5. Nabila Jasmine

~Happy Reading~

"Hal yang bisa selalu aku lakukan untuk sahabatku adalah menjadi sahabatnya"

-Henry David Thoreau-

__________

MAUDY termasuk gadis yang aktif, ia mencoba mengikuti kegiatan ekskul paduan suara di sekolahnya. Menurut Maudy, paduan suara merupakan ekskul yang sangat bermanfaat selain melatih teknik vokal, ia juga bisa menambah banyak teman walaupun terkadang Maudy sedikit sulit menjalin persahabatan karena sifatnya yang cuek dan jutek.

Terkadang ada beberapa anak yang ingin berteman dengannya, hanya karena gadis itu pintar dalam hal pelajaran. Tapi Maudy tidak bodoh, ia tidak ingin dimanfaatkan seperti itu oleh orang lain. Ia lebih memilih satu orang teman saja yang tulus berteman dengannya, dibandingkan ia punya banyak teman tapi mereka semua memakai topeng.

Satu-satunya teman yang setia sampai hari ini adalah Nabila Jasmine. Sudah sejak Sekolah Dasar Nabila berteman dengan Maudy. Ia sudah sangat mengenal karakter Maudy luar dan dalam, serta baik dan buruknya gadis itu.

***

Nabila anak yang baik, kuat, mandiri dan mudah bergaul. Ia mempunyai wajah yang manis, rambutnya hitam lurus. kulitnya putih serta senyumnya meneduhkan hati. Sejak kelas lima Sekolah Dasar, kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan ketika pulang dari luar kota setelah menemani sang suami dinas di kota Surabaya selama dua minggu. Beruntung Nabila dan Dito, Kakak dari Nabila tidak ikut waktu itu karena mereka berdua harus tetap bersekolah.

Sejak saat itu Nabila sangat terpukul, meski saat itu ia masih kecil. Namun Nabila sudah cukup mengerti dengan apa yang terjadi pada orang tuanya. Sejak saat itu, Nabila selalu menangis karena merindukan kedua orangtuanya.

Mama dan Papa Maudy merasa iba dengan keadaan Nabila, mereka menyayangi Nabila layaknya seperti anak sendiri. Maka dari itu orangtua Maudy berinisiatif membawa Nabila untuk tinggal bersama keluarga Maudy. Hubungan keluarga Maudy dengan keluarga Nabila memang pada dasarnya sudah dekat sejak dulu.

Mama Nabila berteman dengan Mama Maudy sejak SMP. Namun, pada saat SMA mereka berpisah, karena Tante Vera yaitu Mama Nabila harus pindah ke Surabaya pada waktu itu. Kemudian pada saat kuliah, ia kembali pindah ke Jakarta dan bertemu dengan Om Harris yaitu Papa Nabila.

Nabila masih mempunyai kakak laki-laki yaitu Kak Dito. Sejak Kak Dito sudah menikah, ia mempunyai keluarga sendiri, meski begitu Kak Dito selalu mengajak Nabila untuk tinggal bersama. Namun, gadis itu selalu menolak dan beralasan ingin hidup mandiri.

Kak Dito termasuk Kakak yang bertanggung jawab, ia selalu mendukung segala keputusan yang Nabila selagi ambil. Bila memang baik dan memberikan dampak positif ke depannya untuk sang adik, Dito tidak masalah.

Namun, saat seiring waktu terus berjalan. Sikap Kak Dito sedikit berubah, ia tak seperhatian dulu kepada Nabila. Kak Dito juga jarang mengunjungi Nabila saat tinggal di rumah Maudy. Hal itu membuatnya sealu resah, namun Mama dan Papa Maudy selalu memberikan saran yang positif untuk Nabila. Agar gadis itu tidak berburuk sangka kepada sang Kakak, boleh jadi Kak Dito begitu sibuk dengan pekerjaannya di kantor apalagi saat itu istrinya, Naya sedang mengandung.

