27. Menanti Kabar

~Happy Reading~

"Sampai kapan aku harus menanti kabarmu?"

__________


MAUDY sedang merapikan pakaian serta barang-barang pribadinya di asrama kampus. Ia sekamar dengan empat orang teman lainnya dari berbagai negara. Kebetulan Maudy satu kamar dengan teman-teman dari Asia Tenggara, Ada Hanyn dari Malaysia, Christine dari Singapura, Mia dari Brunei dan Angel sama dengan Maudy dari Indonesia.

Asrama atau(toad hall) memiliki ruang kamar yang nyaman, dan dilengkapi denganfasilitas seperti : kamar mandi, dapur dan ruang rekreasi (common room).


Setelah semua pakaian miliknya masuk ke dalam lemari, Maudy mulai merebahkan tubuhnya di atas single bed. Ia sangat kelelahan, dan rasanya ingin tidur untuk mengembalikan energinya yang sudah terkuras selama perjalanan menuju ke sini.

Beberapa jam kemudian.

Maudy bangun dari tidurnya, sedikit demi sedikit membuka matanya dan mengembalikan kesadarannya setelah tidur selama tiga jam. Maudy melihat ke sekeliling ruangan, dan ia mulai menyadari kalau dirinya sedang berada di asrama kampus.

Maudy belum menemukan teman-temannya, mungkin mereka masih mengurus berkas-berkas masuk ke universitas ini. Beruntung Maudy punya sang Papa sudah mengurus semuanya. Adelio mempunyai rekan di kampus ANU, jadi semua keperluan data pribadi dan sebagainya sudah selesai dibereskan.

Sampai ponsel saja sang Papa sudah menyiapkan untuknya, lengkap dengan sim card Australia untuk memudahkan Maudy berkomunikasi selama berada di sini. Adelio memang sangat menyayangi putri satu-satunya itu, ia tidak hanya menyuruh Maudy belajar, tapi juga fasilitas untuk Maudy tidak dilupakannya.

Maudy mengambil ponselnya, ia sudah men-setting sesuai prosedur negara ini. Lalu Maudy mencoba menghubungi orangtuanya.

"Halo Mah, ini Ody." Maudy menyapa saat panggilannya sudah terhubung.

"Sayang, kamu sudah sampai nak?" Manda bertanya dengan nada yang terdengar khawatir,

"Udah Mah, maaf Ody baru ngasih kabar tadi Ody tidur dulu abisnya ngantuk banget Mah." Maudy mengeluh pada sang Mama.

"Iya nggak apa-apa sayang yang penting kamu sampai dengan selamat. Kamu lagi apa?" Manda bertanya penasaran.

"Ini Ody abis beres-beres aja sih, Papa mana Mah?" Maudy juga ingin mendengarkan suara sang Papa.

"Halo sayang, jaga kesehatan kamu di sana ya," kata Adelio perhatian. Suaranya terdengar begitu antusias saat bisa berbicara dengan putri kesayangannya dari jauh.

Maudy merasa sangat senang, setelah beberapa menit berbicang-bincang dengan orangtuanya. Apalagi mendengar suara Mama dan Papanya, sedikit mengurangi kerinduannya yang saat ini jauh dari mereka. Walaupun belum dua puluh empat jam, Maudy berpisah dengan kedua orangtuanya namun rasa rindu itu selalu ada.

Setelah menelepon Mama dan Mapanya, kini giliran sahabatnya Nabila yang akan ia hubungi. Ia ingin tahu perkembangan ceritanya saat bertemu dengan Andra, Maudy sudah tidak sabar mendengarkannya. Pasti Nabila sudah selesai bertemu dengan Andra dan menjelaskan kejadian sebenarnya.

Maudy mencoba menelepon Nabila berkali-kali, tapi tidak ada jawaban dari sahabatnya itu. Mungkin saja Nabila masih sibuk, kalau begitu nanti saja Maudy telepon Nabila lagi.

Tapi, apa Nabila sudah memberitahu perihal Lily pada Andra? Ah tunggu saja nanti pasti Nabila menghubunginya kembali, Maudy meyakinkan diri sendiri. Ia sangat percaya pada sahabatnya.

***

Maudy sudah mulai belajar di kampus barunya, ia sangat menikmati suasana belajar di sini. Ruang belajar yang hening dan terdapat ICT area (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk para mahasiswa. Suasana baru membuat ia semakin rileks dalam belajar, apalagi suasana kampus yang tenang sangat mendukung proses belajar.

