10. Penasaran

~Happy Reading~

"Aku tak punya bakat khusus. Aku hanya dipenuhi hasrat akan rasa penasaran"

__________


LIBURAN sekolah masih belum berakhir, Nabila masih menginap di rumah Maudy.

"Maudy ... Nabila ... Ayo makan malam!" Manda berteriak dari ruang makan, walaupun berada di lantai bawah suaranya begitu terdengan dengan jelas oleh kedua gadis itu.

"Iya Mah," sahut Maudy. "Ayo Bil, Mama udah manggil makan," ajak Maudy. Akhirnya kedua sahabat itu segera menuju ke ruang makan.

"Wah, Tante masak apa?" Nabila bertanya, matanya menatap ke atas meja dengan teliti.

"Ini Bil, Tante masak udang asam manis kesukaan kamu lho. Begitu tahu kamu mau menginap, Tante masak ini. Ayo buruan dimakan mumpung masih hangat!" Tante Manda memang selalu baik terhadap Nabila, ia sudah menganggapnya seperti anak sendiri dan itu membuat Nabila merasa nyaman berada di keluarga ini.

"Ih Tante so sweet banget. Tante Manda memang paling TOP deh," ungkap Nabila terlihat begitu senang, sambil mengacungkan kedua jompolnya.

"Mama kalau ada Nabila anaknya dicuekin, mana masakan kesukaan Ody?" Maudy perotes dengan muka cemberut, sambil matanya berkeliling mencari ayam saus teriyaki kesukaannya.

Nabila hanya tersenyum melihat tingkah manja sahabatnya, pemandangan itu membuat ia terharu. Maudy masih mempunyai seorang Mama yang sangat peduli dan perhatian kepadanya, kapanpun Maudy bisa berbagi suka dan dukanya. Sedangkan Nabila?

Nabila menggelengkan kepalanya cepat, ah tidak perlu mengingat hal yang menyedihkan. Setidaknya keluarga Maudy sudah memberikan kenangan indah padanya dan itu membuat ia bahagia. Nabila sangat menyayangi keluarga Maudy seperti halnya keluargan sendiri, begitupun sebaliknya. Setidaknya ia masih bisa merasakan kasih sayang dari kedua orangtua Maudy, pengganti orangtuanya yang telah pergi.

"Mama lagi nggak bikin sayang, nanti ya. Lagipula Mama kan sering buatin masakan kesukaan kamu, kalau Nabila kan jarang-jarang. Ayo ah dimakan!" Manda memberi perintah lalu menatap anak kesayangannya itu.

"Papa mana Mah? Kok belum pulang" Maudy bertanya sambil menyendok nasi ke piringnya.

"Papa ada undangan pernikahan temannya, jadi tadi setelah meeting mereka langsung berangkat." Manda memjelaskan dan Maudy membalasnya dengan anggukan.

Papa Maudy yaitu Adelio adalah orang yang cukup sibuk, bahkan di hari Sabtu pun ia ada meeting dadakan. Padahal seharusnya weekend itu adalah acara untuk keluarga, tapi mau bagaimana lagi ia harus professional dalam pekerjaannya.

Perusahaan Adelio sedang berada di masa berkembang, tak heran jika sang Papa begitu sibuk. Perusahaan yang begerak di bidang konsultan keuangan milik Adelio dibangun sejak enam tahun yang lalu. Sebelumnya Adelio bekerja di sebuah perusaan konsultan pajak di salah satu perusahaan ternama. Namun, seiring berjalannya waktu ia mengalami titik jenuh pada pekerjaannya. Akhirnya Adelio mencoba membuka jasa konsultan keuangan. Berbekal gelar Master bisnis yang ia punya, Adelio perlahan-lahan membangun perusahaannya sendiri.

Jasa konsultan keuangan, saat itu sebenarnya banyak dibutuhkan dan digunakan oleh masyarakat yang hidup di negara maju. Berbeda dengan negara berkembang seperti Indonesia, pekerjaan ini lebih banyak dipakai oleh perusahaan yang ingin memperbesar pasarnya dan pebisnis yang tidak punya waktu untuk mengatur perencanaan keuangan pribadi mereka.

