MSB // 29
Sandra saat ini sedang sibuk di dapur. Ia mengenakan hotpant dan kaos berwarna kuning yang melekat pas di tubuhnya. Rambutnya di ikat tinggi dan asal.
Suara adonan mixer terdengar memdominasi ruangan itu. Satu persatu Sandra memasukkan bahan brownies ke dalam adonan. Setelah adonan tercampur, Sandra memasukkannya ke dalam loyang, menaburkan kacang almond di atasnya sebelum memasukkannya ke dalam oven.
Sementara kuenya sedang di panggang, Sandra mencuci peraalatan kotor yang sudah ia gunakan.
"Beres. 40 menit lagi." ucapnya.
Sandra masuk ke dalam kamar mandi, menyalakan shower dan membasahi seluruh tubuhnya. Aroma raspberry dari sabun mandinya memberi ketenangan saat tercium oleh hidung Sandra. Sepuluh menit kemudian Sandra sudah keluar dari dalam kamar mandi.
Sandra mengusapkan body cream raspberry ke seluruh tubuhnya. Ia mengambil dress polkadot dari dalam lemari dan mengenakannya. Rambutnya yang setengah basah di biarkannya, ia hanya menyisirnya tanpa mengeringkannya menggunakan hair dryer. Sandra mengoleskan cream wajahnya tipis-tipis, terakhir ia mengoleskan lipstick dengan warna sexy nude.
Setelah selesai berdandan, Sandra kembali ke dapur. Menyiapkan piring besar untuk tempat kuenya.
Ting.
Suara oven berbunyi, Sandra mengeluarkan browniesnya dan tersenyum puas dengan hasilnya.
Sandra memasukkan browniesnya ke dalam tupperware. Sandra mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu, setelah mengirim pesan ia menyambar tas dan juga kunci mobilnya.
Sandra melajukan mobilnya menuju sebuah taman kota yang tidak jauh dari apartemennya. Ia keluar dari dalam mobil begitu sampai. Wajah Sandra terlihat menelusuri setiap sudut taman. Hingga kemudian matanya menangkap sosok yang ia cari.
"Apa aku terlambat?" ucap Sandra menghampiri pria itu.
"Aku juga belum lama kok." ucap Ario.
Sandra tersenyum lega, kemudian mengambil tempat di sisi Ario.
"Mana kue yang di foto tadi?" tanya Ario.
"Ini." Sandra mengangkat tupperwarenya, ia membukanya dengan wajah ceria.
Ario menatap wajah Sandra sambil tersenyum. Ia membuka mulut ketika Sandra menyuapinya dengan brownies buatannya. Ario mengunyahnya pelan, kue brownies Sandra terasa sangat lezat di lidahnya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Sandra dengan wajah harap-harap cemas.
Ario mengunyah kue di mulutnya sangat pelan, sengaja membuat Sandra menunggu lebih lama. Apalagi sekarang wajah ceria dan penuh harap itu berubah menjadi kesal.
"Keenan." ucap Sandra semakin kesal.
"Rasanya...sangat...lezat." ucap Ario.
"Tentu saja lezat." ucap Sandra masih dengan nada kesal karena Ario mempermainkannya.
"Jangan cemberut, jelek tahu." ucap Ario.
"Biarin aja jelek." kata Sandra.
"Jeleknya aja gini gimana pas cantiknya coba." kata Ario.
"Keenan, jangan menggangguku terus kenapa sih." kata Sandra dengan wajah memerah karena malu.
Hahahahaha.
"Iya iya maaf. Kuenya enak sekali. Aku suka. Ini buat aku semua kan?" tanya Ario sambil menunjuk kotak kue di tangan Sandra.
Sandra tersenyum, ia menyerahkan kotak kue itu pada Ario.
"Kenapa mengajakku ketemu di sini?" tanya Sandra pada Ario.
"Tidak ada. Aku hanya suka berada di taman saat sore hari. Kau mau jalan-jalan?" tanya Ario.
"Tentu saja." ucap Sandra.
Mereka pun berjalan berkeliling di taman itu. Banyak anak-anak yang sedang bermain bersama ibu mereka. Sandra memperhatikan Ario yang terus memandangi anak-anak yang sedang bermain dengan sangat lincah. Tawa mereka mendominasi taman itu. Sandra masih mengikuti ke arah mana saja mata Ario memandang.