Salah satu tempat yang paling menarik di lingkungan kampus menurut Maudy adalah perpustakaan. Perpustakaan di sini terdapat berupa fisik dan non-fisik (online). Perpustakaan yang terhubung secara online memberi nilai tambah yang sangat tinggi baginya, serta memberikan kemudahan yang dapat mendukung kegiatan akademis maupun non-akademis.

Di ANU, hampir seluruh lingkungan kampus sudah terhubung dengan internet. Mahasiswa dapat mengakses internet, bahkan dari kamar asrama kampus secara gratis menggunakan fasilitas wireless melalui sambungan internet.

Mahasiswa dapat mengunduh ratusan ribu jurnal online secara gratis, yang telah di update secara rutin oleh pihak perpustakaan kampus. Perpustakaan online juga menyediakan adanya ruang chatting untuk setiap mata kuliah, pengumpulan tugas, hingga jual beli barang semuanya dipermudah di sini.

Selain surfing di perpustakaan, aktivitas menarik lainnya ketika kuliah di ANU adalah seminar akademis yang rutin dilakukan di luar jadwal kuliah. Seminar akademis ini materinya diberikan oleh para kandidat doktor, dosen kampus dan dosen tamu. Bagi mahasiswa yang kuliah di ANU, mereka dapat bergabung ke komunitas Indonesia Project. Setiap beberapa minggu mereka akan mengadakan seminar untuk membahas isu-isu Indonesia, terutama di bidang pembangunan sosial dan ekonomi.

Tidak terasa hari sudah mulai gelap, setelah seharian kuliah. Maudy kembali ke asrama kampus, ia melihat teman sekamarnya juga sudah berada di sana. Sesudah mandi Maudy diajak teman-temannya untuk barbeque-an, kebetulan ia juga belum makan. Di asrama memang kerap membuat acara bersama, seperti barbeque-an, games, academic presentation night untuk mereka yang ingin latihan presentasi dan acara menarik lainnya.

"Oh iya Jel, kamu tinggal di Jakarta sama siapa? Katanya orangtua kamu di Amerika?"

"Aku tinggal sama Omaku, sejak SMA aku tinggal sama beliau. Aku memang lebih suka di Indonesia. Very cozy for me," ujar Angel.

"Sekali-kali lah kalian main ke Malaysia, main juga ke rumahku. Nanti kubuatkan kalian masakan khas negaraku." Kini giliran Hanyn yang bersuara. Hanyn memang sering mengajak teman-temannya untuk berkunjung ke tempat kelahirannya itu.

"Wah asyik tuh, nanti kita atur jadwal deh." Maudy menjawab dengan penuh semangat. Ia begitu senang mempunyai teman baru di sini. Akhirnya ia bisa beradaptasi dengan mudah, semoga ke depannya akan lebih mudah agar ia bisa bertahan di sini. Setidaknya ia mempunyai teman yang membuatnya nyaman.

"Maudy, do you have a boyfriend?" Christine bertanya saat menyantap daging miliknya.

"Not yet," jawabnya.

"Why, you are so beautiful and smart girl."

"I know, you are still waiting for someone right?" Mia menyahut.

"I have to focus for my study, girls" Maudy menjawab sambil menatap ke empat temannya.

"I don't believe it," sahut Christine.

"Why?" Maudy menatapnya serius.

"Mereka nggak percaya cewek secantik dan sepintar kamu belum punya pacar, kayaknya aneh aja. Dan menurutku juga begitu. Memangnya kenapa Dy, kamu belum punya pacar?" Kini giliran Angel ikut mengajukan pertanyaan. Dan kenapa dirinya diserang pertanyaan seperti ini, terlebih semua teman sekamarnya menyudutkan dirinya yang masih menyandang status single.

"What happen with single status? Any problem?"

"Memang tidak ada masalah, mereka hanya merasa aneh saja karena kamu belum mempunyai pacar. Secara di zaman milenial ini pacar itu kebutuhan primer, apa kamu tidak tau?" Hanyn ikut berkomentar.

"Jadi kalian semua LDR-an?" Maudy merasa penasaran, lalu mereka berempat mengangguk kompak. Maudy merasa tidak percaya, pantas saja mereka menyudutkan dirinya yang berstatus single jadi keempat temannya itu sudah taken. "bagaimana caranya?" Maudy bertanya polos.

