Surprise For Jared
Jamie mempersilakan Luisa agar masuk ke dalam kamar Jared setelah keduanya tiba di kediaman keluarga Hermsworth. Namun, gadis itu dilanda keraguan ketika akan mengayun langkah ke kamar Jared yang tertutup rapat.
"Mungkin dia sedang menunggumu," ucap Jamie seolah bisa mengartikan raut wajah Luisa. Tinggal selangkah lagi rencananya akan terlaksana. Entah apa hasilnya nanti, biar Jared yang memutuskan.
"Aku tidak yakin ini akan berhasil," ucap Luisa dengan senyum pahit terselip di bibir. Ia melirik sekilas ke arah Jamie lalu kembali memusatkan perhatian pada daun pintu kamar Jared yang tertutup rapat.
"Kau sudah di sini, Luisa. Kita hanya perlu berusaha melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Tentang hasilnya, aku tidak akan menuntutmu apa-apa."
Luisa mengangguk samar.
"Aku akan masuk sekarang," ucap gadis itu setelah memantapkan tekad.
"Silakan." Jamie mempersilakan gadis itu untuk masuk, sedangkan ia sendiri hanya berdiri di ruang tengah. Ia sengaja tak ikut masuk ke dalam kamar Jared karena ingin memberi kebebasan yang seluas-luasnya pada Luisa. Jamie ingin agar gadis itu merasa nyaman berdua saja dengan Jared dan tak merasa terganggu akan kehadirannya.
Luisa berjalan ke arah pintu kamar Jared lalu menguaknya dengan pelan. Nyaris tanpa suara. Hatinya masih merasa gamang, tapi gadis itu berusaha menepisnya.
Begitu kakinya melangkah masuk ke dalam kamar Jared, gadis itu seketika melempar tatapan ke sekeliling.
Ruangan itu terlihat bersih. Jendela kaca berukuran besar tampak terpasang pada salah satu bagian dinding dan menghadap pada pemandangan samping rumah yang nyaris tak ada apa-apa. Hanya beberapa pohon yang menghuni pekarangan. Tak ada tanaman hias, bunga, atau tumbuhan perdu sekalipun. Hanya rerumputan yang tumbuh dengan subur di sana.
Luisa berjalan mendekat ke tempat tidur setelah puas mengedarkan pandangan ke segenap penjuru ruangan.
Sesosok tubuh berselimut tebal sedang terbaring di atas sebuah tempat tidur berukuran lumayan luas. Wajahnya tampak pucat, tapi meskipun dalam keadaan seperti itu, ia masih terlihat tampan. Sejujurnya ia lebih tampak seperti orang yang sedang tertidur pulas ketimbang orang yang tidak sadarkan diri.
Luisa tercekat. Tiba-tiba saja sebuah ingatan yang tak asing melesat cepat di dalam kepalanya. Membuat jantungnya berdebar tak karuan.
Apa ini?
Di dalam ingatannya, Luisa menemukan dirinya sedang berjalan di sebuah koridor sebuah sekolah, tapi ia tidak sendiri. Ia berjalan beriringan dengan seseorang berperawakan tinggi dan kurus. Sosoknya seketika mengingatkan Luisa pada seseorang.
Jared!
Ya, Luisa langsung menemukan jawaban dari rasa penasarannya. Dan setelah itu kelebatan adegan demi adegan lain bermunculan satu per satu di kepalanya. Seperti sebuah film dengan durasi yang panjang. Ia melihat seekor kelelawar besar menerkam lalu membawa tubuhnya terbang ke angkasa malam yang gulita. Dan sejurus kemudian ia jatuh di tengah sebuah hutan pinus.
Luisa berusaha menghalau ingatan asing tapi terasa nyata itu dari kepalanya. Namun, Luisa gagal. Gadis itu mendapati hatinya merasakan sakit yang teramat luar biasa di penghujung kilasan adegan di kepalanya.
Sebenarnya milik siapa semua ingatan itu? Bagaimana bisa dirinya mendapati ingatan itu dan seolah-olah mengalami kejadian demi kejadian yang terangkum dalam kisah menyakitkan itu?
Lutut Luisa terasa lemas. Namun, ia masih bisa menguasai diri dan tak larut dalam ingatan misterius itu.
Menurut kisah yang dituturkan Jamie tadi, terungkap bahwa dirinya adalah reinkarnasi seseorang yang telah lama tiada. Seorang gadis bernama Clara dan konon dulu ia merupakan kekasih Jared. Jadi, kilasan adegan demi adegan itu milik Clara?
Pasti begitu. Luisa menyimpulkan sendiri penuh dengan keyakinan.
Di saat takdir mempertemukan dirinya yang merupakan reinkarnasi Clara dengan Jared, ikatan batin yang pernah mereka berdua miliki perlahan tumbuh dalam pikiran Luisa. Mungkinkah sebagian jiwa Clara hidup dalam diri Luisa sehingga ia bisa merasakan kepedihan ketika melihat kondisi Jared seperti itu?
Sejak pertama Luisa melihat Jared, ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya ketika menatap ke dalam sepasang mata hazel milik cowok itu. Sesuatu yang tampak akrab, tapi sesungguhnya asing. Akrab karena Luisa merasa seperti pernah melihat wajah itu di suatu tempat, tapi ia gagal mengingatnya. Asing karena Luisa baru pertama kali bertemu dengan Jared.
"Jared."
Luisa berjalan satu langkah lebih dekat ke arah tempat tidur yang dihuni Jared. Sekarang Luisa percaya bahwa ia dan Jared terikat oleh seutas benang tak kasatmata bernama takdir. Pertemuan mereka telah diatur oleh semesta.
"Apa kau masih mengingatku?"
Luisa menegur selang beberapa saat. Ia merasa gugup dan bingung ketika akan memilih padanan kata untuk diucapkan pada Jared.
"Namaku Luisa. Kita pernah bertemu beberapa kali di kampus."
Saat itu sikap Jared memang kurang baik padanya, tapi Luisa sama sekali tidak merasa marah atau kesal diperlakukan seperti itu.
"Aku tahu apa yang membuatmu seperti ini," lanjut Luisa. Berbasa basi ringan tidak terlalu penting untuk sekarang ini. "Saat itu aku melihatmu ditembak seseorang. Maaf, aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongmu."
Di saat itu, sesaat setelah Jared tertembak, Luisa yang melihat dari kejauhan hendak berlari untuk menolong cowok itu, tapi sebelum ia sempat mengayun langkah, Jamie tiba-tiba muncul. Luisa seketika mengurungkan niatnya dan hanya bisa menatap dari tempatnya berdiri.
Namun, ada satu rahasia yang tak ingin diungkap gadis berambut cokelat sebahu itu pada Jared. Tentang kematian Megan. Luisa adalah pelakunya!
***
12 Oktober 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top