Sejak menginjak kelas X Nabila memutuskan untuk mencari rumah kontrakan. Sedikit demi sedikit ia menyisihkan uang dari hasil kerja paruh waktunya. Mama Maudy membantu mencarikan pekerjaan untuk Nabila pada saat itu. Kebetulan teman Mama Maudy yaitu Tante Resty mempunyai butik yang sedang membutuhkan pekerja paruh waktu untuk mengatur segala kebutuhan di butiknya.

Akhirnya Mama Maudy merekomendasikan Nabila, agar bisa diterima di sana. Resty langsung menerima Nabila, saat pertama kali gadis itu datang ke butiknya. Lama-kelamaan, Resty begitu senang dan puas dengan hasil kerja gadis itu. Nabila anak yang penurut, cekatan dan jujur.

Sebagai teman, Maudy sangat salut dengan perjuangan hidup seorang Nabila. Seandainya ia ada di posisi Nabila, belum tentu Maudy bisa setegar dan sekuat Nabila. Yang mana sikapnya masih manja kepada orangtuanya, maka dari itu Nabila adalah teman yang paling ia sayangi. Nabila adalah teman terbaik bagi Maudy, untuk saat ini dan sampai kapanpun.

Akhir-akhir ini Maudy merasa tenang, karena sudah tidak pernah melihat Nabila menangis lagi. Dulu sekali, Maudy sering melihat Nabila menangis karena merindukan sosok kedua orangtuanya. Nabila selalu mengingat rasa kenangan orangtuanya, Maudy bisa merasakan seperti apa sakitnya. Maudy hanya bisa memeluk sahabatnya dan menggenggam tangan Nabila, mencoba memberika rasa nyaman dan tenag di sana.

Kini Nabila tumbuh dengan baik, meski terkadang ia masih merindukan sosok kedua orangtuanya. Namun, sejak adanya keluarga Maudy, ia merasa tidak kekurangan kasih sayang sama sekali. Keluarga Maudy sangat menyayangi Nabila seperti anak mereka sendiri, begitu pula sebaliknya. Nabila begitu menyayangi keluarga Maudy selayaknya keluarga sendiri.

Nabila selalu kuat menjalani hidup hari demi hari. Ia juga sangat dewasa dalam menghadapi setiap masalah tidak heran jika Maudy selalu mencurahkan segala isi hatinya kepada sahabatnya itu.

Namun Nabila sedikit tertutup dengan masalahnya, apalagi soal percintaannya. Kalau tidak dipancing, Nabila tidak akan pernah cerita. Biasanya Maudy membuka obrolan terlebih dahulu agar Nabila merasa nyaman dan relax, baru setelah itu ia akan menceritakan masalahnya dengan alami tanpa paksaan. Begitulah Nabila dan Maudy sudah sangat mengenal sifat sahabatnya itu.

Walaupun Nabila mudah bergaul dan berbaur dengan orang baru, tapi untuk urusan curhat ia tidak sembarangan menceritakannya bahkan dengan Maudy sekalipun. Bagi Nabila, kebahagiaan perlu dibagi sedangkan untuk kesedihan tidak perlu diumbar. Padalah, dengan berbagi kesedihan, justru beban hidup kita terasa ringan. Apalagi membagi masalahnya dengan sahabat sendiri, seharusnya ada rasa aman dan nyaman bukan?

Terakhir kali Nabila mempunyai pacar saja, Maudy tidak tahu. Kalau bukan karena pacarnya yang bernama Vino itu yang menghubungi Maudy lebih dulu. Kala itu, Nabila dan Vino sedang berada dalam masalah dan Nabila mogok bicara dengan pacarnya itu. Hal itu membuat Vino terus menghubungi Maudy, untuk meminta bantuannya agar Vino bisa berbicara kembali dengan Nabila dan memperbaiki hubungan mereka.

