MSB // 28
Despacito
Quiero respirar tu cuello despacito
Deja que te diga cosas al oìdo
Para que te acuerdes si no estàs conmigo......
Alan menyanyikan lagu despacito sembari menuruni anak tangga rumahnya. Suaranya terdengar riang, ia bahkan bernyanyi sambil sesekali bersiul.
Sesampainya di labtai bawah, Alan merapikan pakaiannya dan juga tatanan rambutnya. Bahkan Alan bergerak memutar sambil menari.
"Alan, kamu ngapain?" Nyonya besar alias ibunya menegur Alan karena heran melihat putranya seriang itu.
"Selamat malam bunda cantik." ucap Alan menghampiri ibunya kemudian memeluk dan menciumnya.
"Kamu ini aneh-aneh aja." kata ibunya menggelengkan kepala.
"Alan keluar dulu ya bu, ibu mau di beliin apa nanti kalau aku pulang?" tanya Alan.
"Bawain ibu mantu, bisa?" ucap ibunya sinis.
"Iya nanti aku beliin tiga." jawab Alan sambil tersenyum melihat ibunya yang kesal dengan jawabannya.
"Kamu mau kemana Al?" teriak ibunya.
"Jalan bu." balas Alan.
Alan memasuki mobil sportnya, di dalam mobil ia tidak berhenti bernyanyi.
Alan memarkirkan mobilnya di basemen kemudian melangkah cepat menuju lift.
Ting tong ting tong
Alan memencet bel tidak sabaran. Ia menyandarkan tubuhnya di samping pintu.
Klek.
Pintu apartemen terbuka, gadis yang membuka pintu itu memasang wajah cemberut.
"Kok cemberut?" tanya Alan dengan wajah polos.
"Kenapa aku harus nemenin kakak?" tanya Sandra sinis.
"Masa iya, aku beli hadiahnya sama orang yang akan ku beri. Kan gak surprise." kata Alan.
Sandra masih memasang wajah kesalnya dan menutup pintu apartemennya.
"Ayo," kata Alan langsung menarik lengan Sandra yang terlihat malas-malasan.
"Kenapa pasang tampang jelek gitu sih?" kata Alan melihat Sandra yang malas-malasan menemaninya.
"Aku lagi nggak mood keluar kak." kata Sandra malas.
"Bukan karena pengakuan cintamu itu kan?" tanya Alan.
"Enggaklah. Itu kan pengakuan cinta monyet." kata Sandra.
"Iya iya, kata monyetnya jangan di tekenin." kata Alan.
Alan melajukan mobilnya menuju mall. Alan meminta atau tepatnya memaksa Sandra menemaninya mencari hadiah. Entah untuk siapa dan merayakan apa Alan tidak mau memberitahu Sandra. Dan Sandra tidak peduli.
Alan mengajak Sandra berkeliling, mulai dari toko sepatu, butik, toko perhiasan. Bahkan Alan mengajaknya kembali memasuki toko yang sama dan keluar tanpa membawa apapun.
Alan meminta pendapat Sandra namun apapun pendapat Sandra, Alan malah menolaknya. Membuat kekesalan Sandra bertambah.
"Kak," seru Sandra menarik tangannya dari tangan Alan. Sandra berhenti ketika Alan akan membawanya memasuki sebuah butik lagi.
"Ada apa?" tanya Alan ketika Sandra berhenti di depan butik.
"Ini yang ketiga kalinya kita masuk ke sini kak. Dan tidak ada yang bagus di sana, itu kakak tadi." kata Sandra kesal. Kakinya sudah pegal.
"Benarkah?" tanya Alan. Sandra memutar bola matanya malas.
"Kita ke sana saja kalau begitu." tunjuk Alan ke sebuah toko boneka.
Yang benar saja, dari butik, toko sepatu, toko perhiasan, masa iya harus berakhir ke toko boneka. Tapi karena Sandra sudah capek, kesel dan juga males mengikuti saja kemana Alan mau.
"Ini bagus nggak?" Alan mengangkat sebuah boneka hello kitty berwarna pink berukuran besar.
"Kakak mau kasih ke si kembar?" tanya Sandra.
"Nggak." kata Alan meletakkan kembali boneka itu.
"Ini." Alan menarik sebuah boneka panda berukuran besar.
"Dia suka panda nggak?" tanya Sandra.
Alan nampak berpikir kemudian menggelengkan kepalanya. Ia meletakkan kembali boneka panda itu.
"Kalau yang ini?" seru Alan mengangkat sebuah boneka beruang coklat yang ukurannya juga besar.
Sandra yang memang menyukai boneka beruang langsung saja mengangguk dan mengatakan itu bagus. Alan langsung menuju kasir dan membayarnya.
"Sini kak, biar Sandra yang bawa." kata Sandra.
"Nggak usah. Aku aja yang bawa." kata Alan.
