Megan Killed
Rasanya tak pantas jika Jamie merasa psimis apalagi menyerah setelah setengah hari ia menunggu Luisa di kampus kemarin dan gadis itu tak jua muncul. Jared harus diselamatkan bagaimanapun caranya. Sekalipun Jared telah memilih untuk tidak membuka mata karena ada sebuah kehidupan yang mesti ia jaga. Jamie juga punya kewajiban untuk menjaga hidup Jared. Dan ia tak boleh menyerah apapun yang terjadi.
Jamie akan pergi ke kampus lagi setelah jam tujuh pagi ini. Ia harus menemukan Luisa secepatnya dan membawa gadis itu ke hadapan Jared. Jamie berpikir mungkin hanya itu satu-satunya jalan untuk menggugah alam bawah sadar Jared. Entah berapa persen kemungkinannya, Jamie tetap harus melakukannya.
Lalu bagaimana jika Jared malah bersikukuh untuk tetap tidur sekalipun Luisa telah berada di hadapannya? Itu merupakan sebuah kemungkinan terburuk yang enggan dipikirkan Jamie saat ini.
Jam masih menunjuk angka enam pagi ketika Jamie keluar dari kamarnya. Ia menyambangi kamar Jared barang sebentar untuk memeriksa keadaan adiknya dan semua masih tampak sama seperti semalam. Posisi kepala, tangan, dan seluruh tubuh Jared berada di tempat semula. Tak ada tanda-tanda ia menggerakkan salah satu anggota tubuhnya. Wajah Jared terlihat kian pucat dan berat tubuhnya tampak menyusut. Seolah ia tinggal menunggu waktu untuk menjemput tanggal kematiannya.
Jamie menjatuhkan tubuhnya dengan tak bersemangat di atas sofa panjang ruang tengah sembari mengisi waktu. Masih ada waktu sekitar sejam sebelum ia pergi ke kampus. Ia meraih remot dan menyalakan televisi demi membunuh rasa sepi yang serentak menyelinap masuk ke dalam hatinya.
Biasanya ia dan Jared menghabiskan waktu bersama di ruangan itu. Ruang tengah bisa dikatakan adalah tempat favorit mereka. Jared kerap membaca buku yang dituntaskan Jamie dan ditinggalkannya begitu saja di atas sofa. Mereka berbincang sesekali. Juga berbagi argumen di ruangan itu. Ah, Jamie merasa sebelah hatinya kosong. Ia merindukan Jared.
Apakah Jared tidak pernah memikirkan perasaan Jamie walau hanya sepintas lalu? Tidak tahukah Jared jika Jamie teramat sangat menyayangi dirinya? Bahkan Jamie rela melajang seumur hidupnya demi menjaga Jared. Toh, mencari pasangan sesama vampir juga luar biasa sulit.
"Seorang gadis muda berinisial M ditemukan tewas dengan mengenaskan di jalan tak jauh dari sebuah hotel bintang lima. Di lehernya ditemukan dua titik luka yang tak biasa dan tampak mirip dengan gigitan binatang buas ... "
Jamie tersentak. Lamunannya seketika buyar berantakan saat acara berita di televisi menayangkan sebuah kasus pembunuhan. Ia buru-buru menambah volume suara televisi agar bisa mendengar berita itu dengan jelas. Pasalnya kasus pembunuhan itu tampak tak wajar. Gadis yang disebutkan dalam berita itu menderita luka seperti gigitan binatang pada bagian lehernya.
" ... apakah benar dia dibunuh binatang buas atau yang lain, polisi masih mendalami kasus ini. Namun, beberapa pihak menyatakan jika M dibunuh oleh vampir ... "
Jelas itu bukan pembunuhan yang bisa dilakukan oleh manusia. Binatang buas? Tidak. Binatang buas akan menerkam mangsanya dengan membabi buta dan tidak akan memilih bagian tertentu untuk dijadikan sasaran gigi taringnya.
Ada vampir lain di kota ini dan sedang mencari masalah, batin Jamie dengan tanpa sadar meremas remot televisi dalam genggaman tangan kanannya.
Selama ini bangsa vampir memilih untuk menyembunyikan identitas mereka dan diam-diam hidup berdampingan dengan manusia. Perburuan manusia semacam itu sangat jarang terjadi. Bahkan kasus serupa bisa terjadi sekali dalam kurun waktu lima sampai sepuluh tahun. Mungkin juga lebih dari itu. Manusia bisa melakukan perburuan vampir secara besar-besaran jika mereka mengusik kehidupan para manusia. Dengan kecanggihan teknologi dan senjata di zaman sekarang, sudah jelas menjadi ancaman nyata untuk bangsa vampir.