Akhirnya Maudy menjadi penengah untuk hubungan Nabila dan Vino. Setelah itu mereka kembali menjalin hubungannya. Tapi, hubungan mereka tidak bertahan lama. Sejak masuk kelas XI Nabila sudah putus dengan Vino, itu karena cowok itu tertangkap berselingkuh untuk kedua kalinya.

Saat menghadiri pesta ulang tahun temannya, Nabila melihat Vino bergandengan dengan cewek lain. Sedangkan pada saat itu Vino sendiri tidak melihat kedatangan Nabila di pesta itu. Setelah menanyakan hal tersebut kepada Vino, cowok itu mengaku kalau cewek yang bersama dirinya saat itu adalah sepupunya.

Awalnya Nabila tidak percaya dan sangat marah kepada Vino, tapi setelah Vino berjanji dan Maudy juga menyarankan untuk memberikan kesempatan kepada Vino. akhirnya Nabila memaafkan cowok itu. Namun, untuk kesalahan keduanya dengan alasan yang sama. Tidak ada kata maaf lagi untuk Vino. Nabila sangat marah dan muak dengan sosok Vino. Nabila merasa Vino menganggapnya seorang gadis yang bodoh, karena dengan mudah memaafkan cowok peselingkuh. Dan karena alas an itu Vino kembali mengulang kesalahannya.

Saat itu Maudy merasa sangat bersalah, karena turut andil tentang kembalinya hubungan Nabila dengan Vino. Maudy tidak pernah berpikir kalau ternyata cowok itu memang bukan cowok baik-baik. Nabila meyakinkan pada sahabatnya, kalau semua itu bukan kesalahan Maudy. Nabila beranggapan kalau memang dirinyalah yang bodoh sejak awal, karena sudah mau menerima Vino sebagai pacarnya. Padahal banyak sekali kabar yang beredar, kalau memang Vino itu cowok playboy, tapi Nabila tidak pernah menganggap itu benar sampai ia benar-benar membuktikannya sendiri. And see, akhirnya Tuhan sayang pada Nabila di perlihatkanlah sifat asli seorang Vino.

Nabila tetap bersyukur karena ia mengetahui hal itu lebih awal, setidaknya ia belum terlalu jatuh hati kepada Vino. Sungguh Tuhan maha baik bukan?

***

Sebagai sahabat Nabila, Maudy sering mengajaknya untuk menginap di rumahnya. Maudy merasa kesepian tanpa Nabila, itu karena ia adalah anak tunggal. Dan sejak kecil, hanya Nabila teman dekat yang Maudy punya. Apalagi sekarang Nabila sudah tinggal sendiri, itu membuat Maudy seperti kehilangan separuh jiwanya.

Nabila tidak pernah merasa keberatan dengan sifat Maudy, walaupun banyak orang menilai Maudy ini dan itu. Namun, Nabila tidak peduli. Maudy memang selalu bersikap cuek pada suatu hal dan juga gadis itu tidak bisa mempermanis ucapannya alisan kalau ngomong jutek. Tapi, karena Nabila sudah mengenalnya dalam waktu yang lama jadi ia sudah sangat terbiasa. Malahan, terkadang Nabila merindukan sifat Maudy yang seperti itu kala ia sedang tidak bersama sahabatnya.

Bagi Nabila, berteman itu harus tulus dari dlam hati. Dengan begitu, kita kan menerima kekurangan serta kelebihan sahabat kita. Seorang sahabat juga tidak akan segan-segan untuk menegur bahkan memarahi sahabatnya, ketika ia melakukan kesalahan dalam hidupnya. Seorang sahabat juga tidak pernah membicarakan keburukan sahabatnya di belakang. Tapi, seorang sahabat akan mengatakannya di depan mereka tanpa ragu dan rasa tidak enak hati lainnya.

***

Thanks for read my story

Kritik dan saran bisa comment langsung ya

Suliz ^_^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top