MSB // 15

"Alan,"

Alan berhenti di tengah ruangan begitu mendengar suara Ibunya memanggil. Alan mengajak Sandra ke dapur.

"Ibu masak apa?" ucap Alan ketika melihat Ibunya tengah mengaduk sesuatu di dalam panci. Aromanya seperti sup ayam.

"Ibu sedang masak sup ayam. Siapa gadis cantik ini?" ucap Ibunya tersenyum ramah ke arah Sandra.

Sandra tersenyum kikuk. "Saya Sandra Tante." Sandra mengulurkan tangannya menjabat tangan Ibunya Alan.

"Sandra?" ucap Ibunya Alan mengernyitkan dahinya.

"Putrinya Om Pras Bu." Ibunya menoleh lagi ke arah Sandra. Ia melepaskan sendok sayur di tangannya.

"Si kecil Sandra." ucap Ibunya Alan memeluk Sandra.

"Kamu pasti lupa sama Tante. Waktu itu kamu masih kecil sekali."

Sandra tersenyum kemudian menoleh pada Alan. "Katanya mau mandi."

"Iya.iya bawel." ucap Alan kemudian berbalik dan menaiki tangga ke kamarnya.

"Bik, tolong di selesaikan ya." ucap Ibu Alan kepada salah satu ART nya untuk melanjutkan acara memasaknya. "Dan buatkan minuman untuk Sandra." Ibunya Alan kemudian mengajak Sandra berbincang di ruang tamu.

Ibunya Alan terlihat sangat antusias bercerita. Ia menceritakan tentang masa-masa dulu saat mereka tinggal di Jogya.

Sandra bahkan meringis saat Ibunya Alan menyinggung dirinya yang dulu mengekori Alan kemana-mana. Hingga Ibunya menyinggung tentang kondisinya yang sempat sakit setelah mengetahui Alan pindah.

"Sekarang, kamu sudah besar saja dan sangat cantik." ucap Nyonya Hadinata.

"Terima kasih Tante." ucap Sandra.

"Ayo minum dulu." Sandra meminum minuman yang tadi di antarkan ke mejanya.

"Kapan-kapan kamu menginap di sini ya sayang. Alan dan Ayahnya kadang sering ke luar kota. Tante kesepian." ucap Nyonya Hadinata.

"Eh, itu." Sandra gugup tidak tahu harus menjawab apa.

"Pokoknya harus mau." ucap Nyonya Hadinata memaksa.

"Ngobrolin apa sih?" Alan duduk di samping Ibunya dan mengecup pipi Ibunya.

"Duh, anak Ibu tambah ganteng aja kalau sudah mandi kayak gini."

"Ibu apaan sih. Anaknya udah ganteng juga dari dulu." ucap Alan.

"Ganteng-ganteng tapi nggak pernah bawa pacar ke rumah." sindir Ibunya.

"Melany belum sempat kemari Bu. Dia sedang sibuk. Nanti kalau sempat aku pasti mengajaknya kemari. Jangan khawatir." ucap Alan.

Sandra mengambil minumannya dan meminumnya sampai habis. Hatinya terasa sakit mendengar Alan menyebut Melany sebagai pacarnya. Ia tahu itu, tapi tetap saja menyakitkan.

Setelah meletakkan gelasnya Sandra memainkan ponselnya. Nyonya Hadinata memperhatikan sikap canggung Sandra.

"Apa mungkin." batinnya.

"Sandra sendiri sudah punya pacar?" pertanyaan Nyonya Hadinata membuat Sandra merasa risih. Ia tersenyum kikuk kemudian menggeleng.

"Ibu apaan sih. Dia itu masih kecil." ucap Alan.

"Kecil apanya. Lihat aja wajahnya cantik gitu. Tubuhnya juga bagus, mengembang di tempat-tempat yang seharusnya."

"Ibu," seru Alan namun Ibunya hanya tersenyum simpul sembari menatap Sandra yang kini wajahnya sudah memerah.

"Ya, sudah. Kami pergi saja." ucap Alan bangun dari duduknya.

"Ayo, San." Sandra mengangguk.

"Tante Sandra pamit dulu." ucap Sandra menyalami kemudian mencium punggung tangan Nyonya Hadinata.

"Kapan-kapan menginap di sini." ucap Nyonya Hadinata lagi. Sandra tersenyum kemudian mengangguk.