Padahal bagi sapapun, pengelolaan keuangan adalah hal yang sangat penting. Mengapa? Karena sudah banyak orang yang terjebak dalam berbagai masalah keuangan. Seperti : salah berinvestasi, terjerat hutang, boros (konsumtif), dan sebagainya. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi kalau kita paham cara mengelola aset atau mau menggunakan jasa konsultan keuangan.

Terkadang Maudy merindukan sang Papa. Ia rindu menghabiskan waktunya dengan Adelio, untuk sekedar nonton televisi bersama atau hal-hal sederhana lainnya asalkan bersama sang Papa.

"Oh iya Ody, guru les kamu hari Senin sudah mulai mengajar ya jam empat sore, kebetulan kamu juga masih libur semester kan. Mama harap kamu ada di rumah ya sayang!" Manda mengumumkan sekaligus memperingatkan sang anak.

"Cepet banget sih Mah, dapat dari mana? Cewek atau cowok? Masih muda atau udah tua?" Maudy dengan segala rentetan pertanyaannya, matanya tak lepas menatap sang Mama menunggu jawaban. Nabila yang melihat adegan itu hanya tersenyum sambil terus menikmati makanan malamnya.

"Aduh Ody, nanya satu-satu dong sayang. Guru les kamu itu cowok namanya Andra Dirgantara, kuliah semester tujuh banyak yang bilang sih anaknya ganteng. Oh iya satu lagi dia terkenal dengan kredibilitas yang baik, dia nggak suka telat jadi besok kamu harus jadi anak baik ya sayang." Manda kembali mengingatkan anaknya.

"Mamah, memangnya selama ini Ody bukan anak baik?"

"Bukan begitu sayang, tapi kamu harus lebih baik lagi dong. Setiap manusia kan punya yang namanya proses menjadi manusia yang lebih baik. Kamu harus begitu, jangan merasa puas hanya di satu titik aja sayang!"

"Iya Ody ngerti Mah. Jadi dia itu masih kuliah Mah? Memangnya dia sudah berpengalaman jadi guru les?" Maudy masih penasaran dengan sifat calon guru lesnya itu, sambil menuang air minum ke gelasnya dengan perlahan.

"Jangan salah sayang, dia itu cum laude di kampusnya dan dapat beasiswa. Banyak teman-teman Mama yang anaknya diajar les sama dia dan semuanya sukses." Manda menjelaskan sambil terus menikmati makan malamnya.

"Ody, udah sih ikutin aja kemauan nyokap. Ini semua kan buat kepentingan lo juga." Nabila ikut memberikan sarannya kepasa sahabatnya itu.

"Tuh Nabila aja dukung, udah pokoknya jangan kebanyakan komentar dan ngeluh ya." Manda member peringatan.

"Oke-oke! Ody ikutin kemauan Mama." Maudy berkata dengan sedikit terpaksa. Sebenarnya di dalam hatinya ia merasa sangat penasaran dengan sosok pria yang di ceritakan sang Mama. Apakah ia akan cocok dengan guru lesnya itu, karena kalau boleh jujur Maudy cukup sulit untuk beradaptasi dengan orang baru.

"Nanti kamu harus bisa membagi waktu lagi ya, jangan sampai nilai kamu turun lagi hanya karena ikut ekskul sayang. Sama nggak melarang kamu ikut paduan suara, tapi hanya karena hal itu jangan membuat kamu kehilangan waktu belajar." Manda kembali menasehati.

"Iya Mah, kemarin memang bentrok banget jadwalnya. Ditambah ekskul juga mau ikutan lomba tingkat provinsi," ujar Maudy, mencoba mengingat peristiwa tersebut.

"Oh iya itu kapan lombanya Ody?" Nabila bertanya setelah menghabiskan air minumnya.

"Dua minggu lagi." Maudy menjawab, lalu memasukkan suapan terakhir ke dalam mulutnya.

"Latihannya sudah maksimal dong sayang?"

"Udah Mah, paling tinggal nyiapin kostum sama gladi bersihnya nanti."

"Semoga kalian menang supaya bisa membawa harum nama sekolah," ujar sang Mama memberi semangat pada putrinya.

"Gue yakin tim paduan suara lo bisa menampilkan yang terbaik, latihan kalian nggak bakal sia-sia pokoknya." Nabila menambahkan harapannya.

