3. Flashlight
~Happy Reading~
"I got all I need when I got you and I
I look around me, and see sweet life
I'm stuck in the dark but you're my flashlight
You're gettin' me, gettin' me through the night"
__________
MAUDY terus melangkah menuju gedung serbaguna yang biasa digunakan untuk latihan ekskul paduan suara. Dengan langkah terburu-buru ia berjalan hingga tersadar tali sepatunya terlepas, ketika ia hendak jongkok, tiba-tiba saja ada tangan yang mengikat tali sepatu miliknya.
Maudy memerhatikan orang itu, kemudian ia berjalan mundur satu langkah sehingga tangan itu berhenti melakukan aktivitasnya.
"Ngapain sih Rey? Gue bisa sendiri kok," gerutu Maudy sedikit kesal dengan perbuatan Rey.
Yup, orang itu adalah Rey Bastian. Namun, gerutuan Maudy tak membuatnya bangkit. Ia masih dengan posisi jongkoknya, lalu maju satu langkah dan kembali mengikat tali sepatu Maudy yang hampir selesai.
"Pamali Yang kalo kerjaan setengah-setengah, lagian lo diem aja sih!" Rey memberi perintah pada gadis itu.
Maudy hanya diam menurut, ada rasa tidak enak hati melihat Rey mengikatkan tali sepatu untuknya, apa kata murid-murid lain. Nanti dikira Maudy mau menjadikan Rey babunya, padahal kan Rey termasuk murid populer di sekolah. Maudy belum siap kalau nanti ia harus mendapatkan perlakuan buruk dari haters-nya yang mengidolakan Rey.
"Udah Rey bangun! Nanti fans lo ngamuk sama gue." Rey kembali berdiri dan mensejajarkan langakahnya dengan Maudy. Rey kemudian tersenyum.
"Makanya kalau jalan hati-hati, untung lo nggak jatoh gara-gara nginjek tali sepatu. Dan untungnya ada gue," ucap Rey bangga sambil memegang bahu Maudy.
"Iya-iya thank you ya udah ngiketin tali sepatu gue ,walaupun gue gak minta." Rey mengangguk.
Maudy melihat Rey tidak seceria tadi saat di kantin, apa karena memang ucapannya tadi terlalu kasar? Seperti yang dikatakan oleh Nabila. Ah, tapi biar saja toh memang Rey menyebalkan. Maudy sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai akhirnya ia memberanikan diri untuk meminta maaf.
"Rey!" Maudy memanggil lalu menatap ke arah Rey.
"Hmm," sahut Rey.
"Rey sorry ya tadi yang di kantin, kalau omongan gue terlalu kasar sama lo. Habisnya lo suka bikin gue kesel sih Rey." Maudy meminta maaf tapi masih tetap mengeluh.
"Memangnya lo segitu bencinya ya sama gue?" Kali ini tatapan Rey tajam. Lalu Maudy mengalihkan tatapannya dari Rey.
"Gue nggak benci sama lo, tapi kadang perlakuan lo itu bikin gue terganggu dan akhirnya gue kesel. Jadi, ya gitu gue sering marah-marah sama lo." Maudy mengungkapkan kekesalannya pada Rey. Karena ia memang merasa terganggu dengan sikap dan perhatian yang Rey berikan.
"Memang perlakuan gue selama ini salah? Lo beneran nggak suka sama gue ya, Maudy?" Rey serius bertanya, bahkan memanggil nama gadis itu bukan dengan panggilan yang biasa ia gunakan.
Maudy sedikit bingung menjelaskan pada Rey, bahwa ia tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya.
"Sorry Rey." Hanya kata maaf yang bisa ia katakan pada Rey, dan langsung membuat hatinya mencelos.
"Hari ini izinin gue nganter lo pulang ya, gue tunggu lo di warung depan gerbang sehabis lo ekskul oke!" Tanpa mendengar persetujuan dari gadis itu, Rey langsung pergi meninggalkan Maudy yang masih terdiam melihat Rey yang tampak aneh hari ini.
Maudy melanjutkan langkahnya menuju ruang ekskul, karena ia sudah telat sepuluh menit. Ia berjalan dengan cepat sampai di depan pintu, ia langsung disambut oleh Kak Intan ketua ekskul paduan suara.
"Maudy tumben lo telat?" Intan bertanya dengan tatapan menyelidik.
