalan ya?" tanya Kirani.

"Iya" jawab Sandra singkat.

"Ehem" Kirani berbalik ke arah orang yang berdehem padanya kemudian ia tersenyum, "Perkenalkan ini pacarku" ucapnya.

"Hai."

Mereka saling melempar kata "hai" tanpa ada pembicaraan lebih lanjut, Sandra memperhatikan wajah Alan yang tiba-tiba berubah datar.

"Bagaimana kalau kita minum bersama?" Ajak pacar Kirani. Dan Sandra mengutuk idenya itu. Kau terlalu bodoh untuk menjadi pacar Kirani gerutu Sandra dalam hati.

Dan disinilah mereka berakhir, mereka sedang minum jus dan kopi di Green Cafe. Percakapan pun terjadi, dan lihatlah bagaimana Kirani bersikap sangat manja pada  Kak Nata.

Apalagi Kak Nata terlihat tidak suka pada pacar Kirani. Apa Kak  Nata masih menyukai Kirani?

"Oh ya Kak, minta nomornya ya? Waktu bertemu di  club waktu itu Rani lupa menanyakannya" ucapnya.

Sialnya Kak Nata memberikannya begitu saja.

Flashback off

Sandra sedang berada di Green Cafe. Tempat favoritnya selama ini, untuk menghabiskan waktu senggangnya dan juga tempat mengerjakan tugasnya.

Sandra meraih kentang gorengnya dan mencocolnya ke dalam saus sambal yang di sediakan. Matanya tertuju pada pintu masuk cafe. Ia memperhatikan setiap pengunjung yang masuk sambil mengunyah kentang gorengnya.

Kemudian seorang pria masuk dan menatap tepat pada Sandra. Sandra yang sadar kalau dirinya sedang di tatap oleh pria itu langsung memgalihkan pandangannya pada piring kentang gorengnya yang hanya tersisa beberapa potong.

Ting.

Notif line Sandra berbunyi. Ia membukanya dan tersenyum.

From Sabrina :

San, nanti malam kita ngeclub ya, James ada party bareng teman-temannya.

To Sabrina :

Ok. Jam berapa?

From Sabrina :

Gue jemput lo. James jalan bareng teman-temannya. Jam sebelas malam😉

To Sabrina :

Ok. 😘

Sandra meletakkan ponselnya dan kembali menyantap kentang gorengnya yang tinggal beberapa potong.

Seorang pelayan menghampiri meja Sandra dan meletakkan kentang goreng baru di mejanya. "Perasaan saya tidak memesan kentang goreng lagi Mbk?" ucap Sandra heran.

"Maaf Mbk Sandra, tadi seorang pria memesankan ini buat Mbk Sandra" ucap Rahma, salah satu pelayan yang sudah di kenal Sandra.

"Siapa?" tanya Sandra.

"Saya nggak tahu Mbk" Rahma. tersenyum pada Sandra.

"Ya sudah. Terima kasih ya" ucap Sandra pada Rahma. Rahma mengangguk kemudian kembali pada pekerjaannya.

"Rezeki anak sholeha" ucap Sandra tersenyum kemudian kembali menyantap kentang goreng itu dengan lahap.

Tanpa di ketahui Sandra, pria itu masih duduk di salah satu sudut ruang cafe, memperhatikannya dengan senyum di bibirnya sambil menghisap rokoknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pukul sebelas malam Sandra dijemput Sabrina. Mereka berangkat ke Venus club menggunakan mobil Sabrina tentunya.

Sandra mengenakan dress berwarna hitam sebatas lutut. Dress hitam yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sintal dan perutnya yang rata.

Rambut panjangnya yang dicat warna coklat burgundy bergelombang di ujung-ujungnya. Menampilkan sosok Sandra yang berbeda dari kesehariannya.

Mata para laki-laki keranjang di dalam club tidak lepas dari Sandra dan Sabrina yang baru memasuki club.

"Hai sayang, kenapa lama sekali" ucap James yang menghampiri Sabrina dan langsung mencium bibir Sabrina.

"Hei" protes Sandra melihat pasangan lebay didepannya. Sabrina dan James tertawa mendengar protes Sandra.

"Kalian mau minum apa?" tanya James yang memeluk pinggang sabrina posesif.

"Yang alkohol rendah saja James" ucap Sabrina. James mengangguk kemudian pergi ke meja bar memesan minuman buat Sabrina dan Sandra.

"Ini buat kalian double S" ucap James menyodorkan dua gelas minuman rendah alkohol.

"Double S" ucap Sandra heran.

"Sabrina dan Sandra. Double S kan?" ucap James.

"Kamu ini ada-ada saja" ucap Sabrina meminum minumannya.