"Amin," jawab Maudy, semuanya ikut tersenyum dan berharap untuk kebaikan mereka semua tentunya.

***

Setelah acara makan malam, Maudy dan Nabila duduk di taman belakang rumah. Taman belakang rumah Maudy cukup nyaman dikunjungi apalagi saat malam hari, suasananya begitu indah. Ada ayunan besar cukup untuk dua orang yang menghadap ke arah kolam renang memberikan kesan tenang. Serta lampu taman yang cukup menerangi di saat malam hari, menambah kesan hangat bagi yang melihat dan merasakannya.

Tidak jauh dari ayunan, ada beberapa macam tanaman dan juga bunga yang terlihat selalu segar setiap hari. Sepertinya sang pemilik sangat rajin merawat tanaman kesayangannya itu, siapa lagi kalau bukan Mamanya Maudy. Manda sangat menyukai tanaman dan bunga, oleh karena itu rumah milik mereka memiliki beberapa jenis bungan dan tamanan.

Maudy dan Nabila duduk di atas ayunan sambil mendengarkan lagu-lagu di radio, mereka berdua memang lebih menyukai mendengarkan musik lewat radio dibandingkan dengan televisi ada sensasi romantisnya.

Maudy paling suka saat mendengarkan suara penyiar yang sedang membacakan beberapa salam-salam, dari dan untuk para pendengar lainnya. Sedangkan Nabila lebih senang saat penyiar memberikan informasi seputar lalu lintas yang ada di kota Jakarta, hal itu menurutnya sangat penting untuk pengetahuan.

Dulu sewaktu masih duduk di bangku SMP, Maudy dan Nabila pernah mengirimkan salam untuk seseorang yang tak lain adalah salah satu diantara mereka berdua. Walaupun mereka ada di tempat yang sama bukan karena mereka sedang berjauhan melakukan hal itu. Namun, rasanya begitu berbeda, ada hal yang tidak bisa dideskripsikan oleh kata. Saat penyiar di radio tersebut membacakan salam dari mereka atau saat request lagu yang mereka inginkan akhirnya diputar. Baik Maudy maupun Nabila langsung loncat-loncat di atas kasur, mengekspresikan euphoria kegembiraan mereka.

"Ody, lo masih inget nggak? Waktu lo request lagu di radio, judul lagunya apa ya?" Maudy terlihat berpikir, ia juga sedikit lupa.

"Kalau nggak salah lagunya Noah, ada apa denganmu." Maudy menjawab saat ingatannya sudah kembali.

"Kalau diingat-ingat lucu juga ya kita dulu. Kirim sala-salam ke radio, request lagu. Gue juga waktu itu pernah kirim puisi terus dapet hadiahnya pulsa. Seneng banget gue waktu itu," ujar Nabila. Matanya berbinar-binar saat mengingat kenangan masa SMP mereka, lebih tepatnya tentang radio.

"Iya beruntung lo, Bil. Gue ngirim puisi jangankan dapat hadiah, dibacain aja nggak. Memang gue nggak bakat bikin puisi," keluh Maudy. Gadis itu mengubah posisi duduknya menjadi bersila.

"Tapi kan waktu itu lo dapat kesempatan ketemu sama Gibran, penyiar Sunshine FM." Nabila mengingatkan sahabatnya.

"Oh iya ya, hampir lupa gue udah pernah ketemu sama Gibran."

"Aslinya lumayan ganteng ya Ody?"

"Yah lumayan lah cuma agak pendek aja hehe, kan lo udah pernah lihat fotonya. Kadang sebagai pendengar kita suka berekspektasi tinggi ya, kita mikirnya suara penyiar itu seksi bagus pasti tampangnya juga oke. Padahal kan nggak mesti seperti itu, kadang ekspektasi sama kenyataan memang berbeda."

"Betul itu," sahut Nabila cepat.

Sesekali mereka berdua melantunkan beberapa lagu yang sedang diputar di radio. Ketika lagu Perfect milik Ed Sheeran mengalun, mereka berdua kembali bernyanyi bersama.

"Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath

But you heard it, darling, you look perfect tonight

..."

***

Terima kasih sudah membaca

Vote n' comment please

Suliz ^_^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top