25. Welcome Ausi

~Happy Reading~

"My new life is my new spirit"

__________


MAUDY sudah berada di bandara. Manda dan Adelio mengantar Maudy sampai di depan pintu pemeriksaan keamanan. Sebelum masuk Maudy memeluk kedua orangtuanya secara bergantian. Maudy sedih karena harus berpisah dengan mereka berdua. Begitu pula dengan orangtuanya, mereka berdua akan sangat merindukan putri semata wayangnya yang akan tinggal di negara orang. Selama ini mereka tidak pernah berjauhan dalam waktu yang lama, namun kali ini Maudy akan pergi dalam jarak dan waktu yang lumayan lama. Kurang lebih dua tahunan, putri kesayangannya akan belajar di Australia.

Semua ini mereka lakukan untuk kepentingan dan masa depan Maudy. Adelio dan Manda ingin Maudy sekolah setinggi-tingginya, agar putrinya itu bisa menjadi pribadi mandiri dan pintar dalam segala hal.

"Mah, Pah, Ody pamit ya. Ody bakal kangen sama Mama dan Mapa," ungkap Maudy masih terus terisak memandang wajah keduaorangtuanya. Ia mencium kedua tangan orangtuanya dengan penuh kelembutan, lalu memeluknya erat.

"Kamu harus kuat sayang, kamu juga harus mandiri ya. Papa yakin kamu bisa menjalani semuanya saat jauh dari kami," kata Adelio memberikan semangat untuk Maudy. Sang anak mengangguk sedih, lalu memeluk mereka kembali.

Setelah lolos security check point, Maudy menuju ruang tunggu menanti jadwal boarding. Maudy duduk di ruang tunggu sambil menunggu jadwal penerbangannya. Ia melihat ponselnya sebentar, Maudy terus mengirimkan pesan pada sang Mama memberitahu aktivitasnya. Saat mendengar panggilan untuk boarding, Maudy segera naik ke pesawat.

Maudy naik pesawat take off sekitar pukul sepuluh malam. Pesawat dari Jakarta tidak langsung ke ibukota Australia, melainkan harus berhenti di Sydney dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan pesawat lain ke Canberra. Penerbangannya memakan waktu sekitar enam jam sepuluh menit. Jadi kalau berangkat dari Jakarta pukul sepuluh, bisa diperkirakan tiba di Sydney sekitar pukul empat pagi.

Maudy melihat keluar jendela, langit malam semakin gelap bahkan awan tampak kelam. Apakah ia bisa jauh dari orangtuanya? Pertanyaan itu sering sekali muncul dibenaknya. Namun, dengan cepat ia menghapus pikiran itu dan bertekad bahwa ia akan bisa bertahan walaupun jauh dari orangtua. Maudy akan kuliah, ia sudah memasuki usia remaja menuju dewasa. Ia sudah bisa memutuskan pilihan sendiri, dan Maudy harus komitmen dengan keputusannya belajar di negara Australia.

Maudy bersandar pada kursinya, mencoba memejamkan mata. Perjalanan masih cukup lama, ia berharap semuanya akan berjalan dengan lancar. Penerbangannya, akomodasinya terutama kuliahnya di sana.

Tak terasa hari sudah pagi, penumpang sudah disiapkan makanan untuk sarapan. Maudy menyantap menu sarapannya dengan tenang. Tidak ada nasi di piringnya, sebagai gantinya sudah ada kentang, roti beserta sayuran. Ada juga dessert berupa puding leci dan minuman hangat.

Setelah sarapan, seluruh penumpang dibagikan holder card. Semacam kartu masuk Australia, yang berisi tentang informasi data diri dan barang bawaan. Kartu ini harus diisi sebelum pesawat mendarat, agar tidak repot saat urusan pemeriksaan barang dilakukan. Maudy langsung mengisinya saat sudah dibagikan tadi, ia hanya tinggal memberi tanda silang 'ya' atau 'tidak' pada pertanyaan di kolom holder card tersebut.

Begitu mendarat di Bandara Kingsport Smith Sydney, matahari sudah terasa panas karena waktu setempat menunjukan pukul delapan lewat lima belas menit pagi. Tidak lupa, Maudy memakai kacamata hitamnya. Perbedaan waktu antara Jakarta dengan Sydney sekitar empat jam jika di Australia sedang musim panas. Sementara pada musim dingin, perbedaan waktunya hanya tiga jam saja.

Australia secara umum memiliki empat musim. Musim panas, dingin, gugur dan musim semi. Musim paling indah di Australia adalah musim gugur di mana bunga-bunga dan daun-daun pohon berubah warna, seperti kuning, merah, putih bahkan ungu, dan suhunya yang tidak terlalu panas juga belum terlalu dingin. Bila musim dingin tiba, jangan bayangkan musim dingin seperti di Eropa yang bersalju. Tapi Canberra memang dingin, hingga empat derajat celcius setiap harinya dan malam hari bisa sampai minus dua derajat celcius. Maudy tidak bisa membayangkan itu, berada di negara yang mempunyai empat musim. Maka dari itu, ia membawa cukup banyak pakaian tebal untuk menghangatkan tubuhnya di sana.

Begitu mendarat di Kingsford Smith Airport, Maudy memasang mata ke segala penjuru untuk mencoba membaca petunjuk arah. Ia mengikuti penumpang lain agar tidak tersesat. Semua petunjuk arah terpampang di dinding, lantai dan plafon.