"Sorry Kak, tadi ketemu teman dia nanyain tugas." Maudy menjawab dengan santai, ia tidak bohong kan? Memang tadi ia bertemu teman alias Rey, hanya saja yang di bahas bukan tugas.
"Oke nggak masalah, mulai ambil posisi!" Intan member instruksi. Kemudian gadis pemilik suara sopran itu berbaris di posisinya.
"Guys kita a cappella ya, bawainlagu flashlight-nya Jessie J. Partiturnya tolong dipelajari dulu!" Intan selaku choirmaster memberi perintah, sambil membagikan partitur lagu tersebut.
Intan satu tingkat di atas Maudy, yang artinya ia kelas XII mengambil jurusan bahasa. Niko ketua kelas Maudy sempat suka dengan Intan. Menurut Niko, Intan itu adalah gadis yang baik dan lembut, tapi sayang saat Niko menyatakan cinta pada Intan. Gadis itu lebih memilih Erik sebagai pacarnya, sang ketua OSIS.
Waktu itu Maudy merasa kasihan pada Niko, karena secara tidak langsung ia turut membantu pendekatan antara mereka berdua. Tapi, mau bagaimana mereka memang tidak berjodoh. Dan Maudy tidak berhak ikut campur.
Paduan Suara merupakan penyajian musik vocal, yang terdiri dari lima belas orang atau lebih. Memadukan berbagai warna suara menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat menampakan jiwa lagu yang dibawakannya.
Paduan suara biasanya dipimpin oleh seorang dirigen atau choirmaster, yang umumnya sekaligus adalah pelatih paduan suara tersebut. Biasanya paduan suara terdiri atas empat bagian suara (misalnya sopran, alto, tenor, dan bas).
Paduan suara dapat bernyanyi dengan atau tanpa iringan alat musik. Bernyanyi tanpa iringan alat musik biasanya disebut sebagai bernyanyi a cappella.
Setelah satu jam latihan a cappella, akhirnya ekskul yang Maudy ikuti selesai.
"Gue pulang ya, Kak," pamit Maudy pada Intan saat menyampir tas ransel miliknya.
"Iya hati-hati! Jangan lupa part lo ya, minggu depan kita latihan lagi." Intan mengingatkan bagian Maudy. Lalu dengan cepat gadis itu mengangguk paham.
Maudy senang berteman dengan Intan, gadis itu netral dan tidak memihak seperti kebanyakan murid lain yang hanya memandang sebelah mata. Intan juga sangat professional, ketika latihan ia akan sangat serius tapi saat di luar Intan menjadi gadis yang sangat menyenangkan.
"Siap," jawab Maudy kemudian berjalan sambil melihat ponselnya. Ada pesan muncul dari Rey.
Rey Bastian
Gue nunggu di warung depan gerbang yang!
Yang, lo belum pulang kan?
Maudy membuang napas perlahan, ia tidak menyangka kalau Rey benar menunggunya. Maudy mengira kalau tadi itu hanya gurauan dari seorang Rey.
Maudy berjalan menuju arah gerbang, matanya berkeliling mencari sosok yang di kenalnya. Ia memerhatikan ke depan, dan ternyata Rey sedang melambaikan tangan padanya dari arah seberang jalan.
Rey sedang duduk di atas motor hitamnya, sambil memegang helm merah untuk calon penumpangnya nanti. Kemudian dengan cepat Rey menghampiri Maudy dengan motornya.
"Ayo naik Yang!" Rey member perintah.
Maudy sebenarnya malas pulang bersama Rey, karena cowok itu pasti akan sering main kalau sudah tahu rumah Maudy.
"Lho malah bengong sih, mau gue gendong?" Rey menawarkan diri sambil memakaikan helm pada Maudy.
"Apaan sih!" Maudy akhirnya naik ke atas motor Rey.
"Pegangan, Yang!" Rey kembali member perintah, namun Maudy masih berdiam diri. Lalu ia menarik tangan Maudy hingga tubuh gadis itu menubruk punggung Rey.
"REY!" Maudy membentak dengan nada yang super dingin. Ia menarik kembali tangannya yang di genggam Rey. Ingin sekali Maudy menjitak kepala Rey, tapi apa boleh buat cowok itu sudah memakai helm.
