Mr. Joel

"Memangnya apa yang bisa kita dapatkan di tempat lusuh seperti ini?"

Jared mulai menggerutu ketika pandangannya tertumbuk pada lapisan debu yang menempel pada rak kayu beserta jajaran buku lama. Tadinya ia berpikir bisa menemukan 'harta karun' di antara tumpukan buku-buku di sana, tapi ia mulai menjauhkan pikiran itu dari kepalanya. Sekalipun terselip buku yang berharga di antara buku-buku berdebu itu, tidak akan mudah untuk menemukannya. Perlu upaya dan perjuangan keras agar ia dapat menemukan buku berharga serupa harta karun. Jared juga tak tertarik lagi untuk berburu buku bekas yang mungkin sudah tak bisa ia temukan di toko buku manapun di dunia ini. Apalagi ia dan Jamie sepakat jika tempat itu terkesan 'tidak biasa'. Mereka hanya tak dapat menjabarkannya lewat kata.

"Jangan melihat tempatnya. Kau tidak tahu tahun berapa buku ini dicetak, hah?" Jamie menarik sebuah buku yang lembar-lembar kertasnya telah menguning di makan usia. Aromanya apak. "Buku ini dicetak bahkan sebelum kita lahir," desisnya berusaha meraih decak kagum Jared, tapi usahanya gagal.

"Kalau begitu kau cari saja buku yang kau inginkan. Aku akan menunggu di mobil," ucap Jared putus asa. Cowok berpostur tinggi kurus itu membalik tubuh dan berniat untuk kembali ke dalam mobil.

Namun, begitu Jared berhasil memutar tubuh, ia terkejut bukan kepalang saat mendapati laki-laki tua sang pemilik toko sudah berdiri di depannya.

Bukankah laki-laki itu tadi duduk di belakang meja usang dan sedang tekun membaca koran seolah tak peduli dengan kehadiran mereka?

"Di tempat lusuh ini kau bisa menemukan ratusan buku yang tidak akan kau temukan di toko buku manapun di dunia ini, Anak Muda. Tapi, kau tidak akan bisa menemukan gadis yang ingin kau temui di sini."

Jared terperangah mendengar bibir laki-laki tua di hadapannya meluncurkan ocehan tak jelas. Jamie pun tampak linglung dan hanya melempar lirikan penuh tanya ke arah saudaranya.

"Apa maksud Anda, Tuan?"

Kepala Jared dipenuhi dengan tanda tanya, sama dengan Jamie. Dan ia mencoba mencari tahu maksud ucapan laki-laki tua itu secara langsung.

"Namaku Joel." Laki-laki tua itu menyebutkan sebuah nama.

"Tuan Joel, apa maksud Anda sebenarnya? Kami datang kemari untuk membeli beberapa buku..." Jamie ganti berbicara. Namun, tatapan Tuan Joel masih mengarah pada Jared.

"Kau pasti sangat mencintai gadis itu, bukan? Tapi sayangnya dia tidak ada di sini."

Sontak saja kalimat itu memaksa Jared dan Jamie saling berbagi tatap penuh tanda tanya.

Perkataan Tuan Joel setengahnya benar, tapi sisanya salah. Tebakannya tentang Jared memang benar. Ia sangat mencintai Clara hingga kini, bahkan setelah 30 tahun berlalu. Tapi, apa yang ia katakan tentang gadis itu tidak ada di sana, apa maksudnya? Jelas-jelas Clara sudah tidak ada di dunia sejak 30 tahun lalu.

"Apa Anda seorang peramal?" Jared memalingkan wajah dari Jamie. Ia menajamkan tatapan ke arah manik mata abu-abu milik Tuan Joel yang berdiri di depannya.

"Uhmm..." Tuan Joel berpikir sejenak. "Bukan. Aku bukan peramal."

"Lalu?"

"Aku hanya menafsirkan apa yang kubaca dari garis wajahmu."