"Kepercayaan," sahut Hanyn, diikuti anggukan yang lainnya.

"Lalu kalian yakin kalau pacar kalian nggak bakal selingkuh?"

"Balik lagi, kamu percaya nggak sama pacar kamu. Kalau kamu percaya ya kamu nggak mungkin berpikiran seperti itu. Ingat, setiap hubungan itu harus dilandaskan dengan kepercayaan."

"If my boyfriend is cheating, I can do like that. So easy," sahut Christine. Christine memang tidak bisa berbicara bahasa Indonesia, namun gadis berambut sebahu itu mengerti arti dari ucapan Maudy. Sedangkan Mia tidak mengerti dan tidak bisa berbahasa Indonesia sedikitpun.

Maudy masih mencoba memahami ucapan teman-temannya. Apakah cinta semudah itu? Apakah kepercayaan mudah di dapat? Bagaimana dengan Andra? Apakah setelah pria itu tahu bahwa dirinya adalah Lily, sikap Andra akan tetap sama atau berubah jauh. Maudy masih belum mengerti arti cinta, namun yang ia rasakan saat ini apa bisa dibilang dengan cinta?

Jika benar ia mencintai Andra, apa bisa ia percaya dengan pria itu? Di mana mereka berdua sedang berada di negara yang berbeda saat ini. Apakah Andra berpotensi selingkuh? Atau dirinya yang akan berpaling pada pria lain. Maudy terus menganalisis pemikirannya tentang cinta dan relationship. Bahkan saat ini, dirinya dan Andra belum official berpacaran.

Tapi, bukankah Andra sudah menyatakan cintanya pada Lily dan ia pun sudah menyatakan hal yang sama. Hanya saja Andra belum mengetahui siapa sebenarnya Lily itu. Sekarang yang sangat ia butuhkan adalah Nabila. Sahabatnya itu akan memberikan titik terang untuk masalah yang sedang ia hadapi.

Setelah acara makan-makan selesai, Maudy kembali ke kamarnya karena ia sudah merasa lelah. Maudy harus segera istirahat karena jadwalnya besok sangat padat, selain itu ia juga banyak tugas kuliah. Sementara tadi Christine dan Mia masih menghabiskan dagingnya, mereka berdua memang selalu bertugas menghabiskan sisa makanan. Maudy tidak menyangka kedua temannya itu begitu kuat dalam menyantap makanan, bisa dilihat dari tubuhnya sedikit berisi dibandingkan dengan Maudy.

Sebelum tidur Maudy melihat kembali ponselnya, ia mencoba menghubungi Nabila. Setelah beberapa kali menghubungi Nabila, tetap saja masih belum ada respon. Maudy bertanya-tanya, ada apa dengan sahabatnya tidak biasanya ia begitu. Kalaupun sedang sibuk, pasti beberapa saat kemudian Nabila menghubunginya kembali, tapi ini sudah dua hari tidak ada kabar.

Apa Nabila sedang ada masalah dan tidak ingin cerita? Tapi kenapa? Maudy kan sahabatnya, seharusnya Nabila bisa berbagi dengan dirinya supaya semuanya menjadi lebih mudah. Maudy merasa frustasi saat ini, ia ingin mendengar kabar lebih lanjut tentang Andra. Apa itu salah?

Maudy mulai membuka akun sosial media miliknya, ia sempat terkejut saat melihat Nabila online. Akhirnya ia putuskan untuk segera menyapa sahabat itu.

Nabila Jasmine

Hai Bil, apa kabar?

Udah tidur belum?

Gimana kabar Andra? Lo jadi ketemu kan kemarin?

Bil?

Bila?

Nabila?

Nabila Jasmine?

Lima menit,

Sepuluh menit,

Dua puluh menit,

Tiga puluh menit.

Maudykesal, sudah tiga puluh menit berlalu tapi Nabila sama sekali tidak menjawab pesan darinya. Kenapa? Ada apa dengannya? Akhirnya Maudy memutuskan untuk tidur karena malam semakin larut. Dan hari esok yang sibuk akan kembali menemaninya.


***

Kasihan ya Maudy, kalau kalian jadi Maudy bagaimana perasaannya?

Terima kasih sudah membaca
VOTE dan COMMENT ditunggu

Suliz ^_^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top