Kali ini, Ario tengah memandang seorang ibu yang sedang menyuapi anaknya dengan es krim.
Ario tidak berkedip melihat pemandangan di depannya. Sangat lama membuat Sandra khawatir.
"Kee," panggil Sandra pelan.
***
Suasana toko cokelat milik Melany tetlihat cukup ramai di sabtu sore seperti ini.
Toko coklat Melany bukan cafe, hanya toko coklat biasa seperti yang lainnya. Bedanya toko Melany menyediakan beberapa meja dan kursi bagi pengunjung yang ingin menikmati coklatnya di sana.
Alan terlihat sedang duduk di salah satu kursi. Ia sibuk bermain game di ponselnya.
"Akhirnya lo dapetin pria yang lo impikan." kata Laura tepat di samping Melany.
Melany tersenyum, seringai kecil muncul di wajah cantiknya. Matanya terus menatap Alan yang sedang menunduk, terlihat fokus pada permainannya.
"Dia sangat tampan bukan?" kata Melany mengagumi wajah Alan.
"Tampan. Kelihatannya dia orang yang kekanak-kanakkan." kata Laura.
"Dia menggemaskan. Dan dia sangat hebat di ranjang." puji Melany.
Laura menatap wajah Melany yang tidak pernah putus memandangi wajah kekasihnya. Terlihat jelas Melany sangat mencintai dan memuja Alan.
"Bagaimana lo bisa dapetin dia Mel? Bukannya dulu, dia pernah nolak lo?" tanya Laura penasaran.
Melany mengalihkan tatapannya dari Alan ke Laura. Senyum tidak pernah hilang dari wajahnya.
"Hanya dengan sedikit usaha." kata Melany.
"Usaha apa?" Laura semakin penasaran dengan apa yang di lakukan Melany.
Laura ingat, dulu kakaknya seperti orang gila jika sudah bertemu dengan Alan di kampus. Dan lebih gila lagi karena Alan mengajaknya bicara tidak lebih dari lima menit.
Melany menggelengkan kepalanya. "Lo nggak perlu tahu caranya. Yang jelas Nicholas Harland Hadinata milik gue. Cuma gue." kata Melany dengan penuh penekanan.
"Gue ke Alan dulu." kata Melany.
Laura hanya bisa menggelengkan kepalanya. Semoga Alan selalu berada di sampingnya. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada kakaknya jika Alan mencampakkannya suatu hari nanti.
"Maaf aku agak lama." ucap Melany duduk di depan Alan.
"Tidak apa-apa." ucap Alan. Ia terus memainkan gamenya tanpa melihat Melany. Melany menggelengkan kepalanya.
Dari dulu Alannya sangat menyukai segala jenis game, jadi Melany tidak heran melihat Alan yang terlihat asik dengan dunianya sendiri.
"Yaaa." seru saat kata game over muncul di layar ponselnya dan menghentikan permainannya.
"Aku kalah lagi." kata Alan.
Melany tertawa pelan. "Mungkin kemampuanmu sudah berkurang." ejeknya.
"Enak saja. Kemampuanku bermain semakin meningkat, tadi aku hanya tidak fokus saja." kata Alan.
"Oh ya, tidak fokus kenapa?" tanya Melany.
"Mungkin kelamaan nunggu kamu." kata Alan.
"Yang benar saja. Itu bukan alasan." ucap Melany. Ia menolak alasan tidak masuk dari Alan.
"Kamu sudah selesai bekerja?" tanya Alan.
"Tokoku tutup pukul sembilan malam." kata Melany.
"Apa kau tidak bisa keluar sebentar saja. Bukankah ada Laura?" kata Alan sambil menoleh ke arah kasir, di sana Laura terlihat sedang melayani pembeli.
"Hari ini tidak bisa. Aku ada janji dengan teman. Kami akan membicarakan kerjasama untuk usaha even organizer yang di milikinya." kata Melany.
"Sayang sekali." kata Alan memasang wajah kecewanya.
"Maafkan aku ya." ucap Melany dengan wajah bersalah. Tapi dia benar-benar sudah ada janji dengan temannya. Dan ini masalah bisnis, kalau masalah pribadi mungkin ia bisa menundanya lain waktu.
"Ya sudah tidak apa-apa." ucap Alan tersenyum.