"Jangan dengarkan ucapan Ibu. Dia memang suka bercanda seperti itu." ucap Alan merangkul bahu Sandra dan mengajaknya keluar dari rumahnya.

Kali ini Alan membukakan Sandra pintu mobil. Setelah Sandra masuk Alan berputar kemudian duduk di balik kemudi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mobil Alan berhenti di apartemen Sandra. Sandra yang hendak membuka seatbeltnya mengurungkan niatnya ketika melihat Alan berjalan memutar dan membukakan pintu mobil untuknya.

"Ayo, buruan. Malah bengong."

Sandra membuka seatbeltnya, ia keluar dari dalam mobil dan menatap Alan aneh.

"Apa?" ucap Alan menutup pintu mobilnya, kemudian mendahului Sandra ke dalam lift.

"Kenapa aku dibukain pintu mobilnya?" ucap Sandra yang kini tengah menyamai langkah Alan.

"Bukannya tadi kamu mau dibukain?"

"Iya. Tadi, bukan sekarang."

"Memangnya kenapa kalau sekarang?"

"Seperti katamu tadi Kakakku sayang. Aku bisa membukanya sendiri." ucap Sandra mengulang ucapan Alan tadi padanya.

"Oh, sekarang ngambul jadinya?"

Sandra membalikkan tubuhnya menghadap dinding lift.

"Enggak."

"Kalau enggak kenapa membalikkan badannya?" goda Alan.

"Kakak apaan sih. Aku bilang enggak ya enggak."

"Iya."

"Enggak."

"Iya."

"Engg......" ucapan Sandra menggantung, tepat pada saat ia berbalik dan mendapati wajah Alan yang sangat dekat dengannya. Bahkan Sandra bisa merasakan hembusan napas Alan di wajahnya. Aroma mint.

Untuk beberapa saat mereka masih saling memandang. Entah apa yang ada di pikiran Alan dan juga Sandra saat ini. Namun bunyi lift yang terbuka menyadarkan keduanya.

Sandra bergegas keluar dari dalam lift. Ia berusaha mengatur detak jantungnya yang seakan ingin melompat keluar dari sana.

Sandra masuk ke dalam apartemennya dan meletakkan tasnya di atas sofa. Alan mengikutinya dari belakang.

"Kenapa Kakak ikut kemari?" ucap Sandra begitu melihat Alan di belakangnya.

"Kita akan ke rumah sakit lagi kan?"

"Iya. Tapi nanti. Sekarang sudah ada Adrian dan orang tuanya Sofia di sana." ucap Sandra.

"Kalau begitu aku menunggu di sini." Alan mendudukkan dirinya di sofa empuk milik Sandra dan memainkan ponselnya.

"Kenapa Kakak nggak pulang aja sih." ucap Sandra.

Alan mengalihkan pandangannya dari ponsel ke Sandra. "Kamu ngusir Kakak?"

"Enggak. Apa Kakak nggak sibuk, atau ada jadwal lain mungkin?" ucap Sandra.

Sebenarnya Sandra memang mengusir Alan. Ia tidak bisa membiarkan dirinya berada di dekat Alan lama-lama. Bisa-bisa ia kena serangan jantung.

"Ah ya. Aku lupa. Untung kamu ngingetin aku tentang jadwal lain itu." ucap Alan.

"Thanks ya Sandra yang imut, chuby and ngegemesin." ucap Alan menggoyangkan kedua tangannya di pipi Sandra.

"Belum tua sudah pikun." ejek Sandra.

"Yang penting tetep ganteng. Nanti kalau kamu mau ke rumah sakit telpon aku." ucap Alan.

"Kakak pergi dulu. Semoga Melany belum menunggu terlalu lama. Sampai jumpa."

Sandra menutup pintu apartemennya dengan keras. "Sialan," kata Sandra kesal dan menendang pintu apartemennya.

"Awww," pekik Sandra merasakan sakit dikakinya.

                          🐄🐄🐄

Helow guys.......
Alasan is come back
Aku singkat AlanSandra jadi Alasan gimana? bagus gak? Apa gaje ya? Hahahaha ya sudah lah

Sory tadi partx pendek mungkin nanti juga bakal sama ato malah lebih panjang dr biasanya tergantung dari keamanan dunia 😂

IG : Dewie Sofia
Folow yach 😉Luph you pull 😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top