"San, malam ini lo kelhiatan beda banget deh. Tambah cantik, iya kan sayang?" puji James.

"Iya. Lo beda banget San. Semoga malam ini lo dapet cowok" ucap Sabrina mengiyakan pendapat James.

Sandra memutar bola matanya malas kemudian meminum minumannya sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Melelahkan juga ya" ucap Anthony yang datang setelah turun dari lantai dansa.

"Hai Sandra" sapa Cathrin, kekasih Anthony.

"Hai Cath" ucap Sandra.

"Wow, lo beda banget San" seru Anthony.

"Apa gue bilang tadi" ucap James.

"Jadi kalau seperti biasanya gue norak begitu?" ucap Sandra.

"Ya enggaklah. Sekarang lo keliatan luar biasa" ucap Anthony.

"Oh ya, Alit mana ya? Kenapa anak itu belum datang juga" ucap James.

"Lo udah telepon dia?" tanya Anthony.

"Sudah. Katanya?" Belum selesai ucapan James, Alit sudah muncul didepan mereka.

"Kenapa pada serius begitu wajahnya?" ucap Alit.

"Kita lagi ngomongin lo. Kenapa lama sekali?" tanya Anthony.

"Sory tadi gue ada urusan sedikit, jadi mana minuman gue?" ucap Alit.

"Ya sudah, gue sama Sabs mo turun dulu." James dan sabrina turun le lantai dansa.

"Wow Sandra" seru Alit begitu melihat Sandra.

"Jangan mulai lagi deh" ucap Sandra memutar bola matanya malas mendengar kata-kata yang sama malam ini. Anthony dan Cathrinee menertawakan Sandra.

"Ayo sayang kita turun lagi" ucap Cathrine menarik Anthony kembali ke lantai dansa.

"Lihat mereka, sudah pada lengket kayak perangko" ucap Alit sambil menunjuk ke arah teman-temannya yang sedang asik melantai dan saling mencumbu.

Sandra menggelengkan kepalanya. "Mereka sedang kasmaran" ucap Sandra.

"Kau benar" ucap Alit membenarkan ucapan Sandra.

"Cewek lo mana?" tanya Sandra.

Alit meminum minumannya sambil menggerak-gerakkan kakinya mengikuti irama musik yang berdentum keras. "Belum ada" ucap Alit.

"Yang benar?" ucap Sandra.

"Sebenarnya gue suka sama temen lo. Sofia" ucap Alit.

"Hah, Sofia. Yang bener?" ucap Sandra tertarik dengan ucapan Alit.

"Tapi gue malah di hajar sama cowoknya." Sandra membelalakkan matanya terkejut.

"Adrian?" tanya Sandra tak percaya.

"Gue nggak tahu namanya" ucap Alit kemudian menenggak minumannya lagi.

Alit pasti tidak tahu kalau Adrian itu dosen mereka di kampus. Alit sahabat James dan anthony di SMA. Alit mengambil jurusan Bisnis, berbeda dengan James dan Anthony.

Pandangan mata Sandra terpaku pada seseorang atau dua orang yang kini tengah berciuman panas di lantai dansa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hai Kak. Maaf ya lama" ucap Kirani yang kini sudah berada didalam mobil Alan.

"Tidak apa-apa, memangnya cowok kamu kemana?" tanya Alan. Sebenarnya ada perasaan tidak suka pada diri Alan saat bertemu kembali dengan Kirani yang bersama kekasihnya.

Alan dulu menyukai Kirani. Ia lebih memilih bermain bersama Kirani daripada Sandra yang lebih kecil darinya. Namun karena Sandra pasti akan menangis jika ia tinggalkan, membuatnya lebih sering bersama Sandra.

Bahkan Alan tidak memberitahu Sandra mengenai kepindahannya, ia malah memberitahu Kirani.

Apa yang dilakukan gadis kecil itu ya? ucap Alan dalam hati.

"Dia sedang ada pekerjaan diluar kota" ucap Kirani menyadarkan Alan dari pikirannya sendiri.

"Baiklah" ucap Alan kemudian melajukan mobilnya menuju Venus Club.

Kirani terlihat sangat cantik dan menggoda malam ini. Gadis yang dulu sangat disukainya dan terkadang hadir dalam mimpinya.

Alan mengikuti setiap goyangan Kirani yang dengan lincahnya meliuk-liuk diatas lantai dansa.

Tangan Alan sudah berada di pinggang kirani. Tubuhnya menempel pada dada Kirani yang besar.

Alan menunduk kemudian mencium bibir Kirani kasar. Kirani pun membalas ciuman Alan dengan sangat agresif. Ciuman yang begitu dalam dan penuh gairah.

Kirani semakin menempelkan tubuhnya pada tubuh Alan dan semakin memperdalam ciuman mereka.




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top