Sebenarnya sedari tadi Alan memikirkan Sandra. Apa yang di lakukan gadis itu saat ini?
"Tunggu sebentar." kata Melany.
Melany kembali ke lemari kue. Aneka kue dari coklat dan juga aneka coklat yang sangat enak berderet di sana.
Melany mengambil sekotak coklat dan membungkusnya. Ia kembali ke meja Alan, menyerahkan bungkusna coklat itu pada Alan.
"Aku titip buat Sandra ya. Aku dengar dari Ario dia sangat menyukai coklat." kata Melany.
"Oh, baiklah. Kau yakin tidak mau keluar bersamaku?" tanya Alan pada Melany.
"Aku mau Alan, tapi sayangnya tidak bisa." kata Melany merasa geli dengan pertanyaan Alan. Alan tahu Melany tidak akan membatalkan janji bisnisnya.
"Baiklah. Tapi ku beri kau waktu lima menit untuk memikirkannya kembali." kata Alan tidak menyerah.
"Alan," seru Melany gemas.
"Iya.iya. Aku mengerti nona. Sampai jumpa besok." kata Alan mengecup pipi Melany singkat.
"Aku akan menghubungimu besok." kata Melany dan Alan mengangguk.
Alan menimbang kotak coklat yang ada di tangannya. Alan memutar haluan menuju apartemen Sandra.
Aku hanya akan mengantar coklat ini lalu pulang kata Alan pada dirinya sendiri.
Alan melangkah masuk ke dalam lift, sesekali ia merapikan rambutnya yang tidak mungkin kusut karena ia menggunakan mobil bukan motor.
Di depan pintu apartemennya Sandra tengah berdua bersama Ario. Mereka terlihat sedang menertawakan sesuatu.
"Terima kasih kuenya." kata Ario.
"Sama-sama." kata Sandra yang tengah memegang handle pintunya. Setelah pintu apartemen terbuka Sandra berbalik.
"Tidak mau mampir?" tanya Sandra.
Ario tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Lain kali saja." kata Ario.
"Baiklah, selamat malam Kee." ucap Sandra.
Namun belum sempat Sandra bergerak memasuki apartemennya tangannya tertarik oleh Ario.
Sandra menahan napas begitu tangannya menyentuh dada bidang milik Ario. Mata mereka bertemu. Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir mereka.
Hanya detak jantung yang bertalu dengan keras dan suara napas yang memburu memenuhi lorong yang sepi itu.
Dan entah bagaimana bibir Ario menempel di bibir Sandra. Sandra membeku di tempatnya. Tubuhnya terasa lemas, rasanya ia akan jatuh saat itu juga jika Ario tidak memeluknya.
Ario membuka bibirnya, memagut lembut bibir bawah Sandra dan memperdalam pagutannya. Sandra tidak membalas ciuman Ario, ia masih syok. Namun ciuman Ario membuatnya mendesah pelan hingga tak sengaja ia membuka mulutnya.
Sandra tidak tahu bagaimana cara berciuman yang hebat. Namun nalurinya menuntunnya untuk membalas ciuman Ario.
Di depan lift yang sudah terbuka Alan berdiri di sana. Tidak melangkah barang sesentipun. Matanya menatap tajam ke arah dua orang yang tengah berciuman itu.
Alan merasa jijik melihatnya, amarahnya muncul begitu saja, dadanya yang terasa sesak semakin mempercepat peningkatan kadar kemarahannya.
Alan baru saja akan melangkah mendekati mereka. Ia akan menarik paksa Sandra dari pelukan pria brengsek itu dan menghapus ciuman menjijikkannya pada Sandra.
Namun sebuah kesadaran menyentaknya dari kemarahannya yang sudah siap meledak.
Dia bukan siapa-siapa Sandra.
Dia bukan kekasih gadis itu.
Gadis dengan aroma raspberry itu miliknya.
Sial.
Alan melangkah masuk kembali ke dalam lift dan menekan tombolnya ke lantai dasar.
"Brengsek." teriaknya. Alan memukul keras dinding lift. Dadanya naik turun memperlihatkan betapa ia sangat marah saat ini.
🐄🐄🐄
Hai genks.....
Maafkeun typo betebaran dan maafkan part gaje ini xoxoxo
Sandra & Keenan?
🤔
Sandra & Alan?
Luph u pul guys 😘
IG : Dewie Sofia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top