Ideas
"Ayah menelepon semalam."
Jared tak bereaksi padahal ia mendengar dengan jelas pemberitahuan yang disampaikan Jamie. Cowok itu masih menekuri buku bacaan di tangannya meski pikirannya pergi entah ke mana. Alhasil ia harus mengulangi membaca kalimat yang sama selama sepuluh menit terakhir.
Selama seminggu pasca kejadian itu, Jared memilih untuk tinggal di rumah demi kenyamanan dan ketenangan dirinya. Jadi, Jamie tak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk melarang adiknya pergi ke kampus.
Jamie melangkah mendekat lalu menjatuhkan tubuh tak jauh dari tempat Jared duduk seraya menikmati buku bacaannya.
"Aku belum mengatakan apapun padanya," ucap Jamie sarat dengan beban. "Ayah masih sibuk dan aku tidak ingin mengganggu pikirannya."
Itu bukan hal yang baru untuk mereka berdua. William hanyalah salah satu ayah di dunia yang sibuk dengan pekerjaannya. Jared dan Jamie juga bukan satu-satunya anak yang tak pernah mendapatkan kasih sayang kedua orang tua mereka secara layak. Mereka tidak pernah mengeluh soal itu. Mereka saling menopang satu sama lain, tapi di saat-saat seperti sekarang, Jared dan Jamie benar-benar butuh bantuan William. Urusan pindah tempat tinggal bukan sesuatu yang bisa mereka putuskan sendiri.
"Kenapa kita tidak pergi berdua saja?"
"Pergi berdua?" Kening Jamie mengerut. Heran. Gerakan tangannya yang hendak menjangkau remot televisi berhenti sejenak di udara. "Ke mana?"
Rumah-rumah yang pernah mereka tinggali sebelumnya telah dijual dan mereka tidak mungkin kembali ke tempat yang sama. Kaum vampir tidak boleh meninggalkan jejak ketika pergi dari sebuah wilayah dan mereka juga tidak bisa kembali ke tempat yang sama. Itu sangat berbahaya. Identitas mereka bisa terbongkar di saat ada seseorang yang mengenali mereka. Kondisi fisik mereka yang mengalami perlambatan penuaan adalah sebuah masalah sensitif.
"Ke mana saja," jawab Jared asal.
Jamie melongo. Jared pasti tidak berpikir dulu sebelum bicara, pikirnya. Cowok itu menyalakan televisi dengan suara rendah.
"Tanpa tujuan yang jelas, kita hanya akan tampak seperti orang tersesat, apa kau mengerti? Jadi, tentukan tujuanmu sebelum pergi. Bagaimana kalau Dubai?"
Jared meringis mendengar gagasan konyol Jamie.
"Apa kau ingin semua orang tahu kalau kita adalah vampir?" celetuk Jared menanggapi ide buruk Jamie. "Aku lebih suka tempat yang bersuhu dingin dan terpencil," ujar Jared menyatakan ketidaksetujuannya.
Selama ini mereka memilih tempat-tempat ideal bagi bangsa vampir, seperti kota kecil yang terletak di pinggiran, dekat hutan, dan jauh dari permukiman padat penduduk. Mereka bukan makhluk sosial seperti manusia. Kaum vampir adalah makhluk soliter. Jadi, mereka akan lebih merasa nyaman tinggal di sebuah tempat yang terpencil dan jauh dari keramaian.
Dan memang Dubai terdengar menarik karena di kota itu tersedia segala macam fasilitas yang serba canggih dan mewah. Uang juga bukan masalah bagi keluarga Hermsworth untuk pindah ke Dubai, tapi kota itu terlalu ramai dan sibuk. Jelas Dubai bukan tujuan yang direkomendasikan untuk kaum vampir yang lebih menyukai kehidupan yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk manusia.
"Jangan katakan kau ingin pindah ke Antartika," sahut Jamie. Ia sudah menyiapkan sebuah penolakan tegas jika Jared benar ingin pergi ke tempat bersuhu ekstrem semacam Antartika. "Aku benci jika harus berburu beruang kutub hanya untuk bisa makan."
"Aku suka Kanada."
"Apa kau sudah tidak waras? Kita pernah tinggal di Kanada 30 tahun lalu dan kita tidak bisa pergi ke sana lagi."
Tempat itu memang bersejarah untuk kehidupan Jared, tapi demi apapun juga mereka tidak bisa kembali ke sana lagi.
"Kanada sangat luas. Kita bisa pindah ke kota lain."
"Aku sangat yakin Ayah tidak akan pernah setuju tentang masalah ini."
"Apa kita harus selalu meminta persetujuan ayah untuk menentukan di mana kita akan tinggal? Bahkan ayah tidak pernah menetap bersama kita."
"Jangan berpikir egois, Jared. Ayah bekerja sangat keras untuk kita. Kurasa wajar jika dia tidak bisa selalu bersama dengan kita sepanjang tahun."
Jared melempar buku di tangannya ke atas meja kaca di hadapan mereka.
Tentu saja Jamie akan membela ayah mati-matian. Seumur hidupnya Jamie hanya menghambur-hamburkan uang yang diberikan William dan ia seorang pengangguran sejati. Jamie hanya lulusan sekolah menengah atas dan tak pernah mengenyam pendidikan universitas. Ia gemar sekali menghabiskan waktu dengan membaca buku dan sudah tidak terhitung lagi berapa banyak uang yang mesti dikeluarkan Jamie untuk hobinya itu. Belum lagi barang-barang mahal yang memenuhi lemari di kamarnya. Pakaian, jam, dan sepatu adalah tiga hal utama yang sangat menunjang penampilan berkelas Jamie. Lalu untuk apa semua itu?
"Memangnya siapa yang menikmati hasil kerja keras ayah? Kau, kan?"
Jamie merasa tiba-tiba tersudut oleh tuduhan Jared. Tapi, memang itu kenyataannya, kan?
"Ya, memang." Suara Jamie agak terbata. Ia tak mengingkari fakta bahwa hasil kerja keras William selama ini lebih banyak dihamburkannya. Sementara Jared adalah tipikal seseorang yang sederhana dalam segala hal.
Jared menarik ujung bibirnya setelah mendapat pengakuan jujur Jamie. Namun, Jared tidak akan memperpanjang hal ini.
"Aku akan pergi ke kampus besok," ucap Jared sesaat kemudian.
"Apa?! Kenapa?!" Jamie spontan memekik histeris. Padahal seminggu ini Jared tampak merasa nyaman tinggal di rumah seharian. Jamie tak menduga jika Jared akan berubah pikiran secepat ini.
"Aku bosan di rumah. Lagipula jika aku terus-terusan menghindar seperti ini, mereka akan berpikir kalau kita adalah vampir."
"Memangnya kita vampir, kan?"
"Ya. Tapi, apa aku harus mengaku pada mereka kalau aku vampir?"
"Bukan begitu maksudku," Jamie sedikit tersinggung. "bukannya kita akan pergi dari tempat ini?"
"Mungkin hanya sampai aku lulus kuliah. Kita bisa pindah setelah aku wisuda. Lagipula kurasa rumor itu akan hilang dengan sendirinya."
"Aku tidak setuju."
"Aku tidak butuh persetujuanmu." Jared mengangkat tubuh dari atas sofa. "Aku bisa pergi sendiri ke kampus."
"Baiklah, baiklah. Aku akan mengantarmu seperti biasa. Bisa kau duduk lagi?"
"Aku harus ke toilet."
"Oh, silakan."
***
19 September 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top