"Sekarang kita pulang kan?" tanya Sandra.
"Belum terlalu malam. Kita makan dulu ya." kata Alan.
Sandra dan Alan masuk ke sebuah rumah makan. Mereka memesan makanan kemudian menyantap makanannya dalam diam. Sandra sedang tidak mood bicara, begitu juga dengan Alan.
Alan dan Sandra berjalan beriringan setelah selesai makan. Sandra tidak mau berkeliling lagi dan meminta di antar pulang.
"Sandra." seseorang memanggil Sandra dari arah samping.
"Keenan," seru Sandra senang. "Kamu sama siapa ke sini?" tanya Sandra.
"Aku sama temen, Garra lagi nemenin pacarnya ke butik sana." tunjuk Ario.
"Owh." kata Sandra.
"Kalian lagi jalan berdua?" tanya Ario melihat ke arah Alan yang sedang memegang dan hampir memeluk sebuah boneka teddy.
"Iya. Aku sama Sandra lagi jalan berdua." kata Alan sinis.
"Iya, kami sedang jalan berdua. Aku nemenin kak Alan cari hadiah buat seseorang katanya." jelas Sandra cepat, ia tidak mau Ario salah paham padanya.
"Oh, begitu." kata Ario dengan senyum lega di wajahnya.
"Kalian mau pulang?" tanya Ario.
"Iya." Alan menjawab.
"Memangnya kenapa kak?" tanya Sandra pada Ario.
"Aku mau ajak kamu makan." kata Ario.
"Boleh kak." kata Sandra senang.
"Eh, kita kan baru saja makan." protes Alan.
"Nggak apa-apa kak." kata Sandra.
"Nggak boleh. Tadi aja kamu minta pulang." kata Alan.
"Tadi. Sekarang kan beda kak." kata Sandra.
"Terus kamu mau ninggalin aku pulang sendiri? Bawa boneka sebesar ini?" kata Alan masih dengan nada protesnya.
"Ya sudah, kita bisa jalan lain kali kok." kata Ario melerai.
"Sekarang kan bisa Kee." kata Sandra.
"Ayo kita pulang." kata Alan menarik lengan Sandra.
"Sampai jumpa Kee." teriak Sandra dan Sandra bisa melihat Ario melambaikan tangan padanya.
"Kenapa sih kak?" tanya Sandra tidak terima karena Alan melarangnya pergi bersama Ario.
"Kamu kan datang sama aku. Pulang juga harus sama aku." kata Alan tegas.
"Siapa bilang kalau kakak nggak boleh ikut?" kata Sandra.
"Aku nggak mau." kata Alan.
"Lah, kakak ini gimana sih. Kalau nggak mau ya udah, aku aja yang pergi sama Keenan." kata Sandra.
Alan memasukkan boneka beruang ke kursi penumpang di belakang. Sandra sudah duduk di dalam mobil.
"Jangan cemberut gitu. Jelek tahu." kata Alan.
"Biarin." kata Sandra kesal.
Alan melajukan mobilnya menuju apartemen Sandra. Hening. Tidak ada yang memulai percakapan atau bahkan berniat memulainya.
Sandra sedang kesal dengan sikap Alan yang seenaknya saja. Sedangkan Alan, entah apa yang ada di pikirannya. Namun wajahnya terlihat tegang. Rahangnya mengeras, menunjukan ada sesuatu yang mengusiknya.
Alan membukakan Sandra pintu mobil. Sandra langsung keluar dan berjalan dengan cepat menuju lift, meninggalkan Alan di belakangnya.
Sandra menoleh ke belakang sebelum masuk ke dalam apartemen. Sepi. Alan tidak terlihat menyusulnya. Sandra masuk dan membanting pintunya kesal.
Lima menit kemudian bel apartemen Sandra berbunyi. Dengan malas-malasan Sandra melangkah menuju pintu dan membukanya.
"Ada apa?" tanya Sandra heran.
Bagaimana tidak? Alan tengah berdiri di sana dengan boneka beruang di tangannya.
Untuk apa membawa boneka itu.
"Sory lama. Ini buat kamu. Aku pulang dulu. Selamat malam." Alan menyerahkan boneka beruang itu ke Sandra dan langsung pergi.
Sandra masih terpaku di tempatnya dengan boneka beruang itu di tangannya. Ia tidak mampu berpikir. Ia tidak mampu mengatakan apapun. Bahkan saat Alan sudah hilang di dalam lift.
🐄🐄🐄
Siang genks dah pada makan siang belum? Jangan lupa makan ya nanti mati lo 😂😂😂
Maaf lama update, gak tau knp setiap malam aku di landa kantuk luar biasa gak bs melek, walopun udh tdr cptan trs bangun lg jm 3 subuh mata ini gk mau kompromi 😢
Btw Alan masih ngeselin ya 😄😄
Luph u pul 😘😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top