MSB // 24
Ario menundukkan wajahnya lebih dekat ke wajah Sandra. Tangannya menarik pinggang Sandra menempel pad tubuhnya.
Jantung Sandra berdetak tidak karuan. Ia merutuki mulutnya yang berkata seenaknya mengikuti kecemburuannya. Ia tidak tahu harus bagaimana jika Ario benar-benar menciumnnya sekarang.
Apakah ia harus membalas ciuman Ario?
Bagaimana kalau ciumannya di bilang payah?
"Kenapa tiba-tiba memintaku menciummu?" tanya Ario.
Sandra menatap Ario, wajahnya memerah dan dia tidak bisa menjawab pertanyaan Ario.
"Aku sangat ingin menciummu," bisik Ario di telinga Sandra. Alunan musik yang mengalun dengan merdu dan pelan menambah romantis suasana.
"Kenapa tidak kau lakukan?" ucap Sandra. Sial. Kenapa ia menanyakan hal itu. Sandra menggigit bibirnya, malu mendengar ucapannya sendiri
Ario terkekeh pelan. "Akan ku lakukan kalau kau sudah menjadi kekasihku." ucap Ario.
Sandra terdiam, ia menundukkan wajahnya. Ario meraih kepala Sandra, membawanya ke dadanya.
"Kau dengar detak jantungku?" Sandra mengangguk pelan, ia bisa merasakan detak jantung Ario.
"Itu karena kau,"
"Kenapa aku?" Sandra kembali menggigit bibirnya, kenapa mulutnya tidak berhenti bertanya.
"Aku tidak tahu." jawab Ario.
Beberapa saat sebelum lagu selesai Ario berbisik pada Sandra, "Mau mencari tahu bersama-sama?"
Musik berhenti saat itu juga. Sandra menundukkan wajahnya malu. Ia bahkan lupa akan niat awalnya meminta Keenan menciumnya.
Alan dan Melany kembali ke meja mereka. Beberapa tamu Kirani ternyata teman Melany. Mereka saling menyapa. Alan duduk terlebih dahulu. Ia mengambil minumannya dan menghabiskannya.
Ia tidak tahu, kenapa melihat Sandra begitu intim dengan Ario membuatnya gelisah?
Kenapa gaun merah yang melekat di tubuh Sandra membuat darahnya berdesir?
Sial.
"Aku tidak menyangka akan bertemu mereka di sini." kata Melany yang kini duduk di samping Alan.
"Hm,"
"Kau tahu, pengantin prianya ternyata cucu keluarga Handotjo. Pengusaha batu bara yang terkenal itu. Kau pasti sering mendengar namanya bukan?" kata Melany.
"Aku pernah mendengar namanya beberapa kali." kata Alan. Alan berusaha menepis perasaannya dan pikiran-pikiran yang di anggapnya sebagian dari kemesumannya saja.
Ia kembali berbicara dengan Melany seperti biasanya. Melany wanita yang cantik, supel, dan dewasa. Sangat cocok dengan pria dewasa seperti dirinya.
Sandra dan Ario duduk di mejanya setelah bersama-sama mengambil minuman lagi untuk mereka.
"Kau sudah lama mengenal pengantin wanitanya?" tanya Ario.
"Iya. Dia tetanggaku di Jogya. Tapi keluarganya pindah ke Jakarta. Aku senang, ternyata om dan tante masih mengingatku." ucap sandra.
Saat menyapa Kirani tadi, kedua orang tua Kirani langsung memeluk Sandra. Sepertinya Kirani sudah memberitahu orang tuanya tentang siapa dirinya.
"Tentu saja mereka akan mengingatmu, kau kan cantik." puji Ario.
Sandra tertawa pelan. "Sepertinya kau berniat membuatku terkena diabetes dari tadi." kata Sandra.
"Yang ada aku yang diabetes, di kasi pemandangan manis terus sama kamu." kata Ario tersenyum menggoda. Sandra kembali tertawa, kali ini cukup keras hingga terdengar oleh Alan.
Alan menoleh ke meja Sandra, ia mendengus kesal melihat mereka sebagai pasangan alay dan kekanak-kanakan.
"Kau kenapa?" tanya Melany heran. Ia melihat ke arah pandangan Alan.
"Kenapa kau memandangi mereka seperti itu?" tanya Melany lagi.
"Tidak ada. Lihat saja mereka, seperti pasangan abg labil." ucap Alan.
Melany tertawa, "mungkin karena mereka pasangan baru." jawab Melany santai.
Alan kembali mencibir dalam hatinya. Moodnya tiba-tiba berubah. "Kita pulang saja." ucap Alan yang sudah bangun dari duduknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sepulang dari pesta Kirani, Alan mengajak Melany ke club. Mereka kembali menari di lantai dansa club. Lebih liar dan panas dari di pesta tadi.
Alan dan Melany memang suka clubing. Mereka dua orang dewasa yang sudah sama-sama saling mengerti kebutuhan masing-masing.
Tubuh Melany menempel pada tubuh Alan. Kedua tangannya mengalung di leher Alan. Sebelah tangan Alan melingkar sempurna di pinggang Melany. Sebelah tangannya lagi menahan tengkuk Melany.
Mereka berciuman dengan sangat panas. Lidah Alan bermain-main dengan lidah Melany. Melany mengerang tertahan dalam ciuman Alan.