"Siapa vampir bodoh yang sudah membuat ulah itu?"
Jamie menggerutu sendirian sembari menekan tombol merah di atas remot. Ia melempar benda itu ke atas meja usai layar televisi mati.
Jamie mengangkat tubuh dari atas sofa dan memutuskan untuk segera berangkat ke kampus.
Sepanjang perjalanan Jamie kali ini dipenuhi dengan lamunan. Cowok itu sengaja memacu mobil kesayangannya dengan kecepatan rendah sebagai antisipasi jika tiba-tiba ia kehilangan konsentrasi mengemudinya. Segala kemungkinan celaka selalu mengintai saat seseorang tak fokus pada kendaraan yang sedang dijalankannya.
Setiba di depan pintu gerbang kampus kedua ekor mata Jamie menemukan ada sesuatu yang berbeda di depan sana. Cowok tampan penyuka barang-barang bermerk itu melambatkan laju mobilnya lalu berhenti.
Persis di sebelah pintu masuk kampus terdapat beberapa buah papan karangan bunga dukacita yang diletakkan berjajar lengkap dengan sederet ucapan belasungkawa.
REST IN PEACE
MEGAN ANDREA MILLER
Jamie membaca sebaris nama yang tercetak dengan huruf kapital dan berwarna putih pada salah satu papan karangan bunga. Tampaknya karangan bunga itu sengaja diletakkan di depan pintu gerbang kampus untuk mengenang salah satu mahasiswi yang meninggal dunia.
Tapi tunggu!
Megan?
Dahi Jamie mengerut ketika batinnya mengulang nama depan mendiang yang tertulis pada salah satu papan karangan bunga. Bukankah gadis yang melakukan percobaan pembunuhan terhadap Jared memiliki nama yang sama? Apakah Megan yang meninggal itu adalah orang yang sama?
Jamie bergegas turun dari mobil. Ia bermaksud mencari sekelumit informasi tentang Megan, tapi sepertinya semesta sedang berbaik hati padanya. Tanpa perlu Jamie bersusah payah bertanya pada orang-orang di sekitar tempat itu, kasak kusuk para mahasiswi yang sedang bergerombol di dekat pintu gerbang sampai di telinganya.
"Apa benar Megan dibunuh vampir?"
"Kabar yang kudengar begitu. Tapi masih belum ada bukti kalau dia memang dibunuh vampir."
"Tapi luka di lehernya jelas seperti gigitan vampir. Rasanya mustahil di kota ini ada binatang buas."
Jamie bergerak menjauh dari kerumunan para gadis yang masih membicarakan tentang kematian Megan. Cowok itu masuk kembali ke dalam mobil dan termangu sendirian di sana.
Berita yang ia lihat di televisi sesaat sebelum Jamie meluncur ke kampus kembali melintas di benak cowok itu. Gadis berinisial M yang meninggal semalam dengan luka gigitan di lehernya adalah Megan, si pelaku percobaan pembunuhan terhadap Jared dan dirinya. Kebetulan kah ini?
Dengan kematian Megan menandakan dendam Jamie telah terbalaskan tanpa perlu ia turun tangan. Seolah-olah ada tangan-tangan rahasia yang membantunya melampiaskan amarah pada orang yang telah mencelakai Jared. Tapi siapa dia? Jamie tak pernah tahu siapa-siapa saja vampir yang tinggal di kota itu. Mereka tak teridentifikasi karena serupa dengan manusia. Selain pemilik rumah pemotongan hewan dan Tuan Joel, ada berapa banyak lagi vampir yang berkeliaran di kota? Mungkinkah Tuan Joel pelakunya?
Bisa jadi. Tuan Joel memiliki kelebihan untuk membaca garis wajah seseorang. Mungkin ia bisa menafsirkan permasalahan yang sedang dihadapi Jared dan berinisitif untuk menyudahi semuanya. Tapi, Tuan Joel tidak mengenal Megan. Mungkinkah ia bisa menemukan orang yang telah mencoba untuk membunuh Jared tanpa berbekal informasi apapun?
Kalau begitu siapa pelaku pembunuhan itu?
***
07 Oktober 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top