"Kan biar nggak jatoh Yang!" Rey beralasan sambil tersenyum.
Untung saja suasana sekolah sudah sepi, karena hari sudah semakin sore. Hanya ada ekskul basket yang sedang berlatih di lapangan sekolah, dan ekskul paduan suara sudah bubar sejak tadi. Kalau ada yang melihat Maudy dengan Rey bisa repot, Maudy tidak mau berurusan dengan fans-nya Rey yang hyperactive itu.
Setelah setengah jam perjalanan. Maudy meminta Rey untuk menurunkanya di depan mini market.
"Itu rumah lo?" Rey bertanya sambil menunjuk rumah berwana coklat muda tepat di samping mini market.
"Iya, udah pulang sana lo. Thanks ya udah nganteringue," ungkap Maudy datar.
"Sama-sama Yang. Besok-besok juga gue siap, apalagi kalau antar jemput lo." Rey menawarkan dirinya sambil tertawa dengan penuh percaya diri, membuat Maudy geleng-geleng kepala.
"Ganti profesi lo jd driver?" Maudy menyindir halus.
"Buat lo mah gue siap. Ya udah gue balik Yang," pamit Rey sambil melambaikan tangannya sementara Maudy hanya mengangguk.
Rey memang anaknya terlihat cuek tapi kalau menyangkut orang yang di sukainya, ia akan melakukan apa saja asal membuat orang yang ia suka itu senang.
Tapi kalau di piker-pikir mood-nya cepat sekali berubah, tadi sewaktu mengikat tali sepatu Maudy cowok itu kelihatan sedikit pendiam dan serius. Tapi saat tadi mengantarkannya pulang, Rey kembali menjadi Rey yang seperti biasanya.
Maudy menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat tingkah Rey hari ini. Apa Rey sejenis bunglon? Yang bisa berubah setiap saat, ah biarlah.
Maudy kemudian melanjutkan perjalanannya kurang lebih satu meter untuk sampai di rumahnya. Yup benar, tadi ia bukan turun di depan rumahnya tapi di rumah pak RT.
Sekali-kali ngerjain Rey.
***
Setelah makan malam Maudy kembali ke kamarnya, ia melakukan rutinitasnya sebelum tidur yaitu maskeran. Setidaknya ia lakukan tiga kali seminggu untuk menjaga kesegaran wajahnya, karena aktivitasnya di sekolah lumayan membuat wajahnya kusam dan sedikit berminyak.
Sambil mendengarkan lantunan musik yang ada di radio, Maudy masih suka mendengarkan radio. Menurutnya, mendengarkan radio membuat ia bisa mengetahui lagu-lagu yang sedang hits saat ini. Radio juga lebih menarik baginya di banding televisi.
Ting.
Ponsel Maudy berbunyi, tanda pesan masuk lalu ia melihatnya.
Rey Bastian
Good night Yang
Sweet dream
Cause you're my flashlight
Bola mata Maudy seperti ingin keluar dari korneanya, melihat pesan yang di kirimkan oleh Rey. Bukan pada ucapan selamat tidurnya, tapi pada bagian "cause you're my flashlight."
Apa cowok itu tadi melihat ia latihan paduan suara? Karena itu kalimat pada lagu yang ia bawakan saat ekskul tadi, kenapa Rey bisa tahu. Maudy bertanya-tanya dalam hati, apa hanya kebetulan. Rasa-rasanya aneh kalau kebetulan, lalu dari mana Rey tahu?
Maudy menghapus maskernya kemudian merapikan posisi bantal dan merebahkan tubuhnya di kasur. Ia menarik selimut bergambar doraemon itu, kemudian mencoba memejamkan mata.
Semoga hari esok lebih indah.
Flashback on
Sewaktu Maudy latihan paduan suara di gedung serba guna, Rey meminta tolong teman sekelasnya yaitu Airin. Airin mengikuti ekskul yang sama dengan Maudy, dan mendapat perintah untuk merekam kegiatan mereka lalu mengirimkannya pada Rey. Jadilah ia tahu lagu apa yang sedang di nyanyikan pada saat latihan tadi.
***
Thanks sudah membaca semoga menghibur ya ...
Budayakan vote sebelum membaca dan comment setelah membaca!
Aku kasih bonus visualisasi untuk Maudy ya, cast yang lain menyusul
Suliz ^_^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top