"Ah...ahh." erangan putus-putus terdengar dalam desahan Melany. Alan mengalihkan ciumannya ke leher Melany. Ia menghisap lehee Melany kuat.
Melany memekik kaget, Alan tidak pernah sekeras ini mencium lehernya. Percintaan mereka beberapa hari yang lalu di lakukan Alan dengan sangat lembut.
"I want you," bisik Alan dengan suara parau. Melany hanya bisa mengangguk pasrah. Ia juga sangat merindukan Alan berada di dalamnya lagi.
Alan membawa Melany keluar dari club. Mereka memasuki mobil dengan cepat.
"Ke apartemenku saja." kata Melany. Alan mengangguk, ia mengemudikan mobilnya menuju apartemen Melany.
Sesampainya di apartemen Alan langsung melepas gaun Melany. Melany tidak diam saja, ia ikut melepas pakaian Alan satu persatu. Melepas ikat pinggang Alan, menurunkan celananya hingga boxernya saja yang tertinggal.
Berbeda dengan tubuh Melany yang sudah polos tanpa ada yang melapisi. Alan memagut Melany kasar, ciumannya sangat dalam penuh tuntutan. Melany berusaha mengimbangi ciuman Alan yang menggebu.
Alan mengangkat tubuh Melany dan merebahkannya di atas ranjang. Melany melengkungkungkan tubuhnya, meminta lebih pada Alan.
"Aaaaaaahhhhhh." desah Melany begitu Alan memasukinya langsung. Dia yang sudah basah sejak di club tidak merasakan sakit meski Alan langsung menerjangnya.
"Ooowwwhhhh, Alan," kata Melany menyebut nama Alan saat Alan terus memompanya dengan sangat cepat dan kasar.
Tubuh Melany menggeliat ke kiri dan kanan, entah berapa kali ia mendapatkan orgasmenya namun Alan tidak berhenti memompanya.
"Aaaahhhh." erang Alan mendapati orgasmenya. Ia menjatuhkan tubuhnya ke samping Melany yang hampir tidak bisa bergerak. Tubuhnya terasa lemas. Ini percintaan paling kasar yang pernah mereka lakukan.
"Terima kasih." bisik Alan pada Melany dan memejamkan matanya. Terdengar napas mereka masih menderu akibat percintaan panas itu.
"Aku mencintaimu." ucap Melany. Ia tersenyum begitu mendengar dengkuran halus dari Alan.
"Kau sudah tidur rupanya." kata Melany. Ia menyelimuti tubuh mereka berdua kemudian ikut memejamkan matanya.
Keesokan paginya Alan terbangun jam 07.00 pagi. Ia melihat ke sekeliling kamar, ia tahu kalau ini bukan kamarnya.
Perlahan Alan mulai mengingat apa yang terjadi semalam. Ia bangun dari ranjang dan membersihkan diri di kamar mandi Melany. Tubuhnya terasa makin segar.
Ia memakai pakaiannya semalam dan melangkah ke dapur Melany.
"Selamat pagi." sapa Melany dengan senyum merekah di bibirnya.
Alan tersenyum, mendekati Melany dan memeluk wanita itu hangat. Ia merasa bersalah.
"Mimpi indah sayang?" tanya Melany yang merasa aneh dengan sikap Alan. Biasanya Alan akan tersenyum dan meminum kopinya langsung.
"Bagaimana mimpiku bisa indah, kalau bidadarinya meninggalkanku." kata Alan.
Melany tertawa, "Sejak kapan kau bisa menggombal?" ucap Melany.
Alan mengedikkan bahu, ia duduk di kursi kemudian menyeruput kopi hitam buatan Melany.
"Maaf, hanya ada roti bakar." ucap Melany.
"Tidak apa-apa." ucap Alan meraih roti bakar dengan selai kacang di dalamnya.
Setelah rotinya habis, Alan berdiri dah mencium pipi Melany sekilas.
"Maaf, tapi aku harus pergi sekarang." kata Alan.
"Kenapa buru-buru? terlambat sebentar saja kan tidak apa-apa." ucap Melany manja, enggan di tinggal Alan.
"Ada meeting yang harus ku hadiri pagi ini. Aku akan menghubungimu nanti. Sampai jumpa." Alan mengecup bibir Melany kemudian meninggalkan apartemen itu.
Dengan langkah terburu-buru Alan bergegas memasuki mobilnya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Seharusnya dia ada di apartemennya pagi ini." kata Alan pada dirinya sendiri.
Dadanya berdebar tidak karuan. Ada ketakutan yang tiba-tiba menghampirinya. Alan memberhentikan mobilnya beberapa meter dari apartemen Sandra saat ia melihat gadis itu sedang keluar dari apartemennya menggunakan mobil jazz putih miliknya.
Sandra menurunkan kaca mobilnya, karena itu Alan langsung mengenalinya. Dan yang membuat Alan senang adalah Sandra seorang diri.
Ia tersenyum kemudian menjalankan mobilnya menuju rumahnya. Ia akan berganti pakaian sebentar dan akan langsung menuju tempat meeting di adakan. Meetingnya pukul sepuluh pagi dan ia masih punya banyak waktu.
🐄🐄🐄
Helooooooooo
Ini part buat kalian yg udah folow n coment di IG ku yah, thanks buat semangatnya
And yg udah ngebayangin Keenan nyium Sandra hus jgn mikir yg aneh2 Keenan kan baik 😂😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top