William's Back Home

Mungkinkah Luisa akan berhasil menjalankan misinya membangunkan Jared? Bagaimana jika tidak? Harapan hidup Jared semakin tipis jika gadis itu tak berhasil membuatnya membuka mata. Bisa saja dengan kehadiran Luisa malah semakin membuat Jared mengokohkan niat untuk tetap tertidur, bukan?

Segala kemungkinan selalu ada.

Mungkin itu juga bagian dari kutukan di mana vampir tak akan bisa hidup dengan menanggung rasa cinta yang teramat dalam pada manusia. Meski Tuan Joel menyatakan bahwa tak ada larangan untuk memendam perasaan terhadap manusia, tetap saja semua itu masih misteri bagi Jamie. Semuanya serba tak pasti. Menjadi vampir memang serumit itu. 

Jamie kembali mengembuskan napas kuat-kuat dari mulut. Pikirannya tak tenang. Kedua kakinya juga terus bergerak mondar mandir di atas lantai ruang tengah.

Sudah sepuluh menit semenjak Luisa masuk ke dalam kamar Jared. Namun, belum ada tanda-tanda gadis itu akan keluar. Kenapa ia harus selama itu di dalam kamar Jared? Butuh berapa lama lagi untuk membujuk Jared agar membuka kedua matanya?

"Sabar, Jamie. Dia pasti butuh lebih banyak waktu."

Tanpa sadar bibir Jamie menggumamkan sejumlah kata yang ia tujukan untuk diri sendiri. Ia perlu memotivasi diri sendiri agar pikirannya lebih tenang. Tapi apakah itu berhasil? Tidak sama sekali.

"Apa yang kau lakukan di situ, Jamie?"

Cowok tampan itu terperanjat. Suara tak asing tiba-tiba menyapa telinga dan membuat Jamie langsung mengarahkan perhatian ke belakang tubuhnya untuk memastikan ia tak sedang berhalusinasi.

Sosok William yang memakai setelan jas berwarna gelap dan berpenampilan sangat rapi telah berdiri tak jauh dari tempat Jamie tertegun. Sebuah koper besar tampak berada di dekat kakinya.

Kening William seketika mengerut saat melihat ekspresi wajah Jamie. Tadinya William pikir Jamie akan senang dengan kepulangannya yang tiba-tiba. Ia sengaja tak memberitahu untuk memberi kejutan pada Jamie. Tapi, tampaknya Jamie benar-benar terkejut hingga tidak bisa berkata apa-apa begitu melihat kemunculan William di hadapannya.

"Apa kau sangat terkejut melihat ayah pulang mendadak seperti ini?"

Bukan!

Batin Jamie berteriak sekencang-kencangnya, tapi bibir cowok itu berlaku sebaliknya.

"Ke-kenapa ayah tidak memberi kabar sebelum pulang?" Suara Jamie tergagap. Jantungnya berdegup begitu keras seperti genderang yang ditabuh membabi buta.

Bagaimana jika William tahu ada Luisa di kamar Jared? Dan apa yang mesti dikatakannya pada William soal kondisi Jared?

"Ayah sengaja ingin memberi kejutan," ucap William seraya berjalan mendekat ke arah Jamie. "Bagaimana kabar kalian? Apa Jared masih di kampus?"

"Oh... " Jamie kelabakan. Ia jelas tak punya persediaan kata untuk menjabarkan keadaan Jared. Jika William ada di luar negeri, Jamie masih bisa mengelabui laki-laki itu dengan segudang kebohongan. Tapi situasi sekarang tidak memungkinkan untuk Jamie menebar satu kebohongan pun. "itu... Jared... "

"Ada apa, Jamie? Apa terjadi sesuatu pada Jared? Kenapa wajahmu pucat?"

Sayangnya William terlanjur menyadari ada sesuatu yang aneh pada diri putra sulungnya. Jamie tidak pernah segugup itu jika berhadapan dengan dirinya.

Jamie bergeming.

Mustahil untuk menyembunyikan kondisi Jared pada ayahnya, tapi bagaimana ia bisa menjelaskan semuanya? Mungkin Jamie masih bisa menjelaskan perihal penembakan itu pada ayahnya, tapi tidak soal Luisa. Apa yang mesti ia katakan tentang Luisa pada William? Tidak ada kesempatan untuk memberi tahu Luisa agar bersembunyi di suatu tempat di kamar Jared.

"Apa kau tidak mau mengatakannya pada ayah?" delik William mulai tidak sabar menunggu penjelasan dari bibir putranya.

"Jared sedang libur hari ini. Dia sedang tidur di kamarnya." Satu kebohongan terpaksa Jamie luncurkan dari bibirnya. Sungguh, ia sangat terpaksa melakukannya.

"Benarkah? Tapi, Jared tidak pernah tidur di jam segini, bukan?" William mengangkat tangan kirinya dan melihat jam kecil yang menunjuk angka sembilan pagi. Meski ia jarang berada di rumah, tapi William hafal kebiasaan Jared. Ia adalah tipe anak yang rajin. Jadi, keterangan yang dilontarkan Jamie terdengar janggal di telinganya. "Kalau begitu biar ayah pergi untuk melihatnya. Tenang saja, ayah tidak akan membangunkannya."

"Tapi ... "

Suara Jamie tercekat di tenggorokan. Tangannya pun hanya mengambang di udara, tak mampu menggapai tubuh William yang telah bergerak ke arah pintu kamar Jared yang terbuka sedikit.

Apa yang akan terjadi setelah ini? batin Jamie gusar.

Cowok itu bergegas mengambil langkah demi menyusul William yang tinggal selangkah lagi masuk ke dalam kamar Jared. Ia harus ada di sana sebelum hal-hal yang buruk terjadi pada Luisa. Jamie harus mencegah kisah ini berakhir sama dengan apa yang dialami Clara 30 tahun lalu.

**

13 Oktober 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top