Selama proses pemeriksaan imigrasi, Maudy menunjukkan paspor dan holder card yang sudah ia isi saat di dalam pesawat tadi. Setelah urusan imigrasi selesai, Maudy langsung menuju ke tempat pengambilan bagasi yang letaknya tepat di belakang konter imigrasi. Holder card akan diminta oleh petugas pemeriksaan barang.

Maudy bisa bernapas lega saat pemeriksaan berjalan dengan lancar, beruntung sang Papa sudah memberikan tips dan trik mengenai barang yang boleh dan tidak boleh dibawa. Maudy mendengar dari sang Papa, pemeriksaan di luar negeri tidak kalah teliti dibanding Negara sendiri.

Setelah urusan barang bawaan tidak bermasalah, Maudy langsung menuju konter transit domestik untuk melanjutkan penerbangannya ke Canberra. Biasanya dari Sydney ke Canberra menggunakan pesawat Qantas. Meskipun counter check in domestik Qantas masih satu gedung, tapi jaraknya lumayan jauh. Maudy cukup kelelahan berjalan menuju ke sana, ia juga harus berjalan cukup cepat agar tidak terlamabat.

Penerbangan dari bandara Sydney ke Canberra memakan waktu sekitar satu setengah jam. Dari airport menuju ke kampus Maudy menggunakan taksi agar lebih cepat.

Sesampainya di kampus, Maudy langsung menuju asrama kampus. Australian National University (ANU) memiliki lima belas asrama di dalam kampus dengan fasilitas yang nyaman dan bervariasi. Setiap pelajar bisa memilih akomodasi lengkap dengan layanan makan atau tidak. Semua asrama memiliki akses internet yang cepat selama dua puluh empat jam.

Kehidupan di asrama kampus menawarkan berbagai pengalaman unik untuk mengenal ragam budaya dari berbagai negara. Tinggal di luar kampus juga tak kalah menyenangkan, dapat berinteraksi dengan penduduk Canberra yang multietnis dan ramah. Maudy sangat berterima kasih kepada sang Papa, karena sudah menyiapkan seluruh keperluannya selama tinggal di sini.

Australian National University (ANU), menjadi universitas terbaik asal Australia yang berada dalam 10 besar universitas di dunia dalam hal reputasi internasional di bidang penelitian dan pengajaran. ANU berada di peringkat 7, berada diantara dua universitas terkenal di Inggris yaitu Oxford dan Cambridge.

Maudy mendapatkan beasiswa dan mengambil jurusan Business & Economics untuk gelar S1, selama tiga tahun bahkan bisa lebih cepat dua setengah tahun untuk program S1. Beasiswa disediakan dalam bentuk tanggungan biaya kuliah (tuition fee) selama durasi program untuk semua bidang studi, serta asuransi kesehatan khusus bagi mahasiswa internasional (OSHC).

Persyaratan untuk mendapatkan beasiswa ANU sangat bervariasi, tergantung pada spesifikasi beasiswa. Beberapa orang murni berdasarkan prestasi akademis seperti Maudy. Sedangkan yang lainnya berdasarkan pada prinsip-prinsip kesetaraan dan akses social serta beberapa kombinasi keduanya. Ada juga sejumlah beasiswa yang ditawarkan oleh organisasi-organisasi di luar ANU.

Beasiswa ini tersedia bagi siswa dan siswi ANU, tetapi tidak dikelola oleh kampus. Banyak beasiswa yang ditawarkan oleh ANU yang didanai oleh dukungan dari pendonor dan para dermawan, organisasi eksternal, pemerintah dan industry Australia. Maudy merasa beruntung bisa mendapatkan beasiswa di kampus ternama di negara ini, ia akan berusaha belajar dengan baik agar mendapatkan nilai yang sempurna.

Ada dua periode waktu perkuliahan di Australia, terdiri dari by Research dan by Coursework, dan Maudy lebih memilih by Coursework. Untuk kuliah by Research, dihitung sebagai pekerja kantoran, jadi tidak ada istilah semester genap ataupun semester ganjil. Hanya akan masuk ke kampus mengerjakan riset setiap hari dan hanya libur pada hari besar di Australia, serta mendapatkan cuti dua belas hari per tahun.

Sedangkan untuk kuliah by Coursework, semesternya dibagi menjadi dua periode yaitu semester satu dari bulan Februari sampai Juni dan semester dua dari bulan Juli sampai November. Diantara semester satu dan semester dua ada libur pendek, yaitu winter break yang biasanya berlangsung satu sampai dua minggu. Sedangkan diantara Desember sampai Febuari, biasanya ada summer holiday. Ada juga summer semester, bagi yang ingin mengulang mata kuliah.

SatuSemester terdiri dari dua belas minggu, biasanya diantara minggu keenamdan ketujuh ada break (libur) selama satu sampai dua minggu.Sedangkan ujian dilaksanakan setelah minggu kedua belas.


***

Mohon maaf kalau ada salah informasi seputar keberangkatan Maudy ke Australia dan kuliah di Australian National University, ini hanya secara garis besar aja ya.

So harap di maklum ya :)

Thanks for the read my story,

Salam Hangat,

Suliz ^_^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top