"Jangan bercanda, Tuan Joel. Apa yang Anda katakan sama sekali tidak benar. Kami ke sini hanya untuk mencari buku, bukan seorang gadis." Jared mengulum senyum pahit. Rasanya ia sedang berhadapan dengan seseorang yang perlu dipertanyakan kewarasannya. Tiba-tiba saja ia merasa kesal saat seseorang dengan lancang mengatakan sesuatu tentang dirinya. Secara tidak langsung Tuan Joel menyinggung soal Clara dan Jared membenci siapapun yang mengungkit tentang gadis itu.

"Apa aku tampak sedang bercanda?"

Raut wajah Tuan Joel tak menggambarkan jika laki-laki berjenggot dan berkumis abu-abu itu sedang bercanda. Gesturnya menyiratkan sebuah keseriusan.

"Sebaiknya kita pergi saja..."

Jared menyambar lengan Jamie dengan cepat dan bergegas menyeretnya berlalu dari hadapan Tuan Joel.

"Kau akan bertemu dengannya di tempat lain."

Ujung sepatu Jared terhenti. Lantai di bawah kakinya seolah berubah menjadi magnet berkekuatan cukup besar untuk membuat kedua sepatu Jared terpaku di sana.

Jamie tak kalah terkejut mendengar pernyataan ganjil Tuan Joel. Ia menepis tangan Jared dari lengan mantelnya.

"Memangnya kau siapa, hah?" Rahang Jared mengeras. Kedua tangannya yang mengepal siap melayang ke wajah si laki-laki tua yang terus mengoceh seolah-olah sedang berbicara tentang Clara. Kenapa ia tak membiarkan gadis itu beristirahat dalam damai?

Jamie bertindak dengan sigap sebelum amarah dalam dada Jared meledak. Cowok itu menarik tubuh Jared ke belakang dan ia maju ke hadapan Tuan Joel.

"Maaf, Tuan Joel. Sepertinya Anda salah menafsirkan garis wajah adik saya." Jamie berbicara dengan sopan. Sebagai kakak yang memikul tanggung jawab untuk melindungi Jared, Jamie bersikap dewasa. Tuan Joel sudah cukup tua. Tidak sepantasnya jika mereka menggunakan kekerasan untuk menghadapi laki-laki itu yang terus meracau tentang garis wajah Jared. "Garis wajahnya memang sesendu itu. Tapi, dia tidak sedang mencari seorang gadis. Dia terlalu sibuk sebagai anak kuliahan dan tidak punya waktu untuk memikirkan seorang gadis."

Tak ada tanggapan dari bibir Tuan Joel. Sementara Jared hanya menggigit bibir bawahnya ketika Jamie sibuk mengurai alasan.

"Kalau begitu kami permisi dulu."

Jamie berpamitan sekadarnya pada Tuan Joel sebelum menarik paksa Jared keluar dari toko itu.

"Laki-laki itu pasti sudah gila," desis Jared yang telah lebih dulu masuk ke dalam mobil dan duduk di atas jok sebelah kursi pengemudi. Biasanya Jamie yang suka melampiaskan amarah dengan umpatan, tapi kali ini Jared juga melakukan hal yang sama.

"Usia bisa memakan otak manusia," ucap Jamie berusaha meredakan amarah yang meletup-letup di kepala Jared. "Dia pasti tidak tahu apa yang diucapkannya. Jangan diambil hati."

Jamie melajukan mobilnya menjauh dari toko buku bekas milik Tuan Joel sembari merutuki diri sendiri. Seandainya ia tak mengajak Jared, peristiwa semacam ini pasti bisa mereka hindari.

Sementara itu Jared menghela napas cukup dalam demi meredakan letupan amarah di dadanya.

Perjalanan panjang kembali ke rumah mereka lalui dalam diam. Tuan Joel sudah berhasil merusak hari mereka.

***

27 Agustus 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top